Anda di halaman 1dari 10

II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HAKIKAT KONSTITUSI

Hakikat konstitusi , dalam bahasa Indonesia hakikat menjadi kata pokok yaitu “hak” yang
berarti milik (ke-punyaan), kebenaran, atau yang benar-benar ada, sedangkan secara etimologi
hakikat berarti inti sesuatu, puncak atau sumber dari segala sesuatu.Dapat disimpulkan bahwa
hakikat adalah kalimat atau ungkapan yang digunakan untuk menunjukan makna yang
sebenarnya atau makna yang paling dasar dari sesuatu seperti benda, kondisi atau pemikiran.

Sedangkan konstitusi ialah keseluruhan peraturan-peraturan, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis, yang mengatur secara mengikat tentang cara penyelenggaraan pemerintahan dalam
suatu Negara. Sedangkan dalam ketatanegaraan Republik Indonesia, konstitusi dapat diartikan
sebagai undang-undang dasar (UUD). Dalam hal ini, UUD dianggap sebagai peraturan dasar
dimana didalamnya terdapat ketentuan-ketentuan pokok yang menjadi sumber perundang-
undangan Indonesia.

Hakikat konstitusi yang utama adalah konstitusi untuk membatasi kekuasaan dalam negara
sebagai perwujudan dari paham konstitusi atau konstitusionalisme. Hakikat konstitusi yang
lain merupakan pengaturan jaminan asasi manusia, hukum dasar negara, serta sumber hukum
negara pertama dan tertinggi dalam tata hukum nasional.

Di indonesia lazimnya hanya disebut sebagai UUD saja, sepertiti dalam penjelasan UUD
1945 dirumuskan : “undang-undang suatau negara ialah hanya sebagian dari hukum dasar negara
itu. Undang-undang adalah hak yang tertulis sedang disampingnya UUD hanya berlaku jika
hanya dasar yang tidak tertulis yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam
praktik penyelenggaraan negara meskipun tudak tertulis”.

Pendapat AA.H Strycken dalam Soetanto Soepiadhy (2004): ia menyebutkan bahwa


UUD sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah dokumen formal yang berisi:

1. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu yang lampau.

2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa.

1
3. Pandangan tokoh-tokoh yang diwujudkan baik untuk tahun sekarang untuk masa yang akan
datang.

4. Suatu keinginan dimana pelembagaan kehidupan ketatanegaran bangsa hendak dipimpin.

Selanjutnya secara hakekat konstitusi adalah mengatur pembatasan kekuasaan dalam negara.
pembatasan kekuasaan yang tercantum dalam konstitusi itu pada umumnya menyangkut dua hal,
yaitu:

1. Yang berkaitan dengan isinya. Maksudnya pembatasan yang bekenaan dengan


tugas,wewenang serta bebagai macam hak yang diberikan pada masing-masing lembaga.

2. Yang berkaitan dengan waktu. Maksudnya pembatasan kekuasaan yang berkaitan dengan
masa jabatan pemangku jabatan tertinggi sertan barapa kali seorang pejabat dapat dipilih kembali
dalam jabatan itu.

Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi sebagai tuntutan dari
golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh penguasa dan konstitusi sebagai sebuah
konstitusi dalam arti formil (konstitusi dapat berupa tertulis) dan konstitusi dalam arti materiil
(konstitusi yang dilihat dari segi isinya).konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah
keputusan politik yang tertinggi sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan
kenegaraan.konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya jaminan atas hak
asasi serta perlindungannya.

Nilai konstitusi yaitu:

Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi mereka
konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku dalam
masyarakat dalam arti berlaku efektif dan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.

Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetapi tidak sempurna.
Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal – pasal tertentu tidak berlaku / tidsak seluruh pasal –
pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh wilayah negara.

2
Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan penguasa saja.
Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi sebagai alat untuk
melaksanakan kekuasaan politik.

2.2 FUNGSI KONSTITUSI

Konstitusi atau UUD fungsinya sebagai hukum, UUD atau konstitusi bersifat mengikat, baik
bagi pemerintah, setiap lembaga negara, lembaga masyarakat, maupun setiap warga negaranya.

Selaku hukum, UUD atau konstitusi berisi norma-norma, kaidah-kaidah, aturan-aturan, atau
ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh semua pihak yang terikat dalam negara
tersebut.Selaku hukum dasar, konstitusi atau undang undang berfungsi sebagai sumber
hukum.Setiap produk hukum seperti UU, Peraturan Pemerintah (PP), dan Peraturan Pengganti
UU (Perpu), serta setiap tindakan pemerintah dengan berbagai kebijakannya harus berdasarkan
pada peraturan yang tertinggi, yaitu UUD.Mengingat fungsinya seperti di atas, UUD dalam
rangka tata urutan norma hukum yang berlaku merupakan hukum yang tertinggi. Karena
fungsinya seperti itu, UUD juga mengemban fungsi sebagai alat kontrol, papan uji, atau alat
untuk mengecek terhadap kesesuaian seluruh norma hukum yang berada di bawahnya.Bagi suatu
negara, konstitusi merupakan patokan dasar guna mengatur negara dan pemerintahan. Pada
hakikatnya, konstitusi merupakan bentuk kontrak sosial yang dibuat dan disepakati oleh rakyat
melalui para wakilnya. Oleh karena itu, konstitusi harus dijadikan pedoman bagi negara dan
pemerintah mengenai hak-hak yang menjadi kewenangan dan hak yang bukan menjadi
kewenangannya. Menentukan pembatasan terhadap kekuasaan sebagai suatu fungsi
konstitusionalisme. Dan memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintah baik rakyat
dalam sistem demokrasi atau raja dalam sistem monarki kepada organ-organ kekuasaan Negara.

2.3 TUJUAN KONSTITUSI

Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang maksudnya tanpa
membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja
kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa merugikan rakyat banyak.Melindungi HAM

3
maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang lain dan hak memperoleh
perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.

Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara kita
tidak akan berdiri dengan kokoh.

Secara garis besar konstitusi bertujuan untuk membatasi tindakan sewenang-wenang


pemerintah, menjamin hak-hak pihak yang diperintah (rakyat) dan menetapkan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat. Sehingga pada hakekatnya tujuan utama konstitusi yaitu pembatasan
kekuasaan pemerintah disatu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga Negara maupun setiap
penduduk dipihak lain.

Hakekat Konstitusi Menurut Berbagai Tokoh meliputi Hakikat dari suatu konstitusi ialah
mengatur pembatasan kekuasaan dalam negara.Pembatasan kekuasaan yang tercantum dalam
konstitusi itu pada umumnya menyangkut dua hal,yaitu pembatasan kekuasaan yang berkaitan
dengan isinya, dan pembatasan kekuasaan yang berkaitan dengan waktu. Pembatasan kekuasaan
yang berkaitan dengan isi ialah pembatasanyang berkenaan dengan tugas, wewenang serta
berbagai macam hal yang diberikan kepadamasing-masing lembaga, sedangkan pembatasan
kekuasaan yang berkaitan dengan waktu ialah pembatasan yang berkenaan dengan masa jabatan
yang diberikan kepada pemangku jabatantertentu serta berapa kali seorang pejabat dapat dipilih
kembali dalam jabatan itu

Undang-Undang Dasar 1945 atau Konstitusi Negara Republik Indonesia disahkan dan ditetapkan
oleh Panitian Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada ahari Sabtu, tanggal 18 Agustus
1945 yani sehari setelah proklamasi kemerdekaan. UUD 1945 sebagai konstitusi tertulis juga
dituangkan sebuah dokumen formal, dimana dokumen tersebut telah di mana okumen tersebut
telah dipersiapkan jauh sebelum sebelum Indonesia merdeka. Dalam UUD 1945 terdiri dari
“Pembukaan” dan “ Batang Tubuh”. Dalam Pembukaan UUD 1945 tidak lain adalah penuangan
jiwa proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, ialah jiwa Pancasila sesuai dengan penjelasan
otentik UUD 1945. Dalam Batang Tubuh UUD 1945 terdiri dari 16 Bab dan terperinci dalam 37
Pasal, disamping itu ada Aturan Peralihan yang terdiri dari 4 Pasal dan Aturan Tambahan 2
ayat.Dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat tujuan pokok negara yang pada hakikatnya
adalah :Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.Memajukan

4
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Implementasi materi
muatan konstitusi dalam ketatanegaraan Indonesia, yang secara umum materi konstitusi terdapat
dalam Batang Tubuh UUD 1945 yang terperinci dalam 16 Bab dan 37 Pasal yaitu

1.Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia Terdapat dalam BAB XA pasal 28A-28J UUD 1945

2. Susunan ketatanegaran Indonesia Terdapat dalam BAB I Pasal 1 ayat (1-3) UUD 1945

3. Adanya pembagian kekuasaan Terdapat dalam pasal Bab II pasal 2-3, Bab III pasal 4-6, 6A, 7,
7A-7C, 8-16, Bab V pasal 17, Bab VI pasal 18, 18A, 18B, Bab VII Pasal 19, 20, 20A, 21, 22,
22A, 22B, Bab VIIA pasal 22C, 22D, Bab VIIB pasal 22E, Bab VII pasal 23, 23A-23D, Bab
VIIA pasal 23E-23G, Bab IX pasal 24, 24A-24C, 25 UUD 1945.

Tata cara perubahan UUD 1945 diatur dalam pasal 3 ayat (1), pasal 37 ayat (1-5) UUD
1945.Mengenai hakikat konstitusi Prof. Dr. Sri Soemantri Martosoewignjo, S.H, dalam
tulisannya Penerapan Kedaulatan Rakyat Dalam Kehidupan Bernegara Berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mengemukakan :
“….konstitusi diadakan untuk membatasi kekuasaan dalam negara. Bahwa konstitusi atau
Undang-Undang Dasar diadakan untuk membatasi kekuasaan dalam negara, dapat dilihat dan
dibuktikan dari materi muatan yang terdapat didalamnya”

Berkenaan dengan hakikat konstitusi, Dr. H. Bagir Manan, S.H, MCL. Mengemukakan :
“Hakikat konstitusi tidak lain dari perwujudan paham tentang konstitusi atau
konstitusionalismeyaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemeritahan disatu pihak dan jaminan
terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak lain”Perihal hakikat konstitusi,
Prof. Drs. A. Kosasih Djahiri mengatakan hakikat konstitusi itu ialah pengaturan jaminan asasi
manusia dalam hidupnya sebagai homo socious dan pengaturan masalah kenegaraan (frame of
government).

5
2.4 SEJARAH LAHIRNYA KONSTITUSI di INDONESIA

Sebagai negara yang berdasarkan hokum.Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal dengan
Undang-undang Dasar 1945. Eksistensi Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi di
Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang hingga akhirnya diterima sebagai landasan
hukum bagi pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia.

Dalam sejarahnya, Undang-undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei1945 sampai 16 Juni
1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang
beranggotakan 21 orang, diketuai Ir.Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua dengan
19 orang anggotayang terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-
masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda Kecil. Badan tersebut(BPUPKI) ditetapkan
berdasarkan Maklumat Gunseikan Nomor 23 bersamaan dengan ulang tahun Tenno Heika pada
29 April 1945 (Malian, 2001: 59).

Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi
Indonesia merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Undang-undang Dasar 1945
(UUD‟45). Para tokoh perumus itu antara lain dr.Radjiman Widiodiningrat, Ki Bagus
Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata,Pangeran Purboyo, Pangeran Soerjohamidjojo, Soetarjo
Kartomidjojo, Prof.Dr. Mr. Soepomo, Abdul Kadir, Drs. Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir
(Sumatra), Mr. Abdul Abbas (Sumatra), Dr. Ratulangi, Andi Pangerang(keduanya dari
Sulawesi), Mr. Latuharhary, Mr. Pudja (Bali), AH. Hamidan(Kalimantan), R.P. Soeroso, Abdul
Wachid Hasyim, dan Mr. Mohammad Hassan (Sumatra).

Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD 1945) bermula dari janji Jepang untuk
memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Janji tersebut antara lain
berisi “sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan Asia Timur Raya, Dai Nippon sudah
mulai berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah Hindia Belanda.
Tentara Dai Niponserentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun
udara,untuk mengakhiri kekuasaan pemerintahan Belanda.”

Sejak saat itu, Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai saudara muda serta
membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di semua bidang, sehingga
diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya.

6
Namun janji hanyalah janji, penjajah tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas
dan menguras kekayaan bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur tentarasekutu, Jepang
tak lagi ingat akan janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat Indonesia lebih
bebas dan leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada Jepang sampai saat kemerdekaan
tiba.

Setelah kemerdekaan diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi nampaknya tidak bisa
ditawar-tawar lagi, dan segera harus dirumuskan.Sehingga lengkaplah Indonesia menjadi sebuah
negara yang berdaulat. Padatanggal 18 Agustus 1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan,
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidangnya yang pertama kali dan
menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:

1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yangbahannya diambil dari Rancangan
Undang-Undang yang disusun olehpanitia perumus pada tanggal 22 Juni 1945;

2. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hampirseluruhnya diambil dari
RUU yang disusun oleh Panitia PerancangUUD tanggal 16 Juni 1945;

3. Memilih ketua persiapan Kemerdekaan Indonesia Ir.Soekarnosebagai Presiden dan wakil


ketua Drs. Muhammad Hatta sebagaiwakil Presiden;

4. Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh PanitiaPersiapan Kemerdekaan


Indonesia yang kemudian menjadi KomiteNasional;

Dengan terpilihnya Presiden dan wakilnya atas dasar Undang-undang Dasar1945 itu, maka
secara formal Indonesia sempurna sebagai sebuah negara,sebab syarat yang lazim diperlukan
oleh setiap negara telah ada yaitu adanya:

a. Rakyat, yaitu warga negara Indonesia;

b. Wilayah, yaitu tanah air Indonesia yang terbentang dari Sabanghingga Merauke yang terdiri
dari 13.500 buah pulau besar dan kecil;

c. Kedaulatan yaitu sejak mengucap proklamasi kemerdekaanIndonesia;

7
d. Pemerintah yaitu sejak terpilihnya Presiden dan wakilnya sebagaipucuk pimpinan
pemerintahan negara;

e. Tujuan negara yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmurberdasarkan Pancasila;

f. Bentuk negara yaitu negara kesatuan.

8
2.6 UUD 1945 dan PERATURAN HUKUM di INDONESIA

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea yang ke-empat,disebutkan


bahwa salah satu tugas dan tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum

Tentunya ini merupakan tugas yang sangat mulia karena kesejahteraan dalam
hidup merupakan dambaan setiap manusia. Segenap bangsa Indonesia tentunya menjadi kata
kunci bahwa kesejahteraan tersebut apabila nantinya terwujud akan menjadi hak seluruh rakyat
Indonesia tanpa terkecuali.

Seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali harus menjadi rujukan utama ketika pemerintah
berbicara mengenai tanggung jawab negara. Berdasarkan konstitusi pula,dapat diartikan secara
sederhana bahwa negara Indonesia yang akan dibentuk pada saat itu tidak akan membedakan
orang perorangan atau kelompok orang dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Pemikiran ini
muncul dari kesadaran bahwa rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi dari satu negara,
sedangkan negara dibentuk dengan kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada seluruh
rakyatnya tanpa diskriminasi atau pembedaan berdasarkan agama, suku, pandangan politik, letak
geografis, dan sebagainya. Termasuk di dalamnya adalah masyarakat hukum adat khususnya
yang berada di daerah perbatasan.

Berangkat dari pemahaman bersama bahwa upaya mewujudkan penegakan hak asasi manusia
(HAM) bagi masyarakat adat yang diemban oleh Negara adalah dengan memberikan
perlindungan hukum bagi masyarakat adat sebagaimana diamanatkandalam konstitusi. Landasan
konstitusional perlindungan, pengakuan, dan penghormata terhadap masyarakat hukum adat
terdapat pada Pasal 18, Pasal 18 B ayat (2) UndangUndang Dasar 1945. “Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adatbeserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai denganperkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia,yang diatur dalam undang-undang.”Keberadaan masyarakat dalam
konstitusi diatur juga dalam Pasal 18B ayat (3),Pasal 28I ayat (3), serta pasal 32 ayat (1) dan 92)
UUD 1945.Sedangkan dalam hukum privat, pengaturan masyarakat adat telah ada dibeberapa
perundang-undangan misalnya UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar pokok Agrari.

9
Menilik banyaknya peraturan perundang-undangan yang menyentuh masyarakat adat,
seharusnya berimbang pada tingginya perlindungan terhadap mereka.Terlebih hingga saat ini
sudah sangat banyak pertemuan atau diskusi baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional,
yang diselenggarakan baik oleh pemerintah, kalangan kampus atau akademisi maupun lembaga
swadaya masyarakat (LSM) dari tahun ke tahun yang diharapkan dapat menginventarisir faktor-
faktor pendorong dan penghambat terwujudnya perlindungan hukum bagi masyarakat adat dalam
sistem hukum nasional. Namun upaya perlindungan hukum terhadap mereka masih belum
optimal.

Terdapatnya sejumlah persyaratan dimaksud dapat ditafsirkan bahwa UUD pasca amandemen
menaruh rasa curiga dan prasangka buruk , bahwa keberadaan MHA akan menjadi faktor
penghambat untuk tercapainya cita-cita dan tujuan dari Negara Kesatuan.

10

Anda mungkin juga menyukai