Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

Konstitusi dan Rule of Law

Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh

07
Ilmu Komunikasi Hubungan U001700007 Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Masyarakat

Abstract Kompetensi
Pada pokok bahasan saat ini, akan Mahasiswa diharapkan mampu
mendeskripsikan berkenaan dengan mendeskripsikan pengertian konstitusi,
pengertian konstitusi, penilaian, fungsi penilaian, fungsi dan sifat konstitusi,
dan sifat konstitusi, cara perubahan cara perubahan konstitusi, syarat
konstitusi, syarat terbentuknya terbentuknya pemerintahan
pemerintahan berdasarkan rule of law berdasarkan rule of law dan prinsip-
dan prinsip-prinsip rule of law prinsip rule of law
Pendahuluan
Pengantar

Konstitusional dari akar kata konstitusi atau Undang-Undang Dasar, dengan demikian
hal tersebut merujuk pada semua langkah politik yang sesuai dengan aturan hukum yang
berlaku di suatu Negara. Hal ini disebabkan karena Undang-Undang Dasar adalah hukum
tertinggi dalam suatu Negara, maka suatu tindakan konstitusional adalah semua langkah yang
sesuai hukum. Tetapi selanjutnya karena konstitusi diuraikan dalam berbagai undang-undang
dan selain dari peraturan perundang-undangan, maka seiring pemerintah yang mempunyai
kewenangan untuk membuat undang-undang bersama parlemen (di IndonesiaDewan
Perwakilan Rakyat), dalam beberapa situasi pelanggaran hukum bisa merupakan pelanggaran
terhadap peraturan di bawah konstitusi, sehingga untuk menetapkan apakah suatu Undang-
Undang tidak bertentangan dengan konstitusi, dibentuklah Mahkamah Konstitusi.
Di Indonesia, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto yang dikenal sebagai era
Orde Baru, misalnya konstitusi mendapat posisi yang begitu sakral sehingga tidak bisa
diubah walau hanya satukata. Tetapi sejak bergulirnya Reformasi telah 4 (empat) kali
perubahan dilakukan terhadap konstitusi Republik Indonesia.Bersama dengan perubahan atau
amandemen konstitusi tersebut maka berubah pula batasan tentang tindakan
konstitusional.Misalnya dengan dicantumkannya Hak Asasi Manusia (HAM) dalam
konstitusi, maka perspektif HAM menjadi sah sebagai argumen hukum dan politik.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


2 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Pengertian Konstitusi :

1. Konstitusi dalam pengertian luas adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar


atau hukum dasar.
2. Konstitusi dalam pengertian sempit berarti piagam dasar atau undang-undang dasar
(Lex constitutionalle) ialah suatu dokumen lengkap mengenai peraturan dasar negara.
3. EC Wade : Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari
badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan
tersebut.
4. Herman Heller : Menamakan undang-undang dasar sebagai riwayat hidup suatu
hubungan kekuasaan.
5. Lasalle : Pengertian konstitusi adalah Kekuasaan antara kekuasaan yang terdapat
dalam masyarakat (faktor kekuatan riil : presiden, TNI, Partai; buruh, tani dsb).
6. Carl Schmitt dari mazhab politik. adalah :
 Kosntitusi dalam arti absolut, seluruh keadaan atau struktur dalam negara,
konstitusi harus menentukan segaa apa dalam negara.
 Konstitusi dalam arti relatif, maksudnya dapat menjamin kepastian hukum.
 Konstitusi dalam arti positif, merupakan suatu putusan tertinggi dari pada
rakyat atau orang yang tergabung dalam suatu organisasi yang disebut negara.
 Konstitusi dalam arti ideal, segala wadah yang mampu menampung segala ide
yang dicantumkan satu persatu sebagai konstitusi sebagai mana disebut dalam
konstitusi dalam arti relatif;

Penilaian Konstitusi

Menurut EC Wade :konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas
pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara
kerja badan itu. Herman Heller dalam bukunya Vervassunglehre :menamakan UUD sebagai
riwayat hidup suatu hubungan kekuasaan.
Herman Heller membagi Konstitusi dalam 3 tingkat, yaitu:
1. Konstitusi sebagai pengertian politik, mencerminkan keadaan sosial politik suatu
bangsa . Pengertian Hukum menjadi sekunder, yang primer adalah bangunan

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


3 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
masyarakat atau sering disebut political decision. Bangunan masyarakat sebagai hasil
keputusan masyarakat.
2. Konstitusi sebagai pengertian hukum, keputusan masyarakat dijadikan perumusan
yang normatif, yang harus berlaku. Dari pengertian ini timbul aliran kodifikasi
menghendaki hukum tertulis untuk terciptanya kesatuan hukum, kesederhanaan
hukum dan kepastian hukum.
3. Konstitusi sebagai peraturan hukum, peraturan hukum tertulis. Dengan demikian
UUD adalah bagian dari konstitusi tertulis.

Menurut Carl Schmitt:


1. Konstitusi dalam arti absolut, mencakup seluruh keadaan dan struktur dalam negara.
Hal ini didasarkan bahwa negara adalah ikatan dari manusia yang mengorganisasi
dirinya dalam wilayah tertentu. Konstitusi menentukan segala bentuk kerjasama
dalam organisasi Negara sehingga konstitusi menentukan segala norma.
2. Konstitusi dalam arti relatif, naskah konstitusi merupakan naskah penting yang sulit
untuk diubah dan dengan sendirinya menjamin kepastian hukum. Konstitusi memuat
hal-hal yang fundamental saja sehingga tidak absolut.
3. Konstitusi dalam arti positif, konstitusi merupakan keputusan tertinggi dari pada
rakyat.
4. Konstitusi dalam arti ideal, konstitusi dapat menampung ide yang dicantumkan satu
persatu sebagai isi konstitusi seperti pada konstitusi relatif.

Menilai konstitusi

1. Konstitusi bernilai normatif, berarti secara hukum diakui dan dilaksanakan secara
murni dan konsekuen.
2. Konstitusi bernilai nominal, secara hukum konstitusi diakui kedudukannya sebagai
konstitusi negara.
3. Konstitusi bernilai simpati, secara yuridis diakui dan tidak operasional. Konstitusi ini
dikesampingkan oleh kebijakan lain.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


4 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Fungsi Konstitusi

1. Menentukan pembatasan terhadap kekuasaan sebagai suatu fungsi konstitusionalisme;


2. Memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintah;
3. Sebagai instrumen untuk mengalihkan kewenangan dari pemegang kekuasaan asal
(baik rakyat dalam sistem demokrasi atau raja dalam sistem monarki) kepada organ-
organ kekuasaan negara;

Sifat Konstitusi

1. Formil dan materiil; Formil berarti tertulis. Materiil dilihat dari segi isinya berisikan
hal-hal bersifat dasar pokok bagi rakyat dan negara. (sama dengan konstitusi dalam
arti relatif).
2. Flexibel dan rigid; rigid berarti kaku, sulit untuk mengadakan perubahan sebagaimana
disebutkan oleh KC Wheare Menurut James Bryce, ciri flexibel :
a. Elastis.
b. Diumumkan dan diubah sama dengan undang-undang.
3. Tertulis dan tidak tertulis

Cara Perubahan Konstitusi

1. Oleh rakyat melalui referendum


2. Oleh sejumlah negara bagian
3. Dengan konvensi ketatanegaraan.

Di Indonesia rule of law sering diterjemahkan sebagai negara hukum.Namun, rule of


law adalah istilah dari tradisi common law dan berbeda dengan persamaannya dalam tradisi
hukum Kontinental, yaitu Rechtstaat (negara yang diatur oleh hukum). Keduanya
memerlukan prosedur yang adil (procedural fairness), due process dan persamaan di depan
hukum, tetapi rule of law juga sering dianggap memerlukan pemisahan kekuasaan,
perlindungan hak asasi manusia tertentu dan demokratisasi. Baru-baru ini, rule of law dan
negara hukum semakin mirip dan perbedaan di antara kedua konsep tersebut menjadi
semakin kurang tajam.
2020 Pendidikan Kewarganegaraan-
5 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Rule of law tumbuh dan berkembang pertama kali pada negara-negara yang menganut
system seperti Inggris dan Amerika Serikat, kedua negara tersebut mengejewantahkannya
sebagai perwujudan dari persamaan hak, kewajiban, dan derajat dalam suatu negara di
hadapan hukum. Hal tersebut berlandaskan pada nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), di
mana setiap warga negara dianggap sama di hadapan hukum dan berhak dijamin HAM-nya
melalui sistem hukum dalam negara tersebut.
Rule of law jamak diartikan sebagai penegakan hukum, dimana segala sesuatu harus
dilaksanakan sesuai dengan hukum. Aturan atau kaidah dilaksanakan sesuai dengan hukum
yang berlaku.Secara kontras berbeda dengan rule by law yang berarti penegakan hukum
disesuaikan dengan aturan atau kaidah yang berlaku.Hal ini bisa dipahami, bahwa dalam rule
by law, hukum merupakan panglima terhadap kaidah, sedangan dalan rule by law, kaidahlah
yang menjadi panglima bagi hukum. Demi rule of law, dibutuhkan ketegasan penegak
hukum-tidak pandang bulu, tegas dan tajam.Sementara, dalam rule by law, sarat dengan
kepentingan.Hukum dikondisikan dapat mengamankan kebijakan kekuasaan.Dalam rangka
mengamankan kebijakan kekuasaan maka hukum-hukum baru diciptakan.Sesuai atau tidak
dengan kaidah hukum atau tidak, bukanlah menjadi pertimbangan penting, bahkan di sengaja
dikesampingkan. Rule of law kental dengan muatan aspek keadilannya, sementara rule by
law, kental dengan berbagai bentuk diskriminasi dan pemaksaan kehendak penguasa terhadap
objek yang dikuasainya, yaitu rakyat. Lebih jauh dapat dijelaskan sebagai berikut “Rule by
law is prudential: one rules by law (properly speaking) not because the law is higher than
oneself but because it is convenient to do so and inconvenient not to do so. In rule of law, the

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


6 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
law is something the government serves; in rule by law, the government uses law as the most
convenient way to govern”.
Lalu, bagaimana kita melihat produk hukum kita saat ini.Pergantian era, dari Orde
Baru, ke Era Reformasi ternyata belum juga menunjukkan kesungguhan penguasa memahami
arti sebenarnya rule of law.Berbagai produk hukum seperti Undang-undang, Kepmen,
maupun Perda-perda, masih sarat dengan nafas rule by law.Negara bukanlah institusi yang
kebal hukum, negara dapat dipersalahkan jika dalam pelaksanaannya terjadi pelanggaran
hukum.Rule of law mengandung asas "dignity of man" yang harus dilindungi dari tindakan
sewenang-wenang pemerintah/penguasa. (Oemar Seno Adji, 1980).Inti dari rule of law
adalah terciptanya tatanan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, di mana
rakyat bisa memperoleh kepastian hukum, rasa keadilan, rasa aman, dan dijamin hak-hak
asasinya.

Cita-cita untuk menyelenggarakan hak-hak politik secara efektif, mengakibatkan


munculnya gagasan untuk membatasi kekuasaan pemerintahan dengan suatu konstitusi.Baik
dengan naskah konstitusi yang tertulis atau (written constitution) ataupun dengan konstitusi
yang tidak tertulis(unwritten constitution).Didalam konstitusi biasanya hak-hak warga
Negara, serta pembagian kekuasaan negara sedemikian rupa sehingga kekuasaan eksekutif
diimbangi oleh kekuasaan parlemen atau legislative dan lembaga hukum lainnya sehingga
terjadi keseimbangan kekuasaan. Demokrasi konstitusional adalah sebuah gagasan bahwa
pemerintah merupakan aktivitas yang diselenggarakan atas nama rakyat, tunduk pada
pembatasan konstitusi, agar kekuasaan tidak disalah gunakan oleh pemegang kekuasaan.
Konstitusi di pandang suatu lembaga yang memiliki fungsi khusus, yaitu menentukan dan
membatasi kekuasaan pemerintah di satu pihak, dan menjamin hak hak asasi dari warga
negaranya.
Indonesia sebagai negara hukum, secara teori pasti dapat mewujudkan rule of law
dalam negaranya. Semua itu tergantung dari niat dan keikhlasan semua pihak yang terlibat
dalam proses hukum untuk berkorban dan berjuang menyingkirkan segala kebobrokan masa
lalu dan menatap pada masa depan negara hukum Indonesia yang baru, yang memiliki the
rule of law dalam negaranya.

Konstitusi dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus dipatuhi oleh
negara dan pejabat-pejabat pemerintah sekalipun, sesuai dengan dalil “government by laws,
not by men” yang artinya pemerintah berdasarkan hukum, bukan berdasarkan kemauan

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


7 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
penguasa. Abad 19 dan permulaan abad 20 gagasan mengenai perlunya pembatasan
kekuasaan mendapat landasan yuridis. Sejak ahli hukum Eropa Barat Kontinental seperti
Immannuel Kant (1724-1804) dan Fredrich Julius Stahl memakai istilah rechsstaat,
sedangkan ahli Anglo Saxon seperti AV Dicey memakai istilah rule of law. Empat pilar
demokrasi yang didasarkan rechsstaat dan rule of law dalam arti klasik adalah :
1. Penghargaan terhadap hak asasi manusia.
2. Pemisahan dan pembagian kekuasaan yang popular dengan “trias politica.
3. Pemerintah berdasarkan undang-undang.
4. Peradilan ( Miriam Budiardjo, 1983:57)

Sebagai perbandingan pilar-pilar demokrasi yang didasarkan konsep rule of law


menurut AV Dicey adalah :
1. Tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang.
2. Kedudukan yang sama dalamhukum (dalil ini berlaku baik untuk orang biasa
maupun untuk pejabat)
3. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang.

Konsep demokrasi berdasarkan rule of law lahir dari paham liberalisme yang menganut
dalil negara sebagai penjaga malam. Pemerintahan hendaknya tidak terlalu banyak
mencampuri urusan warga negaranya, kecuali dalam hal yang menyangkut kepentingan
umum seperti bencana alam, hubungan luar negeri dan pertahanan serta keamanan.Maknanya
adalah rasa keadilan yang kembali kepada rakyat, bukan kepada kekuasaan dan para
penguasa yang menciptakan hukum, sebagaimana adagium Solus Populis Suprema Lex yang
berarti suara rakyat adalah suara keadilan (sic – Salus populi suprema lex artinya
kesejahteraan rakyat merupakan hukum tertinggi – Red.).
Indonesia berdiri sebagai sebuah negara "rechtsstaat"/negara hukum (yang menurut
Friedrich Julius Stahl, memiliki empat unsur yaitu: hak-hak dasar manusia, pembagian
kekuasaan, pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan, dan peradilan tata usaha negara).
Konsep negara hukum Indonesia terlihat dan rule of law pun sebenarnya tercakup di
dalamnya.Tetapi pada praktiknya rule of law belum terwujud secara nyata. Baru setelah
gerakan reformasi tercetus, Indonesia kembali mencari bentuk akan identitas "negara
hukumnya"dan juga "rule of law" "Civil Law System" Indonesia sebagai negara yang
menganut civil law system (Eropa Kontinental), mengedepankan hukum positif sebagai
patokan utama dalam menjalankan tugas-tugas negara dan juga dalam sistem peradilannya.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


8 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Apabila konsep negara hukum Indonesia dengan civil law system- nya diterapkan sesuai
dengan prinsip-prinsip idealnya maka rule of law sudah pasti akan dapat terwujud.Bahwa
Indonesia adalah sebuah negara yang berdiri sebagai "negara hukum" atau "rechtsstaat"
sudah merupakan finalisasi dari perjalanan sejarah tata hukum Indonesia. Juga civil law
system yang dianutnya merupakan sistem yang telah menjadi dasar tata hukum di sini.
Rule of law yang menjadi konsep hukum dan keadilan dari negara-negara common law,
merupakan suatu tatanan baru yang ada di hadapan Indonesia saat ini. Indonesia tidak
mungkin mengubah sistem hukumnya menjadi common law system.Apakah mungkin sebuah
negara hukum Indonesia dengan sistem civil law (Eropa Kontinental) mewujudkan rule of
law dalam kehidupan berbangsa dan bernegaranya?Jawabannya adalah mungkin.Karena pada
hakikatnya konsep negara hukum Indonesia yang ideal juga mencakup rasa keadilan dari
masyarakat dan melindungi hak-hak asasi setiap warga negara Indonesia.Namun, sampai saat
ini rule of law mungkin belum terwujud, dan itu bukan karena sistem hukum yang salah,
tetapi karena unsur manusia yang menjadi pelaksana-pelaksana kenegaraan yang telah salah
menjalankan negara ini.
Indonesia harus melakukan tiga hal untuk dapat mewujudkan rule of law di Indonesia,
yaitu; Pertama, hukum di Indonesia harus memenuhi rasa keadilan dalam masyarakat.
Maksudnya, sejak dari proses legislasi di DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) para wakil rakyat
harus bisa mengejawantahkan aspirasi keadilan rakyat dalam rancangan undang-undang yang
sedang dikerjakannya. Hukum yang diciptakan harus responsif terhadap tuntutan akan rasa
keadilan rakyat dan hukum yang diciptakan harus bersih, murni dari intervensi politik,
ekonomi, dan kepentingan sekelompok orang.Kedua, Indonesia harus menjalankan suatu
sistem peradilan yang jujur, adil, dan bersih dari KKN (korupsi, kolusi, dan
nepotisme).Sistem peradilan Indonesia saat ini belum dilaksanakan sebagaimana mestinya
karena kurangnya pemahaman dan kemampuan atau bahkan kurangnya ketulusan dari
mereka yang terlibat dalam sistem peradilan, baik penyidik, penuntut umum, hakim,
penasihat hukum, bahkan masyarakat pencari keadilan.
Proses peradilan yang berjalan tidak sebagaimana mestinya, padahal Indonesia
memiliki asas peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya murah, namun akhirnya semua itu
hanya menjadi slogan semata. Disinyalir, sistem peradilan di Indonesia telah terkontaminasi
oleh "mafia peradilan".Jika ini semua belum dapat diberantas mustahil rule of law dapat
terwujud. Kasus Akbar Tanjung yang akhirnya dibebaskan oleh Mahkamah Agung, kasus
HAM Timor-Timur, dan pembubaran TGTPK oleh judicial review MA merupakan contoh
yang sangat melukai rasa keadilan masyarakat.
2020 Pendidikan Kewarganegaraan-
9 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Akses Publik Ketiga, Akses publik ke peradilan harus ditingkatkan. Hukum positif
Indonesia telah merumuskan sejumlah hak masyarakat pencari keadilan yang terlibat dalam
proses peradilan pidana. Secara umum dapat dikatakan bahwa hak yang diberikan kepada
pencari keadilan dalam sistem peradilan Indonesia tidak tertinggal dari negara-negara lain,
dan umumnya mengikuti norma dan prinsip dalam instrumen internasional. Akan tetapi
dalam banyak peristiwa justru kewenangan yang dijalankan oleh aparat penegak hukum
tersebut telah disalahgunakan sehingga merugikan hak para pencari keadilan. Sejumlah
kenyataan lain yang sering dijumpai adalah awal pemeriksaan yang tidak pasti, intimidasi,
meremehkan keterangan yang diberikan, dan lain sebagainya. Tidak jarang pula pemeriksaan
terhadap tersangka memiliki kendala yang dialami oleh penyidik.Salah satunya yang sering
muncul adalah tersangka dengan sengaja mempersulit jalannya pemeriksaan.Ini
mengakibatkan polisi sebagai penyidik menggunakan berbagai upaya baik yang lazim
maupun tidak agar penyelesaian dapat berjalan cepat.Oleh karena itu untuk mewujudkan rule
of law, akses publik ke peradilan jelas harus ditingkatkan. (Dikutip dari
Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua, yaitu:
Pertama, pengertian secara formal (in the formal sence) diartikan sebagai kekuasaan umum
yang terorganisasi (organized public power), misalnya negara. Kedua, secara hakiki atau
materiil (ideological sense), lebih menekankan pada cara penegakannya karena menyangkut
ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). Rule of law terkait erat dengan
keadilan sehingga harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh masyarakat.
Rule of law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan bahwa keadilan dapat
dilayani melalui pembuatan system peraturan dan prosedur yang objektif, tidak memihak,
tidak personal dan otonom.

Latar belakang kelahiran rule of law:


1. Diawali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan pemerintahan
Negara.
2. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi Konstitusional.
3. Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstitusional adalah konsepsi negara hukum.
Rule of law adalah doktrin hukum yang muncul pada abad ke 19, seiring degan negara
konstitusi dan demokrasi. Rule of law adalah konsep tentang common law yaitu seluruh
aspek negara menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas prinsip
keadilan dan egalitarian. Rule of law adalah rule by the law bukan rule by the man.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


10 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Unsur-unsur rule of law menurut A.V. Dicey terdiri dari :
1. Supremasi aturan-aturan hukum.
2. Kedudukan yang sama didalam menghadapi hukum.
3. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusan-keputusan
pengadilan.

Syarat-syarat Dasar untuk Terselenggaranya Pemerintahan yang Demokrasi


menurut Rule of Law

1. Adanya perlindungan konstitusional.

2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

3. Pemilihan umum yang bebas.

4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.

5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.

6. Pendidikan kewarganegaraan.

Prinsip-prinsip Rule of Law di Indonesia

Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945 yang
menyatakan:

a. Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,…karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan “eri keadilan”;

b. …kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, “adil” dan makmur;

c. …untuk memajukan “kesejahteraan umum”,…dan “keadilan social”;

d. …disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu “Undang-Undang


Dasar Negara Indonesia”;

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


11 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
e. “…kemanusiaan yang adil dan beradab”;

f. …serta dengan mewujudkan suatu “eadilan social” bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian inti rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat
terutama keadilan social.

Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-pasal UUD 1945,
yaitu :

a. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3),

b. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk


menyelenggaraakan peradilan guna menegakan hokum dan keadilan (pasal 24 ayat 1),

c. Segala warga Negara bersamaan kedudukanya didalam hokum dan pemerintahan,


serta menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27
ayat 1),

d. Dalam Bab X A Tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal, antara lain bahwa
setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum
yang adil, serta perlakuan yang sama dihadapan hokum (pasal 28 D ayat 1), dan e.
Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D ayat 2).

Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil) erat kaitannya dengan


(penyelenggaraan menyangkut ketentuan-ketentuan hukum) “the enforcement of the rules of
law” dalam penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam penegakan hukum dan
implementasi prinsip-prinsip rule of law.
Berdasarkan pengalaman berbagai Negara dan hasil kajian, menunjukan keberhasilan
“the enforcement of the rules of law” bergantung pada kepribadian nasional setiap bangsa
(Sunarjati Hartono: 1982).Hal ini didukung kenyataan bahwa rule of law merupakan institusi
social yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar budayanya yang
khas pula.karena bersifat legalisme maka mengandung gagasan bahwa keadilan dapat
dilayani dengan pembuatan system peraturan dan prosedur yang sengaja bersufat objektif,
tidak memihak, tidak personal dan otonom.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


12 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Secara kuantitatif, peraturan perundang-undangan yang terkait rule of law telah
banyak dihasilkan di Indonesia, tetapi implementasinya belum mencapai hasil yang optimal
sehingga rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule of law belum dirasakan
dimasyarakat.
Strategi Pelaksanaan (Pengembangan) Rule of Law
Agar pelaksanaan rule of law bias berjalan dengan yang diharapkan, maka:
a. Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan pada corak
masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-masing setiap bangsa.
b. Rule of law yang merupakan intitusi sosial harus didasarkan pada budaya yang tumbuh
dan berkembang pada bangsa.
c. Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan social, gagasan tentang
hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus ditegakan secara adil juga
memihak pada keadilan.
Untuk mewujudkannya perlu hukum progresif (Setjipto Raharjo: 2004), yang
memihak hanya pada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik atau keperluan lain.
Asumsi dasar hukum progresif bahwa ”hukum adalah untuk manusia”, bukan sebaliknya.
Hukum progresif  memuat kandungan moral yang kuat.
Arah dan watak hukum yang dibangun harus dalam hubungan yang sinergis dengan
kekayaan yang dimiliki bangsa yang bersangkutan atau “back to law and order”, kembali
pada hukum dan ketaatan hukum negara yang bersangkutan itu.

Adapun negara yang merupakan negara hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ada pengakuan dan perlindungan hak asasi.
2. Ada peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak terpengaruh oleh kekuasaan
atau kekuatan apapun.
3. Legalitas terwujud dalam segala bentuk.
Contoh: Indonesia adalah salah satu Negara terkorup di dunia (Masyarakat
Transparansi Internasional: 2005).

Kesimpulan
Konstitusi dan Rule of law sangat diperlukan untuk Negara seperti Indonesia karena akan
mewujudkan keadilan. Tetapi harus mengacu pada orang yang ada di dalamnya yaitu orang-
orang yang jujur tidak memihak dan hanya memikirkan keadilan tidak terkotori hal yang

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


13 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
buruk.
Ada tidaknya rule of law pada suatu negara ditentukan oleh “kenyataan”, apakah rakyat
menikmati keadilan, dalam arti perlakuan adil, baik sesama warga Negara maupun
pemerintah.

Friedman (1959) membedakan Rule of Law menjadi dua, yaitu:


Pertama, pengertian secara formal (in the formal sence) diartikan sebagai kekuasaan umum
yang terorganisasi (organized public power), misalnya negara. Kedua, secara hakiki atau
materiil (ideological sense), lebih menekankan pada cara penegakannya karena menyangkut
ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law).

Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-pasal Undang-
Undang Dasar 1945. Agar kita dapat menikmati keadilan maka seluruh aspek Negara harus
bersih, jujur, mentaati undang-undang, juga bertanggung jawab, dan menjalankan Undang-
Undang Dasar 1945 dengan baik.

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


14 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Daftar Pustaka

Materi Pokok Pendidikan Pancasila. Jakarta: Universitas Terbuka DEPDIKBUD

Kusmiaty, Dra, dkk. 2000.

Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: UPT Bidang Study Universitas Padjadjaran

Wahab, Abdul Azis dkk. 1993.

Tim Dosen Kewarganegaraan UPT Bidang Study Universitas Padjadjaran. 2006.

Tata Negara. Jakarta : PT Bumi Aksara

Referensi Lainnya :

http://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusional

http://images.google.co.id

http://yanel.wetpaint.com/page/Negara+dan+Konstitusi

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


15 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
http://masdodaxu.blogspot.com/2009/10/rule-of-law.html

2020 Pendidikan Kewarganegaraan-


16 Konstitusi dan Rule of Law Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.

Anda mungkin juga menyukai