Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330158248

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Article · January 2019

CITATIONS READS

0 1,467

2 authors:

Miftahul Janna Natsir Lisna Wati


Universitas Muslim Indonesia Universitas Muslim Indonesia
1 PUBLICATION   0 CITATIONS    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Miftahul Janna Natsir on 05 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Miftahul Janna Natsir1), Lisnawati L2), Yusriana3), Nurul Fatiha4), Siti Nurfadliah Z5)
1,2,3,4,5)
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muslim Indonesia
Jalan Urip Sumoharjo KM 5, Makassar
Email :06520180002@umi.ac.id

Abstrak
Komunikasi antarbudaya berkembang berdasarkan 2 premis yang saling berhubungan.
Pertama, anda hidup pada masa ketika perumbahan teknologi, perjalanan, sistem
ekonomi dan politik, pola imigrasi, dan kepadatan penduduk telah mengakibatkan suatua
dunia dimana anda secara teratur berintereaksi dengan orang lain dari budaya yang
berbeda. Kedua, sekarang ini, orang sangat peka terhadap fakta bahwa pengaruh budaya
terhadap komunikasi sangat dekat dan besar. Latarbelakang budaya dan pengalaman
menolong anda menentukan bagaiamana dunia ini seharusnya bagi anda dan bagaiamana
anda berintereaksi dengan dunia itu. Komponen dasar dari kompetensi komunikasi adalah
motivasi, pengetahuan, keterampilan, sensitive, dan karakter. Kompotensi antar budaya
berarti memiliki kemampuan untuk berintereaksi dengan efektif dan pantasan dengan
anggota budaya yang lain. Untuk meningkatkan komunikasi antar budaya, anda harus
mengetahui budaya anda, mengenali perilaku pribadi dan gaya komunikasi anda,
memonitor diri anda sendiri, berempati,menyadari perbedadaan budaya dalam
mendengar,umpan balik, mengembangkan fleksibiltas komunikasi, dan belajar mengenai
adaptasi budaya.

Kata Kunci: komunikasi, antarbudaya

PENDAHULUAN menggunakan tinta, lalu meningkat dengan


Bisa dikatakan bahwa komunikasi munculmya alat cetak sederhana yang
merupakan hal yang terpenting atau viral mengharuskan operator mesin tersebut
bagi manusia. Tanpa komunikasi maka menyusun satu demi satu huruf yang
manusia bisa dikatakan “tersesat” dalam diperlukan. Jelas ini memelukan ketelitian
belantara kehidupan ini. “orang yang tidak yang sangat dan waktu yang cukup lama
pernah berkomunikasi dengan manusia bahkan hingga berbulan-bulan. Akan tetapi
bisa dipastikan akan „tersesat‟, karena ia saar Gutenberg di tahun 1456 menemukan
tidak bisa menaruh dirinya dalam mesin cetak, maka pekerjaan percetakan
lingkungan sosial” (Deddy Mulyana, bisa dilakukan dalam hitungan jam.
2003:5). Selain, mengatasi persoalan waktu
Betapa pentingnya komunikasi, kemajuan teknologi komunikasi bisa
terlihat dari semakin inovatifnya mengaburkan batas-batas geografis atau
perkembangan teknologi komunikasi itu wilayah. Munculnya alat-alat elektronik
sendiri. Perkembangan (media) komunikasi dengan sistem komputerisasinya
sungguh sangat menakjubkan di era digital menyebabkan teknologi dalam
saat ini. Sebagai contoh adalah teknologi berkomunikasi ini berkembang dengan
percetakan, dahulu kala sebelum sangat pesatnya. Sebagai ilustrasi,
ditemukannya kertas dan mesin cetak, kemunculan internet dan perangkat
manuskrip maupun buku ditulis dengan pendukungnya berupa email atau surat
elektronik dianggap sebagai teknologi
tercepat yang dapat menggantikan Sementara dalam pandangan
keberadaan surat pos. Akan tetapi seiring psikologi, sebagaimana yang di
dengan perkembangan teknologi populierkan Geert Hofstede (1984:21),
kemunculan telepon genggam dengan budaya diartikan tidak sekedar sebagai
fasilitas SMS (short message service) atau respons dari pemekiran manusia atau
layana pesan singkat mampu mengatasi “programming of the mind”, melainkan
kendala-kendala yang mungkin tibul bila juga sebagai jawaban atau respons dari
menggunakan email, salah satunya adalah interaksi antarmanusia yang melibatkan
penggunaan telepon genggam dalam pola-pola tertentu sebagai anggota
kondisi dan wilayah yang berbeda. kelompok dalam merespons lingkungan
Sederhana atau bahkan tidak bisa tempat manusia itu berada. Definisi
dibayangkan pada awal mulanya. Dari Hofstede ini menekankan bahwa pada
sekadar bahasa-bahasa sederhana layaknya dasarnya manusia sebagai individu
bahasa isyarat, gambar-gambar di gua atau memiliki pemikaran , karakteristik, sudut
pictograph hingga kode/bunyi titik panjang pandang , atau image yang berbeda.
pendek dalam komunikasi rahasia sandi Perbedaan itulah yang pada dasarnya
Morse. muncul dari hubungan dengan individu
lain; misalnya seorang anak akan memiliki
PEMBAHASAN karakter yang berbeda sesuai dengan
karakter yang dilihatnya atau dialaminya
Hakikat Budaya dalam berinteraterksi terhadap orang tua.
Merujuk arti budaya dalam Kamus
Selanjutnya, karakter sang anak akan terus
Besar Bahasa Indonesia (2003:169), lema
berubah ketika ia berada dalam kelompok
budaya bisa diartikan sebagai 1) pikiran,
yang jauh lebih luas dan besar di
akal budi ; 2) adat istiadat; 3) sesuatu
bandingkan lingkuangan rumah. Dengan
mengenai kebudayaan yang sudah
demikian dalam prespektif psikologi
berkembang ( beradab, maju); dan 4)
makna kata budaya lebih cenderung
sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan
menekankan budaya sebagai upaya yang
yang sudah sukar diubah.
dilakukan manusia dalam menghadapi
Secara pendekatan teori misalnya
persoalan kehidupan, dalam
dalam tradisi antropologi, Cliffort Geerzt
berkomunikasi, maupun upaya untuk
(dalam Martin dan Nakayama, 1997:47)
pemenuhan kebutuhan secara fisik maupun
mengartikan budaya sebagai nilai yang
psikis.
secara historis memiliki karakteristiknya
Sementara dalam pendekatan
terdiri dan bisa dilihat dari symbol –
etnografi, budaya diartikan sebagai
symbol yang muncul. Symbol tersebut
konstruksi sosial maupun historis yang
bermakna sebagai sebuah sistem dari
mentrasmisikan pola-pola tertentu mealaui
konsep ekspresi komunikasi di antara
symbol, pemaknaan, premis, bahkan
manusia yang terus berkembang seiring
tertuang dalam aturan. (Gerry
pengetahuan manusia dalam menjalani
Philipsen,1992;7-8 dalam Martin dan
kehidupan ini. Oleh karena itu, dalam
Nakayama, 1997;49). Adappun Marvin
defenisi ini budaya merupakan nilai,
Harris (1968;16) mendefenisikan
kebiasaan, atau kepercayaan yang akan
kebudayaan sebagia berbagai pola tingkah
terus berkembang.
laku yang tidak bisa dilepaskan dari ciri
khas dari kelompok masyarakat tertentu, Karena ia muncul dalam wilayah tertentu,
misalnya ada istiadat. tentu saja budaya memiliki
Definisi budaya dalam perspektif keragaman,perbedaan, hingga keunikan
semiotika diartikan sebagai persoalan yang membedakan antara satu wilayah
makna. Menurut Thwaites et al. (2002;1) dengan wilayah lainnya. Misalnya, dalam
menjelaskan bahwa budaya adalah segi bahasa kata “dahar” bagi mereka yang
sekumpulan praktik sosial yang melaluinya bersuku jawa kata terrsebut merupakan
makna diproduksi, disirkulasikan, dan ungkapan halus untuk kata makan dan
dipertukarkan. Makna ini tersebut berada ditujukan untuk orang tua atau kepada
dalam tataran komunikasi baik komunikasi mereka yang dihormati. Sementara
antarindividu maupun komunikasi yang kata”dahar” sangat bertolak belakang
terjadi dalam kelompok. Sehingga budaya maknanya bagi suku Sunda. meskipun kata
bukanlah makna yang berasal dari luar tersebut bisa di maknai sebagai makan,
kelompok dan juga bukan menjadi nilai- tetapi suku Sunda ungkapan tersebut
nilai yang baku. Sifat alamiah makna pada merupakan ungkapan kasar apabila
dasarnya tidaklah bisa kekal karena ditujukan kepada orang tua.
manusia, baik sebagai individu maupun Perbedaan inilah yang bisa
anggota kelompok, selalu dipengaruh oleh memunculkan dua sisi bertolak belakang.
aspek-aspek sosial, misalnya pendidkan, Sisi positif, perbedaan budaya memberikan
politik ekonomi, dan sebagianya. Aspek khazanah tersendiri bagi kelompok
sosial inilah yang memberikan khazanah masyarakat tersebut; bahwa mereka
pemaknaan yang dalam pandangan memiliki ciri khusus yang bisa
Thwaites et al. sebuah makna itu selalu membedakan dengan kelompok lain. Juga,
berpindah, membelok, mengalami akan memunculkan ikatan yang sangat kuat
reproduksi, dan juga saling di pertukarkan. di antara anggota kelompok masyarakat
Oleh karena itu, budaya bukanlah terjadi yang tidak hanya terjadi di wilayah tempat
dalam ruang imajinasi, melainkan berada di mana mereka berada saja, melainkan di
Dalam praktik komunikasi berbagai wilayah. Adapun sisi negatifnya,
antarmanusia. Misalnya, kita bisa perbedaan budaya bisa menyebabkan
mengetahui ekspresi seseorang dari foto terjadinya perbedaan persepsi dan dalam
yang dikirimkan olehnya tanpa perna tataran tertentu perbedaan persepsi ini bisa
sekalipun kita bertemu dengan orang menimbulkan konflik antarindividu atau
tersebut. Namun, dalam konteks budaya kelompok dalam berkomunikasi. Di sinilah
melalui perspektif semiotika ini, makna pentingnya pemahaman bahwa komunikasi
ekspresi yang ditampilakan tentu saja memberikan pengaruh terhadap budaya
sesuai dengan praktik sosial yang secara dan juga terhadap interaksi baik individu
umum berlaku. atau dalam kelompok.
Tidak dapat dipungkiri bahwa
budaya merupakan nilai-nilai yang muncul Pengertian Komunikasi Antarbudaya
akibat interaksi antarmanusia di suatu Komunikasi antar budaya adalah
wilayah atau Negara tertentu. Budaya komunikasi yang terjadi di antara orang-
inilah yang menjadi acuan dasar bahakan orang yang memiliki kebudayaan yang
bisa menjadi rel bagi proses komunikasi berbeda (bisa beda ras, etnik, atau
antarmanusia yang ada di dalamnya. sosioekonomi, atau gabungan dari semua
perbedaan ini). Kebudayaan adalah cara makin banyaknya perayaan-perayaaan
hidup yang berkembang dan dianut oleh budaya sebuah etnis dalam sebuah negara.
sekelompok orang serta berlangsung dari Perbedaan budaya dalam sebuah
generasi ke generasi (Tubbs, Moss:1996). negara menciptakan keanekaragaman
Komunikasi antar budaya memiliki pengalaman, nilai, dan cara memandang
akarnya dalam bahasa (khususnya dunia. Keanekaragaman tersebut
sosiolinguistik), sosiologi, antropologi menciptakan pola-pola komunikasi yang
budaya, dan psikologi. Dari keempat sama di antara anggota-anggota yang
disiplin ilmu tersebut, psikologi menjadi memiliki latar belakang sama dan
disiplin acuan utama komunikasi lintas mempengaruhi komunikasi di antara
budaya, khususnya psikologi lintas budaya. anggota-anggota daerah dan etnis yang
Pertumbuhan komunikasi antar budaya berbeda. Perusahaan-perusahaan yang
dalam dunia bisnis memiliki tempat yang memiliki cabangnya di luar negeri,
utama, terutama perusahaan-perusahaan tentunya merupakan syarat mutlak bagi
yang melakukan ekspansi pasar ke luar para karyawannya untuk memiliki bekal
negaranya notabene negara-negara yang pengetahuannya yang cukup mengenai
ditujunya memiliki aneka ragam budaya. situasi dan kondisi budaya yang akan
Selain itu, makin banyak orang dihadapinya (intercultural competence),
yang bepergian ke luar negeri dengan salah-salah jika mereka gagal
beragam kepentingan mulai darimelakukan berkomunikasi dengan budaya yang
perjalanan bisnis, liburan, mengikuti dihadapinya, perusahaan hanya akan
pendidikan lanjutan, baik yang si&atnya bertahan dalam jangka waktu yang tidak
sementara maupun dengan tujuan untuk terlalu lama. Gudykunst and Kim
menetap selamanya. Satelit komunikasi (2003:17) mengkonsepkan fenomena
telah memba'a dunia menjadi semakin komunikasi antar budaya sebagai "sebuah
dekat, kita dapat menyaksikan beragam transaksional.
peristi'a yang terjadi dalam belahan Sebuah transaksional, proses
dunia,baik melalui layar televisi, surat simbolik yang mencakup pertalian antar
kabar, majalah, dan media on line. Melalui individu dari latar belakang budaya yang
teknologi komunikasi dan informasi, jarak berbeda. Kata kuncinya adalah proses.
geografis bukan halangan lagi kita untuk Dalam wacana orang Swedia istilah
melihat ragam peristi'a yang terjadi di kulturmote (literally cultural encounter)
belahan dunia. seringkali diartikan pada beberapa
Meluhan (dalam infante et.al, 1990 singgungan (atau pertentangan) antar
: 371) menyatakan bah'a dunia saat ini budaya (seperti, dalam literatur, gaya
telah menjadi "global village" yang mana komunikasi, gaya manajemen, adat istiadat,
kita mengetahui orang dan peristiwa yang dan orientasi nilai). Namun demikian,
terjadi di negara lain hampir sama seperti beberapa pertemuan biasa dianalisis tanpa
layaknya seorang warga negara dalam mempertimbangkan pada karakter
sebuah desa kecil yang menjadi tetangga prosesnya.
negara-negara lainnya. Perubahan sosial Komunikasi antar budaya
adalah hal lain yang berpengaruh dalam seharusnya, dapat dipandang dan dianalisa
komunikasi antar budaya adalah dengan sebagai sebuah proses yang kompleks,
bukan sekedar sebuah pertemuan. Lebih
lanjut, komunikasi antar budaya, oleh budaya menjelaskan interaksi antar
beberapa ilmuwan sosial dilihat sebagai individu dan kelompok-kelompok yang
sebuah disiplin akademik-data dikatakan, memiliki persepsi yang berbeda dalam
satu cabang dari ilmu komunikasi, perilaku komunikasi dan interpretasi.
berlabuh dalam karakteristik ontologinya, Beberapa studi mengenai
epistemo-logi dan asumsi-asumsi aksilogi. komunikasi antar budaya menguji apa yang
Pada saat yang bersamaan, komunikasi terjadi dalam kontak dan interaksi antar
antar budaya adalah sebuah lingkup studi budaya ketika proses komunikasi
yang berhubungan dengan berbagai mencakup orang-orang yang secara budaya
disiplin ilmu lainnya (seperti psikologi, tersebar (Samover & Porter 1997). Sebuah
psikologi sosial, sosiologi, pendidikan, permasalahan yang sama dalam
studi media, antropologi budaya dan komunikasi antar budaya muncul "ketika
manajemen). Bagi ilmu-ilmu tersebut, orang-orang yang menjelaskan dirinya
komunikasiantar budaya dipandang sebagai sebagai kelompok yang berbangsa dan
sebuah objek studi atau sebuah beretnis sama tidak mau melakukan
permasalahan dalam bidang disiplin ilmu- pertukaran ide-ide mengenai bagaimana
ilmu tersebut. menunjukkan identitas mereka dan tidak
Damen (1987:2) mendefinisikan menyetujui tentang norma-norma untuk
komunikasi antar budaya sebagai tindakan- interaksi". (Collier 1997:43).
tindakan komunikasi yang dilakukan oleh Untuk mencapai komunikasi antar
individu-individu yang diidentifikasikan budaya yang efektif, individu seharusnya
dengan kelompok-kelompok yang mengembangkan kompetensi antar budaya
menampilkan variasi antar kelompok merujuk pada keterampilan yang
dalam bentuk pertukaran sosial dan dibutuhkan untuk mencapai komunikasi
budaya. Pertukaran bentuk, ekspresi antar budaya yang efektif. Jandt
individu, adalah variabel-variabel utama (1998,2004) mengidentifikasikan empat
dalam tujuan, tatakrama, cara, dan arti-arti keterampilan sebagai bagian dari
yang mana proses komunikatif kompetensi antar budaya, yaitu personality
memberikan efek. strength, communication skills,
Komunikasi antar budaya, Lustig psychological adjustment and cultural
and Koester's menyatakan(2003: 49-51), awareness.
adalah sebuah proses simbolik yang mana Tidak dapat diragukan bahwa
orang dari dari budaya-budaya yang kompetensi antar budaya adalah sebuah hal
berbeda mneciptakan pertukaran arti-arti. yang sangat penting saat ini. Pendatang
Hal tersebut terjadi ketika perbedaan- sementara secara kolektif disebut sebagai
perbedaan budaya yang besar dan penting sojourners atau biasa kita kenal dengan
menciptakan interpretasi dan harapan- istilah ekspatriat, yaitu sekelompok orang
harapan yang tidak sama mengenai asing (stranger) yang tinggal dalam sebuah
bagaimana berkomunikasi secara baik. negara yang memiliki latar belakang
Jandt (2004:4) mengatakan komunikasi budaya yang berbeda dengan negara
antar budaya tidak hanya komunkasi antar tempat mereka berasal. Oberg (1960)
individu tapi juga di antara kelompok- menggunakan istilah sojourners untuk
kelompok dengan identifikasi budaya yang mengindikasikan kesulitan-kesulitan yang
tersebar. Ringkasnya, komunikasi antar muncul dari pembukaan lingkungan yang
tidak dikenal. Kesulitan yang dialami oleh dilihat sebagai hasil produksi dari
sojourners tidak sama. beberapa variabel korporasi yang diatur dan diarahkan
utama mencakup jarak antara budaya oleh motif atau orientasi
tempat mereka berasal dengan budaya profit/keuntungan.
tempat pribumi, jenis keterlibatan, lamanya 4. Artikulasi. Kajian budaya juga memilih
kontak, dan status pendatang dalam sebuah menggunakan konsep 'artikulasi ',
negara. (Cf.Bocher,1982) berdasarkan hasil dalam rangka untuk menteorikan
beberapa penelitian mengatakan bahwa hubungan-hubungan antara komponen
tinggal di negara orang lain tidak secara dari formasi sosial. Konsep artikulasi
otomatis menggiring pada sikap positif adalah konsep yang dimaksudkan
terhadap negara tersebut. Bukti dalam untuk upaya melakukan
penelitian seringkali muncul yang representasi/ekspresi dan membawa
negatifnya dibandingkan dengan yang bersama atau 'putting together'.
positifnya selama tinggal di negara orang 5. Kekuasaan (power). Konsep
lain, setidaknya di kalangan pelajar 'kekuasaan' menjadi sentral
(Stroeb, Lenket, & Jonas, 1988). pertanyaann dalam studi-studinya.
Kekuasaan selalu berada di setiap
Konsep-Konsep Kajian Budaya tingkatan hubungan sosial. Kekuasaan
Dalam bukunya, Stuart Hall (1996) tidak hanya yang menyatukan
menjelaskan bahwa dengan "budaya" yang kebersamaan sosial atau keseragaman,
dimaksudkannya meliputi: praktik-praktik atau menekankan tekanan melalui
budaya, representasi-representasi, bahasa subordinasi terhadap proses-proses
dan kebiasaan-kebiasaan dari suatu sosial, tindakan sosial dan hubungan
masyarakat tertentu.maka konsep-konsep yang terjadi.
kunci dalam kajian budaya antara lain, 6. Budaya populer. Kajian budaya melihat
menurut Barker (2012:7-10): budaya popular seringkali menjadi
1. Praktik-praktik budaya (signifying dasar kajiannya. Budaya pop yang
practices) dalam syarkat yang diproduksi menghasilkan banyak sekali
menghasilkan makna. Budaya yang praktik-praktik proses produksi makna
dimaksudkan adalah makna sosial yang yang beragam. Dalam budaya pop,
dibagi, yakni bagaiamana dunia (dan nilai-nilai, ideologi, subordinasi,
kehidupan) dimaknai. representasi dan eksistensi kekuasaan
2. Representasi. Pertanyaan dasar dari dan ekonomi politik diartikulasikan.
studi-studi budaya adalah pada 7. Teks dan pembaca/penonton. Kajian
representasi-representasi, yakni pada budaya memperhatikan elemen
'bagaimana dunia dikonstruksi secara medium seperti teks, terutama praktik-
sosial dan direpresentasikan kepada praktik teks yang terhegemoni. Teks
dan oleh kita dalam cara-cara yang tidak hanya berupa tulisan, melainkan
bermakna. juga gambar (image), suara (sounds),
3. Materialisme dan Non-reductionism. objek (seperti pakaian), aktivitas
Kajian budaya selama ini fokus pada (seperti menari dan olah raga). Selama
ekonomi industrialisasi modern dan hal-hal ini merupakan sistem tanda dan
budaya media yang Terorganisir dalam bisa disamakan sebagai mekanisme
garis kapital. Representasi kemudian
'bahasa'maka hal-hal ini disebut sebagai beberapa jenis atau model komunikasi
'teks budaya'atau cultural texts. yang menjadi bagian dari komunikasi
8. Subjektifitas dan identitas. Momen antarbudaya. Diantaranya adalah sebagai
konsumsi teks yang dilakukan oleh berikut (Purwasito, 2003:122):
audiens (pembaca maupun penonton) a. Komunikasi internasional (Internasio-
Merupakan proses yang di bentuk oleh nal Communications), yaitu proses
Subjektifitas dan identitas lalu menjadi komunikasi anatar bangsa dan Negara.
isu sentral bagi kajian budaya di tahun Komunikasi ini tercermin dalam
1990an. diplomasi dan propaganda, dan
seringkali berhubungan dengan situasi
Komunikasi Antarbudaya Era Modern intercultural (antarbudaya) dan
Kehidupan modern ini ditandai interracial (antarras). Komunikasi
dengan adanya peningkatan kualitas internasional lebih menekankan kepada
perubahan sosial yang lebih jelas yang kebijakan dan kepentingan suatu
sudah meningkatkan fase transisi Negara dengan Negara lain yang terkait
(kehidupan desa yang sudah maju). dengan masalah ekonomi, politik,
Kehidupan masyarakat modern sudah pertahanan, dan lain-lain.
cosmopolitan dengan kehidupan individual b. Komunikasi antarras (interracial
yang sangat menonjol, profesionalisme di communication), yaitu suatu komuni-
segala bidang dan penghargaan terhadap kasi yang terjadi apabila sumber dan
profesi menjadi kunci hubungan sosial komunikan berbeda ras. Ciri penting
diantara elemen masyarakat. Namun disis dari komunikasi antarras ini adalah
lain sekularisme menjadi sangat dominan peserta komunikasi berbeda ras. Ras
dalam sistem yang sudah mekanik, kaku, adalah sekelompok orang yang ditandai
dan hubungan-hubungan sosial ditentukan dengan ciri-ciri biologis yang sama.
berdasarkan pada kepentingan masing- Secara implisit komunikasi antara ini
masing kepentingan masyarakat. termasuk ke dalam komunikasi
Masyarakat modern pada umumnya antarbudaya.
memiliki tingkat pendidikan yang lebih c. Komunikasi antaretnis (interethnic
tinggi dari masyarakat transisi sehingga communication), yaitu berkaitan
memiliki pengetahuan yang lebih luas dan dengan keadaan sumber
pola piker yang lebih rasional dari semua komunikannya, sama ras/suku bangsa
tahapan kehidupan masyrakat sebelumnya, tetapi berbd asal etnis dan latar
walaupun kadang pendidikan formal saja belakangnya. Kelompok etnik adalah
tidak cukup untuk menghantarkan kelompok orang yang ditandai dengan
masyarakat pada tingkat pengetahuan dan bahasa da nasal-usul yang sama. Oleh
pola piker semacam itu. Secara demografis karena itu komunikasi antarenik
masyarakat modern menempati lingkungan merupakan komunikasi antarbudaya.
perkotaan yang cenderung gersang dan Adapun bentuk-bentuk komunikasi
jauh dari situasi yang sejuk dan rindang antarbudaya adalah meliputi bentuk-bentuk
(Bungin, 2006:94). komunikasi lain, yaitu sebagaimana berikut
Dalam era modern ini muncul dan ini (DeVito, 1997:480):
berkembang berbagai model dan bentuk a. Komunikasi antara kelompok agama
dalam komunikasi antarbudaya. Ada yang berbeda, Misalnya, antara orang
Katolik Roma dengan Episkop, atau pikiran dan makna antara orang-orang
antara orang Islam dan orang Jahudi. berbeda budaya. Ketika komunikasi terjadi
b. Komunikasi antara subkultur yang antara orang-orang berbeda bangsa,
berbeda. Mislanya antara dokter kelompok ras, atau komunitas bahasa,
dengan pengacara, atau antara komunikasi antarbudaya pada dasarnya
tunanetra dan tunarungu. mengkaji bagaimana budaya berpengaruh
c. Komunikasi antara suatu subkultur dan terhadap aktivitas komunikasi: apa makna
kultur yang dominan. Misalnya, antara pesan verbal dan nonverbal menurut
kaum homoseks dank au heteroseks, budaya-budaya bersangkutan, apa yang
atau antara kaum manua dan kaum layak dikomunikasikan, bagaimana cara
muda mengkomunikasikannya, dan kapan
d. Komunikasi antara jenis kelamin yang mengkomunikasinnya (Mulyana, 2004).
berbeda, yaitu antara pria dan wanita.
Komunikasi antarbudaya diartikan PENUTUP
sebagai komunikasi antarpribadi yang
Budaya adalah sekumpulan praktik
dilakukan ole mereka yang berbeda latar
sosial yang melaluinya makna diproduksi,
belakang kebudayaan. Define lain
disirkulasikan, dan dipertukarkan. Makna
mengatakan bahwa yang menandai
ini tersebut berada dalam tataran
komunikasi antarbudaya adalah bahwa
komunikasi baik komunikasi antarindividu
sumber dan penerimanya berasal dari
maupun komunikasi yang terjadi dalam
budaya yang berbeda. Fred E. Jandt
kelompok. perbedaan budaya memberikan
sebagaimana sikutip oleh Purwasito
khazanah tersendiri bagi kelompok
mengartikan komunikasi antarbudaya
masyarakat tersebut; bahwa mereka
sebagai interaksi tatap muka diantara
memiliki ciri khusus yang bisa
orang-orang budayanya (intercultural
membedakan dengan kelompok lain. Juga,
communication generally refers of face-to
akan memunculkan ikatan yang sangat kuat
face interaction among people of divers
di antara anggota kelompok masyarakat
culture). Sedangkan Collier dan Thomas
yang tidak hanya terjadi di wilayah tempat
yang juga dikutip oleh Purwosito,
di mana mereka berada saja, melainkan di
mendefinisikan komunikasi antarbudaya
berbagai wilayah. Adapun sisi negatifnya,
“as communication between persons who
perbedaan budaya bisa menyebabkan
identity themselves as distict from other in
terjadinya perbedaan persepsi dan dalam
a cultural sense” (Purwasito, 2003:122).
tataran tertentu perbedaan persepsi ini bisa
Komunikasi antarbudaya terjadi
menimbulkan konflik antarindividu atau
bila produsen pesan adalah anggota suatu
kelompok dalam berkomunikasi. Di sinilah
budaya dan penerima pesannya adalah
pentingnya pemahaman bahwa komunikasi
anggota suatu budaya yang lainnya. Dalam
memberikan pengaruh terhadap budaya
keadaan demikian, kita segera diharapkan
dan juga terhadap interaksi baik individu
kepada masalah-masalah penyandian
atau dalam kelompok.
pesan, dimana dalam situasi komunikasi
Komunikasi antar budaya memiliki
suatu pesan disandi dalam suatu budaya
akarnya dalam bahasa (khususnya
dan harus disandi balik dalam budaya lain.
sosiolinguistik), sosiologi, antropologi
Komunikasi antarbudaya (intercultural
budaya, dan psikologi. Dari keempat
communication) adalah proses pertukaran
disiplin ilmu tersebut, psikologi menjadi beragam kepentingan mulai darimelakukan
disiplin acuan utama komunikasi lintas perjalanan bisnis, liburan, mengikuti
budaya, khususnya psikologi lintas budaya. pendidikan lanjutan, baik yang si&atnya
Pertumbuhan komunikasi antar budaya sementara maupun dengan tujuan untuk
dalam dunia bisnis memiliki tempat yang menetap selamanya. Satelit komunikasi
utama, terutama perusahaan-perusahaan telah memba'a dunia menjadi semakin
yang melakukan ekspansi pasar ke luar dekat, kita dapat menyaksikan beragam
negaranya notabene negara-negara yang peristi'a yang terjadi dalam belahan
ditujunya memiliki aneka ragam budaya. dunia,baik melalui layar televisi, surat
Selain itu, makin banyak orang kabar, majalah, dan media on line. Melalui
yang bepergian ke luar negeri dengan teknologi komunikasi dan informasi.

DAFTAR PUSTAKA
Budyatna, Muhammad. 2012. Komunikasi Bisnis Silang Budaya: Karakteristik Budaya
China. Jakarta: Kencana.
Darmastuti, Rini. 2013. Komunikasi Antarbudaya: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Jakarta:
Buku Litera.
Heryadi, H. 2013. Komunikasi Antarbudaya Dalam Masyarakat Multikultur. (Online,
http://jurnal.unpad.ac.id.pdf, Diakses 31 Oktober 2018).
Ida, R. 2014. Study Media dan Kajian Budaya: Konsep-Konsep Kajian Budaya. Jakarta:
Prenada Media Group.
Karim, A. 2015. Komunikasi Antarbudaya di Era Modern. (Online, http://journal.stainkudus.
ac.id.pdf, Diakses 1 Januari 2019).
Lagu, M. 2010. Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa. (Online,
http://media.neliti.com,pdf, Diakses 2 Januari 2019).
Mulyana, Deddy. 1990. Komunikasi Antarbudaya dengan orang-orang berbeda budaya:
Pendekatan Sistem Terhadap Budaya. Jakarta: PT. Remaja Rosakarya.
Nasrullah, R. 2012. Komunikasi Antarbudaya: Hakikat Budaya (pp 15-19). Jakarta: Kencana.
Nugroho, A. 2012. Pola Komunikasi Antarbudaya Batak dan Jawa di Yogyakarta. (Online,
http://jurnalaspikom.org,pdf Diakses 3 Januari 2019).
Samovar, Larry, A, Porter, Richard, E, dan McDanial, Edwin, R. 2010. Komunikasi Lintas
Budaya: Pengertian Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: Salemba Humanika.
Sihabuddin, Ahmas. 2011. Komunikasi Antarbudaya satu perspektif multidimensi: Arti
Budaya dan komunikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Suryani, W. 2013. Komunikasi Antarbudaya Yang Efektif. (Online, http://jornal.uin-
alauddin.ac.id,pdf, Diakses 2 Januari 2019).

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai