Anda di halaman 1dari 12

Kewarganegaraan 14 Juni 2021

&
1945
Konstitusi

UUD

Kelompok 2
Anggota Kelompok :
1. Muhammad Izzatul Ikhsan / 185060201111044
2. Afiyah Jelita Rahmah / 215060607111018
3. Zaidan Baihaqi Ananta Firdaus / 215060607111020
4. Aisha Alvanitadewi Ramadhania / 215060607111022
5. Hizkia Nistelrooy / 215060607111027
Rincian 1 Urgensi Pembahasan Konstitusi & UUD 1945

Materi 2 Konstitusi & Konstitusionalisme

Pengertian, Sifat, Tujuan, dan Hakikat


3 Konstitusi

4 Supremasi Konstitusi
Urgensi Pembahasan Konstitusi & UUD 1945
Budhi Masthuri mengaitkan kelembagaan Ombudsman di Indonesia menjadi sangat penting diatur dalam
amandemen Undang-Undang Dasar 1945 dengan kepatuhan aparatur pemerintah dalam melaksanakan
Rekomendasi Ombudsman. Pengaturan Ombudsman dalam konstitusi menjadi sangat penting bagi negara yang
menganut sistem presidensial seperti Indonesia, Ombudsman semestinya tidak hanya diatur dalam undang-
undang tetapi sudah sepantasnya dibentuk berdasarkan konstitusi. Dalam sistem parlementer, menteri
bertanggung jawab kepada parlemen bukan kepada Presiden, sehingga parlemen sewaktu-waktu dapat meminta
pertanggungjawaban Menteri.

Urgensi konstltusi atau UUD dalam suatu negara, sesuai dengan akar historisnya di Dunia Barat adalah untuk
menentukan batas wewenang penguasa, menjamin hak rakyat dan mengatur jalannya pemerintahan. Jadi, melalui
konstitusi atau UUD suatu negara akan dapat diketahui tentang keberadaannya, baik bentuk kedaulatan maupun
sistem pemerintahannya. Oleh karena itu, negara dan konstltusi merupakan dua Institusi yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Hal ini pula yang menyebabkan tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak
mempunyai konstltusi atau Undang-Undang Dasar.
Konstitusi & Konstitusionalisme

Konstitusi pada dasarnya merupakan kumpulan asas dan kaidah hukum yang mengatur suatu organisasi.
Konstitusi secara eksklusif sebagai sebuah dokumen hukum yang berisi aturan-aturan hukum, sementara yang
lain mengartikannya sebagai sebuah manifesto, pernyataan-pernyataan ideal yang secara umum dikenal sebagai
‘Charter of the Land’

Cheryl Saunders – Guru Besar HukumTata Negara pada Universitas Melbourne – mengatakan ‘a constitution is
more than a social contract…it is rather an expression of the general will of a nation. It is a reflection of its history,
fears, concerns, aspirations and indeed, the soul of the nation’

Donald L. Horowitz menyatakan bahwa konstitusi di negara manapun mempunyai dua jenis karakteristik, yakni
‘mechanical and ideological-aspirational. Mekanik berarti mengatur organ-organ atau alat-alat kelengkapan
negara, cara bekerjanya organ-organ tersebut, tugas serta wewenang yang dimiliki oleh alat-alat kelengkapan
negara, termasuk cara mengatasi penyalahgunaan wewenang. Karakter aspirasi ideologi berarti suatu konstitusi
memuat tujuan-tujuan bersama yang hendak dicapai oleh sebuah negara. Tujuan-tujuan tersebut tercantum
secara eksplisit atau dapat tersirat dalam pasalpasal. Horowitz menyebutnya sebagai ‘semi-sacred character’
Konstitusionalisme dibedakan antara konstitusionalisme politik (political constitutionalism) dan
konstitusionalisme hukum (legal constitutionalism). Konstitusionalisme hukum menyangkut hak-hak
konstitusional (constitutional rights) dan perlindungan hak-hak tersebut dari gangguan politik. Inti
konstitusional hukum: Pertama; hak mengajukan judicial review (merupakan jaminan melawan tirani
mayoritas). Kedua; hak-hak sebagai pegangan (petunjuk) bagi hakim untuk memutus perkara sesuai nilai-nilai
yang mendasari sistem hukum secara keseluruhan. Ketiga; hak-hak tertentu dikatakan tersirat oleh proses
demokrasi itu sendiri. Konstitusionalisme politik lebih menekankan pada legalitas proses dimana hak-hak
didefiniskan, dimajukan atau dibatasi melalui undang-undang dan tindakan pemerintah
HUBUNGAN KONSTITUSI DAN KONSTITUSIONALISME

Kutipan M.P Jain:


1. Modern political thought draws a distinction between “constitutionalism” and “constitution”. A
country may have the Constitution but not necessarily constitutionalism. For example, a country with a
dictatorship, where the dictator’s word is law, can be said to have a constitution but not
constitutionalism.
2. Underlying difference between the two concepts is that a constitution ought not merely to confer
powers on the various organ of government, but also seek to restrain those powers. Constitutionalism
recognize the need for government but insists upon limitations being placed upon government power.
Constitutionalism envisages checks and balances and putting the powers of legislative and the
executive under some restrains and not making them uncontrolled and arbitrary

Inti kutipan:
Pertama : terdapat kemungkinan sebuah negara memiliki konstitusi atau UUD, namun tidak
menjalankan konsep konstitusionalisme.
Kedua : esensi konsep konstitusionalisme adalah pembatasan wewenang (pembatasan kekuasaan).
Ketiga : konstitusionalisme dilakukan melalui sistem checks and balances
Pengertian , Sifat , Tujuan, dan Hakikat Konstitusi

Konstitusi berasal kata bahasa Prancis, yaitu “Constituer” yang berarti membentuk, sedangkan dalam bahasa
Inggris dipakai istilah “Constitution” (Soemantri, 1993:29). Dalam bahasa latin, kata konstitusi merupakan
gabungan dari dua kata, yaitu “cume” dan “statuere”. Cume adalah preposisi yang berarti bersama dengan,
sedangkan statuere mempunyai arti membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan/menetapkan (Soetoprawiro,
1987:28–29).

Pengertian Konstitusi Menurut Para Ahli :


Menurut E.C.S. Wade dan G.Philips,
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan
suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.
Menurut K.C. Wheare,
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, berupa kumpulan peraturan-peraturan yang
membentuk dan mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
Menurut C.F Strong
Konstitusi adalah sekumpulan asas-asas yang mengatur kekuasaan pemerintahan, hak-hak dari pemerintah, dan
hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah.
Tujuan Konstitusi Sifat-Sifat Konstitusi
Tertulis
Di kalangan para ahli hukum pada Konstitusi tertulis berarti konstitusi yang ditulis dalam
umumnya, dipahami bahwa konstitusi bentuk buku atau serangkaian dokumen yang
mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu : digabungkan dalam bentuk buku.
kepastian, kemanfaatan, dan keadilan. Contoh : UUD Sementara
Kepastian hukum terkait dengan
Tidak Tertulis
ketertiban dan ketenteraman.
Konstitusi tidak tertulis merupakan salah satu yang tidak
Kemanfaatan diartikan bahwa nilai –
disusun atau disahkan oleh Majelis Konstituante dan
nilai hukum diharapkan dapat
bahkan tidak ditulis dalam bentuk buku.
menjamin terwujudnya kedamaian
Contoh : Pidato Kenegaraan Presiden
hidup bersama.
Fleksibel
Keadilan itu sepadan dengan
keseimbangan, kepatutan, dan Konstitusi fleksibel yaitu salah satu sifat konstitusi yang
kewajaran. bisa dengan mudah diubah.
Kaku
Sifat konstitusi kaku itu salah satu konstitusi yang tidak
bisa dengan mudah buat diubah oleh siapapun dan
dimanapun.
Contoh keduanya : UUD 1945, karena Pasal 37 ayat 1
(Kaku) dan MPR melakukan Amandemen
Hakikat Konstitusi

1. Mengatur struktur negara


Dalam hal ini mengatur tentang lembaga-lembaga negara, mekanisme hubungan antar
lembaga negara, tugas dan fungsi lembaga negara dan hubungan Lembaga negara dengan
warga negara.

2. Menjamin hak asasi manusia


Pengaturan hak asasi manusia dalam konstitusi mutlak harus ada, karena hak asasi manusia
merupakan hak dasar manusia yang harus diakui keberadaannya dalam hukum dasar.
Sekaligus perlindungan terhadap hak asasi manusia merupakan salah satu prinsip pokok
tegaknya sebuah negara hukum.

3. Pengakuan adanya pluralisme


Dalam arti bahwa suatu negara terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama.
Hendaknya perbedaan suku, ras dan agama tersebut diakui dan dijamin keberadaannya,
serta dilindungi oleh negara.
SUPREMASI KONSTITUSI

Apa Itu Supremasi Konstitusi?


Supremasi Konstitusi memiliki arti bahwa konstitusi merupakan sumber tertib hukum
tertinggi dalam suatu negara.
Sebagai hukum tertinggi, konstitusi menjadi sumber dan panduan peraturan perundang-
undangan dibawahnya.
Supremasi konstitusi dapat dipandang melalui dua aspek yaitu aspek hukum dan aspek
moral.

Dalam aspek hukum, konstitusi memiliki derajat paling tinggi. Hal tersebut dikarenakan :
Konstitusi dibuat oleh Badan Pembuat Undang-undang (perwakilan rakyat)
Konstitusi dibentuk atas nama rakyat, berasal dari rakyat, kekuatan berlakunya dijamin oleh
rakyat dan dilaksanakan secara langsung kepada rakyat untuk kepentingan rakyat
Dilihat dari sudut hukum yang sempit yaitu proses pembuatannya, konstitusi ditetapkan oleh
lembaga atau badan yang diakui keabsahannya dan mempunyai kewenangan untuk
membuat konstitusi.
SUPREMASI KONSTITUSI dalam pandangan ASPEK MORAL :
Dalam aspek moral, konstitusi tidak boleh bertentangan dengan moral.
Moral dalam hal ini berkedudukan sebagai landasan fundamental konstitusi. Sehingga,
konstitusi tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai universal dari etika moral.
Apabila konstitusi bertentangan dengan etika moral, maka seharusnya dikesampingkan.

SUPREMASI KONSTITUSI DI INDONESIA :


Supremasi konstitusi bersifat mengikat, baik bagi rakyat, pejabat pemerintah, dan badan
pembuat konstitusi itu sendiri.
Negara Indonesia memberlakukan UUD 1945 sebagai supremasi hukum atau hukum
tertulis yang tertinggi, makakehidupan konstitusional merupakan kehidupan hukum yang
mengikat dan harus dipatuhi oleh setiap warga negara.
Seluruh kehidupan konstitusional di negara Indonesiasemuanya mengikatwarga negara
sebagai hukum.
Lembaga yang menjamin bahwakonstitusi dapat dilaksanakan sepenuhnya di negara
Indonesia adalahMahkamah Agung dan/atau Mahkamah Konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai