Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 1

HUKUM TATA NEGARA

Nama : IRFAN

NIM : 051723266

Menurut Aristoteles, klasifikasi konstitusi tergantung pada tujuan tertinggi dari negara dan jenis
kewenangan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Tujuan tertinggi dari negara adalah kehidupan yang
baik yang merupakan kepentingan bersama dari masyarakat, sehingga dibedakan antara konstitusi yang
benar dan konstitusi yang salah, tergantung pada apakah konstitusi diarahkan untuk mewujudkan
kepentingan bersama atau tidak dalam negara.

Berdasarkan pernyataan di atas, berikan analisis Anda apakah konstitusi di setiap Negara selalu termaktu
b dalam undang-undang dasar negara atau konstitusi derajat tinggi.

Kemukakan klasifikasi konstitusi Indonesia berdasarkan bentuk negaranya.

JAWABAN

1. Konstitusi di setiap negara tidak selalu harus tercantum dalam undang-undang dasar negara atau
konstitusi derajat tinggi. Ada dua jenis utama konstitusi:

1.Konstitusi Tertulis

Ini adalah bentuk konstitusi yang eksplisit tertulis dalam satu dokumen tunggal, seperti undang-undang
dasar negara atau konstitusi derajat tinggi. Contohnya adalah Konstitusi Amerika Serikat.

2.Konstitusi Tak Tertulis

Beberapa negara, seperti Britania Raya, tidak memiliki konstitusi tertulis dalam satu dokumen. Mereka
mengikuti konstitusi tak tertulis yang berdasarkan kebiasaan, keputusan pengadilan, dan sejarah.
Konstitusi tak tertulis ini bisa lebih fleksibel dan berubah seiring waktu.

Dalam banyak kasus, negara-negara memiliki kombinasi dari keduanya, yaitu konstitusi tertulis dan tak
tertulis. Jadi, tidak semua negara memiliki undang-undang dasar tertulis, tetapi mereka memiliki
kerangka hukum dan prinsip-prinsip konstitusi yang mengatur tata kelola negara. Konstitusi adalah
dokumen atau kerangka hukum yang mendefinisikan struktur pemerintahan, hak-hak individu, dan
aturan dasar negara, tetapi bentuknya dapat bervariasi di setiap negara.

2.Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan,
sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.
Berdasarkan bentuk negaranya, konstitusi Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai konstitusi negara
kesatuan. Negara kesatuan adalah negara yang memiliki satu pemerintahan pusat yang mengatur
seluruh wilayah negara, dan tidak memiliki otonomi yang terlalu besar bagi daerah-daerahnya. Dalam
konstitusi Indonesia, negara kesatuan diatur dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945, yang menyatakan bahwa
"Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berbentuk republik dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkedaulatan rakyat, dengan kewenangan yang dipisahkan dalam tiga
cabang kekuasaan, yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif."

Dalam konstitusi Indonesia, negara kesatuan diatur secara rinci dalam Bab VIII UUD 1945, yang berisi
tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 18 UUD 1945 menyatakan bahwa "Negara mengakui dan
menghormati satuan-satuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang diatur dalam Undang-Undang." Namun, dalam pelaksanaannya, pemerintah pusat memiliki
kewenangan yang cukup besar dalam mengatur daerah-daerah di Indonesia.

Selain itu, konstitusi Indonesia juga mengatur tentang pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat
dan daerah dalam Pasal 18B, 18C, dan 18D UUD 1945. Pasal 18B menyatakan bahwa "Negara mengatur
dan menjaga kesatuan yang berbentuk negara kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan atas
hukum, dengan tidak mengurangi hak-hak asasi manusia dan hak-hak masyarakat yang adil dan
beradab." Pasal 18C menyatakan bahwa "Pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan." Sedangkan
Pasal 18D menyatakan bahwa "Pemerintah daerah dan DPRD berwenang membuat peraturan daerah
dengan memperhatikan asas otonomi dan tugas pembantuan serta kewajiban menjalankan otonomi
yang seluas-luasnya."

Anda mungkin juga menyukai