Anda di halaman 1dari 25

Nilai dan Norma dalam Konstitusi

Trifita Handayani, M.Pd


LOGO
fitaorchid@gmail.com
085384859646
Hakekat Konstitusi
 Istilah konstitusi dalam bahasa Prancis dikenal dengan istilah
constituer, dalam bahasa Inggris digunakan istilah constitution,
Constituer (bahasa Prancis) berarti membentuk, pembentukan.
Yang dimaksud dengan membentuk di sini adalah membentuk
suatu negara.
 Istilah Konstitusi lebih luas dari Undang-Undang Dasar.
 Undang-Undang Dasar merupakan suatu bentuk dari
Konstitusi yang tertulis.
 Konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan
mengenai suatu negara
Konstitusi tidak hanya bersifat sosiologi dan
politik, tetapi juga bersifat yuridis.

Sosiologi dan Politik


• Konstitusi adalah sintesa faktor- faktor kekuatan yang
nyata dan menggambarkan hubungan antara kekuasaan-
kekuasaan dalam suatu negara
• Seperti raja, parlemen, kabinet, partai politik dll.

Yuridis

• Sebagai suatu sistem pemerintahan di dalamnya terdapat


campuran tata peraturan yang baik yang bersifat hukum
(legal) maupun yang bukan peraturan hukum.
• Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang memiliki
suatu batasan, tujuan, dan fungsi masing-masing untuk
mencapai tujuan sistem tersebut
Arti Luas dan Sempit Konstitusi

Konstitusi merupakan suatu


dokumen atau seperangkat dokumen
yang berisi aturan-aturan dasar
untuk menyelenggarakan negara.

Konstitusi merupakan peraturan, baik


tertulis maupun tidak tertulis, yang
menentukan bagaimana lembaga negara
dibentuk dan dijalankan.

Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan


tentang bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan. Oleh karena aturan atau
hukum yang terdapat dalam konstitusi itu mengatur hal-hal yang amat
mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dikatakan pula sebagai hukum
dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.
Konstitusi Menurut Ahli

Lord James Bryce


Konstitusi adalah suatu kerangka negara yang diorganisasikan
melalui dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang
tetap dengan mengakui fungsi-fungsi dan hak-haknya

C.F Strong
Konstitusi merupakan satu kumpulan asas-asas mengenai kekuasaan
pemerintah, hak-hak yang diperintah, dan hubungan antara
keduanya (pemerintah dan yang diperintah dalam konteks hak- hak
asasi manusia)
Fungsi Konstitusi

Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme. Landasan


konstitusionalisme adalah landasan berdasarkan konstitusi.

Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan penyelenggaraan


kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian,
diharapkan hak-hak warganegara akan lebih terlindungi.

Konstitusi berfungsi: (a) membatasi atau mengendalikan kekuasaan


penguasa agar dalam menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-
wenang terhadap rakyatnya; (b) memberi suatu rangka dasar
hukum bagi perubahan masyarakat yang dicitacitakan
tahapberikutnya; (c) dijadikan landasanpenyelenggaraannegara
menurut suatu sistemketatanegaraan tertentu yang dijunjung
tinggi oleh semua warga negaranya; (d) menjamin hak-hak asasi
warga negara.

Konstitusi negara di suatu sisi dimaksudkan untuk membatasi


kekuasaan penyelenggaraan negara dan di sisi lain untuk menjamin
hak-hak warga negara.
Haruskah setiap negara
memiliki konstitusi?

Jika konstitusi sedemikian


penting, bagaimana wujudnya?

Konstitusi juga diperlukan untuk membagi kekuasaan


dalam negara.

Pandangan ini didasarkan pada fungsi konstitusi yang


salah satu di antaranya adalah membagi kekuasaan
dalam negara (Kusnardi dan Ibrahim, 1988).

Bagi mereka yang memandang negara dari sudut


kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi
kekuasaan maka konstitusi dapat dipandang sebagai
lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan
bagaimana kekuasaan dibagi di antara beberapa
lembaga kenegaraan, misalnya antara badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Mengapa diperlukan konstitusi dalam
kehidupan berbangsa-negara ?

Agar dapat membatasi kekuasaan pemerintah atau


1 penguasa negara.

Konstitusi negara di satu sisi dimaksudkan untuk


membatasi kekuasaan penyelenggaran negara dan di
2 sisi lain untuk menjamin hak-hak dasar warga negara.

Aturan-aturan dasar dalam UUD NRI 1945


3 tersebut merupakan bukti adanya pembatasan
kekuasaan pemerintahan di Indonesia.

Tidak dapat kita bayangkan bagaimana jadinya jika


4 kekuasaan pemerintah tidak dibatasi. Tentu saja
penguasa akan memerintah dengan sewenang- wenang.
Sifat Konstitusi

Ada dua sifat utama dari konstitusi atau UUD, yaitu


Luwes (Flexible) dan Kaku (rigid). Berikut penjelasan yang
singkat kedua sifat konstitusi

Konstitusi Bersifat Luwes (flexible)

Dalam hal ini konstitusi dapat berubah melalui prosedur seperti


membuat UU dan disesuaikan dengan perkembangan jaman.

Konstitusi Bersifat Kaku (rigid)

Yaitu UU yang sulit atau tidak bisa diubah sampai kapanpun,


atau hanya dapat diubah melalui prosedur yang berbeda
dengan prosedur membuat UU.
Nilai Konstitusi
Karl Loewenstein dalam bukunya “ Reflection on the Value of Constitutions”
membedakan 3 macam nilai konstitusi atau the values of the constitution, dengan
didasarkan pada realitas kekuasaan dan norma konstitusi

Normative Value (Nilai Normatif)


Suatu konstitusi dikatakan memiliki nilai normative apabila konstitusi tersebut resmi
diterima oleh suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti
hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efektif dan
dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Norma-norma konstitusi itulah yang mengatur
dan menjadi guideline pada proses-proses politik yang terjadi di masyarakat.

Nominal Value (Nilai Nominal)


Konstitusi dikatakan memiliki nilai nominal apabila konstitusi tersebut secara hukum
jelas berlaku, dan memiliki daya berlaku, namun dalam prakteknya tidak memiliki
kenyataan eksistensi. Pasal – pasal yang ada dalam konstitusi tersebut hanya menjadi
dokumenhukum semata, dan ketundukan politiknya tidak berdasarkan nilai-nilai yang
ada dalam konstitusi itu sendiri.

Semantic Value (Nilai Semantik)


Suatu konstitusi disebut konstitusi yang memiliki nilai semantic jika norma-norma yang
terkandung didalamnya secara hukum tetap berlaku, namun dalam kenyataannya adalah
sekedar untuk memberikan bentuk untuk melaksanakan kekuasaan politik semata.
Sehingga banyak kalangan yang menilai konstitusi hanya sebagai “jargon “ atau semboyan
pembenaran sebagai alat pelanggengan kekuasaan saja.
Jenis – jenis Konstitusi Menurut KC Where

1 Konstitusi Tertulis dan Konstitusi


tidak tertulis

2 Konstitusi fleksibel dan konstitusi


rigid

3 Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi


derajat rendah

4 Konstitusi serikat dan konstitusi


kesatuan

Konstitusi sistem pemerintahan


5 presidensial dan konstitusi parlementer
Jenis Konstitusi
Menurut C.F. Strong, konstitusi dapat dibagi menjadi 2
jenis. Adapun macam-macam konstitusi adalah sbb:

1. Konstitusi Tertulis
yaitu suatu naskah atau dokumen yang didalamnya terdapatpejelasan kerangka
dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintah serta menentukan
bagaimana cara kerja badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini
disebut juga dengan Undang-Undang Dasar.

2. Konstitusi Tidak Tertulis


yaitu suatu aturan atau norma yang tidak tertulis yang telah ada dan
dilaksanakan oleh penyelenggaraan negara. Konstitusi ini disebut juga dengan
istilah konvensi.
Sejarah Konstitusi

Thomas Hobbes (1588-1879) dalam bukunya


Leviatan. mengajukan suatu argumentasi tentang
kewajiban politik yang disebut kontrak sosial yang
mengimplikasikan pengalihan kedaulatan kepada
primus inter pares yang kemudian berkuasa secara
mutlak (absolut).Negara dalam pandangan Hobbes
cenderung seperti monster Leviathan.

Pemikiran Hobbes tak lepas dari pengaruh kondisi


zamannya sehingga ia cenderung membela
monarkhi absolut (kerajaan mutlak) dengan
konsep divine right yang menyatakan bahwa
penguasa di bumi merupakan pilihan Tuhan
sehingga ia memiliki otoritas tidak tertandingi.
Misalnya : Louis XIV berhasil menerapkan
absolutisme dan negara terpusat.

Magna Charta di Inggris, Bill of Rights dan


Declaration of Independence dalam sejarah
Amerika Serikat, dan Declaration des Droits de
L’homme et du Citoyen di Perancis

“Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely” (Lord Acton)
Tujuan Konstitusi

Pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik membebaskan

Membebaskan kekuasan dari konstrol untuk para penguasa, serta


menetapkan bagi para penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka

UUD sebagai konstitusi tertulis di Indonesia memuat

• Hasil perjuangan politik bangsa Indonesia di waktu yang lampau


• Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan
bangsa
• Pandangan tokoh- tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik
sekarang atau masa yang akan datang
• Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan
ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin.
Dilihat dari aspek hukum Dilihat dari aspek moral
• Konstitusi dibuat oleh • Konstitusi yang bernilai normatif.
badan pembuat Udang- konstitusi bukan hanya berlaku
Undang atau lembaga- dalam arti hukum tetapi suatu
lembaga kenyataan hidup dalam arti
• Konstitusi dibentuk atas nama sepenuhnya dan efekti, konstitusi
rakyat, berasal dari rakyat, dilakukan secara penuh dan
kekuatan berlakunya dijamin konsekuen
oleh rakyat • Konstitusi yang bernilai normal.
• Konstitusi kekuatan berlakunya Konstitusi berlaku tapi
dijamin oleh lembaga atau kenyataannya kurang sempurna
badan yang diakui dalam proses kenyataan berlaku.
keabsahannya. • Konstitusi yang benilai simpatik.
Konstitusi yang secara hukum telah
berlaku namun kenyataannya adalah
sekedar untuk memberikan bentuk
dari tempat yang telah ada, dan
dipergunakan melaksanakan politik
Muatan Konstitusi

A. Organisasi Negara

B. Hak Asasi Manusia

C. Prosedur Mengubah UUD

D. Cita-cita Rakyat

A. Azas-azas Ideologi Negara


Konstitusi di Indonesia
1 Perubahan konstitusi kebutuhan bersama

2 Tuntutan reformasi mengamandemen UUD 1945

Perubahan dilakukan dengan cara addendum melalui


3 siding umum MPR RI sebanyak 4 kali sidang

1 2 3 4
14 – 21 07 – 18 01 – 09 01 – 11
Oktober Agustus November Agustus
1999 2000 2001 2002
Konstitusi dalam Politis
1 Konstitusi juga diperlukan untuk membagi kekuasaan dalam negara

2 Konstitusi dipandang sebagai Lembaga atau kumpulan asas yang


menentang bagaimana kekuasaan dibagi diantara beberapa
Lembaga kenegaraan

Konstitusi menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat


3
kekuasaan itu bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain
serta merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam negara.

Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut


4
UUD, dan dapat pula tidak tertulis.

5 Konstitusi mempunyai derajat supermasi kedudukan tertinggi


dalam tertib hukum.

7 Jenjang norma hukum di Indonesia


Konstitusi dalam Sejarah
a. Thomas Hobbes (1588 – 1879): Manusia pada “status naturalis” bagaikan serigala

b. Primus Inter Pares adalah yang utama diantara sekawan (kumpulan) atau orang-orang
terpenting dan menonjol di antara orang yang derajadnya sama
Esensi Konstitusi Indonesia
Pentingnya suatu konstitusi atau UUD adalah sebagai pemberi
1 pegangan dan pemberi batas, sekaligus tentang bagaimana
kekuasaan negara harus dijalankan.
UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia memiliki
kedudukan sebagai hukum tertinggi dan hukum negara dasar
negara
 Sebagai hukum tertinggi negara, UUD 1945 menduduki posisi
2 paling tinggi dalam jenjang norma hukum di Indonesia
 Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum
bagi pembentukan perpu dibawahnya
Esensi Konstitusi Indonesia

Secara normative UU tidak boleh bertentangan dengan UUD


1945, maka jika ditemukan suatu norma dalam UU
3 bertentangan dengan UUD 1945 dapat melahirkan persoalan
konstitusionalitas UU tersebut terhadap UUD 1945

Contoh nyata hasil perubahan konstitusi kita yang sangat


penting bagi upaya penyediaan dana pembangunan nasional
4 yakni dalam hal pajak dimana : “Pajak dan pungutan lain yang
bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU”

Pasal 23 A menyebutkan bahwa pajak pusat melalui UU


APBN, penerimaan pajak pusat dialokasikan untuk membiayai
program kerja yang dikelola oleh Pempus maupun Pemda.
5 Pajak daerah melalui pembahasan APBD yang dilakukan oleh
Pemda dan DPRD, penerimaan pajak daerah dialokasikan
untuk membiayai program kerja Pemda.
Salah satu contoh nyata hasil perubahan konstitusi kita yang sangat penting
bagi upaya penyediaan dana pembangunan nasional yakni dalam hal pajak di mana
dalam Pasal 23A berbunyi “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur dengan undang- undang”.
Cara Merubah Konstitusi

Sri Soemantri berp edoman pada Ismail Suny mengemukakan tiga


proses perubahan konstitusi
C F Strong:
meliputi:
 Oleh kekuasaan legislatif tetapi
dengan pembatasan-
pembatasan tertentu 1. Perubahan resmi
 Oleh rakyat melalui 2. Penafsiran hukum
referendum
 Oleh sejumlah negara bagian, 3. Keb iasaan
khusus bagi negara bagian ketatanegaraan/konavensi
 Dengan kebiasaan
ketatanegaraan, atau oleh
suatu lembaga negara yang
khusus yang dibentuk hanya
untuk kepentingan perubahan
LOGO
www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai