Anda di halaman 1dari 3

Tugas.

1
Dibuka: Senin, 16 Oktober 2023, 00:00

Jatuh tempo: Senin, 30 Oktober 2023, 15:00

Menurut Aristoteles, klasifikasi konstitusi tergantung pada tujuan tertinggi dari


negara dan jenis kewenangan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Tujuan tertinggi
dari negara adalah kehidupan yang baik yang merupakan kepentingan bersama dari
masyarakat, sehingga dibedakan antara konstitusi yang benar dan konstitusi yang
salah, tergantung pada apakah konstitusi diarahkan untuk mewujudkan kepentingan
bersama atau tidak dalam negara.

1. Berdasarkan pernyataan di atas, berikan analisis Anda apakah


konstitusi di setiap Negara selalu termaktub dalam undang-undang
dasar negara atau konstitusi derajat tinggi.
2. Kemukakan klasifikasi konstitusi Indonesia berdasarkan bentuk
negaranya.

Jawaban :

1. Menurut Aristoteles, konstitusi suatu negara dapat dipahami sebagai


kerangka yang mengatur susunan, fungsi, dan kekuasaan pemerintahan serta
menetapkan asas-asas dasar yang mengatur hubungan antara pemerintah
dan rakyat. Dalam perspektif modern, konstitusi sering diidentikkan dengan
hukum dasar negara (konstitusi) atau hukum tertinggi, yaitu dokumen yang
mengatur prinsip-prinsip dasar, struktur pemerintahan, hak-hak individu, dan
mekanisme pengambilan keputusan dalam suatu negara. Namun perlu
diingat bahwa tidak semua negara memiliki konstitusi tertulis atau undang-
undang dasar yang jelas. Beberapa negara mempunyai sistem hukum yang
berdasarkan adat (customary law) atau sistem hukum yang berdasarkan pada
dokumen-dokumen hukum yang tidak disusun secara tertib. Dalam konteks
ini, konstitusi dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk, tidak hanya dalam
bentuk undang-undang dasar atau konstitusi tertulis. Konstitusi tidak selalu
harus dinyatakan dalam bentuk undang-undang dasar negara. Meskipun
undang-undang dasar atau konstitusi tingkat tertinggi seringkali menjadi
sumber utama prinsip-prinsip dan aturan hukum yang mengatur negara,
konstitusi dapat hadir dalam berbagai bentuk, termasuk dalam dokumen
hukum lainnya, tradisi hukum yang tertanam dalam masyarakat, kebiasaan
yang diakui secara luas, dan dokumen hukum lainnya yang mengatur struktur
pemerintahan dan kehidupan masyarakat Beberapa negara, seperti Inggris,
misalnya, tidak memiliki undang-undang dasar tertulis yang tunggal, namun
mengandalkan serangkaian dokumen hukum, termasuk kebiasaan parlemen,
putusan pengadilan yang signifikan, dan undang-undang formal yang bersifat
konstitusional. Konstitusi dalam negara semacam ini terbentuk dari sejarah
hukum, kebiasaan politik, dan dokumen hukum yang berlaku, yang secara
kolektif mengatur tata kelola negara dan hubungan antara pemerintah dan
warga negara. Sementara itu, beberapa negara menerapkan konstitusi yang
tidak tertulis, yang terdiri dari prinsip-prinsip dan norma hukum yang
tersimpan dalam kebiasaan, tradisi politik, dan lembaga-lembaga politik yang
diakui secara luas. Konstitusi dalam bentuk ini mencakup seperangkat aturan
tidak tertulis yang mengatur pemisahan kekuasaan, hak-hak individu, dan
prinsip-prinsip dasar yang mendasari penyelenggaraan negara. Namun
demikian, peranan hukum dasar atau konstitusi tertulis dalam suatu negara
sangatlah penting, terutama dalam menegakkan prinsip-prinsip demokrasi,
supremasi hukum, perlindungan hak asasi manusia, pemisahan kekuatan,
serta aturan-aturan penting yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan.
Konstitusi dalam bentuk tertulis memberikan dasar hukum yang jelas dan
mengikat bagi pemerintah, lembaga politik dan warga negara, serta
merupakan pedoman penting untuk menghormati supremasi hukum dan
prinsip-prinsip demokrasi yang dimiliki oleh suatu negara. Dalam konteks
modern, sebagian besar negara mempunyai konstitusi tertulis formal, yang
secara jelas mendefinisikan struktur pemerintahan, pemisahan kekuasaan,
hak-hak individu, dan mekanisme pengambilan keputusan. Konstitusi ini pada
umumnya dianggap sebagai hukum tertinggi suatu negara dan landasan
sistem hukum dan ketatanegaraan yang ada.

2. Konstitusi Indonesia merupakan hukum dasar negara yang mengatur asas-


asas dasar negara, susunan pemerintahan, hak asasi manusia, dan
mekanisme pengambilan keputusan. Konstitusi Indonesia telah mengalami
beberapa kali perubahan sejak kemerdekaan pada tahun 1945. Berdasarkan
bentuk negaranya, konstitusi Indonesia dapat digolongkan sebagai konstitusi
negara kesatuan. Di bawah ini penjelasan lebih mendalam mengenai
penggolongan konstitusi Indonesia berdasarkan bentuk negaranya: Konstitusi
Indonesia menetapkan Indonesia sebagai negara kesatuan yang
pemerintahannya dipegang oleh pemerintah pusat. Pada awal kemerdekaan,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia berpedoman pada UUD
1945 yang telah mengalami beberapa kali amandemen. Konstitusi ini
menetapkan struktur pemerintahan yang terdiri dari tiga cabang kekuasaan:
eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pusat pemerintahan berkedudukan di ibu
kota negara, yaitu Jakarta, dan pemerintah pusat mempunyai kekuasaan
mengatur dan mengawasi berbagai aspek kehidupan nasional, termasuk
pertahanan, politik luar negeri, dan perekonomian nasional. Undang-Undang
Dasar Indonesia juga mengatur pembagian kekuasaan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah, dan pemerintah daerah mempunyai otonomi
tertentu untuk mengatur dan mengurus urusan di tingkat daerah. Meskipun
pemerintah daerah mempunyai otonomi, pemerintah pusat tetap mempunyai
wewenang untuk memantau dan mengendalikan kebijakan pemerintah daerah
untuk memastikan konsistensinya dengan kepentingan nasional. Dalam
rangka negara kesatuan, pemerintahan daerah di Indonesia diatur
berdasarkan asas desentralisasi dan mempunyai kekuasaan untuk mengatur
urusan pemerintahan daerah sesuai dengan kebutuhan masyarakat daerah.
Prinsip otonomi daerah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan kerangka jelas mengenai
otonomi daerah di Indonesia. Dengan demikian, konstitusi Indonesia, sebagai
negara kesatuan, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pemerintahan
pusat yang kuat, namun memberikan otonomi tertentu kepada pemerintah
daerah untuk mengatur urusan di daerah. Hal ini bertujuan untuk menjaga
persatuan dan kesatuan negara, sekaligus memberikan ruang bagi
pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi lokal dan menjawab
kebutuhan masyarakat lokal.

Anda mungkin juga menyukai