Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat luas yang mulai menunjukkan sikap prihatin karena penegakan hukum
yang terjadi selama ini belum memberikan arah penegakan hukum yang benar
Indonesia.
Masyarakat telah sepakata meletakkan dasar reformasi pada tiga pilar, yaitu
kepada hukum dan penegakan hukum. Reformasi di bidang hukum dimulai dengan
Tahun 1945 (selanjutnya ditulis UUD RI 1945) dan dilanjutkan dengan serangkaian
undang-undang yang esensinya melanjutkan sikap yang anti KKN dalam lapangan
terutama ditujukan kepada tindak pidana korupsi dan tindak pidana dalam
penyelenggaraan Negara.
Pada dua sektor yang terakhir ini (tindak pidana korupsi dan tindak pidana
yang tidak menggembirakan dan masyarakat mulai curiga dan meulai tidak percaya
karena ada dugaan terjadinya permainan politik dalam praktek penegakan hukum.
Permainan politik ini tidak sama dengan intervensi politik terhadap aparat penegak
hukum, tetapi lebih jauh lagi terjadi konspirasi antara pemegang kendali
politik/kekuasaan, pembentuk hukum dan dengan aparat penegak hukum dan hakim.
penghakiman sendiri) dan sekarang mulai ada gerakan untuk menuntut secara resmi
bidang penegakan hukum sebagai bentuk lain dari ketidak percayaan masyarakat
B. Rumusan Masalah
saat ini?
C. Tujuan
4. Untuk mengetahui bagaimana cara agar tidak terjadi tindak pidana korupsi
BAB II
PEMBAHASAN
Ruang lingkup istilah “penegak hukum” adalah luas sekali, karena mencakup
mereka yang secara langsung dan secara tidak langsung berkecimpung di bidang
hak dan kewajiban tertentu, yakni menegakan (dalam arti memperlancar hukum).
Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. para penegak hukum dapat dilihat pertama-
tama sebagai orang atau unsur manusia dengan kualitas, kualifikasi, dan kultur kerjanya
masing-masing. Kedua, penegak hukum dapat pula dilihat sebagai institusi, badan atau
salah satu komponen sistem hukum sebagaimana yang dikemukakan oleh Friedmann,
“The moving parts, so to speak of the machine courts are simple and obvious….”
Jika diterjemahkan secara bebas adalah: unsur penggerak, agar lembaga hukum dapat
“motor penggerak” yang memungkinkan sistem hukum dapat bekerja secara nyata
dalam masyarakat.
Struktur adalah kerangka atau rangkanya, bagian yang tetap bertahan, bagian
yang memberi semacam bentuk dan batasan secara keseluruhan. Dengan demikian,
struktur hukum pada dasarnya menunjuk pada lembaga-lembaga (hukum) dan lembaga-
termasuk jaksa (kejaksaan), dan lembaga penegak hukum yang secara khusus diatur
tujuan hukum tersebut. Pengadilan merupakan salah satu organisasi yang mengemban
Aparat penegak hukum memiliki fungsi yang sangat strategis dan signifikan
dalam menegakan hukum. Hal ini tercermin dari para aparat penegak hukum itu
merupakan salah satu unsur yang paling berpengaruh dalam penegakan hukum.
Yang menjadi hukum itu ialah praktik sehari-hari oleh pejabat hukum. Kalau
bambu, polisi-polisi dan pegawai-pegawai pemerintah pada umumnya berubah ini berarti
bahwa hukum sudah berubah, walaupun undang-undangnya sama saja seperti dulu.
Jadi, menurut penulis wajar jika pada dekade baru-baru ini berkembang asumsi
dan spekulasi negatif di tengah masyarakat yang mengatakan bahwa hukum sekarang
sudah berubah dan keluar dari koridor sebagaimana yang telah diatur undang-undang.
Mungkin inilah salah satu penyebabnya, sebagaimana disebutkan oleh Daniel S. Lev di
atas.
masyarakat yang memang masih belum tercapai. Namun tentu saja, melihat ada
negara hukum Indonesia ini akan terlihat lemah dan statusnya akan terancam. Sehingga
Banyak dari kalangan masyarakat menilai bahwa hukum itu bisa dibeli. Sehingga
bagi mereka yang memiliki kekuasaan, bagi mereka yang memiliki banyak uang bisa
berada di posisi aman walaupun melanggar aturan negara. Apakah pemikiran mereka ini
ada benarnya?
hukum Indonesia. Ada tiga hal penyakit politik, yaitu politik uang, poitik kekerasan, dan
politik yang tidak mencerdaskan. Banyak kasus-kasus yang dibuat rumit. Keadaan
hukum pada saat ini. Kalau dilihat dengan seksama, pada masa pemerintahan
terdahulu, korupsi itu minimalis sekali, adapun yang korupsi berkisar jutaan saja, namun
berapa angka nominal para koruptor saat ini, milyaran, triliyunan, alangkah besar-
berlipat ganda, dan bukan satu dua koruptor, tetapi lebih dari itu.
Baru pada masa pemerintahan kali ini, banyak dari kalangan masyarakat secara
umum menilai bahwa penegakan hukum di Indonesia sangatlah buruk. Begitu juga
publik menilai bahwa kinerja pemerintah dalam memberantas korupsi juga begitu buruk.
pemberantasan korupsi.
Tingkat kejahatan terus meninggi, korupsi pun tinggi, kepastian hukum yang
lemah dan rendah, penyelesaian yang tidak berkualitas serta tidak efisiennya
penyelenggaraan negara, jika hal ini terus berlanjut, kepercayaan masyarakat publik
Apa yang salah dari sini? Banyak kesalahan yang terjadi, salah satu faktornya
adalah ketidak tegasan hukum di Indonesia. Adanya suap menyuap bagi pihak A
terhadap B, bahkan kasus-kasus penyuapan juga banyak terjadi pada kehidupan sehari-
dipersulit, maling-maling besar dilindungi”. Bisa dilihat kembali dari beberapa kasus
maling sendal, maling buah “maling-maling kecil” yang ditangkap dan begitu dipersulit.
Sedangkan koruptor bisa ‘bernafas lega’ sepuasnya. Diskriminasi mulai terjadi dalam
Penegakan hukum yang terjadi saat ini, yang benar bisa menjadi salah yang
salah bisa menjadi benar. Praktik mafia hukum di Indonesia saat ini justru semakin
merajalela. Namun penegakan hukum saat ini sangat lamban, banyaknya kasus
rendah.
Kondisi yang demikian atau katakanlah kualitas dari penegakan hukum yang
buruk seperti itu akan sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan dan kekuatan
hukum sama artinya dengan mencederai keadilan. Mencederai keadilan atau bertindak
tidak adil tentu saja merupakan tindakan gegabah melawan kehendak rakyat.
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Jika hukum tidak lagi dapat bekerja sesuai
Harus diingat bahwa hukum senantiasa tertuju pada tiga tujuan utama yaitu
kepastian hukum, keadilan, dan kemanfaatan atau kegunaan. Ketiga tujuan hukum
pelaksanaan dalam praktek hukum. Oleh sebab itu, maka bagian kepemerintah dan
aparat penegak hukum harus menyadari hal itu sehingga mampu mewujudkan ketiga
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, yaitu hukum yang
memang sudah tertera dalam undang-undang, pihak-pihak yang menegakan hukum itu
sendiri, sarana atau fasilitas dalam penegakan hukum, hukum yang tertera dalam
lingkungan masyarakat, dan kebudayaannya sendiri (nilai-nilai yang tertera).
kedamaian dalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang dari sudut tertentu, maka
adalah dengan menunjukkan keteladanan dan menekankan pada rasa malu untuk
Namun ada beberapa yang harus dipikirkan dan pertimbangkan lagi, negara ini
akan maju dan baik juga karena adanya kepercayaan masyarakat publik, ketika
keputusan hakim terus dianggap salah, masih adanya ketidak percayaan terhadap
pengadilan dan hukum, maka penegakan hukum secara umum akan selalu dianggap
buruk.
keputusan hakim, sehingga hukuman yang tidak sebanding pun dianggap masyarakat
tidak adil. Biarkan keputusan hakim berjalan, adanya opini-opini negatif ataupun kritik
mengenai hukum Indonesia sangatlah wajar, hal ini terkait perkembangan penegakan
hukum itu sendiri. Dari pihak hakim pun harus menunjukkan kepada publik bahwa
penegakan hukum beserta hakim yang terlibat memutuskan hukum memiliki martabat
dan menunjukkan adanya keadilan. Dari situlah penegakan hukum negara Indonesia ini
Indonesia saat ini perlu dilaksanakan. Konsistensi dalam hukum juga sangat diperlukan
Oleh karena itu, bagian terpenting disini, tantangan terberat bagi penegak hukum adalah
ini.
C. Dampak tindak pidana korupsi bagi penegakan hukum
melakukan tindakan korupsi, sebab hukuman yang diperoleh lebih ringan dibadingkan
Pihak yudikatif, eksekutif, dan legislative, yang seharusnya banyak berperan dalam
mendorong gerakan pemberantasan korupsi malah banyak terlibat dan ikut berperan
Hukum pada dasarnya dibuat sebagai pedoman dan aturan yang berfungsi
melindungi kepentingan masyarakat dan sebagai alat untuk mengatur ketertiban dan
hukum yang dibuat tidak sebenar-benarnya untuk mewujudkan keadilan sosial dalam
melemahkan institusi penegak hukum. Bukan tidak mungkin sebuah pemerintahan yang
korup membentuk suatu aturan hukum yang lemah, sehingga saat dia melakukan
bertindak adil dan sepenuh hati menjunjung tinggi penegakan keadilan dalam
masyarakat. Perilaku korup yang mencemari institusi hukum dapat merusak moral para
aparatur penegak hukum. Hal ini tentu saja berpengaruh besar terhadap proses
penegakan hukum secara menyeluruh. Adanya tebang pilih dalam proses peradilan, dan
suap menyuap dalam menentukan tuntutan hukum maupun putusan hakim hanya
sebagian hal yang mungkin terjadi apabila moral penegak hukum sudah dirusak oleh
perilaku korup. Apabila penyelenggara hukum dapat disuap, maka akan menyebakan
suatu ketidakadilan yang akan menyebabkan proses hukum menjadi tidak adil. Hal ini
dapat memberi akibat yang buruk terhadap hukum di negara tersebut. Penegakan
hukum di negara tersebut akan dinilai lemah karena dapat diintervensi oleh pihak ketiga.
Hal tersebut tentu saja menjadikan hukum bagaikan harimau tanpa taring, yang tidak
dalam peraturan yang ada. Sebaik apapun undang-undang dan peraturan yang dibuat,
jika aparatur yang melaksanakannya tidak memiliki moral dan kompetensi yang baik
Dampak utama korupsi yang terjadi dalam penegakan hukum adalah hilangnya
dikhawatirkan dengan meningkatnya korupsi maka angka kejahatan yang terjadi juga
menjamin terwujudnya keadilan sosial yang tidak dapat direalisasikan oleh Pemerintah,
membuat masyarakat kecewa dan tidak lagi percaya terhadap proses hukum dan
institusi hukum yang menjalankannya. Hal ini berdampak sangat buruk terhadap
dalam masyarakat akan memancing setiap orang untuk ikut melanggar aturan, karena
hukum mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Contoh kasus :
Misalkan ada salah satu anggota masyarakat yang membuat kasus kriminal
seperti, Seorang nenek yang ,mencuri singkong disekitar wilayah tanah salah sebuah
perusahaan, dengan alasan ia mencuri untuk mengambil beberapa buah singkong yang
akan ia masak dan nantinya akan ia makan bersama dengan seorang cucunya, nenek
ini adalah rakyat kecil dengan kedaan ekonomi yang sangat memprihatinkan. Ketika
perbuatannya itu diketahui oleh menejer dari perusahaan tersebut, ia merasa marah dan
menginginkan masalah ini diproses pada jalur hukum, maka sang nenek pun terseret
dalam jerat hukum karena menejer tersebut melaporkan sang nenek dengan tindakan
pencurian maka nenek tersebut harus menanggung perbuatannya itu sendiri di meja
Coba dipikirkan kembali nasib dari pada rakyat kecil yang untuk makan saja
sangat susah, tetapi saat mengalami proses di meja hukum sangat dipersulit, jika
dibandingkan dengan masyarakat dengan ekonomi tinggi yang mampu menyuap aparat
– aparat hukum untuk mendapat kelancaran dari proses hukum, dan tidak perlu diproses
lebih lanjut lagi. Penyuapan dalam kasus hukum telah menjadi realita yang kita ketahui
dizaman sekarang, pejabat – pejabat yang terseret dalam kasus korupsi masih mampu
kecil.
Maka dampak dari korupsi akan membuat masyarakat kecil semakin tersisi
dimata hukum.
tinggi dan besar saja. Maksudnya penegakkan hukum seharusnya tidak hanya terfokus
pada kasus – kasus yang sudah sangat rumit saja, tetapi juga harus diawali pada yang
lebih sederhana contoh kecil dari pada penegakan hukum yakni masyarakat yang usil
Sampah”, penegakan hukum harusnya diterapkan secara ketat agar tidak ada lagi
masyarakat yang melanggar dan membuang sampah, contoh korupsi kecil lain pula
aturan rambu – rambu lalu lintas yang dilanggar, merupakan hal – hal yang sangat kecil
tetapi memiliki dampak yang sangat besar, maka dari itu jika korupsi mampu dilakukan
mulai pada masalah – masalah yang kecil, maka itupun akan terbawa sampai pada
masalah – masalah yang ada dalam lingkup ruang lebih besar / luas. Peneggakan
6. Merusak Moral
Dampak dari penegakan hukum yang tidak dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan hukum akan menjadi kebiasaan masyarakat / warga Negara, merusak moral
karena penegakan hukum yang tidak adekuat sehingga mudah dikendalikan oleh hal –
hal yang mengarah pada sikap korupsi, penegakan hukum yang bisa dibeli, kerjasama
dalam usaha membenarkan yang salah dalam penegakan hukum, akan membuat moral
Korupsi bisa terjadi dimana saja dan kepada siapa saja salah satunya kepada penegak
Ada berbagai macam cara untuk mengatasi masalah penegakan hukum di Indonesia
yaitu :
1. Didalam rangka penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan
agar lebih memperhatikan rasa keadilan pada masyarakat dan kepentingan nasional
2. Penegak hukum seharusnya berjalan tidak semata melihat fakta, tapi menimbang
nilai-nilai keadilan yang harus diwujudkan dalam peradilan pidana. Namun demikian,
hakikat tugas hakim itu sendiri memang seharusnya mencari dan menemukan
kebenaran materil untuk mewujudkan keadilan materiil. Dengan ini diharapkan tidak
4. Hukum seharusnya tidak ditegakkan dalam bentuknya yang paling kaku, arogan,
hitam putih. Tapi harus berdasarkan rasa keadilan yang tinggi, tidak hanya mengikuti
yang ditegakkan yang hanya berdasarkan konteks hitam putih belaka hanya akan
yang sebenarnya.
6. Komisi Yudisial sebagai komisi yang dibentuk untuk mengawasi perilaku haki
seharusnya memberi peringatan dan sanksi yang tegas kepada hakim yang
memberikan putusan yang kontroversial dan tidak memenuhi rasa keadilan, juga
yang melanggar kode etik. Hal ini dikarenakan tahun ini saja ada 968 putusan yang
dilaporkan pada Komisi Yudisial dan sekitar 69 persen dilaporkan masyarakt karena
serta kesadaran hukum dari pelaksana penegak hukum tentang tugas dan
masyarakat.
9. Memberikan pendidikan dan penyuluhan hukum baik formal maupun informal secara
11. Melaksanakan asas proses yang tepat, cepat dan biaya ringan di semua tingkat
peradilan.
12. Pemberian sanksi yang tegas kepada aparat penegak hukum yang tidak
13. Harus ada reformasi institusional didalam tubuh lembaga penegak hukum. Bukan
hanya reformasi didalam tubuh Polri dan KejaksaanRItapi juga pada lembaga
Perlindungan Saksi dan korban ( LPSK ). Hal ini dikarenakan carut – marutnya
hukum yang ada di Indonesiajuga disebabkan karena adanya oknum – oknum yang
perekrutan jaksa, kode perilaku, standar minimum profesi, dan pengawasan sanksi
disiplin. Selain itu saat Kejaksaan juga merencanakan pemangkasan tiga ribu
Kepolisian juga telah merencakan meminta setiap jajaran merancang target dalam
waktu tertentu, mengadakan kontrak kerja dan pakta integritas, mengevaluasi secara
rutin kinerja jajaran, transparansi sistem rekrutmen anggota polisi dan proses
pelayanan administarasi.
14. Adanya penghargaan bagi jaksa dan hakim berprestasi yang memberikan terobosan
diharapkan setiap jaksa maupun hakim berlomba untuk memberikan terobosan yang
15. Perlunya Kapolri dan Jaksa Agung yang berwibawa, yang mempunyai kredibilitas
tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi merupakan tindakan buruk yang dilakukan oleh aparatur birokrasi serta
orang – orang yang berkompeten dengan birokrasi. Korupsi dapat bersumber dari
kelemahan – kelemahan yang terdaoat pada system politik, penegakan hukum dan
delik-delik hukum yang lain, delik hukum yang menyangkut korupsi di Indonesia
masih begitu rentan terhadap upaya pejabat – pejabat tertentu untuk membelokkan
sudah divonis oleh hakim, tetapi selalu bebas dari hukuman. Itulah sebabnya kalau
dipastikan gagal.
Meski demikian, pemberantasan korupsi jangan menjadi “jalan tak ada ujung”,
melainkan “jalan itu harus lebih dekat dengan ke ujung tujuan”. Upaya – upaya utnuk
mengatasi persoalan korupsi dapat ditinjau dari struktur atau system social, dari segi
didiklaw.blogspot.co.id/2013/10/makalah-tentang-problematika-penegakan.html?m=1
forester-untad.blogspot.co.id/2014/05/makalah-dampak-tindakan-korupsi.html?m=1
https://ilmupemerintahandeden.blogspot.co.id/2016/11/dampak-korupsi-terhadap-
penegakan-hukum.html?m=1