KELOMPOK 1
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS HUKUM
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas dilimpahkannya
rahmat dan hidayah-NYA sehingga tersusunnya makalah ini yang berjudul
KONSTITUSI DAN KONSTITUSIONALISME. Sebagai pemenuhan mata kuliah
Konstitusi dan HAM, kami berusaha mengerjakannya dengan sejelas mungkin.
Sehingga, dapat memeberi manfaat bagi siapapun yang ingin membacanya
dikemudian hari.
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1. LATAR BALAKANG................................................................................................1
2. PERMASALAHAN....................................................................................................1
3. TUJUAN.....................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................2
A. KONSTITUSI..............................................................................................................2
a) FUNGSI KONSTITUSI...........................................................................................3
b) LEGITIMASI KONSTITUSI...................................................................................5
B. KONSTITUSIONALISME..........................................................................................6
4. KESIMPULAN...............................................................................................................9
SUMBER...............................................................................................................................10
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BALAKANG
Konstitusi ialah hasil konsensus bersama oleh para tokoh Negara untuk
mewujudkan cita-cita para warga negaranya yang diikat dalam bentuk suatu
ketentuan dasar atau Grund Norm. Konstitusi dijadikan sebagai alat oleh rakyat
dalam membela hak-haknya yang direnggut oleh sebagaian orang dalam rangka
pemenuhan kekuasaan yang melampaui batas yang dilakukan oleh
penguasa/pemerintah yang otoriter. Konstitusi merupakan langkah awal negara
dalam membentuk suatu hukum untuk melindungi rakyatnya dari rakyat yang lain
atau Homo Homini Lupus yaitu Manusia adalah serigala bagi manusia yang lain.
Dalam hal yang sama, sessungguhnya jati dari sebuah hukum adalah meindungi
rakyat dari kesewenang-wenangan Negara/pemerintah dalam menjalankan ugas dan
fungsinya dengan maksud membatasi rakyat dalam menjalankan fungsi Negara yang
berdasarkan Kedaulatan Rakyat. Perasaan tersebut merupakan hasil dari fungsi
konstitusi yaitu dalam hal membatasi kekuasaan dan menjamin hak rakyat untuk
menjalankan tugas serta fungsinya yang diikat oleh sebuah paham yang disebut
Koinstitusionalisme. Konstitusonalisme adalah paham yang beranggapan bahwa
sebuah kekuasaan harus dibatasi dan menjamin hak-haknya untuk terpenuhi tanpa
harus menambah atau mengurangi hak yang sudah melekat pada warga Negara.
2. PERMASALAHAN
1) Mengapa Negara harus dibatasi dala penyelenggaraan negara?
3. TUJUAN
Memahami konsep pembatasan kekuasaan dalam penyelenggaraan Negara
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSTITUSI
Istilah konstitusi sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani dimana terdapat
Konstitusi Athena. Keberadaan Konstitusi Athena pada saat itu dipandang sebagai
alat demokrasi yang sempurna. Pada masa kekaisaran Romawi, istilah konstitysi
digunakan untuk menyebut the act of legislation by emperor.
2
yang legal dalam ketatanegraan suatu Negara yang terhimpun dalam dokumen atau
bebersapa yang saling terkait.
a) FUNGSI KONSTITUSI
3
politik, hukum, pendidikan , kebudayaan, ekonomi, kesejahteraan dan
aspek fundamental yang menjadi tujuan Negara.
4
politik seperti legislative, eksekutif, dan yudikatif, akan tetapi juga
mengatur tentang penciptaan keseimbangan hubungan (cheks and
balances) anatar pemerintah di pusat dan di daerah.
b) LEGITIMASI KONSTITUSI
5
paham kedaulatan raja, maka sumber legitimasi adalah kedaulatan raja, maka raja
yang akan menentukan berlaku tidaknya suatu konstitusi. Hal inilah yang disebut oleh
para ahli sebagai constituent power yang merupakan kewenangan yang berada diluar
dan sekaligus diatas sistem yang diaturnya. Karena itu, di lingkungan Negara-negara
demokrasi, rakyatlah yang dianggap menentukan berlakunya suatu konstitusi.
Legitimasi tidak bias hanya berdasarkan suatu asumsi. Kita harus membuka
wacana diskusi mengenai legitimasinya agar kita bisa mengetahui mengapa kita harus
mematuhi konstitusi, menyempurnakannya legitimasi diskusi mungkin disebabkan
salah satunya oleh pandangan bahwa konstitusi merupakan sesuatu yang keramat dan
kritik keras terhadap legitimasinya dapat mengancam keutuhan suatu Negara.
Erwin Chemerinskyn disisi lain menyatakan bahwa terdapat dua alasan utama
mengapa warga harus terikat pleh konstitus:
B. KONSTITUSIONALISME
6
reformasi hukum untuk mendukung keberhasilan reformasi hukum yang berkaitan
dengan investasi dan ekonomi pasar.
Pada decade 1989 sampai dengan 1999, tidak kurang 95 negara anggota PBB
melakukan amandmen terhadap konstitusi masing-masing Negara dan tidak kurang
dari 60 negara mengadopsi konstitusi yang bener-benar baru. Kurang lebih 92 negara
anggota PBB mengadopsi HAM ke dalam konstitusi dan 70 negara mengadopsi
constitusional review . pada masa kini, rekonstruksi konstitusi sangat kental sebagai
hasil dari propaganda rule of law.
7
dalam kerangka demokrasi. Pada level loakl dan nasional, debat ini berfokus pad aide
kebebasan, kesamaan, due process, serta struktur pemerintahan yang representative
yang diperlukan guna mencapai dan mewujudkan nilai-nilai ini.
8
4. KESIMPULAN
9
SUMBER: BUKU AJAR KONSTITUSI DAN HAM = Dr, Budiyono, S.H.,M.H. &
Rudy, S.H.,LL.D, KONSTITUSI DAN HAM (Bandar Lampung: Pusat Kajian
Konstitusi dan Perarturan Perundang-undangan Fakultas Hukum Unila, 2014) hal. 19
Ahmad Sukardja , Piagam Madinah & UUD 1945, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hal.
34
Stepen Griffin, constitutionalism in the united stated: from theory to politics, O-xford
Journal of legal studies, vol. 10, no. 2 (summer, 1990)
Juan J. Linz & Alfred stepan, toward consolidated democracies, 7 j. democracy 14, (1996)
Hans Kelsen, The General Theory of law and state, (New York: Ruse and Russel), p. 124.
Lihat Carl Schmitt, POLITICAL THEOLOGY, trans, Georfe Schwab (Canbridge, MA:MIT Press,
1985), p. 28
10