NIM: 045202577
1. Sistem hokum merupakan satu kesatuan yang tersusun atas integrasi sebagai komponen
system hokum, yang masih-masing memiliki fungsi tersendiri dan terkait dalam satu
kesatuan hubungan yang saling terkait,bergantung, mempengaruhi, bergerak dalam
kesatuan proses, yakni proses system hukum untuk mewujudkan tujuan hukum.
2. Ketigaya merupaka satu kesatua yang terkait dan masing-masing tidak dapat dipisahkan
sebagai satu kesatuan system. Hukum tidak dapat berjalan atau tegak bila tidak ada aparat
penegak hukum yang kredibilitas, kompeten dan independen. Seberapa bagusnya suatu
peraturan perundang-undangan bila tidak didukung degan aparat hukum yang baik maka
keadilan hanya angan-angan.
3. Salah satu contoh bagaimana sistem hukum media massa sejalan dengan komponen-
komponen penegakan hukum tersebut. Menurut Juniver Girsang (2007), salah satu yang
menjadikan masyarakat berbeda pandang terhadap UU Pokok Pers dengan KUHP adalah
soal tanggung jawab. Dalam pandangannya, UU Pokok Pers, khususnya pasal 12 beserta
penjelasannya, menganut prinsip “pertanggungjawaban fiktif”. Jika terjadi penuntutan
hukum, yang bertanggung jawab terhadap materi berita adalah Pemimpin Redaksi. Ini
terjadi karena sebenarnya,yang melakukan perbuatan (delik) bukan dia, tetapi para
reporter. Namun, sebagai pimpinan ia yang bertanggung jawab. Pasal 12 diatas telah
menegaskan siapa yang harus bertanggung jawab dalam mewakili tuntutan.
Jika ada pers yang melakukan tindak pidana seperti yang dituntut karena
melakukantindak pidana seperti yang dituduhkan dalam pasal-pasal KUHP, subjek
hukum atauyang tergolong pelaku (termasuk membantu melakukan) semestinya adalah:
- wartawan, yang telah membuat atau menulis berita;-redaktur, yang mengedit naskah
dan menentukan turunnya naskah;
-lembaga Sidang Redaksi, dalam arti orang yang ikut bersidang atau rapatredaksi ketika
bersepakat menentukan turunnya tulisan tersebut;
-redaktur Pelaksana, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap operasional sehari-
hari termasuk pula penyetujuan penurunan berita;
-pemimpin Redaksi, sebagai penanggung jawab redaksi yang ada kalanya ia sudah
membaca tulisan berita tersebut dan menyetujuinya untuk dimuat, akan tetapi ada kalanya
tidak membacanya karena sudah diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya di jajaran
redaksi;
-penerbit, yaitu badan usaha yang menerbitkan media yang di dalamnya mengandung
tulisan yang tergolong tindak pidana;
-percetakan, yaitu pihak yang membantu melakukan pencatatan hal yang didalamnya
mengandung tulisan yang tergolong tindak pidana dan memperbanyaknya;
-sirkulasj atau distribusi, yaitu pihak yang membantu mengirim dan menyebarkan
medianya yang di dalamnya terdapat berita yang tergolong tindak pidana;
-agen koran/majalah, karena membantu mengedarkan tulisan yang tergolong tindak
pidana;
-pengecer koran/majalah, toko-toko, karena membantu mengedarkan kemasyarakat
SKOM4439
https://strateginews.co/2020/12/09/penerapan-hukum-media-massa-di-indonesia