Menurut Aristoteles, klasifikasi konstitusi tergantung pada tujuan tertinggi dari
negara dan jenis kewenangan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Tujuan tertinggi dari negara adalah kehidupan yang baik yang merupakan kepentingan bersama dari masyarakat, sehingga dibedakan antara konstitusi yang benar dan konstitusi yang salah, tergantung pada apakah konstitusi diarahkan untuk mewujudkan kepentingan bersama atau tidak dalam negara.
1. Berdasarkan pernyataan di atas, berikan analisis Anda apakah
konstitusi di setiap Negara selalu termaktub dalam undang-undang dasar negara atau konstitusi derajat tinggi. 2. Kemukakan klasifikasi konstitusi Indonesia berdasarkan bentuk negaranya.
Jawaban :
1. Menurut Aristoteles, konstitusi suatu negara dapat dipahami sebagai
kerangka yang mengatur susunan, fungsi, dan kekuasaan pemerintahan serta menetapkan asas-asas dasar yang mengatur hubungan antara pemerintah dan rakyat. Dalam perspektif modern, konstitusi sering diidentikkan dengan hukum dasar negara (konstitusi) atau hukum tertinggi, yaitu dokumen yang mengatur prinsip-prinsip dasar, struktur pemerintahan, hak-hak individu, dan mekanisme pengambilan keputusan dalam suatu negara. Namun perlu diingat bahwa tidak semua negara memiliki konstitusi tertulis atau undang- undang dasar yang jelas. Beberapa negara mempunyai sistem hukum yang berdasarkan adat (customary law) atau sistem hukum yang berdasarkan pada dokumen-dokumen hukum yang tidak disusun secara tertib. Dalam konteks ini, konstitusi dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk, tidak hanya dalam bentuk undang-undang dasar atau konstitusi tertulis. Konstitusi tidak selalu harus dinyatakan dalam bentuk undang-undang dasar negara. Meskipun undang-undang dasar atau konstitusi tingkat tertinggi seringkali menjadi sumber utama prinsip-prinsip dan aturan hukum yang mengatur negara, konstitusi dapat hadir dalam berbagai bentuk, termasuk dalam dokumen hukum lainnya, tradisi hukum yang tertanam dalam masyarakat, kebiasaan yang diakui secara luas, dan dokumen hukum lainnya yang mengatur struktur pemerintahan dan kehidupan masyarakat Beberapa negara, seperti Inggris, misalnya, tidak memiliki undang-undang dasar tertulis yang tunggal, namun mengandalkan serangkaian dokumen hukum, termasuk kebiasaan parlemen, putusan pengadilan yang signifikan, dan undang-undang formal yang bersifat konstitusional. Konstitusi dalam negara semacam ini terbentuk dari sejarah hukum, kebiasaan politik, dan dokumen hukum yang berlaku, yang secara kolektif mengatur tata kelola negara dan hubungan antara pemerintah dan warga negara. Sementara itu, beberapa negara menerapkan konstitusi yang tidak tertulis, yang terdiri dari prinsip-prinsip dan norma hukum yang tersimpan dalam kebiasaan, tradisi politik, dan lembaga-lembaga politik yang diakui secara luas. Konstitusi dalam bentuk ini mencakup seperangkat aturan tidak tertulis yang mengatur pemisahan kekuasaan, hak-hak individu, dan prinsip-prinsip dasar yang mendasari penyelenggaraan negara. Namun demikian, peranan hukum dasar atau konstitusi tertulis dalam suatu negara sangatlah penting, terutama dalam menegakkan prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum, perlindungan hak asasi manusia, pemisahan kekuatan, serta aturan-aturan penting yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Konstitusi dalam bentuk tertulis memberikan dasar hukum yang jelas dan mengikat bagi pemerintah, lembaga politik dan warga negara, serta merupakan pedoman penting untuk menghormati supremasi hukum dan prinsip-prinsip demokrasi yang dimiliki oleh suatu negara. Dalam konteks modern, sebagian besar negara mempunyai konstitusi tertulis formal, yang secara jelas mendefinisikan struktur pemerintahan, pemisahan kekuasaan, hak-hak individu, dan mekanisme pengambilan keputusan. Konstitusi ini pada umumnya dianggap sebagai hukum tertinggi suatu negara dan landasan sistem hukum dan ketatanegaraan yang ada.
2. Konstitusi Indonesia merupakan hukum dasar negara yang mengatur asas-
asas dasar negara, susunan pemerintahan, hak asasi manusia, dan mekanisme pengambilan keputusan. Konstitusi Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan sejak kemerdekaan pada tahun 1945. Berdasarkan bentuk negaranya, konstitusi Indonesia dapat digolongkan sebagai konstitusi negara kesatuan. Di bawah ini penjelasan lebih mendalam mengenai penggolongan konstitusi Indonesia berdasarkan bentuk negaranya: Konstitusi Indonesia menetapkan Indonesia sebagai negara kesatuan yang pemerintahannya dipegang oleh pemerintah pusat. Pada awal kemerdekaan, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia berpedoman pada UUD 1945 yang telah mengalami beberapa kali amandemen. Konstitusi ini menetapkan struktur pemerintahan yang terdiri dari tiga cabang kekuasaan: eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pusat pemerintahan berkedudukan di ibu kota negara, yaitu Jakarta, dan pemerintah pusat mempunyai kekuasaan mengatur dan mengawasi berbagai aspek kehidupan nasional, termasuk pertahanan, politik luar negeri, dan perekonomian nasional. Undang-Undang Dasar Indonesia juga mengatur pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan pemerintah daerah mempunyai otonomi tertentu untuk mengatur dan mengurus urusan di tingkat daerah. Meskipun pemerintah daerah mempunyai otonomi, pemerintah pusat tetap mempunyai wewenang untuk memantau dan mengendalikan kebijakan pemerintah daerah untuk memastikan konsistensinya dengan kepentingan nasional. Dalam rangka negara kesatuan, pemerintahan daerah di Indonesia diatur berdasarkan asas desentralisasi dan mempunyai kekuasaan untuk mengatur urusan pemerintahan daerah sesuai dengan kebutuhan masyarakat daerah. Prinsip otonomi daerah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan kerangka jelas mengenai otonomi daerah di Indonesia. Dengan demikian, konstitusi Indonesia, sebagai negara kesatuan, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pemerintahan pusat yang kuat, namun memberikan otonomi tertentu kepada pemerintah daerah untuk mengatur urusan di daerah. Hal ini bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara, sekaligus memberikan ruang bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi lokal dan menjawab kebutuhan masyarakat lokal.