Anda di halaman 1dari 3

3.

Kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum merupakan contoh hak legal warga
negara yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang. Berikut ini
beberapa landasan hukum yang menjelaskan mengenai kemerdekaan menyampaikan
pendapat dimuka umum yaitu:

 UUD 1945 pasal 28E ayat 2 dan 3


 UUD 1945 pasal 28F
 Undang-Undang nomor 9 tahun 1998 pasal 1 ayat 1

Pembahasan
Kemerdekaan menyampaikan pendapat merupakan bagian penting yang diatur dan dijamin
dalam konstitusi. Hal ini karena menyampaikan pendapat adalah bagian dari kebebasan
berekspresi dan berkomunikasi. Setiap warga negara Indonesia berhak memiliki kemerdekaan
tersebut untuk dapat menyalurkan aspirasi terutama kepada pemerintahan, untuk membangun
kapasitas diri dan mengembangkan lingkungan, dan menjadi kontrol masyarakat dan
pemerintah dalam mencari kebenaran.

Dasar utama kemerdekaan atau kebebasan menyampain pendapat atau pikiran di muka umum
diatur dalam UUD 1945 dalam pasal yang membahas Hak Asasi Manusia yaitu:

 Pasal 28E ayat 2 yang berbunyi "Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini
kepercayaan, menyatakan pikiran, dan sikap, sesuai dengan hatinya nuraninya".
 Pasal 28E ayat 3 yang berbunyi "Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat".
 Pasal 28F yang berbunyi "Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan peribadi dan lingkungan sosialnya serta untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia".

Lebih lanjut, kemerdekaan menyampaikan pendapat dijamin dalam Undang-Undang Nomor


9 tahun 1998 pasal 1 ayat 1. Adapun bunyi pasal 1 ayat 1 tersebut yaitu "kemerdekaan
menyampaikan pendapat pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara bebas dan
bertanggungjawab sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku".

Oleh karena itu, keberadaan UUD 1945 pasal 28E dan 28F serta Undang-Undang Nomor 9
tahun 1998 pasal 1 ayat 1 adalah jaminan yang menegaskan kemerdekaan mengeluarkan
pendapat ialah hak dasar bagi warga negara Indonesia. Apabila ada batasan atau pelanggaran
dalam pemenuhan hak dasar ini, tentu dapat diselesaikan melalui jalur hukum.
4. Perbedaan Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer
Negara Indonesia adalah salah satu negara yang ada di dunia dengan menganut sistem
pemerintahan presidensial, dan berbentuk negara demokrasi. Sistem pemerintahan
presidensial adalah salah satu bentuk sistem pemerintahan yang ada di dunia, selain sistem
pemerintahan tersebut terdapat juga sistem pemerintahan parlementer, dan sistem
pemerintahan semi presidensial.

Pada ulasan yang sebelumnya, sobat Grameds sudah memahami mengenai pengertian sistem
pemerintahan parlementer, dan presidensial. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer dan
juga presidensial memiliki perbedaan yang mendasar. Berikut adalah perbedaannya yang
diantaranya:

Perbedaan Secara Lengkap Mengenai Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer


Perbedaan sistem pemerintahan parlementer, dan juga presidensial terletak pada kepala
pemerintahan, serta kepala negaranya. Pemilihan kepala pemerintahan, dan kepala negara ini
melalui suatu forum supremasi yang tertinggi, terdiri dari forum legislatif, forum direktur,
dan berbagai forum lainnya. Berikut terdapat pembahasan di bawah secara lengkapnya.

5 .Pentingnya Konstitusi dalam Suatu Negara


Konstitusi atau Undang-undang Dasar merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai
pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam
mengatur bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan.Sejalan dengan pendapat
tersebut, Bagir Manan mengatakan bahwa hakikat konstitusi merupakan perwujudan paham
tentang konstitusi atau konstitusionalisme yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah
di Satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap
penduduk dipihak lain.Sejalan dengan perlunya konstitusi sebagai instrumen
untuk membatasi kekuasaan dalam suatu Negara.Miriam Budiardjo mengatakan:
“Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-
Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas,yaitu membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara
akan lebih terlindungi.”(Budiardjo, 1978: 96). Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai
pemberi batas kekuasaan tersebut, Kusnardi menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari
fungsinya terbagi ke dalam 2 (dua) bagian, yakni membagi kekuasaan dalam
negara, dan membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam negara.Lebih lanjut, ia
mengatakan bahwa bagi mereka yang memandang negara dari sudut
kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan, maka konstitusi dapat dipandang
sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan dibagai di
antara beberapa lembaga kenegaraan, seperti antara lembaga legislatif, eksekutif, dan
yudikatif.Selain sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai
alat untuk menjamin hak-hak warga negara. Hak-hak tersebut mencakup hak-hak asasi,
seperti hak untuk hidup, kesejahteraan hidup, dan hak kebebasan.Mengingat pentingnya
konstitusi dalam suatu negara ini, Struycken dalam bukunya “Het Staatsrecht van Het
Koninkrijk der Nederlander”
menyatakan bahwa Undang-undang Dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan dokumen
formal yang berisikan:Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau.
· Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa. .Pandangan tokoh-
tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik Untuk waktu sekarang maupun untuk waktu
yang akan dating.Suatu keinginan, di mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa
hendak dipimpin. Keempat materi yang terdapat dalam konstitusi atau undang-undang
tersebut, menunjukkan arti pentingnya suatu konstitusiyang menjadi barometer kehidupan
bernegara dan berbangsa, serta memberikan arahan dan pedoman bagi generasi penerus
bangsa dalam menjalankan suatu negara. Dan pada prinsipnya, semua agenda penting
kenegaraan serta prinsip-prinsip dalam menjalankan kehidupan berbangsa
dan bernegara, telah tercover dalam konstitusi (Thaib, 2001: 65).
Dari beberapa pakar yang menjelaskan mengenai urgensi konstitusi
dalam sebuah negara, maka secara umum dapat dikatakan bahwa eksistensi
konstitusi dalam suatu negara merupakan suatu keniscayaan,
karena dengn adanya konstitusi akan tercipta pembatasan kekuasaan melalui pembagian
wewenang dan kekuasaan dalam menjalankan negara. Selain itu, adanya
konstitusi juga menjadi suatu hal yang sangat penting untuk menjamin hak-
hak asasi warga negara, sehingga tidak terjadi penindasan dan
perlakuansewenang-wenang dari pemerintah

Anda mungkin juga menyukai