Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

KONSTITUSI dan HAK ASASI MANUSIA


Klasifikasi konstitusi

Oleh

Alvin Lucky 1852011026


Haykal Ahmadi 1852011027
Alifah Narfa 1852011028
Marvelino Arkan 1852011025
Rio Revaldo 1852011029
Velia Dwi Permata 1852011030

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG
LAMPUNG
2019
BAB I PENDAHULUAN

A .Latar Belakang

Dalam suatu negara terdapat peraturan-peraturan yang mengatur masalah-masalah yang


terjadi didalam maupun diluar, baik itu hubungan eksternal maupun internal secara universal.
Sehingga ada istilah yang sekarang sudah tak asing lagi didengar oleh banyak kalangan
masyarakat khususnya pemerintah yaitu, Konstitusi. Kontitusi atau yang disebut Undang-
undang ini merupakan salah satu untuk menertibkan masyarakat dalam berkehidupan
bernegara. Sekalipun banyak hambatan-hambatan yang terjadi pada masyarakat untuk
menjalankan itu semua, udang-undang atau konstitusi itu merupakan suatu dasar hukum
mutlak yang ada di suatu negara. Undang-undang atau peraturan itu bukan hanya dibuat
tetapi harus dijalankan oleh semua pihak elemen yang terkait. Undang-undang itu akan bisa
berjalan jika semua berperan dengan aktif bukan pasif. Undang-undang merupakan dasar
hukum tertulis negara Republik Indonesia, yang memuat dasar dan garis besar hukum dalam
penyelenggaraan negara sehingga menjadi pedoman dalam pembuatan aturan-aturan hukum

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konstitusi ?


2. Bagaimana klasifikasi dan penjelasannya konstitusi ?
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari kata constitution (Bhs. Inggris) – constitutie (Bhs. Belanda) –
constituer (Bhs. Perancis), yang berarti membentuk, menyusun, menyatakan. Dalam bahasa
Indonesia, konstitusi diterjemahkan atau disamakan artinya dengan UUD. Konstitusi menurut
makna katanya berarti dasar susunan suatu badan politik yang disebut negara. Konstitusi
menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan
peraturan untuk membentuk, mengatur, atau memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut
ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang, dan ada yang tidak tertulis
berupa konvensi. Dalam konsep dasar konstitusi, pengertian konstitusi:
1. Kontitusi itu berasal dari bahasa para AAncis yakni constituer yang berarti membentuk.
2. Dalam bahasa latin konstitusi berasal dari gabungan dua kata yaitu “Cume” berarti
bersama dengan dan “Statuere” berarti membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan,
menetapkan sesuatu, sehingga menjadi “constitution”.
3. Dalam istilah bahasa inggris (constution) konstitusi memiliki makna yang lebih luas dan
undang-undang dasar. Yakni konstitusi adalah keseluruhan dari peraturn-peraturan baik yang
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana sesuatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat
4. Dalam terminilogi hokum islam (Fiqh Siyasah) konstitusi dikenal dengan sebutan
DUSTUR yang berati kumpulan faedah yang mengatur dasar dan kerja sama antar sesame
anggota masyarakat dalam sebuah Negara.
5. Menurut pendapat James Bryce, mendefinisikan konstitusi sebagai suatu kerangka
masyarakat politik (Negara yang diorganisir dengan dan melalui hokum. Dengan kata lain
konstitusi dikatakan sebagai kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan
pemerintahan, hak-hak rakyat dan hubungan diantara keduanya

B. Klasifikasi Konstitusi
Konstitusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
a. Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument atau dokumen yang dapat dijumpai pada
sejumlah hokum dasar yang diadopsi atau dirancang oleh para penyusun konstitusi dengan
tujuan untuk memberikan ruang lingkup seluas mungkin bagi proses undang-undang biasa
untuk mengembangkan konstitusi itu sendiri dalam aturan-aturang yang sudah disiapkan.
b. Konstitusi tidak tertulis dalam perumusannya tidak membutuhkan proses yang panjang
misalnya dalam penentuan Qourum, Amandemen, Referendum dan konvensi.
2. Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Kaku
a. Ciri-ciri konstitusi fleksibel yaitu
•Elastic
•Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama.
b. Ciri-ciri konstitusi yang kaku
•Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan peraturan undang-undang
yang lain.
•Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan persyaratan yang berat.
3. Konstitusi derajat tinggi dan komstitusi derajat tidak tinggi
a. Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai derajat kedudukan yang paling
tinggi dalam Negara dan berada diatas peraturan perundang-undang yang lain.
b. Konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta
derajat.
4. Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
a. Jika bentuk Negara itu serikat maka akan didapatkan system pembagian kekuasaan antara
pemerintah Negara serikat dengan pemerintah Negara bagian.
b. Dalam Negara kesatuan, pembagian kekuasaan tidak dijumpai karena seluruh
kekuasaannya terpusat pada pemerintah pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi.
c. Konstitusi system pemerintahan presidensial dan konstitusi system pemerintahan
parlementer.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Konstitusi merupakan seperangkat aturan kehidupan bernegara yang mengatur hak dan
kewajiban warga negara. Konstitusi negara biasa disebut dengan Undang-Undang Dasar
(UUD). Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah,
menjaminhak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang bertahap.
Fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional, alat untuk membentuk system politik,
dan system hukum Negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairul, Konstitusi dan kelembagaan Negara, Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri,
1999.

Daud, Abu Busroh dan Abubakar Busro, Asas-asas Hukum Tata Negara, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1983, cet. Ke-1

Kusnardi, Moh., et.ai., Ilmu Negara, Jakarta:Gaya Media Pratama, 2000, cet.ke-4.

Perbawati, Candra, Konstitusi dan Hak Asasi Manusia, Bandar Lampung : Pusat kajian
konstitusi dan peraturan perundang-undangan

Anda mungkin juga menyukai