Anda di halaman 1dari 5

Nama : Christina Putri Ruhulessin

NIM : 51120027

Mata Kuliah : Humas Pemerintahan A1

Dosen Pengampu : Dr. Aries, S.Sos., M.Si

Analisis Regulasi Humas Pemerintahan

 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers

Dalam pasal 28 UUD 1945 menjamin kemerdekaan berserikat dan berkumpul untuk

mengeluarkan pemikiran baik dengan lisan maupun tulisan. Sehingga dalam pasal 28 UUD

1945 Agar fungsi pers berjalan dengan maksimal, maka perlu dibentuk Undang- Undang

tentang Pers. Pasal 28 UUD 1945 menyatakan bahwa kemerdekaan pers merupakan salah

satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis.. Dalam kehidupan

yang demokratis, pertanggungjawaban kepada rakyat terjamin, sistem penyelengaraan negara

yang transparan berfungsi serta keadilan dan kebenaran terwujud. Pers yang memiliki

kemerdekaan untuk menyampaikan informasi dan mencari informasi sangat penting untuk

mewujudkan HAM yang dijamin dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, yang menyatakan

bahwa setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi sejalan dengan Piagam

PBB tentang HAM Pasal 19 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai

dan mengeluarkan pendapat; dalam hak ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa

gangguan, dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan informasi dan buah pikiran

melalui media apa saja dan dengan tidak memandang batas-batas wilayah”. Pers yang
melaksanakan kontrol sosial sangat penting juga untuk mencegah terjadinya

pernyalahgunaan kekuasaan baik itu korupsi, kolusi, nepotisme, maupun penyelewengan dan

penyimpangan lainnya. Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya pers

menghormati hak asasi setiap orang, oleh karena itu pers dituntut untuk professional dan

terbuka di kontrol oleh masyarakat. Kontrol masyarakat yang dimaksud yaitu setiap orang

dengan dijaminnya Hak Jawab dan Hak Koreksi, oleh lembaga- lembaga kemasyarakatan

seperti pemantau media oleh Dewan Pers dengan berbagai bentuk dan cara. Untuk

menghindari pengaturan yang tumpang tindih, undang- undang ini tidak mengatur ketentuan

yang sudah diatur dengan ketentuan peraturan perundang- undangan lainnya.

Didalam pasal 4 ayat 1 disebutkan bahwa kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga

negara, ayat kedua bahwa terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan

atau pelarangan penyiaran, ayat ketiga bahwa untuk menjamin kemerdekaan pers, pers

nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi

dan ayat keempat bahwa dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum,

wartawan mempunyai Hak Tolak bahkan dalam UUD Tahun 1945 disebutkan antara lain

dalam pasal 28F bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi

untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,

memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan

menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

Undang- undang No. 32 tahun 2002 menyatakan bahwa lembaga penyiaran merupakan

media komunikasi massa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan sosial, budaya,

politik dan ekonomi yang memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan
fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan perekat sosial. Selain itu siaran

yang dipancarkan dan diterima secara bersamaan, serentak dan bebas, memiliki pengaruh

yang besar dalam pembentukan pendapat, sikap, dan perilaku khalayak, maka dari itu

penyelenggara penyiaran wajib bertanggung jawab dalam menjaga nilai moral, tata susila,

budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa dan

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Dari bunyi pasal- pasal yang ada dalam didalam UU

No.32 tahun 2002 menjelaskan bahwa media penyiaran memiliki fungsi yang sangat penting

dalam kehidupan bermasyarakat serta memiliki pengaruh yang besar dalam mempengaruhi

pikiran masyarakat, oleh karena itu media penyiaran harus diatur oleh regulasi yang

fungsinya untuk membatasi dan mengatur isi dari tayangan yang ditampilkan agar tidak

menyimpang dari Undang- undang.

 Undang- Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008

Dalam Pasal 1 Bab I Undang - Undang No.11 Tahun 2008, pada angka I, yang dimaksud

dengan informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi

tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, Elektronik Data Interchange

(EDI), surat elektronik (elektronik mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenis nya, huruf,

tanda, angka, kode akses, simbol, atau perfrasi yang telah diolah yang memiliki arti atau

dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Informasi elektronik merupakan

salah satu hal yang diatur secara subtansial dalam Undang - Undang No.11 Tahun 2008

selain transaksi elektronik. Dalam Pasal 1 angka 3 Undang - Undang No.11 Tahun 2008,

pengertian teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan menyiapkan,

menyimpan memproses, ,mengumumkan, menganalisis dan atau menyebarkan informasi.

Dalam Pasal 1 angka 2 Undang - Undang No.11 Tahun 2008 yang dimaksud dengan
transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan

komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Transaksi elektronik diatur

dalam Pasal 17 Undang - Undang No.11 Tahun 2008 yang berbunyi sebagai berikut : 1.

Penyelenggaraan transaksi elektronik dapat dilakukan dalam lingkup publik dan privat. 2.

Para pihak yang melakukan transaksi elektronik 3. Ketetntuan lebih lanjut mengenai

penyelenggaraan transaksi elektronis sebagaimana dimaksud pada ayat (i) diatur dengan

Peraturan Pemerintah. Dalam penjelasan pasal 17 ayat 1 Undang - Undang No.11 Tahun

2008 dijelaskan bahwa Undang – Undang ini memberikan peluang terhadap pemanfaatan

teknologi informasi oleh penyelenggaraan negara, orang, badan usaha, dan atau masyarakat.

Pemanfaatan teknologi informasi harus dilakukan secara baik, bijaksana bertanggung jawab,

efektif, dan efisien agar dapat diperoleh manfaat yang sebesar – besarnya bagi masyarakat.

Transaksi elektronik yang dituangkan ke dalam kontrak elektronik mengikat para pihak,

sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat (1). Para pihak memiliki kewenangan untuk memilh

yang berlaku bagi transaksi elektronik internasional yang dibuatnya (Pasal 18 ayat (2)). Jika

para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam traksaksi elektronik internasional hukum

yang berlaku disesuaikan pada asas hukum perdata internasional (Pasal 18 ayat (3)). Para

pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan pengadilan, arbitrase, atau lembaga

penyelesaian sengketa alternatif lainnya, yang bisa berwenang menangani sengketa yang

mungkin timbul dari transaksi elektronik internasional yang dilakukannya (Pasal 18 ayat (4)).

Perbuatan yang dilarang oleh Undang - Undang No.11 Tahun 2008 yang berkaitan dengan

informasi elektronik adalah mendistribukan, atau membuat dapat diaksesnya informasi

elektronik, yang muatannya berisi melanggar kesusilaan, muatan perjudian, penghinaan atau

pencemaran nama baik atau pemerasan dan atau pengancaman. Muatan yang berisi
melanggar kesusilaan diantaranya adalah penayangan gambar – gambar porno dalam situs –

situs internet maupun telepon seluler. Penayangan gambar porno itu, selain melanggar

Undang - Undang No.11 Tahun 2008 juga melanggar Undang – Undang No. 44 Tahun 2008

tentang Pornografi.

Anda mungkin juga menyukai