Anda di halaman 1dari 2

UTS HUKUM PIDANA PERS

NAMA: HIZRATUS SANIA MAHA


NIM: 190111100081

Upaya yang dapat dilakukan adalah melalui hak jawab (Pasal 5 ayat [2] UU Pers) dan hak
koreksi (Pasal 5 ayat [3] UU Pers). Pengertia Hak jawab sendiri adalah hak seseorang atau
sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan
berupa fakta yang merugikan nama baiknya, sedangkan hak koreksi merupakan hak setiap
orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberikan oleh pers,
baik tentang dirinya maupun tentang orang lain. Atau bisa juga melaluiDewan Pers (Pasal
15 ayat [2] huruf d UU Pers) yang mana dikatakan bahwa salah satu fungsi Dewan Pers
adalah memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan
masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers.

Kerja jurnalistik dapat dikategorikan sebagai tindak pidana berdasarkan ketentuan


Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, di
antaranya ialah:
1) Perusahaan pers yang memberitakan peristiwa dan opini yang tidakmenghormati norma
agama (Pasal 5 Ayat (1) juncto Pasal 18 Ayat (2))
2) Perusahaan pers yang memuat iklan yang berakibat merendahkan
martabat suatu agama (Pasal 13 juncto Pasal 18 Ayat (2))

Dalam KUHP antara lain: Membocorkan rahasia negara (Pasal 112 dan 113), penghinaan
terhadap Presiden (Pasal 134), penghinaan terhadap kepala negara sahabat (Pasal 144),
penyebaran kebencian dengan lisan (Pasal 154), penghinaan dengan tulisan (Pasal 155),
delik suku, agama, ras, dan antar golongan (Pasal 156 dan 157), penghasutan melakukan
tindak pidana (Pasal 160 dan 161), membantu untuk melakukan kejahatan (Pasal 162 dan
163), penghinaan terhadap kekuasaan (Pasal 207 dan 208), melanggar kesusilaan atau
pornografi (Pasal 282 dan 283), pencemaran nama baik atau Penghinaan (Pasal 310).

1. Menyadarkan masyarakat bumiputra bahwa kemerdekaan merupakan hak yang harus


diperjuangkan
2. Menumbuhkan serta mengembangkan rasa percaya diri sebagai awal dalam
memperjuangkan kemerdekaan
3. Menumbuhkan rasa persatuan sesama
4. Memberitakan dan mengkritik ketidakadilan yang dilakukan Pemerintah Hindia Belanda,
dan
5. Menyuarakan perlunya kesadaran untuk mengangkat harkat dan martabat rakyat

Bisa, sebelum menempuh jalur hukum, terdapat mekanisme-mekanisme yang dapat


ditempuh yaitu Melalui pemenuhan Hak Jawab dan Hak Koreksi (Pasal 5 Ayat 2 dan 3 UU
Pers). Hak Jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan
tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baik,
sedangkan hak koreksi merupakan hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan
kekeliruan informasi yang diberikan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang
lain. Lalu kemudian melalui pengaduan ke dewan pers sebab salah satu fungsi Dewan Pers
adalah memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan
masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers. Pertimbangan
yang dimaksud tersebut menurut Penjelasan Pasal 15 ayat (2) UU Pers adalah yang
berkaitan dengan Hak Jawab, Hak Koreksi, dan dugaan pelanggaran terhadap Kode Etik
Jurnalistik.(Pasal 15 Ayat 2 (c))

Istilah delik pers tidak merupakan istilah yuridis sebab kalimat delik pers tidak dapat kita
jumpai dalam Perundang-undangan. Delik pers hanya merupakan sebutan untuk menamai
pasal-pasal KUHP yang berhubungan dengan pers. KUHP tidak mengenal delik pers.
Sebagian besar pelanggaran yang selama ini dianggap sebagai delik pers, sebenarnya
merupakan delik umum yang kebetulan dilakukan oleh pers. Istilah delik pers juga tidak ada
dalam UU No. 40/1999 tentang Pers.

Anda mungkin juga menyukai