Anda di halaman 1dari 20

Add Your Website

HUKUM DAN ETIKA PERS


11
Putra Aryanto
Asmaya Tunnabilah
MATERI PEMBAHASAN

DEFINISI HUKUM DAN ETIKA PENGADUAN KE DEWAN


PERS PERS
HAKIKAT DAN TUJUAN HUKUM FUNGSI DEWAN PERS

PERBEDAAN HUKUM DAN ETIKA

KRITERIA DAN DELIK JENIS PERS


1

DEFINISI HUKUM DAN ETIKA PERS


HUKUM
Hukum secara etimologi berasal dari bahasa Arab ‫ اــلحكم‬yang artinya ketetapan.
Hukum secara terminologi , menurut KBBI ialah Undang-undang, peraturan atau adat yang secara
resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah untuk mengatur
pergaulan hidup masyarakat.

ETIKA
Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani “ethos”. Artinya: “custom” atau kebiasaan.
Etika secara terminology, menurut KBBI etika ialah suatu ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
PERS
Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yang dimaksud dengan
pers ialah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik meliputi: mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar,
serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya, dengan menggunakan media
cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
Maka Dapat di Simpulkan bahwa hukum dan etika pers ialah suatu tatanan
peraturan yang mengatur dan mengawasi perilaku kerja dalam kegiatan jurnalistik
2

HAKIKAT DAN TUJUAN HUKUM


Tujuan hukum ialah untuk menjamin keseimbangan agar tidak terjadi kekacauan dalam
hubungan-hubungan di masyarakat baik antar sesama lembaga, pers dengan masyarakat
ataupun masyarakat dengan pers.

Hakikat Hukum diantaranya ;

1. Mengatur tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat. Manusia yang dimaksud
ialah pers dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi bagi masyarakat.

2. Diadakan oleh badan resmi yang berwajib. Badan resmi yang berwenang untuk
membuat aturan terhadap pers antara lain lembaga legislatif (Dewan Perwakilan
Rakyat) dengan undang-undangnya dan lembaga-lembaga yang diamanatkan oleh
undang-undang untuk membuat aturan pelaksanaan (Dewan Pers dan Komisi
Penyiaran Indonesia). Lembaga lain yang juga memiliki wewenang untuk membuat
aturan tambahan dan berdampak pada kinerja pers, seperti Mahkamah Agung dengan
surat keputusannya, termasuk dalam syarat ini.
3. Bersifat memaksa. Baik undang-undang, aturan pelaksanaan, dan surat
keputusan yang dibuat Ketua Mahkamah Agung, masing-masing
mengharuskan pihak-pihak yang diatur di dalamnya untuk mematuhi aturan
tersebut.

4. Sanksinya tegas. Ada beberapa undang-undang, aturan pelaksanaan, dan


satu surat keputusan yang akan digunakan sebagai pedoman pembahasan.
Semuanya memiliki sanksi, baik administrasi maupun pidana, bagi
pihakpihak yang tidak melaksanakan ketentuan seperti yang disebutkan
dalam peraturan tersebut
3

PERBEDAAN HUKUM DAN ETIKA


Wina Armada Sukardi kemudian membuat perbedaan hukum dan etika Disebutkan ada
lima perbedaan antara keduanya, yaitu ;

1.Berdasarkan mekanisme proses pembuatan. Hukum dibuat berdasarkan peraturan


negara oleh lembaga-lembaga negara, sedangkan etika (profesi) dibuat dari, oleh, dan
untuk kalangan profesi itu sendiri. Contoh nya KEJ (Kode Etik Jurnalistik) yang dikeluarkan
oleh PWI (Persatuan Wartawan Indonesia)

2.Berdasarkan ruang lingkup. Hukum (pada umumnya) berlaku untuk seluruh warga
masyarakat, bahkan terkadang lintas negara, sedangkan etika (profesi) hanya berlaku
untuk kalangan profesi yang bersangkutan.
3. Berdasarkan sanksi. Sanksi hukum dapat bersifat apapun juga, yang sifatnya
konkret dan dapat dipaksakan dengan bantuan pihak ketiga, sedangkan sanksi
etika hanya terbatas pada moral dan kalaupun ada tambahan tetap dalam
kaitannya untuk menjaga moral profesi.

4. Berdasarkan sifat. Hukum bersifat legalitas formal, sedangkan etika bersifat


moralitas. Selama suatu tindakan tercela belum dilegalkan, maka pelaku tindakan
tersebut tidak dapat dihukum.

5. Berdasarkan filosofi. Hukum secara filosofi lebih bersifat lahiriah, sedangkan


etika bersifat batiniah.
4

KRITERIA DAN DELIK PERS


Jenis-jenis Delik Pers ;
Delik pers merupakan istilah yang
1. Delik Biasa. Yaitu tindak pidana
digunakan untuk menyebutkan kasus-
pers yang muncul tanpa adanya
kasus yang berkaitan dengan pers,
pengaduan atau laporan dari pihak
sebenarnya delik pers bukan
yang merasa dirugikan.
merupakan istilah hukum. Delik pers
hanya sebutan untuk menamai pasal-
2. Delik Aduan. Yaitu kasus pers
pasal KUHP yang berhubungan
yang muncul jika ada pihak yang
dengan pers. Delik pers juga sering
mengadukan kepada pihak
diartikan sebagai kejahatan yang
kepolisian. Selama tidak ada pihak
dilakukan oleh pers. Namun, menurut
yang mengadu, pers atau wartawan
para ahli hukum, delik pers adalah
tidak bisa digugat, dituntut, atau
setiap pengumuman atau
diadili. Jadi, delik aduan adalah
penyebarluasan pikiran melalui
tindak pidana yang diproses
penerbitan pers.
berdasarkan laporan.
Ada tiga unsur yang harus dipenuhi agar Selain itu, ada dua unsur yang harus
suatu perbuatan yang dilakukan melalui dipenuhi supaya seorang wartawan
pers dapat digolongkan sebagai delik pers dapat dimintai pertanggungjawaban
; dan dituntut secara hukum ;

1.Adanya  penyebarluasan 1.Wartawan yang bersangkutan


gagasan melalui barang cetakan. mengetahui sebelumnya isi berita
dan tulisan yang dimaksud.
2.Gagasan yang disebarluaskan harus
merupakan perbuatan yang dapat 2.Wartawan yang bersangkutan
dipidana menurut hukum. sadar bahwa tulisan yang dimuatnya
dapat dipidana.
3.Gagasan yang disebarluaskan dan
dapat dipidanakan tadi harus dapat
dibuktikan telah dipublikasikan.
Kriteria Delik Pers ;
1.Memberikan kesempatan kepada berita untuk menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya, baik
sebagai media informasi, pendidikan dan hiburan, maupun sebagai sarana mengendalikan berita itu
sendiri agar berita yang ada dapat dijalankan menurut hukum, moralitas dan etika social.

2.Jurnalis profesional dibutuhkan, tidak hanya berpengalaman, tetapi juga menjunjung tinggi kode etik
jurnalistik agar informasi yang diberikan kepada publik selalu mengandung unsur kebenaran, dan tentu
saja terjadinya kejahatan jurnalistik dapat diminimalisir.
5

PENGADUAN DEWAN PERS


Proses Pengadua ke Dewan Pers ;
1.Melakukan Administrasi ke dewan pers, dengan mengisi formulir yang diberikan
oleh dewan pers.
2.Proses Penangan Pengaduan.
3.Proses Pengambilan Keputusan
4.Proses Pelaksanaan Keputusan Dewan PersKriteria
6

FUNGSI DEWAN PERS


Fungsi Dewan Pers, Menurut Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Pers, Dewan Pers
berfungsi sebagai berikut ;
1.Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain
2.Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers
3.Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik
4.Menetapkanpertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan
masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers
5.Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah
6.Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun peraturan-peraturan di
bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan
7.Mendata perusahaan pers.Proses
THANK'S

Anda mungkin juga menyukai