Oleh :
Dr. Indra Yulianingsih
1
Sumber Hukum
L.J. Van Apeldoorn perkataan sumber hukum dipakai
dalam arti sejarah, kemasyarakatan, filsafat dan arti
formal
Victor Situmorang sumber hukum adalah segala sesuatu
yg dapat melakukan, menimbulkan aturan hukum serta
tempat ditemukannya aturan hukum.
Dapat dirumuskan sumber hukum adalah segala
sesuatu yg menimbulkan aturan-aturan, yg mengikat dan
memaksa, sehingga apabila aturan2 itu dilanggar akan
menimbulkan sanksi yg tegas dan nyata bagi
pelanggarnya.
2
Sudikno Mertokusuma
3
lanjutan
4
Macam Sumber Hukum
1. Sumber Hukum Formal
2. Sumber Hukum Materiil
5
Lanjutan
Sumber hukum materiil di Indonesia adalah
Pancasila yg merupakan norma tertib hukum
tertinggi serta merup. Staatsfundamentalnorm
(pokok kaidah yg fundamental). Oleh karena itu,
setiap peraturan perundang-undangan yg dibentuk
tidak boleh bertentangan dg Pancasila.
6
ALGRA
Membagi sumber hukum menjadi 2 :
1. Sumber hukum formil tempat atau sumber dari mana
suatu peraturan memperoleh kekuatan mengikat,
berkaitan dangan bentuk atau cara yang menyebabkan
peraturan hukum itu formal berlaku
>> yang di akui umum sbg sumber hk formil :
UU, perjanjian antar negara, yurisprudensi,
kebiasaan
2. Sumber hukum materiil merupakan tempat dari mana
hukum itu di ambil, mrpk faktor yg membantu
pembentukan hukum. Cont : hub. Sosial, hub kekuatan
politik, situasi sosial ekonomi, tradisi dll
7
Peraturan perUndang-undangan
Peraturan ?........... Aturan ? ……………….
Pasal 1 angka 2 UU No. 10 Tahun 2004 :
peraturan perUUan adalah peraturan tertulis
yang di bentuk oleh lembaga negara atau
pejabat yg berwenang dan mengikat secara
umum
Merupakan sumber hukum yg utama civil law
sytem
Istilah peraturan perUUan memiliki makna yang
lebih luas dari pada UU
Peraturan perUUan terdiri dari : UUD, UU , dan
peraturan di bawah UU
8
Lanjutan peraturan perUUan
9
SUMBER-SUMBER HUKUM
FORMIL
1. Undang-Undang
2. Yurisprudensi
3. Traktat
4. Kebiasaan
5. Doktrin
10
11
Undang-Undang
Undang-undang sebagai sumber hukum
mempunyai dua arti yaitu :
12
Undang-undang dalam arti formil
Setiap peraturan atau ketetapan yang dibentuk oleh
alat perlengkapan negara yang diberi kekuasaan
membentuk undang-undang, dan diundangkan
sebagaimana mestinya (lihat Ps.5 ayat 1 UUD 1945)
atau
setiap peraturan yang di lihat dari bentuk dan cara
terjadinya di sebut UU
13
Undang-undang dalam arti materiil
Catatan :
pengertian umum (setiap orang), tidak selalu seluruh Warga Negara
Indonesia
14
lanjutan
Algra : UU merupakan suatu peraturan
yang berasal dari penguasa yg berwenang
untuk itu
UU No. 10 Th 2004 : UU adalah peraturan
perUUan yg di bentuk oleh DPR dengan
persetujuan bersama dengan Presiden
(pasal 1 angka 3)
15
UNDANG-UNDANG
FORMIL DAN
MATERIIL MATERIIL
FORMIL
16
Beberapa bagian UU
1. Konsiderans yaitu : pertimbangan- pertimbangan
mengapa UU tersebut di buat, terdiri dari
“menimbang” : landasan atau pertimbangan non yuridis
(cont : filosofis, sosiologis dll)
“ membaca”
“ mengingat” : landasan/ pertimbangan yuridis
2. Diktum/ amar : isi atau pasal-pasal UU
3. Ketentuan peralihan : untuk mengisi kekosongan dalam
hukum dengan menghubungkan waktu yg lampau
dengan sekarang
17
Materi muatan pasal 8 UU no.10 Th. 2004
- mengatur lebih lanjut ketentuan dalam
UUD
- Diperintahkan oleh suatu UU untuk di
atur dalam UU
UU di beri No urut dan tahun di keluarkannya, no urut
nya tiap th kembali ke no.1
18
Syarat agar suatu undang-undang
mempunyai kekuatan berlaku
mengikat
19
Lembaran Negara
Tempat
pengundangan resmi
Undang-undang.
21
Pengumuman oleh Presiden
dilakukan atas ketentuan yang
dinyatakan dalam akhir isi
Undang-undang atau Peraturan
Pernerintah,
sebagai berikut :
22
Diundangkan di : Jakarta
Sekretaris Negara,
(tanda tangan)
(nama terang)
23
WAKTU BERLAKUNYA PERATURAN PERUUAN atau
KAPAN MULAI BERLAKU ?
24
Berlaku suatu fictie hukum atau
persangkaan hukum
26
SAMPAI KAPAN UU BERLAKU?
JANGKA WAKTU TELAH HABIS
(DITENTUKAN SENDIRI OLEH
PERATURAN PER-UU-AN TERSEBUT)
KEADAAN YANG DI ATUR SUDAH TIDAK
ADA LAGI
TELAH DI CABUT/ DIHAPUS OLEH
PERATURAN PER-UU-AN YG SEDERAJAT/
TELAH DI ADAKAN UU YANG BARU
27
AZAS
PERUNDANG-UNDANGAN
28
NULLA POENA SINE PRAEVIA
LEGE POENALI
UU tidak berlaku surut , artinya tidak ada
hukuman tanpa terlebih dulu ada UU
Termuat dalam Pasal 22 AB “ suatu uu hanya
mengikat suatu masa yang akan datang dan
tidak mempunyai kekuatan berlaku surut”
Pasal 1 KUHP azas legalitas
tiada suatu tindakan dapat di pidana kecuali atas
kekuatan aturan pidana dalam perUu-an yang
telah ada sebelum perbuatan di lakukan
29
LEX SUPERIOR DEROGAT LEGI INFERIOR
30
LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI
PRIORI
UU yg baru membatalkan UU yg lama,
sejauh UU itu mengatur hal yg sama
32
Ruang lingkup berlakunya
peraturan per-UU-an
Azas Teritorial : berlaku bagi siapa saja di
dalam suatu wil negara (wilayah RI); ps.2
KUHP
Azas Personal : berlaku bagi orang
tertentu (WNI) di mana saja ( nasional
aktif)) ; Ps. 5 KUHP
Azas Universal : berlaku bagi siapa saja di
mana saja ; Ps.4 KUHP (nas pasif)
33
34
Yurisprudensi sebagai istilah
tehnis Indonesia sama artinya
dengan
TheorieIlmu Hukum
Algemene Rechtsleer
Generale Theory of
Law
36
Pasal 22 A.B
(STB. 1847 NO. 23)
(ALGEMENE BEPALINGEN VAN
WETGEVING VOOR INDONESIA)
” Bilamana seorang hakim menolak menyelesaikan suatu perkara dengan alasan
bahwa peraturan undang-undang yang bersangkutan tidak menyebutnya,
tidak jelas atau tidak lengkap, maka ia dapat dituntut karena penolakan
mengadili"
Hakim mempunyai kewenangan untuk menciptakan / Membentuk Hukum
(Judge Made Law)
Kewenangan untuk menyimpangi ketentuan-ketentuan hukum tertulis yang
telah ada yang telah usang ketinggalan zaman sehingga tidak
lagi mampu memenuhi rasa keadilan masyarakat (contra legem
37
Hakim harus menciptakan hukum
sendiri terhadap peristiwa konkrit
yang dihadapinya, dan yang mengikat
kepada pihak-pihak yang
bersangkutan.
38
Dalam proses analisa dan penciptaan
hukum atas perkara yang belum ada
aturan hukumnya tersebut,
39
NILAI-NILAI YANG HIDUP
nilai-nilai ajaran agama
nilai-nilai adat istiadat yang masih
terpelihara baik
budaya dan tingkat kecerdasan
masyarakat
keadaan sosial dan ekonomi
masyarakat, dan lain-lain
40
putusan Hakim yang berisikan
suatu pertimbangan-pertimbangan
hukum sendiri berdasarkan
kewenangan yang menjadi dasar
putusan Hakim lainnya di
kemudian hari untuk mengadili
perkara yang memiliki unsur-unsur
yang sama, dan selanjutnya
putusan Hakim tersebut menjadi
sumber hukum di Pengadilan.
yurisprudensi
41
TUJUAN
PENGISI KEKOSONGAN HUKUM
PENGHARMONISASI
(ANTARA HUKUM DALAM PENGERTIAN
UNDANG-UNDANG DENGAN LIVING LAW)
42
perbedaan
pembuat undang-undang memberikan suatu peraturan yang
disusun dalam kata umum dan ditujukan kepada siapa saja
yang berada dalam keadaan yang diuraikan dalam
undang-undang itu
(in abstracto)
45
Putusan hakim terdiri dari
Ratio decidendi dasar yuridis atau
pertimbangan hukum dalam putusan
tersebut
Obiter dicta alasan-alasan yuridis
46
Fungsi yurisprudensi
Terwujudnya standart hukum(law standart) dalam perkara
tertentu
- sbg pedoman
- agar putusan yang satu dg yg lain tdk
bertentangan
- tidak merusak citra peradilan
- kepastian hukum
Menciptakan landasan dan persepsi hukum yang sama (Unified
Legal Frame work – Unified Legal Opinion)
- Dapat membina persamaan landasan hukum yg seragam
- menciptakan keseragaman nilai dan bahasa hukum yg sama
- menyelesaikan perkara hukum yg sama di terapkan
nilai hk yg sama dan seragam 47
lanjutan
48
Bentuk Yurisprudensi
YURISPRUDENSI TETAP
YURISPRUDENSI TIDAK
TETAP
49
3 alasan hakim mengikuti
yurisprudensi
50
51
Perjanjian antar negara yang di tuangkan
dalam bentuk tertentu
Merupakan perjanjian internasional
Azas pacta sunt servanda
52
macamnya
traktat bilateral yaitu perjanjian yang diadakan antara dua
negara, cont : perjanjian batas wilayah laut
Traktat multilateral atau kolektif yaitu perjanjian (traktat) yang
diadakan antara lebih dari dua negara , cont : Asean
Traktat kolektif/ terbuka : traktat multilateral yg masih dapat di
masuki oleh negara lain
53
Mengapa menjadi sumber
hukum???
Traktat bersifat mengikat dan berlaku sebagai
peraturan hukum terhadap warga negara dari
masing-masing negara yang mengadakan
54
pembuatan perjanjian antar
negara melalui empat
tingkatan (fase) yaitu :
56
PERBUATAN YG TETAP DILAKUKAN
BERULANG-ULANG DLM MASYARAKAT
MENGENAI SUATU HAL TERTENTU
57
SYARAT-SYARAT TIMBULNYA
HUKUM KEBIASAAN
SYARAT MATERIIL :
ADANYA PERBUATAN YG DILAKUKAN BERULANG-ULANG YAITU
SUATU RANGKAIAN PERBUATAN YANG SAMA DALAM KEADAAN
YANG SAMA DAN HARUS DIIKUTI OLEH UMUM (LONGA ET
INVETERATA CONSEUTUDO)
SYARAT INTELEKTUAL :
KEBIASAAN ITU HARUS MENIMBULKAN OPINIO NECESSITATIS/
OPINIO IURIS SIVE / SEU NECESSITATIS YAITU KEYAKINAN UMUM
BAHWA PERBUATAN ITU MERUPAKAN KEWAJIBAN HUKUM) ATAU
ADANYA KEYAKINAN HUKUM DR MASY.YG BERSANGKUTAN BAHWA
PERBUATAN ITU BENAR
58
59
DOKTRIN
Pendapat ahli-ahli hukum/ ahli lainnya yang
ternama, yang ada relevansinya terhadap kasus-
kasus hukum yang mempunyai pengaruh dalam
pengambilan putusan pengadilan
Doktrin yang menjadi sumber hukum formil
adalah doktrin yang menjelma menjadi putusan
hakim
60
MENJADI PENTING KALAU
SECARA LANGSUNG DAPAT
MEMBERIKAN PENYELESAIAN
DALAM SUATU MASALAH
HUKUM
61
SYARAT-SYARAT MENJADI
SUMBER HUKUM
HARUS ADA RELEVANSINYA
TELAH DI AKUI KEBENARANNYA
TELAH TERUJI DENGAN BAIK
TIDAK BERTENTANGAN DENGAN NORMA
HUKUM LAINNYA
TELAH DI BUKTIKAN SECARA BENAR
62