Anda di halaman 1dari 38

PENGATURAN

MEDIA MASSA
Pengertian Hukum Media Massa
 Yaitu segala hal yang berkaitan dengan
pengaturan kepentingan umum berkaitan
dengan aktivitas komunikasi yang diperantarai
teknologi media
 Yaitu hukum yang mengatur tentang ketentuan-
ketentuan media massa sebagai alat komunikasi
massa. Hukum media meliputi hukum media
cetak, hukum media penyiaran, film, hukum
cyber, dan hukum pers. Ketentuan yang diatur
adalah tentang masalah isi media, prosedur
penggunaan media, kepemilikan media dan
sebagainya
Hukum Media Massa dan
Hukum Komunikasi
 Persamaan :
hukum komunikasi dan hukum media sama-
sama mengatur masalah penyiaran radio dan
TV, mengatur kepemilikan dan perizinan
 Perbedaan :
hukum komunikasi meliputi masalah teknis
hanya berkaitan penyiaran. Sedangkan
hukum media massa membahas aspek
hukum yang berkaitan dengan media
penyiaran yang meliputi Radio, TV, dan film
Tujuan Hukum Media Massa
1. Untuk mengendalikan media massa. Dalam
konteks ini peranan hukum media massa
yakni merupakan instrumen untuk membatasi
media massa agar tidak melencenga dari
keinginan,misalnya pemerintah. Pada titik
inilah hukum media massa disebut memiliki
karakter politik.
2. Untuk mengatur media massa agar
perperilaku wajar sesuai dengan keinginan
masyarakat,agar tidak merugikan masyarakat
.Dalam konteks ini berarti media massa
memiliki karakter sosial.
Materi Hukum Media Massa
Isi atau materi hukum media yang pernah
berlaku di Indonesia bisa dibedakan dalam
beberapa materi :
1. Hukum yang memberi kewenangan
penguasa untuk melakukan sensor preventif.
Sensor preventif adalah sensor yang
dilakukan sebelum sebuah media diterbitkan
2. Hukum media yang memberi kewenangan
kepada penguasa untuk menutup dan
membredel sebuah media
Materi Hukum Media Massa
3. Hukum media yang memberi kewenangan
kepada penguasa untuk mengeluarkan dan
mencabut izin dan sebaliknya juga
mewajibkan media untuk mendapatkan izin
sebelum menerbitakan medianya.
4. Hukum media yang berisi jaminan kebebasan
pers atau kebebasan media
Asas-Asas Hukum Media Massa
1. Asas kebebasan media;
2. Asas anti sensor;
3. Asas pertanggungjawaban sosial;
4. Asas pembatasan kepemilikan;
5. Asas perlindungan profesi
6. Asas perlindungan hak perseorangan.
Sumber Hukum Media
1. Sumber Hukum media Fundamental
Adalah ketentuan-ketentuan hukum yang
memuat materi tentang aspek-aspek
mendasar dari suatu media yang bermuatan
ideologis-politis seperti ketentuan mengenai
HAM, hak menyatakan pendapat secara
bebas, hak berkomunikasi, kebebasan
berinformasi, kebebasan pers, dan
sebagainya.
2. Hukum Media Fungsional
Adalah sumber-sumber hukum media yang
berisi peraturan perundang-undangan yang
mengatur atau menjabarkan penggunaan
atau fungsi daru hukum media fundamental.
Ketentuan ini berisi tentang teknis
operasional suatu media atau bagian media
tertentu, misalnya UU Pers, UU penyiaran,
UU periklanan dan sebagainya.
3. Hukum Media Struktural
Adalah peraturan-peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang suatu
sektor atau bidang kehidupan masyarakat
tertentu yang tidak secara langsung
mengatur tentang media, namun peraturan
hukum ini secara materiil berdampak bagu
kehidupan media massa, secara langsung
atau tidak langsung, misalnya UU tentang
Koperasi, UU larangan praktik monopoli, dan
sebagainya
Subjek Hukum Media Massa
a. Pengelola media ( redaksi, produser, design
grafis) yaitu orang yang terlibat dalam proses
persiapan bahan/materi, pengolahan,
penyuntingan, dan penerbitan atau penyiaran
isi media.
b. Perusahaan media atau lembaga/organisasi
media adalah badan hukum tempat media
bernaung. Lembaga /organisasi media
adalah yangbertanggung jawab terhadap
aspek usaha dan logistik media
Objek Hukum Media Massa
Objek hukum media adalah isi media yaitu:
a. Karya jurnalistik atau pers adalah isi media
yang sangat penting karena memiliki dampak
yang sangat besar bagi kehidupan
masyarakat. Pers juga merupakan isi media
massa yang mempunyai batasan atau ruang
lingkup yang relative jelas dan memiliki
ukuran-ukuran universal.
b. Iklan merupakan bagian isi media massa
yang sangat vital bagi kehidupan media. Iklan
berisi informasi nyata dan atau fiktif yang
disajikan secara subjektif
Alasan pengaturan media massa
 Kebijakan media massa merupakan
kumpulan prinsip dan norma yang mengatur
sistem media massa Indonesia
 Kebijakan media massa ini tidak dapat
dipisahkan dari perkembangan sosial, politik
dan ekonomi sebuah negara
 Kedudukan media massa dalam politik
menempati posisi yang penting.Keberadaan
media massa menjadi barometer suatu
sistem politik.
Alasan pengaturan media massa
 Media massa berkaitan dengan aspek politik,
ekonomi, budaya, dan seterusnya
 Media massa perlu diatur melalui hukum
tertulis karena memiliki kekuatan yang besar
di tengah-tengah masyarakat
 Tersedianya hukum media massa akan
menjamin kondisi masyarakat yang harmonis
berkaitan dengan hubungan media dan
masyarakat.
Alasan pengaturan media massa
 Pengaturan media massa dilaksanakan oleh
badan yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dalam rangka memelihara
keadilan
 Fenomena komunikasi massa perlu diatur
karena hadir di tengah kehidupan sosial
yang memiliki implikasi terhadap kehidupan
masyarakat.
Alasan pengaturan media massa
 Alasan lain :
1. Pertimbangan umum atau kepentingan
publik.
Atas nama kepentingan umum atau
kepentingan masyarakat, Negara harus
mengatur mengenai HAM terkait kebebasan
berpendapat termasuk berpendapat di
media massa. Karena pada dasarnya,
media adalah ruang publik bagi masyarakat
sebagai tempat untuk mengeluarkan
pendapat
Alasan pengaturan media massa
2. Kepentingan bisnis.
Pengelolaan sebuah media dilakukan oleh
sebuah organisasi yang pada umumnya
untuk mencari laba dalam sistem ekonomi
kapitalis. Jiwa “kepentingan umum”nya pada
media bisa terkontaminasi oleh kepentingan
privat perusahaan. Dari sisi ini, media harus
dikendalikan agar tidak merugikan
masyarakat.
Landasan Hukum Pengaturan
Media Massa
Internasional :
 Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia 1948
 Konvensi Internasional tentang Politik dan Hak-
hak Sipil 1966
bahwa setiap manusia memiliki hak untuk
berpendapat tanpa mendapat tekanan dan
berhak untuk mengekspresikan diri yang
meliputi mencari, memperoleh, dan
menyebarkan informasi, ide, dan segala bentuk
ekspresi diri yang lain, baik secara tertulis
maupun lisan melalui media yang diinginkan.
Indonesia :
 Pasal 28 UUD Tahun 1945
 UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers
 UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
 Pada awal pemerintahan Orde Baru mengalami
masa kebebasan dengan dikeluarkannya TAP
MPRS RI No XXXII/MPRS/1966 tentang
Pembinaan Pers memberi pengakuan kebebasan
hak setiap warga negara untuk mengeluarkan
pendapat dan pikiran melalui pers

 Masa Reformasi pada tahun 1998 yang tercermin


dalam TAP MPR RI No. XVII Tahun 1998 tentang
Hak Asasi Manusia mengatur jaminan dan
perlindungan dalam hal berkomunikasi,
memperoleh dan menyampaikan informasi melalui
media massa
 Media massa merupakan bagian dari pers
 Pers adalah lembaga sosial dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan
kegiatan jurnalistik meliputi mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi
baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar,
suara dan gambar, serta data dan grafik
maupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yang
tersedia (Pasal 1 angka 1 UU Pers)
Kaitan Pers dan HAM
 Pers Sebagai Refleksi Kebebasan untuk
Mengeluarkan Pendapat
 Pers Sebagai Manifestasi Hak untuk
Memperoleh Informasi
Lex Specialis dan Lex Generalis
Pengaturan Media Massa
 Asas hukum : lex specialis derogat legi
generalis (undang-undang yang bersifat
khusus mengabaikan undang-undang
yang bersifat umum)
 Ada yang berpendapat bahwa
pengaturan dalam UU Pers bersifat
khusus (lex specialis) dan pengaturan
hukum pidana dan perdata yang
berkaitan pers bersifat umum (lex
generalis)
Fungsi Pers
 Fungsi pers nasional dalam UU Pers (media
massa menjadi bagian di dalamnya) yaitu :
1. Sebagai media informasi. Memberi dan
menyediakan informasi tentang peristiwa yang
terjadi di masyarakat
2. Sebagai Media pendidikan. Memberi
pengetahuan untuk menambah wawasan
masyarakat
3. Sebagai Media Hiburan. Memuat hal-hal yang
bersifat hiburan untuk mengimbangi berita-berita
berat (hard news) dan artikel-artikel yang
berbobot
4. Sebagai media kontrol sosial, di mana di
dalamnya meliputi
- Social Participation yaitu keikutsertaan
masyarakat dalam pemerintahan
- Social Responsibility yaitu
pertanggungjawaban pemerintah terhadap
rakyat
- Social Support yaitu dukungan rakyat
terhadap pemerintah
- Social Control yaitu kontrol masyarakat
terhadap tindakan-tindakan pemerintah
5. Sebagai Lembaga Ekonomi
 Saat ini dunia media terutama media berita
ada teknologi cetak jarak jauh
 Dengan teknologi cetak jarak jauh, media
massa mendistribusi tugas cetak penerbitan
ke titik-titik yang tersebar jauh dari kantor
pusat media hingga surat kabar bisa sampai
ke tangan pembaca dengan lebih awal.
 Sementara itu teknologi satelit membuat
orang mampumendengar dan atau
menyaksikan suatu peristiwa yang terjadi di
tempat lain yang berjauhan degan secara real
time
 Kini, internet memberikan tawaran yang lebih
dari dua teknologi di atas: kebaharuaan
informasi bahkan partisipasi dalam
pembuatan serta penyampaian berita dan
informasi, menciptakan tipe tersendiri dalam
jurnalisme, apa yang disebut sebagai online
journalism
Pelanggaran Pers
 Pasal tentang penghinaan, pencemaran,
atau pelecehan (defamation)
merupakan perkara yang paling sering
muncul dalam hukum pers
 Pelanggarannya menurut hukum pidana
 Unsur-unsur dalam hukum pidana yang
berpotensi menjerat jurnalis, namun harus
dibuktikan di pengadilan :

1. Unsur ”barang siapa.” Yaitu orang atau


badan hukum yang melakukan, turut
melakukan atau membantu melakukan.
Kedudukan si jurnalis di sini harus jelas :
a. Sebagai pelaku, pembantu perbuatan
pidana, penggerak tindak pidana atau
penganjur (menyuruh) tindak pidana
b. Jika sebagai pelaku; apakah pelaku
tunggal atau bersama-sama (turut serta
melakukan).
 Unsur-unsur dalam hukum pidana yang
berpotensi menjerat jurnalis, namun harus
dibuktikan di pengadilan :

2. Unsur ”dengan sengaja.” Artinya tindakan itu


harus disertai unsur kesengajaan (dolus).
Jadi, hanya perbuatan yang dilakukan
dengan sengaja yang bisa dituntut. Yang
dimaksud dengan kesengajaan adalah ada
kesesuaian antara kehendak (motivasi) dan
tindakan. Artinya, tindakan atau akibat
tindakan itu memang dikehendaki si pelaku
 Unsur-unsur dalam hukum pidana yang
berpotensi menjerat jurnalis, namun harus
dibuktikan di pengadilan :

3. Unsur ”tindakan yang diancam dengan


hukuman pidana” Artinya tindakan itu harus
dibuktikan benar-benar terjadi. delik pers
umumnya dinyatakan terjadi saat
tulisan/gambar itu diterbitkan
(dipublikasikan). Ini berarti delik pers
menggunakan delik formil yang dilakukan
dengan bantuan alat (media massa) dan
memerlukan waktu yang relatif lama, terdiri
dari rangkaian tindakan-tindakan
 Pada unsur ”tindakan yang diancam dengan
hukuman pidana”, perlu ditentukan tindak
pidana itu dilakukan pada tahap mana. Hal
itu untuk menentukan pelaku tindak pidana,
tempat terjadinya tindak pidana, dan waktu
terjadinya tindak pidana. Tindakan fisiknya
sendiri mulai saat jurnalis menulis berita,
sebelum diterbitkan. Tapi, akibatnya belum
timbul saat media massa tersebut
terbit/tayang, namun sesudahnya
 Pada sebagian negara, mengalihkan jeratan
hukum pidana (criminal defamation) ke
jeratan hukum perdata dengan alasan:

1. Adalah hak monopoli negara untuk menuntut


suatu tindak pidana ke pengadilan. Sebab,
tindak pidana bersifat melanggar
kepentingan umum, bukan kepentingan
pribadi. Sementara defamation melanggar
kepentingan pribadi, yakni kepentingan
seseorang yang dihina.
2. Hukuman pidana (penjara) bersifat menyakiti
secara fisik. Tujuannya untuk mengurangi,
bahkan merampas hak asasi seseorang.
Tidaklah adil seseorang yang melakukan
penghinaan dihukum penjara. Lagi pula,
hukuman yang melanggar hak asasi
seseorang tidak bisa diterapkan untuk kasus
pers karena akan memberangus kebebasan
pers.
3. Sifat pertanggung jawaban hukum pidana
yang individual (dan diperluas ke badan
hukum) dianggap tidak lagi layak untuk pers.
Sebab, seorang jurnalis bukan berbuat untuk
diri sendiri. Ia bekerja untuk sebuah
perusahaan pers
4. Pada prinsipnya, kasus pidana tidak
mengenal damai, kecuali untuk delik aduan
yang memungkinkan damai sebelum
kasusnya dilimpahkan ke pengadilan.
Ketentuan tidak mengenal damai tidak cocok
untuk kasus pencemaran nama baik lewat
berita. Sebab, lewat jalur mediasi antara
pers dan korban, kemungkinan damai masih
terbuka jika korban bersedia memaafkan
Media Massa di Indonesia
 Media massa di Indonesia diharapkan dapat
mendidik masyarakat agar lebih memahami ilmu
politik praktis dan perkembangan situasi politik
nasional yang sebenarnya
 media massa harus mampu menampilkan
pemberitaan secara adil dan faktual walaupun
menganut azas kebebasan pers.
Penyimpangannya di Indonesia, adalah kasus
suap pers atau sistem bayar berita pada pers
untuk menerbitkan sebuah berita dimedia
massa, baik itu untuk menambah citra positif
seorang tokoh atau menyembunyikan berita
buruk yang memalukan
Tugas
 Carilah 1 (satu) contoh kasus yang termasuk pelanggaran
hukum media massa, analisis kasus tersebut yang
mencakup antara lain :
- apa permasalahannya atau pelanggaran apa yang
dilakukan berkaitan media massa
- siapa subjeknya
- apa objeknya
- asas apa yang dilanggar
- termasuk pada pelanggaran hukum pidana atau hukum
perdata
Cantumkan sumber kapan kasus tersebut terjadi !

 Jawaban tugas (cantumkan nama mata kuliah, nama


mahasiswa, stambuk mahasiswa) dikirim k email :
herianty.hukum.uho@gmail.com
 Paling lambat di email tanggal 12 April 2020

Anda mungkin juga menyukai