Anda di halaman 1dari 3

Tugas 3 Hukum Media Massa

Priscilla Kei Kazu Isobe

042889643

1. Berdasarkan artikel di atas, jelaskan secara komperhensif model penegakan hukum


dan mekanisme yang diambil dalam penyelesaian sengketa pers antara Kementerian
Pertanian dan antaranews.com!
Menurut saya, model penegakan hukum yang diambil adalah model penegakan
hukum nonlitigasi, karena eksistensi mediasi penal dapat dikaji dari perspektif filosofi,
sosiologis, dan yuridis. Pada perspektif filososis, mengandung asas diterapkannya
solusi “win-win” dan bukan berakhir dengan “lost-lost” atau menang kalah
sebagaimana ingin dicapai peradilan dengan pencapai keadilan formal melalui proses
hukum litigative. Melalui proses mediasi penal maka diperoleh puncak keadilan
tertinggi karena terjadinya kesepakatan para pihak yang terlibat dalam perkara pidana
tersebut, yaitu antara pihak pelaku dan korban. Pihak korban maupun pelaku
diharapkan dapat mencari dan mencapai solusi serta alternatif terbaik untuk
menyelesaikan perkara tersebut. Di mekanisme yang diambil dalam penyelesaian
sengketa pers ini adalah melalui hak jawab (Pasal 5 ayat [2] UU Pers). Apabila hak
tersebut telah digunakan oleh pembaca atau masyarakat maka tidak boleh lagi
dilakukan tuntunan atau gugatan perdata terhadap pers. Karena jika kebebasan pers
ini dibolehkan maka kebebasan pers akan Kembali tersungkur. Hak jawab
sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 5 ayat 2 UU Pers yaitu : “pers wajib
melayani hak jawab”. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk
memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang
merugikan nama baiknya, sedangkan hak koreksi adalah hak setiap orang untuk
mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberikan oleh pers, baik
tentang dirinya maupun tentang orang lain. Dalam buku Hinca dan Amir menjelaskan
bahwa mekanisme penyelesaian permasalahan akibat pemberitaan pers adalah
sebagai berikut (hal. 149-152, sebagaimana kami sarikan dan sesuaikan dengan
adanya kode etik wartawan yang baru):
1. Menggunakan pemenuhan secara sempurna pelayanan Hak Jawab dan Hak
Koreksi. Hal ini dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara langsung
kepada redaksi yang dalam hal ini mewakili perusahaan pers sebagai penanggung
jawab bidang redaksi wajib melayaninya. Orang atau sekelompok orang yang
merasa dirugikan nama baiknya akibat pemberitaan itu harus memberikan data

This study source was downloaded by 100000824752762 from CourseHero.com on 11-26-2022 22:06:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/114274253/Tugas-3-Hukum-Media-Massapdf/
atau fakta yang dimaksudkan sebagai bukti bantahan atau sanggahan
pemberitaan itu tidak benar. Implementasi pelaksanaan Hak Jawab tersebut dapat
dilihat pada Pasal 10 Peraturan Dewan Pers Nomor: 6/Peraturan-DP/V/2008
tentang Pengesahan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 03/SK-DP/III/2006
tentang Kode Etik Jurnalistik sebagai Peraturan Dewan Pers (“Kode Etik
Jurnalistik”) (sebagai kode etik wartawan yang baru), yang menyatakan bahwa
“Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang
keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca,
pendengar, dan atau pemirsa”.
2. Pelaksanaan Hak Jawab dan Hak Koreksi dapat dilakukan juga ke Dewan Pers
(Pasal 15 ayat [2] huruf d UU Pers). Dikatakan bahwa salah satu fungsi Dewan
Pers adalah memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian
pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan
pers.
3. Permasalahan akibat pemberitaan pers dapat juga diajukan gugatan perdata ke
pengadilan atau dilaporkan kepada polisi. Namun demikian, karena mekanisme
penyelesaian permasalahan akibat pemberitaan pers diatur secara khusus di UU
Pers muaranya adalah pada pemenuhan Hak Jawab atau Hak Koreksi, maka
pengadilan (dalam kasus perdata) maupun penyidik atau jaksa atau hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara tersebut tetap menggunakan UU Pers dengan
muaranya adalah pemenuhan Hak Jawab dan atau Hak Koreksi. Tanggapan dari
pers atas Hak Jawab dan Hak Koreksi tersebut merupakan kewajiban koreksi
sebagaimana terdapat dalam Pasal 1 angka 13 UU Pers. Kewajiban Koreksi
adalah keharusan melakukan koreksi atau ralat terhadap suatu informasi, data,
fakta, opini, atau gambar yang tidak benar yang telah diberitakan oleh pers yang
bersangkutan. Kewajiban koreksi ini juga merupakan bentuk tanggung jawab pers
atas berita yang dimuatnya. Pada praktiknya, penggunaan hak jawab ini dinilai
berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan secara damai

2. Sengketa pers antara Kementerian Pertanian dan antaranews.com melibatkan Dewan


Pers sebagai mediator, sebab Dewan Pers memiliki tugas pokok dan fungsi yang
berkaitan dengan kasus pemberitaan pers. Jelaskan secara komperhensif tugas dan
fungsi tersebut!
Fungsi dan Tugas pokok dewan pers :
Dewan Pers yang independen dibentuk berdasarkan ketentuan Undang-Undang RI
No. 40 tahun 1999 tentang Dewan Pers. Dalam upaya mengembangkan dan

This study source was downloaded by 100000824752762 from CourseHero.com on 11-26-2022 22:06:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/114274253/Tugas-3-Hukum-Media-Massapdf/
menjamin kemerdekaan pers. Dewan Pers mengembang amanat atas dipatuhinya
kode etik pers dan penggunaan standar jurnalistik professional.
Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Pers,
Dewan Pers berfungsi sebagai berikut :
1. Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain.
2. Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers.
3. Menetapkan dan mengawasi pelaksaan kode etik jurnalistik.
4. Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan
masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers.
5. Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah.
6. Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam Menyusun peraturan-peratusan di
bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan.
7. Mendata perusahaan pers.

Dewan pers lahir dalam semangat reformasi, bersifat mandiri dan tidak ada lagi unsur
pemerintah dalam kepengurusannya. Dengan dukungan masyarakat pers Indonesia,
otoritas Dewan Pers sematamata terletak pada kemauan perusahaan dan redaksi
media pers untuk menghargai pandangan Dewan Pers serta secara sukarela
mematuhi kode etik jurnalistik dan mengakui kesalahan, segaja atau tidak, secara
terbuka. Dewan pers membina dan mengembangkan kerja sama antara pers
masyarakat – pemerintah.

Sumber referensi :

https://www.hukumonline.com/

Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers

Peraturan Dewan Pers Nomor: 6/Peraturan-DP/V/2008 tentang Pengesahan Surat


Keputusan Dewan Pers Nomor 03/SK-DP/III/2006 tentang Kode Etik Jurnalistik
sebagai Peraturan Dewan Pers.

BMP SKOM4439/MODUL 9

This study source was downloaded by 100000824752762 from CourseHero.com on 11-26-2022 22:06:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/114274253/Tugas-3-Hukum-Media-Massapdf/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai