Hukum Menurut E.Utrecht, Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang mengatur atau mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu. Menurut Aristoteles, Hukum adalah serangkaian peraturan-peraturan yang mengikat penguasa dan masyarakat. Menurut Grotius, Hukum adalah peraturan tentang perbuatan moral yang menjamin keadilan. Menurut Leon Duguit, Hukum adalah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu di indahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu. Menurut Immanuell Kant, Hukum adalah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang-orang yang satu, dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain, menurut peraturan hukum tentang kemerdekaan. Pengertian Hukum yang diberikan oleh Masyarakat 1. Hukum sebagai ilmu pengetahuan 2. Hukum sebagai sistem ajaran/disiplin 3. Hukum sebagai sikap tindak yang ajeg 4. Hukum sebagai keputusan penguasa 5. Hukum sebagai proses pemerintahan 6. Hukum sebagai kaedah/norma 7. Hukum sebagai petugas hukum 8. Hukum sebagai jalinan nilai 9. Hukum sebagai tata hukum 10. Hukum sebagai seni Letak Pengantar Ilmu Hukum dalam Disiplin Hukum Letak Pengantar Ilmu Hukum dalam Disiplin Hukum termasuk kedalam bagian Disiplin Hukum Umum.
Umum Ilmu Hukum
Disiplin Hukum Filsafat Hukum
Khusus Politik Hukum
Sumber Hukum Formil & Materil No Sumber Hukum Formil Sumber Hukum Materil 1. MENGKAJI PROSEDUR ATAU MENGKAJI FAKTOR-FAKTOR YANG TURUT TATA CARA PEMBENTUKAN MENENTUKAN ISI DARI HUKUM. HUKUM SUATU HUKUM. SUMBER DITENTUKAN OLEH 2 FAKTOR: HUKUM DALAM ARTI FORMAL. 2. a. SUMBER HUKUM TERTULIS a. FAKTOR IDIEL; YAITU FAKTOR YANG - PERUNDANG-UNDANGAN BERDASARKAN KEPADA CITA-CITA - URISPRUDENSI MASYARAKAT AKAN KEADILAN. - TRAKTAT/PERJANJIAN b. FAKTOR KEBUDAYAAN/SOSIAL - DOKTRIN KEMASYARAKATAN, ANTARA LAIN: b. SUMBER HUKUM TIDAK - STRUKTUR EKONOMI TERTULIS - KEBIASAAN - HUKUM KEBIASAAN - TATA HUKUM NEGARA LAIN - AGAMA DAN KESUSILAAN - KESADARAN HUKUM Ius Constitutum & Ius Contituendum Ius constitutum, yaitu hukum yang dibentuk dan berlaku di masa sekarang dalam suatu masyarakat. Ius constitutum merupakan hukum positif, yaitu peraturan yang saat ini sedang berlaku. Ius contituendum adalah hukum yang menjadi cita-cita dalam pergaulan hidup sebuah negara, tetapi belum dibentuk menjadi undang-undang atau ketentuan lain. Hukum ini masih belum ditetapkan, atau bisa juga disebut sebagai hukum yang akan datang. Perbedaan antara ius consitutum dan ius constituendum terletak pada faktor waktu, yakni masa kini dan masa mendatang. Ilmu Tentang Kaidah & Norma Ilmu kaedah/Ilmu norma adalah ilmu yang mengkaji proses terbentuknya kaedah/norma hukum sampai pada lingkup berlakunya kaedah hukum. Norma atau Kaedah berarti patokan yang dijadikan standar bagi sikap tindak/perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Isi & Sifat Kaidah Hukum Isi kaidah hukum : 1. Berisi perintah yang harus diikuti (gebod), aturan mengenai kedua orang tua memiliki kewajiban untuk memelihara dan mendidik anak dengan sebaik mungkin; 2. Berisi larangan (verbod), misalnya aturan yang melarang tindakan pencurian; 3. Berisi hal-hal yang boleh dilakukan sekaligus boleh tidak dilakukan (mogen), misalnya perjanjian mengenai pisah harta boleh dilakukan oleh calon suami-istri, namun boleh juga tidak dilakukan.
Sifat kaidah hukum :
1. Imperatif yaitu suatu kaidah hukum dalam keadaan berbuat tidak dapat dikesampingkan. Sifatnya mengikat atau memaksa. 2. Fakultatif yaitu suatu kaidah hukum yang dalam keadaan konkret dapat dikesampingkan dengan perjanjian oleh para pihak. Sifatnya mengatur atau menambah. Macam Norma 1. Norma Agama berisi tentang peraturan hidup , perintah-perintah, larangan- larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan yang merupakan tuntunan hidup ke arah atau jalan yang benar. 2. Norma Kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati. Peraturan ini berisi suara batin yang diakui oleh sebagian orang sebagai pedoman dalam sikap dan perbuatannya. 3. Norma Kesopanan adalah peraturan hidup yang muncul dari hubungan sosial antar individu. Tiap golongan masyarakat tertentu dapat menetapkan peraturan tertentu mengenai kesopanan. 4. Norma Hukum adalah peraturan-peraturan hidup yang diakui oleh negara dan harus dilaksanakan di tiap-tiap daerah dalam negara tersebut. Dapat diartikan bahwa norma hukum ini mengikat tiap warganegara dalam wilayah negara tersebut. Penyimpangan Kaidah Hukum Penyimpangan yang memiliki dasar/landasan, dinamakan pengecualian/dispensasi. 1. Pembenaran, melakukan kesalahan tapi dibenarkan. 2. Orang boleh merusak barang apabila dalam keadaan darurat. 3. Orang yang melaksanakan per UU an. 4. Atas perintah jabatan/ menjalankan perintah jabatan. 5. Bebas Kesalahan, melakukan kesalahan tapi dimaafkan. 6. Berat lawan, ada pihak yang dipersalahkan. Penyimpangan yang tidak memiliki dasar/landasan, dinamakan penyelewengan/delict. 1. Penyelewengan terhadap kaedah Tata Negara, bertindak melebihi kekuasaan yang diberikan kepadanya 2. Penyelewengan terhadap kaedah Administrasi Negara, bertindak menyalahgunakan kekuasaan 3. Penyelewengan terhadap kaedah hukum perdata, penyelewengan perdata 4. Penyelewengan terhadap kaedah hukum Pidana, penyelewengan Pidana Ilmu Tentang Pengertian Masyarakat Umum Masyarakat diartikan sebagai suatu sistem hubungan yang teratur. Maka pengertian masyarakat hukum adalah sistem hubungan teratur dengan hukumnya sendiri. Hukumnya sendiri adalah hukum yang tercipta di dalam, oleh dan untuk masyarakat dalam hubungan tsb. Hubungan dapat berupa relasi (abstrak) atau komunikasi (konkret). Subjek Hukum Setiap pihak sebagai pendukung hak dan kewajiban Dari hakikatnya, subyek hukum dibedakan antara : 1. Pribadi kodrati 2. Pribadi hukum 3. Tokoh/pejabat
Berdasarkan Sifatnya Subjek Hukum Dibedakan :
1. Subyek hukum mandiri; karena berkemampuan penuh untuk bersikap tindak/berperila ku 2. Subyek hukum terlindungi; karena dianggap tidak mampu bersikap tindak/berperilaku. Seperti belum cukup umur, orang gila, pemboros, pemabuk yang oleh hukum ditetapkan di bawah suatu perwalian. Mereka cakap (onbekwaamheid) 3. Subyek hukum perantara; meskipun berkemampuan penuh namun sikap tindaknya dibatasi sebatas pihak yang diwakili. Misal kuasa hukum (pengacara) Hak dan Kewajiban Hak dan kewajiban diartikan sebagai peranan Peranan adalah pelaksanaan hak dan kewajiban. Hak adalah peranan yang boleh tidak dilaksanakan (fakultatif), Sedangkan kewajiban merupakan peranan yang harus dilaksanakan (imperatif)
Hak dan kewajiban terbagi :
1. Hak dan kewajiban searah (hutang-piutang) 2. Hak dan kewajiban jamak arah/absolut (hak negara untuk menagih pajak, hak untuk hidup, hak atas kehormatan, hak atas kebebasan, hak kekeluargaan, hak kebendaan)
Pembedaan Hak dan Kewajiban :
1. Hak dan kewajiban absolut hak dan kewajiban yang dapat diarahkan pada semua orang. Contoh : hak untuk mempertahankan diri, hak yang bersifat dasar atau disebut dengan hak asasi manusia 2. Hak dan kewajiban relatif hak dan kewajiban yang diarahkan/ ditujukan terhadap subjek hukum tertentu Contoh : seorang penagih hutang hanya memiliki hak untuk menagih pembayaran hutang kepada orang yang berpiutang Penyalahgunaan Hak dan Kewajiban : Apabila orang menjalankan hak dan/atau kewajibannya secara tidak sesuai dengan tujuan. 1. Tidak melindungi kepentingan sosial 2. Menyimpang dari Tujuan Hukum 3. Menyimpang dari Menjamin Kepastian Hukum Peristiwa Hukum Peristiwa hukum dapat dirumuskan sebagai suatu kejadian yang akibatnya diatur oleh hukum Karena keadaan : 1. Alamiah contohnya siang malam berpengaruh pada UU, kalau siang pencurian biasa kalau malam pencurian dan pemberatan 2. Kejiwaan contohnya orang gila 3. Sosial contohnya perang Karena kejadian : Kelahiran, Kematian, Perkawinan Sikap tindak/perilaku : Sikap tindak menurut hukum, Sikap tindak yang bertentangan dengan hukum, Sikap tindak lainnya. Hubungan hukum Suatu hubungan diantara para subjek hukum yang diatur oleh hukum, atau dengan kata lain hubungan hukum adalah hubungan yang diatur oleh hukum. Akibat hukum dari adanya hubungan hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban dari kedua belah pihak yang mengadakan hubungan hukum.
Pembedaan hubungan hukum :
1. Hubungan sederajat, yaitu hubungan antara suami dan istri, atau hubungan antara provinsi yang satu dengan provinsi yang lain 2. Hubungan beda derajat, yaitu hubungan orang tua dan anak, provinsi dengan kabupaten, atau buruh dan majikan 3. Hubungan timbal balik, para pihak sama sama memiliki hak dan kewajiban, contohnya jual beli 4. Hubungan timpang, pihak yang satu hanya mempunyai hak saja sedangkan pihak lain hanya memiliki kewajiban saja Objek Hukum Segala Sesuatu yang berguna bagi Subjek Hukum Segala sesuatu yang dapat menjadi pokok permasalahan dan kepentingan subjek hukum Segala sesuatu yang dapat menjadi pokok dalam suatu hubungan hukum Segala sesuatu yang menyangkut kepentingan dari subjek hukum Segala sesuatu yang dapat dikuasai oleh Subjek Hukum Segala sesuatu yang dapat dikuasai oleh Subjek Hukum
Macam Objek Hukum :
Objek hukum yang berwujud (material) Objek hukum yang berwujud menghasilkan hak kebendaan Objek hukum yang tidak berwujud (immaterial) Objek hukum yang tidak berwujud mengahasilkan HKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) Objek hukum baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud selain memiliki nilai ekonomis juga dapat dialihkan, diperjualbelikan, dihibahkan dll. Ilmu Tentang Kenyataan Sosiologi hukum (rechts sociologie) Suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara empiris dan analitis mempelajari hubungan timbal balik antara hukum sebagai gejala sosial dengan gejala-gejala sosial lainnya.
Dari perspektif penelitian, sosiologi hukum dibedakan :
1. Sosiologi hukum teoritis, yang bertujuan untuk menghasilkan generalisasi atau abstraksi setelah pengumpulan data, pemeriksaaan terhadap keteraturan-keteraturan sosial, dan pengembangan hipotetis (ada hubungan sebab- akibat) 2. Sosiologi hukum praktis /empiris, bertujuan untuk menguji hipotesa-hipotesa, melalui pendekatan yang sistematis dan metodologi
Tujuan sosiologi hukum :
Untuk merelatifkan dogmatik hukum. Ditekankan pada bereaksinya atau berprosesnya hukum dalam masyarakat (law in action) Apakah berfungsi dengan baik atau tidak? (Efektivitas hukum) Antropologi hukum A. Antropologi fisik, terdiri dari : 1. Paleo-antropologi: mempelajari sejarah terjadinya perkembangan manusia sebagai mahluk biologis. 2. Somatologi: mempelajari terjadinya perkembangan manusia dari sudut ciri badaniah B. Antropologi budaya, terdiri dari : 1. Etnolinguistik; mempelajari penyebaran dan pertumbuhan bahasa manusia 11 2. Pre-history; mempelajari terjadinya perkembangan dan penyebaran kebudayaan manusia. 3. Etnologi; mempelajari dasar-dasar kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat. Psikologi hukum Ruang lingkup: mengkaji sikaptindak/perikelakuan hukum yang mencakup : 1. Perwujudan dari gejala-gejala kejiwaan tertentu 2. Landasan kejiwaan dari sikaptindak/perilaku. Psikologi hukum membahas faktor-faktor kejiwaan yang mendorong orang patuh pada hukum atau yang mendorong orang untuk melanggar hukum.
Faktor-faktor kejiwaan orang patuh pada hukum antara lain :
1. Karena takut kepada sanksi hukum tsb (complayent). (Sanksi hukum disebut juga efek yang menakut-nakuti orang). 2. Untuk menjaga hubungan baik dengan penguasa/pemerintah 3. Untuk menjaga hubungan baik dengan sesama masyarakat 4. Nilai-nilai yang terkandung dalam hukum tsb cocok atau sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya (internalize)
Faktor-faktor yang mendorong orang melanggar hukum adalah karena :
1. Keberanian mengambil resiko 2. Keadaan tertekan (depresi) 3. Karena faktor kebutuhan hidup yang tidak tercukupi Sikap tindak/perikelakuan hukum Diklasifikasikan menjadi: 1. Normal, menyebabkan seseorang akan mematuhi hukum. Hal ini dilandasi oleh adanya keyakinan atau kesadaran akan kedamaian pergaulan hidup. Keyakinan atau kesadaran hukum ini menjadi landasan keajegkan (regelmatigheden) maupun keputusan (beslissingen), merupakan wadah dari jalinan nilai- nilai yang mengendap dalam sanubari manusia. Inilah kesadaran hukum (rechtsbewustzijn) atau perasaan hukum (rechtsgefuhl). 2. Abnormal, menyebabkan seseorang melanggar hukum. Perbandingan Hukum Cabang ilmu pengetahun yang menyoroti dan memperbandingkan sistem-sistem hukum yang berlaku di dalam satu atau beberapa masyarakat, sehingga didapatkan deskripsi mengenai persamaan atau perbedaannya.
Ruang lingkup perbandingan hukum adalah memperbandingkan sistem hukum atau suatu atau beberapa masyarakat berkaitan dengan: Isi kaidah hukum Dasar masyarakat Sebab-sebabnya, sehingga didapat persamaan atau perbedaannya.
Sedangnkan menurut Soerjono Soekanto, ruang lingkup perbandingan hukum adalah
membandingkan : Sistem hukum atau sub-sistem hukum, dengan kerangka dasar pengertian-pengertian pokok dalam hukum Fungsi hukum, dengan kerangka dasar bidang tata hukum Pola penanggulangan masalah- masalah hukum dengan kerangka dasar faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas hukum Cabang-Cabang Perbandingan Hukum dilihat dari Aspek Penelitian : Deskriptif Comparative Law perbandingan hukum yang bertujuan untuk mengumpulkan bahan- bahan tentang sistem hukum berbagai masyarakat, dengan menyajikan perbandingan mengenai lembaga hukum tertentu atau kaidah hukum tertentu yang merupakan bagian dari lembaga hukum tersebut. Comparative History of Law Perbandingan hukum yang bertujuan memantapkan sejarah universal hukum sebagai suatu gejala sosial yang merupakan evolusi dari lembaga hukum tsb. Comparative legislation Perbandingan hukum yang bertujuan untuk menentukan tempat bagi ilmu hukum nasional baik sebagai hasil pengembangan studi hukum maupun sebagai hasil dari kesadaran atas perasaan hukum internasional, sehingga tujuannya adalah menyusun adanya asas-asas hukum universal.
Sifat Perbandingan Hukum :
1. Vertikal apabila yang diperbandingkan adalah suatu sistem hukum tertentu pada berbagai masa tertentu. Contoh. Sistem Hukum Perkawinan Sebelum dan Sesudah Lahirnya UU No.1 Tahun 1974 2. Horizontal Apabila yang diperbandingkan lembaga hukum suatu daerah/ negara dengan lembaga hukum daerah/ negara lainnya Contoh: Lembaga Hukum Adat Minang dangan Adat Basemah Asas-Asas Umum 1. Lex Superior Derogat Legi Inferior : Hukum yang lebih tinggi mengesampingkan hukum yang lebih rendah. 2. Lex Specialis Derogat Legi Generali : Hukum yang lebih khusus mengesampingkan hukum yang lebih umum. 3. Lex Posterior Derogat Legi Priori : Peraturan yang baru mengesampingkan peraturan yang lama.