1. JENIS KONSTITUSI
1. Konstitusi tertulis (bahasa Inggris: documentary constitution atau written constitution) adalah
aturan – aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan tata negara, demikian juga aturan dasar
lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di dalam persekutuan hukum negara.
-Konstitusi politik adalah berisi tentang norma- norma dalam penyelenggaraan negara, hubungan
rakyat dengan pemerintah, hubungan antar lembaga negara.
-Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita – cita sosial bangsa, rumusan filosofis
negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik yang ingin dikembangkan bangsa itu.
2. SIFAT KONSTITUSI
1. Fleksibel (luwes): apabila UUD itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai
perkembangan zaman.
-Kemampuannya buat berubah dengan mudah sesuai dengan perubahan dalam lingkungan sosial
dan politik masyarakat dan negara.
-Sangat membantu dalam memenuhi keadaan darurat karena bisa dengan mudah diubah.
-Karena konstitusi yang fleksibel ini terus berkembang seiring waktu, akhirnya konstitusi ini
selalu menjadi populer dan tetap up-to-date
-Tidak cocok buat federasi. Dalam sebuah federasi, konstitusi yang fleksibel bisa menyebabkan
perubahan yang tidak diinginkan dalam konstitusi oleh pemerintah federal atau oleh pemerintah
unit-unit federasi.
-tidak bisa jadi alat di tangan partai yang menjalankan kekuasaan negara pada waktu tertentu.
Jadi, pada akhirnya konstitusi kaku ini sangat ideal buat sebuah federasi
-Kekecewaan utama dari konstitusi kaku yaitu kalo dia gagal mengimbangi dengan lingkungan
sosial yang berubah dengan cepat.
-Konstitusi kaku bisa jadi sumber konservatif. Ini bisa jadi tua segera, karena tidak bisa
mengikuti waktu.
Jadi, keputusan apakah suatu negara harus mempunyai konstitusi yang fleksibel atau kaku, harus
diambil atas dasar kebutuhan dan keinginan masyarakat.
3. BENTUK KONSTITUSI
Dalam buku K.C. Wheare “Modern Constitution” (1975) menyatakan bentuk konstitusi sebagai
berikut:
1. Konstitusi Tertulis
Adalah konstitusi yang diletakkan dalam suatu naskah tertentu. Ada beberapa keuntungan
konstitusi, yaitu :
– Organisasi Negara itu dapat terjamin, dalam arti tidak berubah sewaktu-waktu jadi tidak
tunduk kepada kehendak orang tertentu.
– Adanya pedoman tertentu untuk perkembangan lebih lanjud. Misalnya pada suautu pasal atau
bab, sehingga prkambangan biasa dikembalikan pada norma tertentu
Adalah konstitusi yang tidak diletakkan dalam suatu naskah tertentu. Namun ada pula beberapa
kelemahan tidak adanya naskah (konstitusi tidak tertulis). Misalnya dalam menentukan siapa
yang berwenang menentukan bahwa kebiasaan yang baru dalam masyarakat yang merupakan
hokum yang baru. Karena tidak adanya naskah tertentu, bagaimana kita dapat mengetahui
adanya keadaan yang baru yang bertentangan dengan naskah itu. Di inggris hal ini dipecahkan
dalam memberi wewenang pada parlemen yang disebut omnipotence, yaitu wewenang tertinggi
disegala hal pada parlemen.
1) Konstitusi fleksibel yaitu konstitusi yang mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:
Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara
(tingkatan peraturan perundang-undangan). Konstitusi tidak derajat tinggi adalah konstitusi yang
tidak mempunyai kedudukan seperti yang pertama.
Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi negara yang bersangkutan. Dalam suatu
negara serikat terdapat pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat) dengan negara-
negara bagian. Hal itu diatur di dalam konstitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu tidak
diatur dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada dasarnya semua kekuasaan berada di
tangan pemerintah pusat
– Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki kedudukan
sebagai Kepala Pemerintahan
– Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintahkan
pemilihan umum
– Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk berdasarkan kekuatan yang
menguasai parlemen
Konstitusi dengan ciri-ciri seperti itu oleh Wheare disebut “Konstitusi sistem pemerintahan
parlementer”. Menurut Sri Soemantri, UUD 1945 tidak termasuk ke dalam kedua konstitusi di
atas. Hal ini karena di dalam UUD 1945 terdapat ciri konstitusi pemerintahan presidensial, juga
terdapat ciri konstitusi pemerintahan parlementer. Pemerintahan Indonesia adalah sistem
campuran.
4. FUNGSI KONSTITUSI
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara.
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (yang dalam
sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
7. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation).
9. Fngsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti sempit hanya
di bidang politik maupun dalam arti luas mencakup bidang sosial dan ekonomi.
10. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering atau
social reform), baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas.