Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muchlis ibrahim

Nim : 2013030109
Kelas : HTN-D
Tugas : UTS Retorika Hukum
Dosen : Roni Saputra,SH,. MH

A. Latar Belakang

Perkembangan di bidang teknologi memungkinkan keterhubungan sosial manusia dalam


bentuk baru. Dengan teknologi, setiap orang dapat melakukan komunikasi tanpa batas ruang dan
waktu. Dunia konvensional telah berubah menjadi dunia digital yang sangat mudah diakses oleh
siapapun.Pada akhir akhir ini perkembangan kegiatan di bidang informasi transaksi elektronik 1
sangat cepat. Indonesia sebagai negara berkembang merupakan market terbesar dari bisnis di
bidang informasi teknologi elektronik. Pengguna aktif di bidang informasi teknologi elektronik
di Indonesia mencapai angka 56% dari jumlah penduduk 268,2 juta atau 150 juta sebagai
pengguna aktif media sosial.perkembangan informasi teknologi elektronik khususnya di media
sosial dianggap sering menimbulkan permasalahan dan keresahan di masyarakat. Biasanya,
berupa pencemaran nama baik kepada seseorang, institusi dan kelompok kelompok tertentu.

Hafzan El Hadi adalah seorang ustadz yang berasal dari Payakumbuh, Sumatra Barat. Baru
baru ini Hafzan menjadi sorotan publik karena sebuah kasus pencemaran nama baik salah satu
Ormas Islam terbesar yang ada di Indonesia. Dalam cuitannya didalam kolom komentar
Facebook milik Hafzan mengatakan “Yang menganut sekte Muhammadiyah biar melek, ini sisi
kesamaannya dengan Syiah. Ber-Islamlah tanpa Ormas”.2Cuitan inilah yang menyebabkan
Hafzan dilaporkan oleh perwakilan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Payakumbuh.

Melalui tribunnews.com Deri Rizal selaku ketua Pemuda Muhammadiyah Sumbar


mengatakan “Sebetulnya ada banyak ujaran kebencian kepada Muhammadiyah yang disebar
oleh ustadz ini melalui akun Facebooknya, tapi yang dilaporkan ke Polisi itu adalah postingan

1
media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna akhir untuk mengakses
kontennya.
2
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230427110848-12-942540/tuding-muhammadiyah-mirip-
syiah-ustaz-hafzan-dipolisikan.
21 April 2023 lalu”.3Kendati Hafzan El Hadi telah meminta maaf kepada publik terkhususnya
kepada Ormas Muhammadiyah, namun Deri menginginkan proses hukum harus tetap dilanjutkan
agar kedepannya tidak ada lagi orang orang yang melakukan perbuatan seperti demikian.

Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) menganggap perbuatan Hafzan ini telah memenuhi
kriteria pencemaran nama baik dan melanggar Pasal 27 UU No. 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik, atau yang biasa kita kenal sebagai UU ITE. Inilah yang
menjadi dasar hukum bagi AMM melaporkan Hafzan kepada pihak berwenang.

Kasat Reskrim Polres Payakumbuh, AKP Elvis Susilo mengatakan, pihaknya telah menerima
laporan dari masyarakat terkait ustadz Hafzan El Hadi ini “Besok (27 April 2023) pelapor sama
saksi-saksi bakal dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, saat ini yang bersangkutan masih berada
di Padang” pungkas Elvis.4 Saat ini pihak Polres Payakumbuh masih melakukan penyidikan
terhadap kasus ini dan belum bisa menetapkan terlapor Hafzan sebagai tersangka.

B. Masalah Hukum

Masalah hukum adalah suatu perbuatan atau tindakan yang menimbulkan permasalahan
hukum karena tidak mentaati norma norma hukum yang berlaku (hukum positif). Baik itu secara
tidak sengaja maupun sengaja, hingga menimbulkan suatu masalah hukum.

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) merupakan transformasi


peraturan yang dibuat oleh Pemerintah dalam mengawasi penggunaan media media yang
berhubungan dengan elektronika seperti media internet, media televisi, media radio, dll.
Perkembangan dunia elektronik saat ini begitu pesat terkhususnya di Indonesia sebagaiamana
yang telah dipaparkan dalam latar belakang bahwa pengguna media elektronik di Indonesia pada
saat ini mencapai angka 56% dari jumlah penduduk 268,2 juta atau 150 juta jiwa khususnya
media Internet (media sosial). Dalam rangka mengawasi itu semua Pemerintah berinisiatif
membuat suatu peraturan yang berfungsi sebagai pengawasan, pengevaluasian dan memberikan
kepastian hukum bagi pengguna media elektronik maka dibuatlah UU ITE ini.

3
https://wow.tribunnews.com/2023/04/27/kerap-hina-muhammadiyah-ini-isi-ujaran-kebencian-ustaz-
hafzan-el-hadi-yang-berujung-laporan-polisi.
4
Ibid
Kasus yang menimpa Hafzan El Hadi, ini juga berkaitan dengan UU ITE tepatnya pada Pasal
27 ayat 3 dan Pasal 28 ayat 2. Dimana Hafzan telah dilaporkan oleh Angkatan Muda
Muhammadiyah terhadap pencamaran nama baik ormas Muhammadiyah yang dilakukannya
beberapa waktu lalu. Melalui cuitannya dikolom komentar facebook milikinya Hafzan
melemparkan statement “Yang menganut sekte Muhammadiyah biar melek, ini sisi kesamaannya
dengan Syiah. Ber-Islamlah tanpa Ormas”. Inilah yang menjadi delik5 bagi Angkatan Muda
Muhammadiyah (AMM) melaporkan Hafzan.

Dalam kasus pencemaran nama baik tentunya memiliki unsur unsur yang harus dipenuhi agar
delik aduan terhadap pencemaran nama baik itu dianggap sah. Adapun unsur unsur suatu
perbuatan itu dapat dianggap secara sah sebagai perbuatan pencemaran nama baik. Pertama,
didalam pasal 310 KUHP unsur unsur pencemaran nama baik adalah :

1. Dengan sengaja
2. Menyerang kehormatan atau nama baik
3. Menuduh melakukan suatu perbuatan
4. Menyiarkan suatu tuduhan supaya diketahui oleh umum.

Jika pencemaran nama baik itu dilakukan dengan lisan atau diucapkan maka termasuk kedalam
Pasal 310 ayat 1 KUHP, sedangkan jika dilakukan dengan surat atau gambar yng disiarkan,
dipertunjukan atau ditempelkan maka perbuatan itu dapat dijerat dengan Pasal 310 ayat 2
KUHP.6Kedua, unsur unsur agar perbuatan tersebut dianggap sebagai perbuatan pencemaran
nama baik dapat juga kita lihat dalam UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), unsur
unsur tersebut sebagai berikut :7

1. Setiap orang
2. Dengan sengaja
3. Tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan8 dan/atau membuat dapat
diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik
5
Perbuatan yang melanggar UU dan bertentangan dengan UU yang dilakukan dengan sengaja, sehingga
merugikn dan membahayakan orang lain
6
Reydi Vridell Awawangi, Pencemaran Nama Baik Dalam KUHP Dan Menurut UU No. 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Jurnal Lex Crimen, Vol. III, 2014, Hlm. 114
7
Ibid, Hlm. 120
8
mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang ditujukan kepada satu pihak lain
melalui Sistem Elektronik.
4. Memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. yang dimaksud unsur
sengaja atau kesengajaan disini adalah orang itu mengetahui dan menghendaki informasi
yang mengandung pencemaran itu tersebar untuk merusak kehormatan atau nama baik
seseorang.

Selain dari dua unsur diatas kita juga perlu mengetahui bahwa dalam perbuatan pencemaran
nama baik ini juga terdapat unsur unsur deliknya, diantaranya :9

1. Perbuatannya menyerang
2. Objeknya :
a. Kehormatan orang
b. Nama baik orang
3. Dengan menuduhkan perbuatan terntentu.

Darikasus ustadz Hafzan ini ada juga suatu yang menjanggal dan menjadi buah pertanyaan,
apakah bisa dan boleh media elektronik dijadikan sebagai barang bukti dalm sistem peradilan di
Indoensia? Sementara dalam Pasal 184 ayat 1 KUHAP telah dinyatakan bahwa alat bukti yang
sah yaitu :10

1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa.

Maraknya pelanggaran hukum yang terjadi di dunia ITE telah menimbulkan suatu jenis alat
bkti baru yang dikenal dengan istilah bukti elektronik. 11 Secara umum, ada tiga klasifikasi atau
tiga kelompok alat bukti secara elektronik yang dapat diakui secara hukum, yaitu :

1. Dokumen Elektronik yang disamakan dengan dokumen surat


9
Richard Elyas Christian Sirait, dkk, Penegakan Hukum Pelaku Delik Pencemaran Nama Baik (Studi Putusan
Nomor : 4/Pid.C/2020/PN.TLK), Jurnal Hukum, Vol. 09, Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen, 2020, Hlm.
219-220
10
KUHAP dan KUHP, (Jakarta : Sinar Grafika, 2019), Hlm. 271
11
Yogi Prasetyo, Hati-Hati Ancaman Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik di Media Sosial Dlam Undang
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2021, Hlm.
510
2. Tanda tangan elektronik yang disamakan dengan tanda tangan tulisan tangan
3. Surat elektronik yang disamakan dengan surat melalui pos.

Pengaturan alat bukti elektronik dalam UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik diatur dalam bab III tentang Informasi, Dokumen, dan Tanda tangan, serta
pasal 44 UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 5 ayat 1 U
ITE mengatur secara tegas bahwa informasi atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah. Lebih lanjut, Pasal 5 ayat 2 UU ITE menegaskan bahwa
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan perluasan
dari alat bukti yang sah sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indinesia.12

Jadi dari paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa media elektronik merupakan alat bukti
yang sah dan sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia.

Pertanyaan berikutnya yang muncul yaitu apakah tindak pidana pencemaran nama baik ini
dpat diahpuskan dan kapan hapusnya atau tidak dikatakan sebagai tindak pidana pencemaran
nama baik?

Tindak pidana pencemaran nama baik ini dapat hapus atau tidak sama sekali tindakan itu
sebagai tindak pidana pencemaran nama baik, ini dapat kita saksikan melalui Pasal 310 ayat 3
KUHP, disana dikatakan “Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis jika :

1. Perbuatan itu jelas demi kepentingan umum


2. Karena terpaksa untuk membela diri”13

C. Pendapat Hukum/Legal Opinion

Legal Opinion adalah jawaban sarjana hukum terhadap pertanyaan seorang klien yang
sedang menghadapi persoalan hukum. Apabila pendapat hukum seorang sarjana hukum ini
dijadikan oleh hakim sebagai tempat menemukan hukum, maka pendapat hukum tersebut sudah

12
Ibrahim Fikma Edrisy, Pengantar Hukum Siber, (Lampung : Sai Wawai Publishing, 2019), Hlm. 47. Lihat
juga Budi Suhariyanto, Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cyber Crime), (Jakarta : Rajawali Pres, 2012), Hlm. 100
13
KUHAP dan KUHP, Op.Cit, Hlm. 107
bisa dikatakan sebagai doktrin.14Dalam membuat pendapat hukum atau legal opinion tentunya
kita harus memperhatikan strukturnya, adapun struktur dari pendapat hukuk atau legal opinion
ini adalah sebagai berikut :15

1. Isu atau Fakta Hukum


2. Rule
3. Analisis
4. Conclusi

Fakta hukum yang terjadi dalam kasus Hafzan El Hadi ini adalah bahwasanya Ustadz Hafzan
ini telah melakukan tindakan pencemaran nama baik terhadap ormas Muhammadiyah melalui
cuitannya di media sosial miliknya. Oleh karena Angkatan Muda Muhammadiyah melaporkan
Ustadz Hafzan ini dengan delik pencemaran nama baik. Dengan hal tersebut ustadz Hafzan juga
telah melanggar Pasal 310 KUHP, Pasal 27 ayat 3 dan Pasal 28 ayat 2 UU No. 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Jika kita lihat lebih jauh bahwa didalam KUHP dan UU ITE yang berkenaan dengan
perbuatan atau tindakan pencemaran nama baik ini terdapat beberapa kejanggalan sehingg
memunculkan pertanyaan pertanyaan, diantara pertanyaan itu sebagai berikut :

1. Apa saja unsur unsur yang harus terpenuhi sehingga perbuatan itu dianggap sah dan
meyakinkan merupakan tindak pidana pencemaran nama baik?
2. Apakah media elektronik ini dapat dijadikan alat bukti yang sah dalam tata sistem
peradilan di Indonesia?
3. Kapan hapus atau tidak dikatakan sebuah tindakan itu sebagai tindak pidana pencemaran
nama baik?

Seluruh pertanyaan pertanyaan itu sudah terjawab pada bagian masalah hukum. Sehingga kasus
pencemaran nama baik yang dilakukan oleh ustadz Hafzan El Hadi ini telah secara sah dan
meyakinkan merupakan tindak pidana pencemaran nama baik.

14
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, (Yogyakarta : Liberty, 2008), Hlm. 116. Lihat
juga Aditya Yuli Sulistyawan, Argumentasi Hukum, (Yogyakarta : Yoga Pratama, 2021), Hlm. 111
15
Aditya Yuli Sulistyawan, Op.Cit, Hlm. 114-115
Karenaseluruh unsur unsur yang terdapat didalam KUHP dan UU ITE tadi telah
terpenuhi seperti, didalam KUHP Pasal 310 salah satu unsurnya yaitu “Menyiarkan suatu
tuduhan suapaya diketahui oleh umum”, dan juga didalam UU ITE yang salah satu unsurnya itu
adalah “Tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik”. Dari dua unsur ini saja ustadz
Hafzan ini telah dapat dikatakan memenuhi unsur sehingga perbuatannya itu dapat dikatakan
sebagai tindak pidana pencemaran nama baik, yang didalam KUHP Pasal 310 ayat 1
hukumannya adalah pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak sebesar empat ribu lima ratus rupiah, ini berlaku bagi barangsiapa dengan sengaja
menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu. Dan dalam Pasal
310 ayat 2 KUHP hukumannya pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana
denda paling banyak sebesar empat ribu lima ratus rupiah pasal ini berlaku jika pencemaran
nama baik itu dengan tulisan atau gambar yang disiarkan, dipertunjukan atau ditempelkan di
muka umum dengan tujuan agar diketahui publik secara umum.

D. Referensi/Daftar Pustaka

KUHAP dan KUHP. (2019). Jakarta: Sinar Grafika .

Awawangi, R. V. (2014). Pencemaran nama baik dalam KUHP dan menurut UU No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik . Lex Crimen , 114.

Edrisy, I. F. (2019). Pengantar Hukum Siber. Lampung: Sai Wawai Publishing.

Mertokusumo, S. (2008). Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty.

Prasetyo, Y. (2021). Hati-Hati Ancaman Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik di Media Sosial
Dlam Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Richard Elyas Christian Sirait, d. (2020). Penegakan Hukum Pelaku Delik Pencemaran Nama
Baik (Studi Putusan Nomor : 4/Pid.C/2020/PN.TLK). Jurnal Hukum, 09.

Suhariyanto, B. (2012). Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cyber Crime). Jakarta : Rajwali
Pres.

Sulistyawan, A. Y. (2021). Argumentasi Hukum. Yogyakarta: Yoga Pratama .


https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230427110848-12-942540/tuding-muhammadiyah-
mirip-syiah-ustaz-hafzan-dipolisikan.

https://wow.tribunnews.com/2023/04/27/kerap-hina-muhammadiyah-ini-isi-ujaran-kebencian-
ustaz-hafzan-el-hadi-yang-berujung-laporan-polisi.

Anda mungkin juga menyukai