Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep Negara Hukum
telah lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Dimulai dari zaman
Plato hingga kini, konsepsi Negara Hukum telah banyak mengalami perubahan yang
menyebabkan para filsuf dan para pakar hukum untuk merumuskan apa yang dimaksud
dengan Negara Hukum dan hal-hal apa saja yang harus ada dalam konsep Negara Hukum.

Pemerintahan berberdasarkan hukum adalah suatu prinsip yang menyatakan


bahwa hukum adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa hukum merupakan otoritas
tertinggi dan bahwa semua warga negara termasuk para pejabat dan pemerintah tunduk
pada hukum dan sama-sama berhak atas perlindungannya.

Dalam tradisi negara liberal dikatakan bahwa kebebasan sipil dan hak-hak sipil
(yang mencakup kebebasan berpikir dan berpendapat, kebebasan berkumpul dan
berserikat, kebebasan beragama serta kebebasan pers) akan sulit diwujudkan jika hukum
disebuah negara tidak diberlakukan secara tegas dan pada semua orang, termasuk
pejabat pemerintah. Dengan kata lain, supremasi hukum dalam rule of law merupakan
unsur utama yang mendasari terciptanya masyarakat yang demokratis dan adil.

Dengan demikian, perbedaan yang kuat dan lemah tidak lagi memainkan peran.
Orang dapat memperoleh apa yang menurut hukum menjadi haknya, entah dia kuat
ataupun lemah. Secara sederhana, supremasi hukum bisa dikatakan bahwa kekuasaan
pihak yang kuat diganti dengan kekuasaan berdasarkan keadilan dan rasional.1

1
Asshiddiqie, J. (2011, November). Gagasan negara hukum Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dinamakan Negara Hukum?

2. Apa ciri-ciri Negara Hukum?

3. Bagaimana prinsip daripada Negara Hukum?

4. Apa Perkembangan Negara Hukum?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara Hukum

Secara sejarah, pengertian negara hukum sudah dikenal dan dianut oleh berbagai
negara sejak abad XVIII. Istilah ini mulai populer digunakan pada abad XIX hingga abad XX.
Di Indonesia, istilah negara hukum sudah digunakan sejak negara ini memproklamasikan
diri sebagai negara merdeka, pernyataan ini dapat ditemukan dalam Penjelasan Umum
UUD 1945, butir I tentang Sistem Pemerintahan.

Dalam Penjelasan Umum UUD 1945, Indonesia didefinisikan sebagai negara yang
didasarkan pada hukum (rechtstaat), bukan pada kekuasaan (machtstaat). Penggunaan
kata “rechtstaat” dalam penjelasan umum menunjukkan bahwa konsep “rechtstaat”
memberikan inspirasi bahkan mempengaruhi para pendiri negara Indonesia, meskipun
tidak selalu sama dengan konsep negara hukum Indonesia karena filosofi dan latar
belakang budaya masyarakat antara kedua konsep sangat berbeda.

Konsep negara hukum sudah ada sejak Yunani Kuno, Aristoteles sudah membahas
tentang negara ideal. Menurut Aristoteles, negara hukum adalah negara yang didirikan
atas hukum yang menjamin keadilan bagi warga negaranya.

3
Pemerintahan dalam negara hukum tidak dikuasai oleh manusia, tetapi oleh
pikiran yang adil yang tertuang dalam peraturan hukum, sementara pemimpin hanya
memegang peran memegang hukum dan keseimbangan saja.

Soepomo dalam buku berjudul “Undang-Undang Dasar Sementara Republik


Indonesia” menyatakan bahwa pengertian negara hukum, menjamin adanya aturan
hukum yang teratur dalam masyarakat, yang berarti memberikan perlindungan hukum
bagi masyarakat dan membuat hubungan timbal balik antara hukum dan kekuasaan.

Sementara di tradisi Anglo-Amerika, konsep negara hukum dikembangkan oleh


A.V. Dicey dengan istilah “The Rule of Law”.

Menurut Julius Stahl, konsep yang disebut “rechtsstaat” meliputi empat elemen
penting, yaitu:

1) perlindungan hak asasi manusia


2) pembagian kekuasaan
3) pemerintahan berdasarkan undang-undang
4) peradilan tata usaha negara

Menurut A. Hamid S. Attamimi, rechtsstaat secara sederhana adalah negara yang


menempatkan hukum sebagai dasar dari kekuasaan negara, dan penyelenggaraan
kekuasaan dilakukan dengan tunduk pada kekuasaan hukum.

B. Ciri-ciri Negara Hukum

Ciri-ciri negara hukum (Characteristics of the Rule of Law) adalah karakteristik atau
tanda-tanda penting yang menunjukkan sebuah negara memiliki sistem hukum yang baik
dan menjamin hak-hak warganya. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri yang umum dikenal:

1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law)

4
Hukum memiliki kekuasaan yang tertinggi dan mengikat bagi semua pihak,
termasuk pemerintah dan penguasa. Semua keputusan dan tindakan pemerintah harus
sesuai dengan hukum dan tidak boleh melanggar hukum.

2. Persamaan di Depan Hukum (Equality before the Law)

Semua warga negara harus diperlakukan sama di depan hukum tanpa terkecuali,
tidak peduli apapun latar belakang, jabatan, atau kekayaan mereka.

3. Proses Hukum Yang Wajar (Due Process of Law)

Setiap orang harus memiliki hak untuk memperoleh perlindungan hukum dan
proses yang adil dalam setiap tindakan yang diambil terhadap mereka. Ini termasuk hak
untuk memperoleh pendengaran dan pengadilan yang adil, serta hak untuk
mempertahankan diri dan hak untuk memiliki pengacara.

4. Pembagian Kekuasaan (Separation of Powers)

Kekuasaan pemerintah dibagi menjadi tiga bagian: yaitu legislatif, eksekutif, dan
yudikatif. Masing-masing bagian memiliki tugas dan wewenang yang berbeda dan saling
melindungi satu sama lain, sehingga memastikan bahwa tidak ada kekuasaan yang
absolut dan memastikan keterbukaan dan akuntabilitas pemerintah.

5. Perlindungan Hak Asasi Manusia (Protection of Human Rights)

Setiap orang memiliki hak-hak dasar yang dilindungi oleh hukum, seperti hak
untuk hidup, hak untuk berkumpul dan berpendapat bebas, dan hak untuk memperoleh
perlindungan terhadap diskriminasi.2

C. Prinsip-prinsip Negara Hukum


2
Azhary, M. T. (2019). Negara Hukum Suatu Studi Prinsip-prinsipnya Jakarta: Prenada Media.

5
Menurut Muhammad Tahir Azhary, dengan mengambil inspirasi dari sistem
hukum Islam, ada sembilan prinsip yang merupakan ciri dari negara hukum yang baik. Ke
sembilan prinsip tersebut adalah:

1) Prinsip kekuasaan sebagai amanah


2) Prinsip musyawarah
3) Prinsip keadilan
4) Prinsip persamaan
5) Prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia
6) Prinsip peradilan yang bebas
7) Prinsip perdamaian
8) Prinsip kesejahteraan
9) Prinsip ketaatan rakyat.

Sedangkan Jimly Asshiddique memformulasikan 13 prinsip utama dalam suatu


negara hukum (The Rule of Law atau Rechsstaat) seperti berikut:

1) Supremasi hukum (Supremacy of Law)


2) Persamaan di depan hukum (Equality before the Law)
3) Proses hukum yang wajar (Due Process of Law)
4) Pembatasan kekuasaan
5) Organ-organ campuran yang bersifat independent
6) Pradilan bebasa dan tidak memihak
7) Pradilan Tata Usaha Negara
8) Pradilan Tata Negara
9) Perlindungan HAM
10) Bersifat demokratis
11) Berfungsi sebagai sarana mewujutkan tujuan bernegara
12) Transparasi dan kontrol sosial

6
13) Ber Ketuhanan Yang Maha Esa3

D. Perkembangan Negara Hukum

Perkembangan Negara hukum terbagi menjadi empat bagian yaitu negara hukum
polis, negara hukum liberal, negara hukum materil, dan negara hukum formal.

1. Negara Hukum Polis

Polis State adalah sebuah sistem pemerintahan di mana pengaturan hukum dan
administrasi dipusatkan di tangan aparat polisi. Dalam sistem ini, polisi memegang
otoritas yang sangat besar dalam pembuatan, penerapan, dan penegakan hukum.

Sistem negara hukum polis sering dikritik karena memberikan terlalu banyak
kekuasaan kepada aparat polisi dan bisa mengurangi hak-hak asasi individu dan
persamaan di depan hukum.

2. Negara Hukum Liberal

Sebuah konsep yang menekankan pada perlindungan hak-hak individual dan


pemerintahan yang berdasarkan undang-undang. Dalam negara hukum liberal, kebebasan
individual dan perlindungan terhadap hak-hak individual menjadi prioritas utama. Negara
memiliki tugas untuk memastikan bahwa hak-hak individual tidak dikorbankan oleh
kepentingan pemerintah atau kelompok tertentu.

Peradilan bebas dan independen sangat penting untuk memastikan bahwa hukum
dan peraturan diterapkan dengan adil dan objektif. Ide ini berasal dari filsafat politik
liberal yang menekankan pada kebebasan dan hak asasi manusia.

3. Negara Hukum Materil


3
Anshar, S. (2019). Konsep Negara Hukum dalam Perspektif Hukum Islam. Soumatera Law Review.

7
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan sistem hukum yang memfokuskan
pada substansi atau materi hukum, bukan pada bentuk hukum.

Kebijakan hukum yang adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum yang
mendasar lebih penting daripada formalitas hukum yang memenuhi persyaratan teknis.
Berfokus pada hasil akhir dari aplikasi hukum, yaitu memastikan bahwa keadilan dan hak
asasi manusia dilindungi.

4. Negara Hukum Formal

Konsep yang menekankan pada tata cara dan prosedur dalam penerapan hukum,
yang penting adalah bagaimana hukum dipakai dan dijalankan, bukan bagaimana hasil
akhir dari penerapan hukum tersebut.

Negara Hukum Formal mempercayai bahwa dengan mematuhi tata cara dan
prosedur yang benar, maka akan tercapai hasil yang adil dan sesuai dengan hukum.
Dalam Negara Hukum Formal, kebijakan hukum didasarkan pada peraturan-peraturan
formal dan undang-undang, bukan pada interpretasi subjektif atau tradisi.4

4
Likadja, J. A. C. (2015). Memaknai “Hukum Negara (Law Through State)” dalam Bingkai “Negara Hukum (Rechtstaat)”. Hasanuddin
Law Review, 1(1), 75-86.

8
BAB III

KESIMPULAN

Negara Hukum menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan gagasan
kenegaraan. Negara hukum adalah negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan
kekuasaan, dan pemerintahannya berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar) bukan
absolute (kekuasaan yang tidak terbatas). Ciri-ciri Negara Hukum: 1. Supremasi Hukum
(Supremacy of Law) 2. Persamaan di Depan Hukum (Equality before the Law) 3. Proses
Hukum Yang Wajar (Due Process of Law) 4. Pembagian Kekuasaan (Separation of Powers)
5. Perlindungan Hak Asasi Manusia (Protection of Human Rights.

Menurut Muhammad Tahir Azhary, dengan mengambil inspirasi dari sistem


hukum Islam, ada sembilan prinsip yang merupakan ciri dari negara hukum yang baik. Ke
sembilan prinsip tersebut adalah Prinsip kekuasaan sebagai amanah, Prinsip musyawarah,
Prinsip keadilan, Prinsip persamaan, Prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak-
hak asasi manusia, Prinsip peradilan yang bebas, Prinsip perdamaian, Prinsip
kesejahteraan, Prinsip ketaatan rakyat.

Perkembangan Negara Hukum terbagi menjadi empat bagian yaitu negara hukum
polis, negara hukum liberal, negara hukum materil, dan negara hukum formal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, J. (2011, November). Gagasan negara hukum Indonesia.

Azhary, M. T. (2019). Negara Hukum Suatu Studi Prinsip-prinsipnya Jakarta: Prenada


Media.

Anshar, S. (2019). Konsep Negara Hukum dalam Perspektif Hukum Islam. Soumatera Law
Review.

Likadja, J. A. C. (2015). Memaknai “Hukum Negara (Law Through State)” dalam Bingkai
“Negara Hukum (Rechtstaat)”. Hasanuddin Law Review, 1(1), 75-86.

10

Anda mungkin juga menyukai