Anda di halaman 1dari 5

Ruang Lingkup Konstitusi :

Pengaturannya tidak terbatas dengan organ negara beserta komposisi dan fungsinya,
baik di tingkat pusat maupun di pemerintahan daerah, namun juga mengatur
mengenai mekanisme hubungan antara negara atau organ negara dengan warga
negaranya.

Obyek studi Hukum Konstitusi adalah konstitusi. Obyek studi konstitusi dalam
konteks Ilmu Hukum Konstitusi adalah konstitusi dalam arti luas dan konstitusi
dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti luas adalah Hukum Dasar tertulis dan
Hukum Dasar tidak tertulis.

Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Konstitusi


Kedudukan Konstitusi
Kedudukan konstitusi dalam negara mengalami banyak perubahan sesuai
dengan perkembangan zaman.
1) Pada masa negara feodal monarkhi atau
oligarkhi  sebagai benteng pemisah antara rakyat dan penguasa
2) Pada masa peralihan dari negara feodal
monarkhi atau oligarkhi (dengan kekuasaan mutlak penguasa) ke
negara nasional demokrasi  sebagai alat yang digunakan oleh
rakyat dalam perjuangan melawan penguasa.
3) Pada masa negara demokrasi  senjata
pamungkas rakyat untuk mengakhiri kekuasaan sepihak satu
golongan serta untuk membangun tata kehidupan baru.

Fungsi Konstitusi
 Konstitusi berfungsi untuk membatasi kewenangan penguasa,
menjamin hak rakyat dan mengatur jalannya pemerintahan.
 Dalam negara demokrasi, konstitusi mempunyai fungsi yang
khas,yaitu untuk membatasi kekuasaan pemerintah.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh negara untuk mencapai tujuan
masyarakatnya adalah dengan menentukan adanya berbagai macam lembaga
negara dan hal ini telah ditetapkan dalam konstitusinya. Hal ini mencerminkan
adanya pembatasan kekuasaan terhadap lembaga politik yang meliputi dua hal,
yaitu :
1) Pembatasan kekuasaan yang meliputi isi kekuasaannya
2) Pembatasan kekuasaan yang berkaitan dengan waktu dijalankannya
kekuasaan tersebut.

1
 Magna Charta (1215) dianggap sebagai awal dari ide
konstitusionalisme serta pengakuan atas kebebasan dan kemerdekaan rakyat.
 Pada tahun 1776, di Amerika Serikat juga lahir Declaration
of Independence yang merupakan salah satu hak kebebasan individu yang
sangat penting.
 di Virginia, Amerika Serikat (1778) diproklamirkan Bill of
Rights yang menyatakan bahwa setiap manusia diciptakan bebas dengan
dikaruniai hak-hak yang tidak dapat dirampas dan dienyahkan.
 Di Perancis pada tahun 1789, timbul revolusi Perancis yang
merupakan reaksi atas perlakuan sewenang-wenang dari raja yang absolut.

 Di negara-negara komunis, undang-undang dasar


mempunyai fungsi ganda, yaitu :
1) Mencerminkan kemenangan yang telah dicapai dalam perjuangan ke
arah tercapainya masyarakat komunis serta merupakan pencatatan formil
dan legal dari kemajuan yang telah dicapai.
2) Memberikan rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat
yang dicita-citakan dalam tahap perkembangan berikutnya

Perkembangan undang-undang dasar komunis dapat dibedakan dalam dua


tahap, yaitu :
1) Tahap pertama
Berhasilnya perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh golongan komunis
dan diselenggarakannya diktator ploretariat.
2) Tahap kedua
Tercapainya kemenangan sosialisme dan dimulainya pembangunan
masyarakat komunis.

Tujuan Konstitusi
Oleh karena itu, setiap konstitusi mempunyai dua tujuan, yaitu :
a. Untuk memberikan pembatasan dan
pengawasan terhadap kekuasaan politik.
b. Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol
mutlak para penguasa serta menetapkan pembatasan kekuasaan penguasa.

Klasifikasi Konstitusi
Carl Smith dan K.C. Wheare dalam bukunya Verfassunglehre membagi
konstitusi ke dalam 4 bagian, yaitu :
1. Konstitusi Absolut (Absolut Begriff der Verfassung)
Konstitusi dalam arti absolut kemudian dibagi lagi dalam :
a. Konstitusi dianggap sebagai kesatuan
organisasi nyata yang mencakup seluruh bangunan hukum dan semua
organisasi yang ada dalam negara.

2
b. Konstitusi sebagai bentuk negara dalam arti
keseluruhan (Sein Ganzheit) bentuk negara itu.
c. Konstitusi sebagai faktor integrasi
Faktor integrasi bersifat abstrak dan fungsional.
d. Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma-
norma hukum yang tertinggi dalam negara.
2. Konstitusi Relatif (Relative Begriff der Verfassung)
Konstitusi dihubungkan dengan kepentingan suatu golongan tertentu dalam
suatu masyarakat.
Dalam arti relatif, konstitusi kemudian dibagi dua lagi, yaitu :
1) Konstitusi sebagai tuntutan dari golongan borjuis liberal
2) Konstitusi sebagai arti formal tertulis
3. Konstitusi Positif (Positive Begriff der Verfassung)
konstitusi dalam arti positif mengandung pengertian sebagai keputusan
politik yang tertinggi berkaitan dengan pembentukan Undang-undang Dasar
Weimar tahun 1919 yang sangat menentukan nasib seluruh rakyat Jerman
dengan mengubah stelsel monarki dengan pemerintahan parlementer.
4. Konstitusi Ideal (Ideal Begriff der Verfassung)
Konsitusi ideal merupakan konstitusi idaman kaum borjuis liberal yang
memberikan jaminan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat

Selain itu, suatu konstitusi juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


a. Konstitusi Tertulis dan Konstitusi bukan Tertulis (Written and
Unwritten Constitution)
Konstitusi tertulis adalah konstitusi yang dituangkan ke dalam sebuah atau
beberapa dokumen formal, sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah suatu
konstitusi yang tidak dituangkan ke dalam suatu dokumen formal.
b. Konstitusi Fleksibel dan Rigid (Flexible Constitution and Rigid
Constitution)
Menurut C.F. Strong, perbedaan antara konstitusi fleksibel dan rigid
didasarkan pada apakah prosedur untuk mengubah undang-undang dasar
sama dengan prosedur untuk membuat undang-undang.
Menurut Bryce, ciri-ciri khusus dari konstitusi yang fleksibel adalah :
1) Elastis
2) Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama seperti
undang-undang.
Sedangkan ciri pokok dari konstitusi yang rijid adalah :
1) Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dari peraturan
perundang-undangan yang lain.
2) Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa atau dengan
persyaratan yang cukup berat.
c. Konstitusi Derajat Tinggi dan Tidak Derajat Tinggi (Supreme
Constitution and Not Supreme Constitution)

3
Konstitusi Derajat Tinggi
 Yaitu suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan
tertinggi dalam negara.
 Jika dilihat dari segi bentuknya maka konstitusi ini
berada di atas peraturan perundang-undangan lainnya.
 Syarat untuk mengubah konstitusi lebih berat
dibandingkan dengan yang lain.
Konstitusi Derajat
 Yaitu suatu konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta derajat
seperti konstitusi derajat tinggi.
 Persyaratan untuk mengubah konstitusi tidak derajat tinggi sama
dengan persyaratan untuk merubah peraturan perundang-undangan
lainnya.
d. Konstitusi Serikat dan Konstitusi Kesatuan
Klasifikasi ini berkaitan dengan bentuk negara.

e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan Parlementer


Ciri-ciri pokok dari pemerintahan presidensial adalah :
1) Selain mempunyai kekuasaan sebagai kepala negara, presiden juga
berkedudukan sebagai kepala pemerintahan.
2) Presiden tidak dipegang oleh pemegang kekuasaan legislatif tetapi dipilih
langsung oleh rakyat atau dewan pemilih seperti di Amerika Serikat.
3) Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif.
4) Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kekuasaan legislatif dan
tidak dapat memerintahkan diadakan pemilihan.
Konstitusi yang mengatur beberapa ciri di atas diklasifikasikan sebagai
konstitusi sistem pemerintahan presidensial.
Ciri-ciri pokok sistem pemerintahan parlementer adalah :
1) Kabinet yang dipilih oleh perdana menteri dibentuk atau berdasarkan
kekuatan yang menguasai parlemen.
2) Para anggota kabinet sebagian atau seluruhnya adalah anggota parlemen.
3) Perdana menteri bersama kabinet bertanggung jawab kepada parlemen.
4) Perdana menteri dapat memberi nasihat atau saran kepada presiden untuk
membubarkan parlemen dan memerintahkan diadakannya pemilihan
umum.
Konstitusi yang mengatur beberapa ciri sistem pemerintahan di atas disebut
Konstitusi Sistem Pemerintahan Parlementer.

4
5

Anda mungkin juga menyukai