Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM BISNIS

“SUMBER HUKUM DAN SISTEMATIKA HUKUM PERDATA”

Disusun Oleh :

Cahya Setyaningtyas 15133100201

Erni Feriyanti 15133100141

Jati Priyanto 15133100144

Rokhayatun 15133100018

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

TAHUN

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYa sehingga
makalah ini dapat tersusun hinnga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Hormat Kami

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, artinya bahwa
termasuk didalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga negara yang lain,, dalam
melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum atau harus
dipertanggungjawabkan secara hukum. Sumber hukum dasar nasional adalah
Pancasila dan batang tubuh Undang-Undang dasar 1945.
Tata urutan perundang-undangan merupakan pedoman dalam pembuatan aturan
hukum dibawahnya. Tata urutan perundang-undangan Republik Indonesia adalah :
1. Undang-undang Dasar 1945
2. Ketetapan Majlis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
3. Undang-undang
4. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu)
5. Peraturan pemerintah
6. Keputusan presiden
7. Peraturan daerah

Selanjutnya, dari kepentingan hukum dan sesuai dengan tata urutan peratutran
perundang-undangan tersebut, maka setiap hukum yang lebih rendah tidak boleh
bertentangan dengan aturan hukum yang tertinggi.

Hukum bisnis disusun untuk memenuhi kebutuhan akan kepastian hukum kegiatan
ekonomi, perdagangan dan perindustrian yang semakin berkembang di indonesia.
Adapun bahan-bahan yang dipakai untuk menyusun hukum bisnis yaitu, kitab
undang-undang hukum perdata, kitab undang-undang hukum dagang, perundang-
undangan yang mengatur tentang pertanahan, perseroan, pasar modal, perbankan,
perasuransian, hak atas kekayaan intelektual internet dsb.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud sumber hukum perdata beserta komponennya ?
2. Apa yang dimaksud sistematika hukum perdata beserta komponennya ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang sumber hukum beserta komponennya
2. Mengetahui tentang sistematika hukum bisnis dan komponennya
BAB II

PEMBAHASAN

1. SUMBER HUKUM

Sumber hukum adalah segala apa saja yang dapat menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu aturan-aturan yang kalau dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.

Sumber-sumber hukum adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang
Undang-undang merupakan peraturan yang dibuat oleh pemerintah dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Kedudukan yang sama dengan Undang-
Undang adalah Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang (PERPU) yang
ditetapkan oleh presiden dalam keadaan yang sangat mendesak.

Setiap Undang-Undang terdiri dari sebagai berikut :


 Konsiderans, yaitu dasar pertimbangan yang umumnya membentuk mengapa
undang-undang tersebut dibuat.
 Diktum/amar, yaitu merupakan isi atau ketentuan-ketentuan yang diatur oleh
undang-undang dan umumnya terdiri dari beberapa bab dan beberapa pasal.
 Penjelasan, yang terdiri dari penjelasan umum dan penjelasan pasal demi
pasal.

2. Yurisprudensi
Yaitu putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, yang
secara umum memutuskan sesuatu persoalan yang belum ada peraturannya pada
sumber hukum yang lain.
Perbedaan antara yurisprudensi dan undang-undang adalah sebagai berikut :
 Yurisprudensi berisi peraturan yang bersifat konkret karena mengikat orang-
oramg tertentu saja, sedangkan undang-undang berisi peraturan yang bersifat
abstrak karena mengikat setiap orang.
 Yurisprudensi terdiri dari bagian yang memuat identitas para pihak,
konsiderans, dan diktum, sedangkan undang-undang terdiri dari konsiderans
dan diktum ditambah penjelasannya.

3. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan perbuatan manusia yang dilakukan berulang-ulang dalam hal
dan keadan yang sama. Bila suatu perbuatan manusia telah diterima oleh masyarakat
sebagai sutu kebiasaan, dan kebiasaan ini selalu berulang kali dilakukan sehingga
perbuatan yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran
(perasaan hukum), maka timbullah suatu kebiasaan yang dipandang sebagai hukum.

Syarat-syarat suatu kebiasaan bisa menjadi hukum adalah sebagai berikut :


 Syarat materiil, yaitu adanya kebiasaan atau tingkah laku yang terap dan
diulang jangka waktu yang lama.
 Syarat intelektual, yaitu kebiasaan itu menimbulkan keyakinan bahwa
perbuatan tersebut merupakan kewajiban hukum.
 Adanya akibat hukum apabila dilanggar.

4. Perjanjian
Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana pihak yang satu berjanji kepada pihak
yang lain untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu hal sehingga pihak-
pihak yang mengadakan perjanjian tersebut terikat oleh isi perjanjian yang mereka
buat. Setiap perjanjian yang dibuat dengan sah berlaku mangikat bagaikan undang-
undang.

5. Perjanjian internasional
Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih
(bilateral atau multilateral). Perjanjian internasional mempunyai kedudukan yang
sama dengan undang-undang karena perjanjian dengan negara lain hanya dapat
dilakukan dengan persetujuan DPR.
6. Doktrin/Pendapat para ahli
Mengenai pendapat para ahli hukum, pernah dikenal pendapat umum yang
menyatakan bahwa orang tidak boleh menyimpang dari communis opinio doctorum
(pendapat umum para sarjana). Oleh karena itu, pendapat para sarjana (doktrin)
mempunyai kekuatan mengikat sebagai sumber hukum. Pendapat para ahli dapat
digunakan sebagai landasan untuk memecahkan masalah-masalah yang langsung atau
tidak langsung berkaitan satu sama lain.

2. SISTEMATIKA HUKUM PERDATA

1. Hukum perorangan

Di dalam hukum, perkataan perorangan atau orang (person) berarti pembawa hak atau
subjek dalam hukum. Berlakunya seseorang sebagai pembawa hak, mulai dari dia dilahirkan
sampai dia meninggal dunia, bahkan dalam hal tertentu (perihal warisan) dapat dihitung
berlaku surut sejak yang bersangkutan masih dalam kandungan. Kemudian yang
bersangkutan meninggal sebelum dilahirkan, kedudukannya sebagai pembawa hak berakhir
pula.

2. Hukum benda

Hukum benda dalam KUH Perdata pada prinsipnya mengatur tentang benda pada
umumnya, macam-macam benda, hak-hak kebendaan dan hukum waris. Hal-hal yang
termasuk benda menurut hukum adalah segala sesuatu yang dapat dihaki, baik benda-benda
yang terlihat maupun benda-benda yang tidak dapat dilihat.

a. Macam-macam benda
Suatu benda dapat tergolong benda yang tak bergerak karena sifatnya, tujuan
pemakaiannya, dan ditentukan sendiri oleh undang-undang.
 Benda yang tak bergerak karena sifatnya ialah tanah, termasuk segala
sesuatu yang secara langsung atau tidak langsung karena perbuatan alam
atau perbuatan manusia. Contoh rumah di atas tanah
 Benda tak bergerak karena tujuan pemakaiannya ialah segala apa saja yang
tidak secara sungguh-sungguh digabungkan dengan tanah atau bangunan,
namun dimaksudkan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk
jangka waktu yang lama, misalnya suatu mesin untuk pabrik.
 Benda tak bergerak ditentukan oleh undang-undang yaitu segala tagihan
yang mengenai suatu benda tak bergerak, seperti hak pertanggungan atas
tanah.

Suatu benda dapat tergolong benda bergerak karena sifatnya atau ditentukan sendiri
oleh undang-undang.

 Suatu benda bergerak karena sifatnya, ialah suatu benda yang tidak
tergabung dengan tanah, atau dimaksudkan untuk mengikuti atau ada pada
bangunan, seperti perabotan rumah.
 Benda bergerak karena ditentukan oleh undang-undang yaitu segala
tagihan yang mengenai suatu benda bergerak, seperti piutang.

b. Hak-hak kebendaan

1. Hak milik (Eigendom)


Hak milik adalah hak untuk menikmati dan menguasai suatu benda dengan
sebebas-bebasnya, asal tidak bertentangan dengan undang-undang dan
ketertiban umum.
 Tidak bertentangan dengan undang-undang maksudnya benda atau
barang yang dimiliki harus dipergunakan dengan memerhatikan
ketentuan undang-undang yang berlaku.
 Tidak mengganggu ketertiban umum artinya benda atau barang yang
dimiliki tidak boleh dipergunakan sedemikian rupa sehingga
menggangu ketertiban umum.

Beberapa cara memperoleh hak milik, yaitu sebagai berikut :

 Pengakuan (toegening), yaitu cara memperoleh hak milik terhadap benda-


benda atau barang yang belum ada pemiliknya.
 Ikutan (natreking), yaitu cara memiliki benda atau barang atau tumbuh-
tumbuhan yang tumbuh dan berkembang dengan sendirinya di atas tanah milik
seseorang.
 Kadaluwarsa (verjaring), yaitu suatu cara memiliki sesuatu dimana seseorang
menguasai sesuatu benda atau barang tak bergerak dalam jangka waktu
tertentu.
 Pewarisa, yaitu cara memperoleh hak milik yang didasarkan atas peralihan hak
dari pewaris kepada ahli waris.
 Penyerahan (levering), yaitu cara memperoleh hak milik yang didasarkan atas
peralihan hak (perbuatan hukum) tertentu sehingga pemilik semula dari suatu
benda atau barang diharuskan untuk menyerahkan benda atau barang tersebut
kepada pemilik yang baru.

2. Hak kedudukan berkuasa (bezit)


Hak kedudukan berkuasa adalah suatu hak dimana seseorang dapat menikmati
suatu benda, baik karena usaha sendiri maupun atas bantuan orang lain,
seolah-olah benda itu miliknya.
3. Hak kebendaan yang memberikan jaminan
Hak di mana seseorang mendapatkan hak orang lain sebagai jaminan atas
utang yang dibuat orang lain.

3. Hukum perikatan

Suatu perikatan adalah suatu hubungan hukum antara sejumlah subjek-subjek hukum,
sehubungan dengan itu seorang atau beberapa orang daripadanya mengakibatkan dirinya
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu terhadap pihak lain.

Unsur-unsur dalam perikatan sebagai berikut :

 Adanya hubungan hukum


Hubungan hukum adalah suatu hubungan yang diatur dan diakui oleh hukum.
Hubungan yang diatur oleh hukum disebut dengan perikatan yang lahir karena
undang-undang. Sedangkan, hubungan yang diakui oleh hukum disebut
dengan perikatan karena perjanjian.
 Antar seorang dengan satu atau beberapa orang
Maksudnya adalah perikatan itu bisa berlaku terhadap seorang atau dengan
satu atau beberapa orang, yang dalam hal ini para subjek hukum atau para
penyandang hak dan kewajiban yang diberikan oleh hukum.
 Melakukan atau tidak melakukan dan memberikan sesuatu
Dalam perikatan disebut dengan prestasi, atau objek dari perikatan. Jika subjek
perikatan tidak melakukan apa yang seharuanya dilakukan, atau melakukan
apa yang seharusnya tidak dilakukan, dan tidak memberikan sesuatu yang
mengikatnya, subjek perikatan tersebut telah melakukan wanprestasi.

Sistem hukum perikatan yaitu sistem terbuka yang diatur dalam buku III KUH
Perdata, yang memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
mengadakan perikatan. Macam-macam perikatan yaitu :
a. Perikatan murni
b. Perikatan bersyarat
c. Perikatan dengan ketetapan waktu
d. Perikatan masukan
e. Perikatan tanggung-menangguang
f. Perikatan dengan ancaman hukuman

4. Pembuktian dan daluwarsa


Alat bukti adalah segala sesuatu yang menurut undang-undang dapat
digunakan untuk membuktikan sesuatu. Bukti adalah sesuatu untuk
meyakinkan akan kebenaran suatu dalil/pendirian dan sesuatu itu harus sesuai
undang-undang. Pembuktian adalah usaha yang disampaikan pada hukim
berkenaan dengan suatu perkara yang bertujuan agar hakim dapat memakainya
untuk menentukan keputusan.
Ada lima macam alat bukti yaitu :
 Bukti tulisan
Berupa akta/surat-surat lain yang ditandatangani dan sengaja dibuat untuk
dijadikan bukti.
 Bukti kesaksian
Adalah pernyataan seseorang mengenai suatu peristiwa atau keadaan yang
dilihatnya, didengar, dialami sendiri.
 Bukti persangkaan/dugaan
Adalah kesimpulan yang diambil berdasarkan peristiwa-peristiwa yang sudah
jelas dan nyata persangkaan harus dibuktikan lebih lanjut.
 Pengakuan
Pernyataan suatu pihak mengenai peristiwa dimuka hakim, diluar persidangan
(saat diintrogasi)
 Sumpah
Pernyaan dengan segala keluhuran unntuk memberikan ketenangan dengan
kesaksian Tuhan dan sanggup menerima hukuman dari Tuhan.
VERJAARING (DALUWARSA)
Daluwarsa adalah suatu upaya untuk memperoleh suatu hak atau untuk
membebaskan dari suatu kewajiban dalam suatu perikatan karena suatu waktu
tertentu yang ditentukan UU.
Ada 2 macam lewat waktu :
1. Aquisitieve Verjaaring
Verjaaring untuk memperoleh suatu hak.
2. Extintieve Verjaaring
Verjaaring untuk menghapus suatu kewajiabn.
KESIMPULAN

Hukum bersifat mengikat, wajib ditaati dan merupakan paratutran yang`` `mengatur
krhidupan di dalam masyarakat, hukum bisnis di buat untuk memenuhi kebutuhan akan
kepastian hukum dari kegiatan ekonomi, perdagangan, dan perindustrian semakin
berkembang.

Sumber hukum di Indonesia terdiri dari undang-undang, yurisprudensi, kebiasaan,


perjanjian, perjanjian internasional, doktrin/pendapat para ahli,. Sedangkan sistematika
hukum perdata terdiri dari hukum perorangan, hukum benda, hukum perikatan, pembuktian
dan daluwarsa.
DAFTAR PUSTAKA

Asyhadie, Zaeni.2013.Hukum bisnis Prinsip dan Pelaksanaan di Indonesia. Jakarta : Rajawali


Pers
Setiawan, Okto, Ketut.2016.Hukum Perikatan.Jakarta :Sinar grafika

Anda mungkin juga menyukai