Anda di halaman 1dari 14

DEFINISI DAN SEJARAH HUKUM TATA NEGARA

TUGAS MATAKULIAH HUKUM TATA NEGARA

Di susun oleh :
Ahmad Vikri Khoirul Anam 2002011004

JURUSAN AHWAL SYAKHSIYYAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dengan ini penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Hukum Acara Perdata yang berjudul
“Pembuktian” ini.
Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima
kasih.

Wassalamu’alaikum Wawarahmatullahi Wabarakaatuh

Metro, Maret 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum tata negara berdasarkan doktrin ilmu pengetahuan hukum,

lazimnya dipahami sebagai bidang ilmu hukum tersendiri yang membahas

mengenai struktur ketatanegaraan dalam arti statis, mekanisme hubungan

antara kelembagaan negara, dan hubungan antara negara dengan warga

negara. Hukum tata negara dari berbagai definisi para ahli, terdapat

kesamaan pendapat bahwa merupakan norma yang mengatur mengenai

penataan dalam penyelenggaraan sebuah organisasi sosial yang disebut

negara. Unsur pokok dalam hukum tata negara adalah konstitusi yang

artinya, kalau kita akan mempelajari tentang hukum tata negara maka yang

utama harus dipelajari adalah konstitusi atau hukum dasar.

Konstitusi merupakan cikal bakal pengaturan sebuah

ketatanegaraan sekaligus sumber hukum utama dalam hukum tata negara.

Pada pembelajaran mengenai pengaturan penataan organisasi negara,

konstitusi adalah hal pertama yang harus dikaji dan dipahami. Konstitusi

memuat hal-hal pokok yang menjadi dasar dalam menata sebuah bangunan

besar yang bernama negara. Konstitusi juga dapat dibilang memiliki

persamaan makna dengan hukum tata negara, karena konstitusi pada

dasarnya mengatur mengenai ketatanegaraan dan kehidupan bernegara.


Di negara-negara yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai

bahasa nasional, dipakai istilah Constitution yang dalam Bahasa Indonesia

disebut konstitusi. Dalam pengertian pertama, istilah konstitusi

dipergunakan dalam pengertian yang sama dengan hukum tata negara,

sedangkan dalam pengertian kedua, istilah konstitusi dipergunakan untuk

menunjuk kepada sebuah dokumen yang memuat aturan dan ketentuan

yang pokok-pokok saja mengenai. ketatanegaraannya suatu negara.5

Sebagaimana pengertian dalam berbagai bahasa, konsitusi pada hakikatnya

adalah hukum dasar negara, yang di Indonesia dikenal dengan nama

Undang-Undang Dasar. Terdapat tiga hal yang ada dalam setiap konstitusi,

yaitu bahwa konstitusi atau Undang-Undang Dasar harus:6

1. menjamin hak-hak asasi manusia atau warga negara;

2. memuat ketatanegaraan suatu negara yang bersifat mendasar; dan

3. mengatur tugas serta wewenang dalam negara yang juga bersifat

mendasar.

Selain tiga muatan tersebut, Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi

mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah

sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat

sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warga negara

akan lebih terlindungi.7 Motesquieu8membatasi kekuasaan pada negara

dengan diadakan pemisahan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi hukum tata negara

Hukum tata negara, juga dikenal sebagai hukum konstitusional,

adalah cabang dari ilmu hukum yang mempelajari dan mengatur struktur

serta fungsi pemerintahan suatu negara. Konsep ini mencakup prinsip-

prinsip dan norma-norma yang mengatur hubungan antara pemerintah

dan warganegara, serta antara berbagai organ pemerintahan di dalam

suatu negara.

Beberapa elemen kunci dari konsep hukum tata negara meliputi:

1. Konstitusi:

Konstitusi adalah hukum dasar atau undang-undang tertinggi

suatu negara yang menetapkan struktur pemerintahan, hak-hak

warganegara, dan batasan kekuasaan pemerintah.

2. Supremasi Hukum:

Prinsip ini menegaskan bahwa hukum adalah otoritas tertinggi

dan bahwa setiap tindakan pemerintah harus sesuai dengan ketentuan

hukum yang ada.

3. Pemisahan Kekuasaan:

Prinsip ini mengatur pembagian kekuasaan antara eksekutif,

legislatif, dan yudikatif untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.


4. Perlindungan Hak Asasi Manusia:

Konsep hukum tata negara juga mencakup perlindungan hak asasi

manusia sebagai bagian integral dari struktur hukum dan pemerintahan.

5. Sistem Pemerintahan:

Ini mencakup cara di mana pemerintahan diatur, seperti sistem

presidensial, parlementer, atau campuran.

6. Mekanisme Pengawasan:

Ada mekanisme untuk memastikan akuntabilitas pemerintah,

seperti sistem pengadilan independen, badan ombudsman, dan lembaga-

lembaga pengawas lainnya.

7. Perubahan Konstitusi:

Hukum tata negara juga melibatkan prosedur untuk mengubah

konstitusi, apakah melalui amendemen atau cara lainnya.

8. Konsep Negara Hukum:

Prinsip ini menekankan bahwa negara harus tunduk pada hukum

dan bahwa hak dan kewajiban semua pihak, termasuk pemerintah, harus

diatur oleh hukum.

Pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep ini penting

untuk memahami bagaimana suatu negara diatur dan bagaimana

kekuasaan didistribusikan serta diawasi. Konsep-konsep hukum tata

negara membentuk dasar hukum yang mendukung stabilitas, keadilan,

dan perlindungan hak asasi manusia dalam suatu masyarakat.


B. Pentingnya Hukum Tata Negara

Hukum tata negara memiliki peran yang sangat penting dalam

suatu negara dan masyarakat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa

hukum tata negara itu penting:

1. Menentukan Struktur Pemerintahan

Hukum tata negara menentukan struktur dasar pemerintahan

suatu negara, termasuk pembagian kekuasaan antara lembaga-

lembaga pemerintahan seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ini

membentuk dasar sistem pemerintahan dan melibatkan prinsip

pemisahan kekuasaan.

2. Menjamin Kestabilan Politik

Dengan menetapkan aturan yang mengatur bagaimana

kekuasaan dijalankan, hukum tata negara berkontribusi pada stabilitas

politik. Ini membantu mencegah konflik dan ketidakpastian dalam

sistem politik suatu negara.

3. Melindungi Hak Asasi Manusia

Hukum tata negara sering kali mencakup perlindungan hak

asasi manusia dalam konstitusi atau undang-undang dasar. Ini

memberikan landasan hukum untuk melindungi hak-hak dasar

warganegara dari penyalahgunaan kekuasaan pemerintah.


4. Mengatur Hubungan Antarlembaga

Hukum tata negara membantu mengatur hubungan antara

berbagai lembaga pemerintahan. Hal ini mencegah konsolidasi

kekuasaan dalam satu tangan dan menghindari penyalahgunaan

kekuasaan.

5. Menjamin Keadilan Hukum

Hukum tata negara menetapkan dasar bagi sistem peradilan

dan hukum dalam suatu negara. Ini membantu memastikan bahwa

keputusan dan tindakan pemerintah didasarkan pada hukum, bukan

keinginan semata.

6. Membangun Negara Hukum

Hukum tata negara membantu menciptakan negara hukum di

mana semua orang, termasuk pemerintah, tunduk pada hukum. Ini

mendukung prinsip kesetaraan di mata hukum.

7. Menjamin Pertanggungjawaban Pemerintah

Dengan menetapkan mekanisme pengawasan dan

pertanggungjawaban, hukum tata negara membantu memastikan

bahwa pemerintah bertanggungjawab atas tindakan dan

keputusannya.

8. Membentuk Identitas dan Nilai-Nilai Negara

Hukum tata negara juga dapat mencerminkan nilai-nilai dasar

dan identitas suatu negara. Ini memainkan peran penting dalam

membentuk karakter dan orientasi moral suatu masyarakat.


Dengan semua peran ini, hukum tata negara memberikan

kerangka kerja yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan

kekuasaan, melindungi hak asasi manusia, dan mempromosikan

prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan dalam suatu negara.

C. Tujuan Hukum Tata Negara

1. Mengatur Kekuasaan Pemerintah

Salah satu tujuan utama hukum tata negara adalah mengatur

cara kekuasaan pemerintah diperoleh, digunakan, dan dibatasi. Ini

termasuk pemisahan kekuasaan antara lembaga-lembaga pemerintah

dan pembentukan mekanisme untuk mencegah penyalahgunaan

kekuasaan.

2. Melindungi Hak Asasi Manusia

Hukum tata negara bertujuan untuk melindungi hak-hak asasi

manusia dan kebebasan warganegara dari intervensi yang tidak sah

oleh pemerintah atau pihak lainnya.

3. Menjamin Stabilitas Politik

Dengan memberikan kerangka kerja yang jelas untuk

pembentukan dan pelaksanaan kebijakan, hukum tata negara

berkontribusi pada stabilitas politik suatu negara.

4. Membentuk Negara Hukum

Tujuan lainnya adalah membentuk negara hukum di mana

semua warganegara, termasuk pemerintah, tunduk pada hukum yang


sama. Ini menegaskan prinsip kesetaraan di mata hukum.

5. Mengatur Hubungan Antarlembaga Pemerintah

Hukum tata negara bertujuan untuk mengatur hubungan antara

berbagai lembaga pemerintahan, seperti eksekutif, legislatif, dan

yudikatif, untuk mencegah konsolidasi kekuasaan yang berlebihan.

6. Menjamin Pertanggungjawaban Pemerintah

Salah satu tujuan penting adalah memastikan bahwa

pemerintah bertanggungjawab atas tindakan dan keputusannya. Ini

melibatkan pembentukan mekanisme pertanggungjawaban.

D. Ruang Lingkup Hukum Tata Negara

1. Konstitusi

Ruang lingkup hukum tata negara mencakup penyusunan,

interpretasi, dan implementasi konstitusi, yang merupakan undang-

undang dasar suatu negara.

2. Pemisahan Kekuasaan

Ini melibatkan pembahasan tentang pembagian kekuasaan

antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif guna mencegah

penyalahgunaan kekuasaan.

3. Supremasi Hukum

Hukum tata negara membahas konsep bahwa hukum adalah

otoritas tertinggi, dan tindakan pemerintah harus sesuai dengan

hukum.
4. Perlindungan Hak Asasi Manusia

Ruang lingkup ini mencakup penjaminan dan perlindungan

hak-hak asasi manusia dalam konteks hukum tata negara.

5. Sistem Pemerintahan

Pembahasan mengenai sistem pemerintahan, apakah

presidensial, parlementer, federal, atau sistem lainnya.

6. Mekanisme Pengawasan dan Pertanggungjawaban

Ini melibatkan pembahasan tentang bagaimana mekanisme

pengawasan dan pertanggungjawaban pemerintah diatur untuk

memastikan akuntabilitas.

7. Hubungan Internasional

Beberapa aspek hukum tata negara juga dapat mencakup

hubungan internasional dan keterlibatan suatu negara dalam

organisasi internasional.

8. Perubahan Konstitusi

Hukum tata negara juga membahas proses perubahan

konstitusi dan revisi dasar hukum negara.

9. Identitas dan Nilai-Nilai Negara

Beberapa aspek hukum tata negara mencakup nilai-nilai dasar

dan identitas suatu negara yang tercermin dalam hukum dan

konstitusi.

Penting untuk dicatat bahwa ruang lingkup hukum tata negara

dapat bervariasi antara berbagai negara sesuai dengan sistem hukum


dan konteks sejarah serta budaya masing-masing.

E. Sejarah Hukum Tata Negara

Sejarah hukum tata negara di Indonesia mencakup evolusi dan

perkembangan sistem hukum konstitusional di negara ini. Berikut

adalah beberapa titik penting dalam sejarah hukum tata negara

Indonesia

Pada masa Pra-Kemerdekaan sebelum Indonesia merdeka,

hukum tata negara di Indonesia dipengaruhi oleh sistem hukum

kolonial Belanda. Konsep negara hukum dan pemisahan kekuasaan

mulai muncul.

Pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17

Agustus 1945, dibentuklah Undang-Undang Dasar Sementara 1945.

Dokumen ini mencerminkan nilai-nilai kemerdekaan dan menetapkan

dasar hukum bagi negara yang baru merdeka.

1. Sistem Pemerintahan

Indonesia mulai menjalankan sistem pemerintahan demokrasi

parlementer pada awal kemerdekaan. Namun, dalam beberapa tahun

pertama, terjadi pergantian sistem pemerintahan dari parlementer menjadi

presidensial.

Dengan terbentuknya Republik Indonesia Serikat pada tahun

1950, diadopsi Konstitusi RIS. Namun, sistem ini tidak berlangsung

lama, dan pada tahun 1959, Indonesia kembali ke sistem negara kesatuan
dan mengadopsi UUD 1945.

Perubahan signifikan terjadi pada tahun 1998 setelah krisis

ekonomi dan politik. Demonstrasi mahasiswa dan masyarakat

menyebabkan Presiden Soeharto mengundurkan diri. Reformasi politik

dimulai, termasuk amandemen pertama UUD 1945 pada tahun 1999.

Sejak tahun 1999, UUD 1945 telah mengalami beberapa kali

amandemen untuk memperkuat prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi

manusia, dan mekanisme pengawasan terhadap pemerintah.

2. Pemilihan Langsung Presiden

Salah satu amandemen yang signifikan adalah pengenalan

pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat, yang pertama kali

diimplementasikan pada tahun 2004.

3. Pembentukan Mahkamah Konstitusi

Dalam upaya memperkuat perlindungan hak-hak konstitusional,

Indonesia membentuk Mahkamah Konstitusi pada tahun 2003.

Mahkamah ini bertanggung jawab atas uji konstitusionalitas undang-

undang.

4. Reformasi Hukum Tata Negara

Sejak reformasi, terdapat upaya untuk mereformasi sistem hukum

tata negara di Indonesia. Peningkatan dalam perlindungan hak asasi

manusia, peran lembaga-lembaga negara, dan mekanisme

pertanggungjawaban pemerintah menjadi fokus utama.


Sejarah hukum tata negara di Indonesia mencerminkan perjalanan

panjang menuju sistem pemerintahan yang demokratis dan menghormati

prinsip-prinsip negara hukum. Amandemen UUD dan pembentukan

lembaga-lembaga seperti Mahkamah Konstitusi merupakan bagian dari

upaya untuk memperkuat fondasi konstitusional negara ini.

Anda mungkin juga menyukai