Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cicilia Sofiatun Huda

NPM : 1851014

Kelas : A.6.1

MK : Etika Komunikasi dan Pers

RESUME

WEB BINAR 3 MEDIA BERITA ONLINE, JURNALIS DAN UUU NOMOR 19 TAHUN
2016 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK SEBUAH
KONTROVERSI

UU No. tahun 1999 tentang pers pasa 1 ayat 1

Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar serta data
dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak , media elektronik,
dan segala jenis saluran yang tersedia.

Karya Jurnalistik adalah informasi yang disampaiakn baik cetak maupun elektronik, ataupun
online dengan berbagai platformnya yang dan berasal dari kegiatan jurnalistik.

Peran pers adalah peran yang dilakukan sebagai pilar demokrasi yang ke4 karena sangat
ideologis sekali, etika misalnya harus memperjuangkan kebenaran, hak azazi manusia dan
demokarasi.

Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers
meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media
lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan,atau menyalurkan informasi.

Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik.

Pers nasional adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers Indonesia.

Demi kepastian hukum (azas kepastian hukum) bahwa kalau sudah jelas informasi tersebut
adalah KARYA JURNALISTIK, maka UU lain tidak bisa mengintervensinya termasuk UU ITE.

UU PERS (tentunya dengan alat ukur KODE ETIK JURNALISTIK) sudah mengatur khusus
untuk penyelesaian sengketa KARYA JURNALISTIK, dengan menggunakan mekasnisme hak
jawab dan hak koreksi
UU NO. 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS PASAL 1 AYAT 11
Hak Jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau
sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.

UU NO. 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS PASAL 1 AYAT 12


Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau memberitahukan kekeliruan
informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.

UU NO. 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS PASAL 1 AYAT 13


Kewajiban Koreksi adalah keharusan melakukan koreksi atau ralat terhadap suatu informasi,
data, fakta, opini, atau gambar yang tidak benar yang telah diberitakan oleh pers yang
bersangkutan.

UU NO. 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS PASAL 1 AYAT 14


Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan etika profesi kewartawanan.

Penjelasan Umum UU PERS, di alinea 6 dan 7


Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap
orang, karena itu dituntut pers yang profesional dan terbuka dikontrol oleh masyarakat. Kontrol
masyarakat dimaksud antara lain: oleh setiap orang dengan dijaminnya Hak Jawab dan Hak
Koreksi, oleh lembagalembaga kemasyarakatan seperti pemantau media.

Melaksanakan Revisi Undang-undang ITE yang sudah dibuat melalui Keputusan Mahkamah
Konstitusi, yakni dengan:

Menghindari multitafsir ketentuan larangan pendistribusian, mentransfer dan membuat


diaksesnya informasi elektronik bermuatan penghinaan atau pencemaran nama baik dengan cara:

A. Memastikan itu adalah delik aduan;


1.Memastikan bahwa unsur pidana pada ketentuan ini mengacu kepada pencemaran nama baik
dan fitnah di dalam KUHP.
2. Melakukan sinkronisasi hukum acara (KUHAP)
3. Memperkuat Peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diatur dalam pasal 43 (5) Undang-
undang ITE;

B. Memperkuat Sosialisasi Undang-undang Pers Kepada Para Penegak Hukum: Polisi, Jaksa
Dan Hakim;

C. Mengusulkan Agar Di Dalam Revisi Undang-undang ITE:


1. Ada Pengaturan Yang Meregulasi Sosial Media Yang Selama Ini Menjadi Platform Penyebar
Luasan Pendapat Orang Per Orang,
2. Pengaturan Bahwa Produk Yang Menggunakan Platform Media Sosial Bukanlah Produk
Jurnalisme.

D. Pembuatan MoU antar Lembaga Terkait Dengan Pertimbangan Urgensi dan Kemanfaatan
sebagai contoh “MOU bersama Kemendagri – Kemeninfo -Kepolisian –
Kejaksaan - Kehakiman perihal Koordinasi penerapan pasal di UU ITE
terkait SENGKETA KARYA JURNALISTIK PERS”

a. memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui;


b. menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan Hak
Asasi Manusia, serta menghormat kebhinekaan;
c. mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar;
d. melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum;
e. memperjuangkan keadilan dan kebenaran

Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan melaksanakan
kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan
Pers yang ditetapkan Dewan Pers.

Media siber wajib mencantumkan syarat dan ketentuan mengenai Isi Buatan Pengguna
yang tidak bertentangan dengan Undang- Undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik
Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan jelas.
Media siber mewajibkan setiap pengguna untuk melakukan registrasi keanggotaan dan
melakukan proses log-in terlebih dahulu untuk dapat mempublikasikan semua bentuk Isi Buatan
Pengguna. Ketentuan mengenai log-in akan diatur lebih lanjut.

Dasar hukum penanganan konten negatif tercantum dalam perubahan UU ITE :

Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang No.19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 40 ayat (2a) Undang-
Undang No.19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.

Pasal 40 ayat (2b) Undang-Undang No.19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, sampai Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika No.19 Tahun 2014 tentang Penanganan Situs Bermuatan Negatif.
hoax itu ada dua hal. Pertama, berita bohong harus punya nilai subyek obyek yang dirugikan.
Kedua, melanggar Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.

Pasal 28 ayat 2 itu berbunyi, "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukkan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA)"

Tangkal Hoax
Wartawan+public= Saring Sebelum Sharring, Posting yg Penting, jangan yang penting posting.
Berita online adalah gabungan proses media cetak dnegan menulis informasi yang disalurkan
melalui sarana elektronik, tetapi juga hubungan dengan komunikasi personal yang terkesan
Perorangan

Ciri media online


1.Informasi lebih cepat dan dapat di update
2.Interaksi antara media dengan audience
3.Dapat terhubung dengan sumber lain (hyperlink)

Macam dan Contoh Media Online


● Situs Berita Online (cnnindonesia.com, donesia.co, kompas.com, detik.com)
● Situs Pemerintah ( Kemkes.go.id, Kemdikbud.go.id)
● Situs Perusahaan (Telkom.co.id)
● Situs E-commerce (Shopee.co.id, Tokopedia.com, Lazada.com)
● Situs Media Sosial (Instagram.com, Facebook.com, YouTube.com)
● Situs Blog (Maxmanroe.com)
● Situs Forum Komunitas (Kaskus.co.id)
● Aplikasi Chatting (Whatsapp, Telegram, Line)

Media Cyber Policy adalah segala bentuk kebijakan media yang menggunakan wahana internet
dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pokok
Pers dan Standar Perusahaan Pers yang ditetapkan oleh Dewan Pers

Seorang jurnalis harus memiliki skill keahlian utama sebagai seorang wartawan

Kemerdekaan PERS

(1) Kemerdekaan Pers dijamin sebagai hak asasi warga negara;


(2) Terhadap Pers Nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan, atau pelarangan
penyiaran;
(3) Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari,
memperoleh, dan menyebarluaskan informasi;
(4) Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai
Hak Tolak

Independensi Jurnalis
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang
dan beriktikad buruk.

Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan melaksanakan
kegiatan jurnalistik, serta memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan
Pers yang ditetapkan Dewan Pers.

Anda mungkin juga menyukai