Anda di halaman 1dari 3

Tugas 2 PTHI

1. Hukum Materiil, yaitu hukum yang mengatur kepentingan-


kepentingan dan hubungan-hubungan yang berwujud perintah dan
larangan. Sumber hukum materiil merupakan sumber dari mana materi
hukum diambil. Sumber hukum ini menjadi faktor yang membantu
menentukan isi atau materi hukum. Contohnya, sumber hukum materiil
seperti agama, kesusilaan, kehendak Tuhan, akal budi, hubungan sosial,
dan sebagainya.
Hukum Formil, yaitu hukum yang mengatur cara-cara
mempertahankan dan melaksanakan hukum materiil. dengan kata lain,
hukum yang memuat peraturan yang masyarakatnya. Sumber hukum
formal Sumber hukum formal yaitu sumber suatu peraturan memperoleh
kekuatan hukum. Sumber-sumber hukum formal membentuk
pandangan-pandangan hukum menjadi aturan-aturan hukum dan
mengikat. Sumber hukum formal meliputi beberapa hal, seperti:
 Undang-undang
Undang-undang meliputi semua bentuk peraturan perundang-
undangan (dalam pengertian materiil, bukan hanya dalam arti
formal).
 Kebiasaan Perbuatan manusia atau lembaga yang dilakukan secara
berulang-ulang mengenai hal yang sama. Jika kebiasaan diterima
masyarakat luas dan merasa wajib, maka kebiasaan itu dipandang
sebagai hukum tidak tertulis.
 Keputusan hakim (yurispudensi)
Keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak
diatur dalam undang-undang dan dijadikan pedoman oleh hakim
lainnya.
 Traktat
Perjanjian antara dua negara atau lebih mengenai masalah-
masalah tertentu yang menjadi kepentingan negara yang
bersangkutan. Traktat akan mengikat semua orang di negara-
negara yang membuat traktat. Perjanjian yang dilakukan dua
negara disebut bilateral. Perjanjian lebih dari dua negara disebut
traktat multilateral.
 Doktrin atau pendapat ahli
Pendapat para sarjana hukum terkemuka yang memilih pengaruh
dalam pengambilan keputusan bagi hakim. Doktrin sering
digunakan dalam proses yurispudensi.

2. Memang benar bahwa hukum dibuat untuk ditaati dan dilaksanakan


agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan dari dibuatnya hukum
tersebut, akan tetapi harus memperhatikan unsur-unsur atau faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi proses hukum tersebut agar tidak terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan dan pelaksanaan hukum dapat dilaksanakn
dengan lancer dan aman, akan tetapi. Menurut saya sistem hukum
peninggalan penjajah Belanda sudah terlalu tua dan tidak relevan dengan
zaman sekarang sehingga harus direvisi agar sesuai dengan kehidupan
modern di masa sekarang
3. Sistem hukum Indonesia merupakan sistem hukum yang berpaham
legal positivistik. Sistem hukum ini berarti bahwa hakim dalam
penegakkan hukum hanya mengacu kepada konteks aturan tertulis
seperti undang-undang tanpa adanya pertimbangkan apakah peraturan
tersebut jika diterapkan akan adil atau tidak.
Namun, seiring berjalannya waktu banyak masyarakat yang mulai sadar
hukum dan memahami paham hukum Indonesia tidak sesuai sehingga
muncullah paradigma. Dalam sebagian masyarakat yang melek paham
hukum mulai mengusulkan suatu perubahan pola pikir para pakar hukum
terutama pola pikir penegak hukum agar tidak hanya berpegang pada
teks tertulis undang-undang saja, melainkan harus memperhatian apakah
putusan tersebut adil atau tidak dan pantas atau tidak sesuai dengan apa
yang dilakukan, dan dilihat dari beberapa sudut pandang saja tidak
hanya sudut pandang hukum. Paradigma ini merupakan suatu paradigma
hukum progresif. Penggagas utama tentang paradigma ini adalah Prof.
Dr. Satjipto Rahardjo. Kelebihan dari paradigma hukum progresif ini
adalah lebih membantu para pencari keadilan terutama untuk kaum yang
dari segi ekonomi menengah kebawah untuk mendapatkan bantuan
hukum.

Anda mungkin juga menyukai