Anda di halaman 1dari 3

Tugas 3

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Media Massa 31

Dosen Pengampu :

Slamet Parsono 02004277

Di susun Oleh :

NAMA : Syarif Moh Aqil Al Qadry

NIM : 043668444
SEMESTER : 3 (tiga)

JURUSAN : Ilmu Komunikasi

POKJA : Penajam Paser Utara

UNIVERSITAS TERBUKA

SAMARINDA
Dewan Pers Mediasi Kementan dengan Sejumlah Media Massa

JAKARTA (ANTARA) - Dewan Pers memediasi Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian


Pertanian dengan sejumlah perwakilan media massa di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu
(23/10/2019). Mediasi dilakukan terkait pengaduan yang dilakukan Kepala Bagian Umum Sekretariat
Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Sri Haryati, atas pemberitaan 15 media massa soal
pemberitaan laporan LSM Almisbat ke KPK soal kasus suap bawang putih.

Mediasi dimulai sejak pukul 10.00 WIB dan berakhir pukul 12.22 WIB dengan penandatanganan risalah
oleh semua pihak baik dari pengadu dan teradu. "Dengan adanya risalah itu, maka kasus selesai di
Dewan Pers sesuai mekanisme yang ada di Undang-Undang Pers," kata Bangun.

Mediasi itu menghasilkan keputusan bahwa antaranews.com sebagai salah satu pihak teradu harus
memuat hak jawab Kementan terkait pemberitaan berjudul "Almisbat desak KPK usut tuntas suap impor
bawang putih”. “Dengan adanya mediasi itu, kedua belah pihak setuju atas penilaian Dewan Pers bahwa
telah terjadi pelanggaran Kode Etik (Jurnalistik) terhadap berita itu, yaitu tidak konfirmasi dan tidak uji
informasi," ujar dia.

Sumber: https://www.antaranews.com/berita/1127404/dewan-pers-mediasi-kementerian-pertanian-
dengan-sejumlah-media-massa

1. Berdasarkan artikel di atas, jelaskan secara komperhensif model penegakan hukum dan
mekanisme yang diambil dalam penyelesaian sengketa pers antara Kementerian Pertanian dan
antaranews.com!
Menurut saya, model penegakan hukum yang diambil adalah model penegakanhukum
nonlitigasi, karena eksistensi mediasi penal dapat dikaji dari perspektif filosofi,sosiologis, dan
yuridis. Pada perspektif filososis, mengandung asas diterapkannyasolusi “win-win” dan bukan
berakhir dengan “lost-lost” atau menang kalahsebagaimana ingin dicapai peradilan dengan
pencapai keadilan formal melalui proseshukum litigative. Melalui proses mediasi penal maka
diperoleh puncak keadilantertinggi karena terjadinya kesepakatan para pihak yang terlibat
dalam perkara pidanatersebut, yaitu antara pihak pelaku dan korban. Pihak korban maupun
pelakudiharapkan dapat mencari dan mencapai solusi serta alternatif terbaik
untukmenyelesaikan perkara tersebut. Di mekanisme yang diambil dalam penyelesaiansengketa
pers ini adalah melalui hak jawab (Pasal 5 ayat [2] UU Pers). Apabila haktersebut telah
digunakan oleh pembaca atau masyarakat maka tidak boleh lagidilakukan tuntunan atau
gugatan perdata terhadap pers. Karena jika kebebasan persini dibolehkan maka kebebasan pers
akan Kembali tersungkur. Hak jawabsebagaimana yang telah diatur dalam pasal 5 ayat 2 UU Pers
yaitu : “pers wajibmelayani hak jawab”. Berdasarkan pasal 5, sebuah pers nasional berkewajiban
memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa
kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah. Berdasarkan hal itu pula, pers dan
wartawan wajib melayani hak koreksi dan hak jawab secara proporsional.
2. Sengketa pers antara Kementerian Pertanian dan antaranews.com melibatkan Dewan Pers
sebagai mediator, sebab Dewan Pers memiliki tugas pokok dan fungsi yang berkaitan dengan
kasus pemberitaan pers. Jelaskan secara komperhensif tugas dan fungsi tersebut!
- Peranan Dewan Pers dalam menyelesaikan sengketa pemberitaan pers dalam mediasi dan
pengadilan. Kebebasan yang dimiliki pers harus ada batasan-batasannya, diantaranya pers
harus menaati dan menjalankan kaidah-kaidah dalam Kode Etik Jurnalistik agar pers mampu
melakukan kegiatan jurnalistik dengan baik dan benar. Dalam melaksanakan kegiatan
jurnalistik terkadang terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh wartawan atau
pers sehingga menimbulkan sengketa dalam pemberitaan pers. Terkait dengan kasus yang
terjadi di atas mengacu kepada Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers
membentuk lembaga independen yaitu Dewan Pers sebagai bagian dari upaya
mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional. Dewan
Pers itu sendiri telah mengalami perubahan fungsi dan peran seiring dengan adanya
perubahan Undang-Undang Pers. Pada Undang-Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers
pemerintah tidak dapat terlibat sama sekali dalam segala keputusan dan kebijakan yang
dibuat oleh Dewan Pers. Begitu juga dengan cara Dewan pers menyelesaikan sengketa
pemberitaan pers.

Sumber refrensi : Modul 8 Buku Materi Pokok Hukum Media Massa Edisi 2.

Anda mungkin juga menyukai