Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

HUKUM TATA NEGARA

Nama : Simone Maldini Febrianto


NIM : 044074312

Menurut Aristoteles, klasifikasi konstitusi tergantung pada tujuan tertinggi dari negara dan jenis
kewenangan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Tujuan tertinggi dari negara adalah kehidupan yang baik
yang merupakan kepentingan bersama dari masyarakat, sehingga dibedakan antara konstitusi yang benar
dan konstitusi yang salah, tergantung pada apakah konstitusi diarahkan untuk mewujudkan kepentingan
bersama atau tidak dalam negara.

1. Berdasarkan pernyataan di atas, berikan analisis Anda apakah konstitusi di setiap Negara
selalu termaktub dalam undang-undang dasar negara atau konstitusi derajat tinggi.

Menurut Jimly Asshiddiqie konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam
penyelenggaraan suatu negara. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut
Undang Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Konstitusi tertulis adalah konstitusi dalam
bentuk suatu dokumen hukum tertulis yang memiliki kedudukan hukum khusus dalam
penyelenggaraan negara. Sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang tidak memiliki
bentuk hukum khusus atau harus tertulis, melainkan tumbuh berdasarkan praktik dan kebiasaan
ketatanegaraan.

Sesuai dengan perkembangan peradaban manusia, organisasi negara modern senantiasa membutuhkan
konstitusi karena di dalam konstitusi itulah dituangkan kesepakatan dasar tentang tujuan negara yang
hendak dicapai bersama, organ-organ apa yang dimiliki dan harus dibentuk, bagaimana mekanisme
kerja dan hubungan antar organ negara, serta yang lebih penting lagi adalah hak dan kedudukan
warga dalam kehidupan bernegara. Semakin kompleksnya kehidupan dan urusan yang ditangani oleh
negara, semakin diperlukan pengaturan dan kebutuhan diwujudkan dalam satu dokumen tertulis juga
menjadi semakin penting.

Dikutip dari situs mkri.id, menurut Palguna Konstitusi adalah hukum tertinggi di negara sehingga
seluruh praktik ketatanegaraan harus dilaksanakan sesuai konstitusi dan tidak boleh bertentangan
dengan konstitusi. “Bahwa setiap negara pasti memiliki konstitusi, namun tidak setiap negara
memiliki konstitusi tertulis.”

Hampir seluruh negara saat ini memiliki konstitusi yang tertulis dalam satu dokumen yang mandiri.
Namun, ada dua pengecualian, yaitu Inggris dan Israel, yang hingga saat ini tidak memiliki konstitusi
dalam bentuk satu dokumen hukum khusus. Meskipun begitu, keduanya memahami konsep konstitusi
dan merujuk pada aturan hukum serta praktik-praktik yang dianggap fundamental dan penting. Dalam
konteks hukum Inggris, konstitusi diartikan sebagai "seperangkat hukum, adat, dan konvensi yang
menentukan struktur dan kekuasaan organ-organ negara serta mengatur hubungan antara berbagai
organ negara dan warga negara. Konstitusi Inggris ini mencakup peraturan tertulis, kebiasaan, dan
konvensi kenegaraan yang menentukan susunan dan peran organ-organ negara, mengatur interaksi
antara organ-organ negara, dan mengatur relasi organ-organ negara tersebut dengan warga negara."
Menurut John Alder, konstitusi tidak tertulis adalah nilai-nilai dan norma hukum tata negara yang
dianggap ideal tetapi tidak tertulis, juga harus diterima sebagai norma konstitusi yang mengikat dalam
penyelenggaraan kegiatan bernegara. Nilai-nilai dan norma yang dimaksud dapat berupa
pikiran-pikiran kolektif dan dapat pula berupa kenyataan-kenyataan perilaku yang hidup dalam
masyarakat negara yang bersangkutan. Adapun contoh konstitusi tidak tertulis umumnya diwujudkan
dalam bentuk konvensi. Di Inggris sendiri, prinsip-prinsip konstitusi dicantumkan dalam
undang-undang biasa seperti bill of rights.

Perbedaan antara konstitusi tertulis dan tidak tertulis terletak pada cara penulisannya. Konstitusi
tertulis dirangkum dalam naskah atau beberapa naskah tertentu, sementara konstitusi tidak tertulis
berisi peraturan-peraturan tentang pemerintahan yang tidak diuraikan dalam dokumen tertentu,
melainkan didasarkan pada berbagai sumber seperti konvensi atau undang-undang biasa.

Untuk memisahkan konstitusi tertulis dan tidak tertulis secara tegas tidak selalu sesuai dengan
kenyataan. Istilah "konstitusi tidak tertulis" digunakan untuk membedakan konstitusi tradisional
dengan konstitusi modern yang umumnya diatur dalam naskah atau beberapa naskah. Perubahan ke
arah konstitusi tertulis seringkali dipengaruhi oleh pengaruh aliran kodifikasi.

2. Kemukakan klasifikasi konstitusi Indonesia berdasarkan bentuk negaranya.

K.C. Wheare melakukan klasifikasi konstitusi sebagai berikut :


1. Konstitusi tertulis dan konstitusi bukan dalam bentuk tertulis
2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rijid
3. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi
4. Konstitusi negara serikat dan konstitusi negara kesatuan
5. Konstitusi sistem pemerintahan presidensial dan konstitusi sistem pemerintahan parlementer

Sesuai dengan pendapat diatas, pada poin ke 4, konstitusi dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk
negara, yaitu negara serikat/federal dan negara kesatuan. Pengklasifikasian ini terkait dengan pengaturan
dalam konstitusi mengenai pembagian kekuasaan dalam sebuah negara. Pada negara serikat, konstitusi
mengatur lebih detail mengenai pembagian kewenangan dalam hal-hal yang dilarang bagi negara bagian,
sedangkan pada negara kesatuan, tidak diatur secara detail mengenai pembagian kewenangan dalam
konstitusi karena pada prinsipnya seluruh kewenangan berada pada pemerintah pusat, dan pengaturan
detailnya dalam undang-undang mengenai kewenangan yang dibagikan termasuk metode pembagian
kekuasaan kepada daerah.

Indonesia merupakan negara dengan Konstitusi negara kesatuan dimana kedaulatan ada di pemerintah
pusat yaitu Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi dan hanya memiliki satu
lembaga legislatif tunggal, yaitu DPR sebagai pembentuk undang-undang.

UUD 1945 merupakan salah satu contoh konstitusi negara kesatuan. Pembukaan UUD 1945, Alinea IV,
menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia diatur melalui Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang
menjadi landasan bagi Republik Indonesia, yang berprinsipkan kedaulatan rakyat. Pasal 1 Ayat (1) UUD
1945 menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sementara bentuk pemerintahannya
adalah republik. Pada pasal 18 ayat (5) Perubahan Kedua UUD 1945, hanya diatur secara umum tentang
pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah, yaitu : “Pemerintahan daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai
urusan pemerintah pusat”. Indonesia dipimpin oleh seorang presiden. Hal ini selaras dengan klasifikasi
konstitusi presidensial, dimana konstitusi presidensial di Indonesia didasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (1)
UUD 1945 bahwa Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Oleh
karena itu, sistem pemerintahan di Indonesia adalah sistem pemerintahan presidensial.

Sumber :
Modul Pembelajaran 2 - HKUM4201
https://pemerintahan.uma.ac.id/2020/10/sistem-pemerintahan-indonesia/#:~:text=Berdasarkan%20Pasal%
201%20Ayat%201,sedangkan%20bentuk%20pemerintahannya%20adalah%20republik.&text=b.,%2C%2
0daerah%2C%20atau%2C%20Negara.
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=9414
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776
https://www.hukumonline.com/klinik/a/perbedaan-konstitusi-tertulis-dan-konstitusi-tidak-tertulis-lt6294a
d68adf6d/
https://pusdik.mkri.id/uploadedfiles/materi/Materi_5.pdf
https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/konstitusi-politik-perspektif-uud-1945-oleh
-alimuddin-shi-mh-139

Anda mungkin juga menyukai