Anda di halaman 1dari 10

PENEGAKAN HUKUM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6


ACHMAD RIZKY S. PURBA (5183121025)
PETRUS BANGUN PAK PAHAN (5182121004)
JOHSUA F. SINAGA (5182121010)
HERMAN BOA SAGALA (5183121029)
APRIN J PANDIANGAN (5182121002)
1.Pengertian Penegakan Hukum
Penegakan  hukum  adalah  proses  dilakukannya  upaya  untuk  tegaknya  atau
berfungsinya  norma norma  hukum  secara  nyata  sebagai  pedoman  perilaku  dalam  lalu
lintas  atau  hubungan-hubungan  hukum  dalam  kehidupan  bermasyarakat  dan  bernegara.
Ditinjau dari  sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek  yang
luas  dan  dapat  pula  diartikan  sebagai  upaya  penegakan  hukum  oleh  subjek  dalam  arti
yang  terbatas  atau  sempit.  Dalam  arti  luas,  proses  penegakan  hukum  itu  melibatkan
semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum
Dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan
sebagai  upaya  aparatur  penegakan  hukum  tertentu  untuk  menjamin  dan  memastikan
bahwa  suatu  aturan  hukum  berjalan  sebagaimana  seharusnya.
Dengan uraian tersebut  jelaslah kiranya  bahwa  yang  dimaksud dengan penegakan
hukum itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik
dalam  arti  formil  yang  sempit  maupun  dalam  arti  materiel  yang  luas,  sebagai  pedoman
perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subjek hukum yang bersangkutan
maupun oleh  aparatur  penegakan hukum  yang  resmi  diberi  tugas  dan  kewenangan oleh
undang-undang untuk  menjamin berfungsinya  norma-norma hukum  yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara

PENEGAKAN HUKUM OBJEKTIF


secara  objektif,  norma  hukum  yang hendak  ditegakkan
mencakup  pengertian  hukum  formal  dan  hukum  material.  Hukum  formal  hanya
bersangkutan  dengan  peraturan  perundang-undangan  yang  tertulis,  sedangkan  hukum
material  mencakup  pula  pengertian  nilai-nilai  keadilan  yang  hidup  dalam  masyarakat.
Dalam  bahasa  yang  tersendiri,  kadang-kadang  orang  membedakan  antara  pengertian
penegakan  hukum  dan  penegakan  keadilan.  Penegakan  hukum  dapat  dikaitkan  dengan
pengertian ‘law enforcement’ dalam arti sempit, sedangkan penegakan hukum dalam arti
luas, dalam arti hukum materiel, diistilahkan dengan penegakan keadilan
 Istilah-istilah  itu  dimaksudkan  untuk  menegaskan  bahwa  hukum  yang  harus
ditegakkan  itu  pada  intinya  bukanlah  norma  aturan  itu  sendiri,  melainkan  nilai-nilai
keadilan  yang  terkandung  di  dalamnya
2. Aparatur Penegak Hukum
Aparatur  penegak  hukum  mencakup  pengertian  mengenai  institusi  penegak
hukum  dan  aparat  (orangnya)  penegak  hukum.  Dalam  arti  sempit,  aparat penegak hukum  yang 
terlibat  dalam  proses  tegaknya  hukum  itu,  dimulai  dari  saksi,  polisi,
penasehat  hukum,  jaksa,  hakim,  dan  petugas  sipir  pemasyarakatan.  Setiap  aparat  dan
aparatur  terkait  mencakup  pula  pihak-pihak  yang  bersangkutan  dengan  tugas  atau
perannya  yaitu  terkait  dengan  kegiatan  pelaporan  atau  pengaduan,  penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, pembuktian, penjatuhan vonis dan pemberian sanksi, serta upaya
pemasyarakatan kembali (resosialisasi) terpidana.
Dalam  proses  bekerjanya  aparatur  penegak  hukum  itu,  terdapat  tiga  elemen
penting  yang  mempengaruhi,  yaitu: 
1. institusi  penegak  hukum  beserta  berbagai perangkat  sarana  dan  prasarana  pendukung 
dan  mekanisme  kerja  kelembagaannya
2. budaya kerja yang terkait dengan aparatnya, termasuk mengenai kesejahteraan aparatnya,
dan 
3. perangkat  peraturan  yang  mendukung  baik  kinerja  kelembagaannya  maupun
yang  mengatur  materi  hukum  yang  dijadikan  standar  kerja,  baik  hukum  materielnya
maupun  hukum  acaranya
Namun, selain ketiga faktor di atas, keluhan berkenaan dengan kinerja penegakan
hukum  di  negara  kita  selama  ini,  sebenarnya  juga  memerlukan  analisis  yang  lebih
menyeluruh  lagi.  Upaya  penegakan  hukum  hanya  satu  elemen  saja  dari  keseluruhan
persoalan  kita  sebagai  Negara  Hukum  yang  mencita-citakan  upaya  menegakkan  dan
mewujudkan  keadilan sosial bagi seluruh rakyat  Indonesia. Hukum  tidak  mungkin  akan
tegak,  jika  hukum  itu  sendiri  tidak  atau  belum  mencerminkan  perasaan  atau  nilai-nilai
keadilan  yang  hidup  dalam  masyarakatnya.  Hukum  tidak  mungkin  menjamin  keadilan
jika materinya sebagian besar merupakan warisan masa lalu yang tidak sesuai lagi dengan
tuntutan zaman.
Artinya, persoalan yang kita hadapi bukan saja berkenaan dengan upaya
penegakan  hukum  tetapi  juga  pembaruan  hukum  atau  pembuatan  hukum  baru.  Karena
itu,  ada empat  fungsi  penting  yang  memerlukan perhatian  yang  seksama,  yang  yaitu  (i)
pembuatan  hukum  (‘the  legislation of  law’  atau  ‘law  and  rule  making’),  (2)  sosialisasi,
penyebarluasan dan bahkan pembudayaan hukum (socialization and promulgation of law,
dan (3) penegakan hukum (the enforcement of law) Ketiganya membutuhkan dukungan
(4)adminstrasi hukum (the administration of law) yang efektif  dan  efisien  yang  dijalankan  oleh 
pemerintahan  (eksekutif)  yang
bertanggungjawab  (accountable).
3  Faktor yang mempengaruhi Penegakan
Hukum
Menurut Soerjono Soekanto, dalam bukunya faktor-faktor yang mempengaruhipenegakan
hukum (2002:5) menyebutkan bahwa masalah pokok dari penegakan hukum sebenarnya
terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya, yaitu :
a.    Faktor hukumnya sendiri yaitu berupa undang-undang
b.    Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun yang menerapkan
hukum. 
c.    Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. 
d.    Faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan. 
e.    Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa
manusia di dalam pergaulan hidup.
Kemudian Al. Wisnubroto dalam bukunya yang berjudul Hakim dan peradilan di
Indonesia (1997:88-90) memuat beberapa faktor internal yang mempengaruhi hakim dalam
mengambil keputusan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi hakim dalam
mempertimbangkan suatu keputusan adalah :
1.    Faktor Subjektif
2.    Faktor Objektif
4 Permasalahan Penegakan Hukum di Indonesia

Permasalahan hukum di Indonesia yang saat ini sedang terjadi disebabkan oleh
beberapa hal yaitu sistem peradilannya, perangkat hukumny, inkonsistensi
penegakan hukum, intervensi kekuasaan maupun perlindungan hukum. Diantara
banyaknya permasalahan tersebut adalah adanya inkonsistensi penegakan hukum
yang dilaksanakan oleh aparat baik polisi, jaksa, hakim maupun pemerintah
(eksekutif) yang ada dalam wilayah peradilan yang bersangkutan. Inkonsistensi
penegakan hukum kadang melibatkan masyarakat itu sendiri dan dalam media
elektronik maupun media cetak. Inkonsistensi penegakan hukum ini secara tidak
disadari telah berlangsung dari hari ke hari. Contoh kecil dari Inkonsistensi
penegakan hukum yang terjadi pada saat berkendaraan dijalan raya dikota besar
seperti di Jakarta yang memberlakukan aturan "three-in-one". Aturan ini tidak akan
berlaku bagi TNI dan Polri. Bahkan polisi yang bertugas membiarkan begitu saja
mobil dinas TNI  atau Polri yang melintas meski mobil tersebut berpenumpang
kurang dari tiga orang atau bahkan terkadang polisi yang bertugas memberikan
penghormatan apabila penumpangnya berpangkat lebih tinggi. Secara tidak
disadari hal tersebut merupakan diskriminasi terhadap masyarakat awam tapi
sayangnya banyak masyarakat yang tidak  menyadari hal tersebut.
Berikut ini beberapa kasus inkonsistensi penegakan hukum di Indonesia yang dikelompokan
berdasarlan beberapa alasan yang banyak ditemui oleh masyarakat awam baik melalui pengalaman
pencari keadilan itu sendiri maupun peristiwa lain yang bisa diikuti melalui media cetak dan media
elektronik. Yaitu :
a.      Tingkat kekayaan seseorang.
maksudnya Tingkat kekayaan seseorang dapat memperingan masa tahan seseorang yang melakukan
pelanggaran.
b.       Tingkat Jabatan Seseorang
maksudnya Penyelesaian masalah ini dilakukan setelah media cetak dan media elektronik
menemukan ketidaksesuaian dalam masalah pendanaan studi banding tersebut. Penyelesaian secara
administratif ini seakan dilakukan agar dapat mencegah tindakan hukum yang mungkin bisa
dilakukan. Rasa ketidakadilan masyarakat terurik ketika sanksi ini hanya dikenalan pada pegawai
rendahan
c.        Nepotisme
maksudnya hukuman yang diberikan tidak setimpal dengan perbuatannya, Putusan ini terasa tidk
adil dibandingkan dengan vonis-vonis kasus narkoba lainnya yang terjadi di Indonesia yang
didasarkan atas pelaksanaan UU Psikotropika.
Dari beberapa kasus tadi, dapat menimbulkan masalah yang paling dirasakan oleh masyarakat dan
membawa dampak yang sangat buruk bagi kehidupan bermasyarakat. Persepsi masyarakat menjadi
buruk terhadap penegakan hukum. Hal ini membuat masyarakat tidak mempercayai huktm sebagai
sarana penyelesaian konflik dan cenderung menyelesaikan permasalahannya diluar jalur hukum.
5  PEM BERDAYAANMASYARAKAT DANPENEGAKANHUKUM

Suatu hukum hanya dapat dilaksanakan dan diterapkan dengan baik apabila
dalam Masyarakat terdapat suatu struktur yang memungkinkan bagi setiap anggota
masyarakat untuk mewujudkan cita-cita hukum tersebut. Oleh karena itu jika kita
mengharapkan perilaku hukum masyarakat yang  baik, maka kita harus
menciptakan struktur sosial masyarakat yang baik pula. Selama  struktur sosial 
masyarakat  tidak  terkandung  kearah  susunan  masyarakat yang baik maka
selama itu pula perilaku hukum masyarakat sulit untuk mengarah kepada perilaku
hukum yang baik.
Selanjutnya, harus pula dipahami bahwa kesadaran hukum yang menyangkut
perilaku manusia, tidak dapat dilepaskan dari sikap batin. Oleh karena itu
kesadaran hukum yang dimaksudkan haruslah memiliki keterkaitan pula dengan
sikap batin pelakunya. Dengan kata lain, harus terdapat kaitan yang erat antara
sikap batin dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang.
Kesimpulan
Penegakan  hukum  adalah  proses  dilakukannya  upaya  untuk  tegaknya  atau
berfungsinya  normanorma  hukum  secara  nyata  sebagai  pedoman 
perilaku  dalam  lalu lintas  atau  hubungan hubungan  hukum  dalam 
kehidupan  bermasyarakat  dan  bernegara.
Aparatur  penegak  hukum  mencakup  pengertian  mengenai  institusi  penegak
hukum  dan  aparat  (orangnya)  penegak  hukum.  Dalam  arti  sempit, 
paratur  penegak
hukum  yang  terlibat  dalam  proses  tegaknya  hukum  itu,  dimulai  dari  saksi, 
polisi,
penasehat  hukum,  jaksa,  hakim,  dan  petugas  sipir  pemasyarakatan.

Anda mungkin juga menyukai