Anda di halaman 1dari 20

Universitas Mercu Buana

UNDANG UNDANG ITE


TERKAIT PERSPEKTIF
KOMUNIKASI
Disusun oleh : Kelompok 2
Anggota Kelompok

Nasywa Anindya Maheswari (44222010231)


Jessica Gabriella Sandjaja (44322010032)
Nasywa Anindya Sinaga (44522010035)
Oktafiyani Az Zahro (44522010036)
KAJIAN TEORITIS

UU ITE
SEJARAH UU ITE
TUJUAN UU ITE
UU ITE
UU ITE adalah undang undang yang mengatur mengenai
informasi tentang elektronik dan transaksi elektronik.
informasi elektronik bisa diartikan sebagai satu atau
perkumpulan data elektronik, tidak terbatas pada
tulisan,suara,gambar, peta, foto dll. sedangkan transaksi
elektronik adalah perbuatan yang dilakukan dengan
menggunakan jaringan dan media elektronik lainnya.
Hukum yang mengatur UU ITE adalah Undang- Undang
Nomor 19 Tahun 2016
SEJARAH
Pada Agustus 2003, pemerintah mengakui pembahasan RUU ITE telah selesai,
tetapi terhenti karena tidak pernah dikirimkan ke DPR untuk disetujui. Lalu
pada November 2004 RUU yang baru diajukan untuk dibahas dan diproses.

Kemudian RUU ITE baru diterima dan disahkan pada Maret 2008, dan di
tahun yang sama tetapi di bulan yang berbeda pada 21 April 2008 RUU ITE
diresmikan serta disahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi
UU No. 11 Tahun 2008 yang terdiri dari 13 bab dan 53 pasal.

Selain itu UU ITE menggantikan dan memperluas undang-undang yang


sebelumnya sudah ada, seperti UU No. 7 Tahun 1996 tentang Telekomunikasi
dan UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
TUJUAN
Tujuan utama dari adanya UU ITE di Indonesia, yaitu:
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi
global
2. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik
4. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk
memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan
pemanfaatan Teknologi informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab
5. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan
penyelenggara Teknologi informasi
KAJIAN TEORITIS

PERSPEKTIF
PERSPEKTIf KOMUNIKASI
UU ITE TERKAIT
PERSPEKTIF KOMUNIKASI
PERSPEKTIF
meskipun sekilas perspektif mirip dengan persepsi,
sebenarnya tidak mirip sama sekali. Perspektif berperan
sebagai panduan bagi persepsi kita. Perspektif
mempengaruhi masyarakat melihat sesuatu dan
bagaimana kita menginterprestasikan apa yang kita liat.
PERSPEKTIF KOMUNIKASI
Awal dari perspektif dalam studi komunikasi melibatkan
konsep-konsep yang terpengaruh oleh pandangan dari
bidang ilmu lain, seperti ilmu politik dan ilmu psikologi.
Peran penting dari perspektif disiplin ilmu tersebut
terutama terlihat dalam pembentukan ilmu komunikasi,
khususnya dalam konteks pertumbuhan teori-teori
seperti persuasi dan propaganda, yang menjadi tonggak
awal dalam perkembangan disiplin komunikasi.
PERSPEKTIF KOMUNIKASI
Psikologis Interaksional Pramagtis
Mekanistis komunikasi menyoroti pentingnya
komunikasi manusia pentingnya martabat dan
sebagai martabat dan
membahas nilai individual
proses yang nilai
tentang yang melebihi
berlansung indivudual
menerima dan yang melebihi pengaruh
satu arah pengelolaan faktor lainnya
pengaruh
infomasi faktor lain
UU ITE TERKAIT PERSPEKTIF
KOMUNIKASI
UU ITE secara khusus berkaitan dengan ranah
komunikasi karena mengatur segala aspek komunikasi
elektronik, termasuk pemanfaatan internet dan
platform media sosial.

UU ITE adalah standar hukum yang ditetapkan oleh


pemerintah dalam mengatur komunikasi saat
menggunakan internet
“IDI kacung WHO”
Berdasarkan Laporan Polisi No.
LP/263/VI/2020/Bali/SPKT, tanggal 16 Juni 2020 karena
postingan di akun Instagram @jrxsid dianggap
mencemarkan nama baik IDI. Polda Bali menetapkan
Jerinx (Drummer Band Superman is Dead) sebagai
tersangka kasus ujaran kebencian “IDI Kacung WHO”
pada Rabu 12 Agustus 2020.
“IDI kacung WHO”
"Gara-gara bangga jadi kacung WHO, IDI dan Rumah
sakit dengan seenaknya mewajibkan semua orang yang
akan melahirkan tes Covid-19. Sudah banyak bukti jika
hasil tes sering ngawur kenapa dipaksakan? Kalau hasil
tes-nya bikin stres dan memyebabkan kematian pada
bayi/ibunya, siapa yang tanggung jawab,”
-Jerinx
“IDI kacung WHO”
Sebelum penetapan tersangka, Jerinx telah meminta
maaf kepada IDI. Permintaan maaf ini ia sampaikan
untuk berempati kepada kawan-kawan yang bertugas
menangani Covid-19. Menurut Jerinx, dirinya hanya
bermaksud menyampaikan kritik kepada IDI, bukan
untuk kepentingan pribadi, melainkan menyuarakan
aspirasi banyak masyarakat menengah ke bawah.
Dakwaan
pasal 28 ayat (2)
Pasal 45A ayat (2) UU No. 19 tahun 2016 tentang
Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Pasal 64 ayat (1) KUHP sebagai dakwaan pertama atau
pasal 27 ayat (3)
Pasal 45 ayat (3) UU No. 19 tahun 2016 tentang
Perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Pasal 64 ayat (1 KUHP sebagai dakwaan kedua)
Pasal 28 ayat (2) UU ITE

“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak


menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA)”
Revisi UU ITE yang baru dengan UU No. 19
Tahun 2016 telah diundangkan pada tanggal
25 November 2016
Masyarakat dilarang membuat dan menyebarkan
informasi yang bersifat tuduhan, fitnah, maupun SARA
yang mengundang kebencian. Hal lain yang diatur dalam
UU ini yaitu bahwa yang bisa dijerat bukan hanya yang
membuat informasi, tetapi juga yang mendistribusikan
dan mentransmisikannya, sehingga perlu kesadaran dan
etika dari masyarakat dalam menanggapinya.
Putusan Majelis Hakim
Menyatakan Terdakwa, terbukti pidana penjara selama 10
secara sah dan meyakinkan bersalah bulan, dan pidana denda
melakukan tindak pidana “dengan sejumlah Rp.10.000.000,-
sengaja dan tanpa hak menyebarkan dengan ketentuan apabila
informasi yang ditujukan untuk denda tersebut tidak dibayar,
menimbulkan rasa kebencian atau maka diganti dengan pidana
permusuhan kelompok masyarakat kurungan selama 1 (satu)
tertentu berdasarkan atas antar bulan;
golongan” sebagaimana dakwaan
Alternatif Pertama Penuntut Umu
KESIMPULAN
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
mendefinisikan teknologi informasi sebagai penggunaan teknologi
untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses,
mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi.
Kemajuan teknologi yang terus berkembang mengharuskan peninjauan
dan pembaharuan UU ITE untuk mencegah meningkatnya kejahatan
siber. Pemerintah telah melakukan amandemen baru-baru ini, tetapi
undang-undang tersebut masih mengandung celah, seperti ketentuan
pencemaran nama baik, yang dapat disalahgunakan dan merusak
keadilan di masyarakat.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai