Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Salah satu asas fundamental sekaligus landasan utama kehidupan bernegara yang pada masa ini hampir
secara global dianut adalah asas demokrasi. Pada dasarnya demokrasi dewasa ini terlahir atas pemikiran
tentang hak-hak politik masyarakat dan pemisahan kekuasaan.1 Implikasi lanjut kehidupan bernegara
yang berlandaskan demokrasi adalah masyarakat yang menjadi unsur penting negara sebagai subjek
berputarnya roda kehidupan bernegara, sekaligus sebagai objek yang harus dilindungi hak-hak asasi
maupun konstitusionalnya. Perwujudan peranan vital masyarakat diberikan melalui pemenuhan dan
perlindungan hak-hak asasi dan politik yang dituntut oleh asas demokrasi. Sementara perwujudan
pemisahan kekuasaan tentu dilaksanakan melalui pelembagaan dan konstruksi pengaturan terkait teknis
pemisahan kekuasaan itu sendiri.

Melalui amandemen konstitusi negara kita, demokrasi menjadi bagian penting dalam kehidupan
bernegara. Bukti nyatanya adalah melalui Pasal 1 ayat (2) UUD NRI 1945 yang menyatakan “Kedaulatan
berada di tangan masyarakat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”. Substansi pasal
tersebut mengatur tentang kedaulatan masyarakat yang dilaksanakan berdasar pada undang-undang
dasar, yang dapat diartikan sebagai constitutional democracy.2

Asas Keterbukaan

Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tepat
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara. Penjelasan asas
keterbukaan dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 memberikan partisipasi dan transparansi
yang luas terhadap publik (masyarakat).

Pelaksanaan asas keterbukaan dalam pasal 5 huruf G mengharuskan bahwa dalam pembentukan
Perundang-undangan diwajibkan memenuhi unsur asas keterbukaan yang dalam inti dari penjelasan
asas keterbukaan merupakan partisipasi dan transparansi dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan tak terkecuali peraturan daerah. Sehingga dengan adanya transparansi yang luas dapat
melibatkan masyarakat untuk melakukan partisipasi.

Pelaksanaan asas keterbukaan dalam pembentukan peraturan daerah adalah sesuatu yang wajib
dilakukan oleh lembaga legislasi daerah, karena jaminan memperoleh informasi merupakan Hak Asasi
Manusia yang wajib dipenuhi oleh negara. sebagaimana dalam UUD 1945 pasal 28 F tentang Hak Asasi
Manusia yang menyatakan ”setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia”.
Maka dari itu pelaksanaan keterbukaan dalam pembentukan peraturan daerah perlu dilakukan,
sehingga hasil dari legislasi mencerminkan aspirasi rakyat. Apabila asas keterbukaan dalam

pembentukan peraturan daerah dilanggar maka hal tersebut telah melanggar nilai Hak Asasi Manusia
dan UUD 1945.

Courtesy

Asas lainnya dalam perjanjian internasional adalah courtesy atau asas kehormatan. Asas ini
mengharuskan negara-negara yang terlibat dalam perjanjian internasional untuk saling menghormati.
Saling menghormati disini berarti menghormati semua hal dari negara lainnya selama hal tersebut tidak
melanggar perjanjian internasional dan aspek turunannya. Sudah sepantasnya setiap negara saling
menghormati karena seperti yang telah diwajibkan dalam asas egality rights, semua negara sama
derajatnya dalam perjanjian internasional.

Kesimpulan

Dengan adanya informasi publik, kontrol masyarakat terhadap pemerintah mendorong penyelenggaraan
pemerintahan yang trasnparan dan akuntabel sehingga membatasi terjadinya kewenangan dalam
pemerintahan. Apabila diterapkan, UU KIP akan memberikan mafaat dalam penyelenggaraan
pemerintahan, antara lain:

1.Mengurangi tingkat korupsi, sebab semakin tinggi akses publik terhadap laporan keuangan maka
semakin rendah tingkat korupsi, demikian pula sebaliknya.

2.Memperoleh indikasi dini adanya praktek mal administrasi dan tindak pidana korupsi dan efisiensi
anggaran.

3.Membuka peluang partisipasi masyarakat dalam mengawasi penyelenggaraan negara dan pelayanan
publik.

4.Mendapatkan umpan balik dari masyarakat tentang kinerja badan publik.

5.Memperoleh jaminan kepastian hukum atas hak memperoleh informasi publik dan terhindar dari
tindakan sewenang-wenang dari aparatur negara.

Anda mungkin juga menyukai