Anda di halaman 1dari 17

Konstitusi

Kelompok 8

Maulida
Meilida Shelvia
Mitha Ariyani
Nova Salsa Bella
 
 
• A.      Pengertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari kata constitution (Bhs. Inggris)


– constitutie (Bhs. Belanda) – constituer (Bhs. Perancis),
yang berarti membentuk, menyusun, menyatakan. Dalam
bahasa Indonesia, konstitusi diterjemahkan atau disamakan
artinya dengan UUD. Konstitusi menurut makna katanya
berarti dasar susunan suatu badan politik yang disebut
negara. Konstitusi menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan
peraturan untuk membentuk, mengatur, atau memerintah
negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis
sebagai keputusan badan yang berwenang, dan ada yang
tidak tertulis berupa konvensi.
Konvensi sebagai aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan bearnegara
mempunyai sifat
 Merupakan kebiasaan yang berulangkali dalam prektek
penyelenggaaraan Negara
 Tidak beartentangan dengan hukum dasar tertulis/Undang-
undang Dasar dan bearjalan sejajar.
 Diterima oleh rakyat negara.Bersifat melengkapi sehingga
memungkinkan sebagai aturan dasar yang tidak terdapat dalam
Undang-undang Dasar.
• B. Istilah Konstitusi

Istilah konstitusi secara umum menggambarkan keseluruhan


sistem ketatanegaraan suatu negara, yaitu berupa kumpulan
peraturan yang membentuk mengatur atau memerintah negara,
peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis dan ada yang tidak
tertulis.
• C. Sifat dan Fungsi Konstitusi
• Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan rigit
(kaku). Konstitusi negara memiliki sifat fleksibel / luwes
apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan
sewaktu-waktu sesuai perkembangan jaman /dinamika
masyarakatnya. Sedangkan konstitusi negara dikatakan rigit /
kaku apabila konstitusi itu sulit untuk diubah kapanpun.

• Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan


pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Pemerintah
sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh
dan atas nama rakyat, terkait oleh beberapa pembatasan dalam
konstitusi negara sehigga menjamin bahwa kekuasaan yang
dipergunakan untuk memerintah itu tidak disalahgunakan. 
• D.    Tujuan Konstitusi

Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wanang


pemerintah dan menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan
menetapkan pelaksanaan kekuasan yang berdaulat. Menurut
Bagir Manan, hakekat dari konstitusi merupakan perwujudan
paham tentang konstitusi atau konstitusionalisme, yaitu
pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan
jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap
penduduk di pihak lain.
• Menurut Sri Soemantri, dengan mengutip pendapat Steenbeck,
menyatakan bahwa terdapat tiga materi muatan pokok dalam
konstitusi, yaitu:
1.      Jaminan hak-hak manusia;
2.      Susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar;
3.      Pembagian dan pembatasan kekuasaan.

• Dalam paham konstitusi demokratis dijelaskan bahwa isi


konstitusi meliputi:
1.      Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum.
2.      Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
3.      Peradilan yang bebas dan mandiri.
4.      Pertanggungjawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik)
sebagai sendi utama dari asas kedaulatan rakyat.
• Keempat cakupan isi konstitusi di atas merupakan dasar utama
dari suatu pemerintah yang konstitusional. Namun demikian,
indikator suatu negara atau pemerintah disebut demokratis
tidaklah tergantung pada konstitusinya. Sekalipun
konstitusinya telah menetapkan aturan dan prinsip-prinsip
diatas, jika tidak diimplementasikan dalam praktik
penyelenggaraan tata pemerintahan, ia belum bisa dikatakan
sebagai negara yang konstitusional atau menganut paham
konstitusi demokrasi.
• Tujuan-tujuan adanya konstitusi tersebut, secara ringkas dapat
diklasifikasikan menjadi tiga tujuan, yaitu :
1.      Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan
pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik;
2.      Konstitusi bertujuan untuk melepaskan control kekuasaan
dari penguasa sendiri;
3.      Konstitusi berjuan memberikan batasan-batasan ketetapan
bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya.
• E.    Pentingnya Konstitusi Dalam Negara

• Prof. Mr. Djokosutono melihat pentingnya konstitusi dari dua


segi. Pertama, dari segi sisi (naar de Inhoud) karena konstitusi
memuat dasar dari struktur dan memuat fungsi negara. Kedua,
dari segi bentuk (Naar de Maker) oleh karena yang memuat
konstitusi bukan sembarangan orang atau lembaga. Mungkin
bisa dilakukan oleh raja, raja dengan rakyatnya, badan
konstituante atau lembaga diktator.
• Pada sudut pandang yang kedua ini, K. C. Wheare
menggkaitkan pentingnya konstitusi dengan peraturan hukum
dalam arti sempit, dimana konstitusi dibuat oleh badan yang
mempunyai ”wewenang hukum” yaitu sebuah badan yang
diakui sah untuk memberikan kekuatan hukum pada konstitusi.
• F.    Perubahan Konstitusi di Negara  Indonesia

• tingkat kesulitan perubahan-perubahan konstitusi memilki


motif-motif tersendiri yaitu:
1. Agar perubahan konstitusi dilakukan dengan pertimbangan
yang masak, tidak secara serampangan dan dengan sadar
(dikehendaki);
2.  Agar rakyat mendapat kesempatan untuk menyampaikan
pandangannya sebelum perubahan dilakukan;
3.  Agar hak-hak perseorangan atau kelompok seperti kelompok
minoritas agama atau kebudayaanya mendapat jaminan.
G.    Sejarah Lahirnya Konstitusi Di Indonesia

• Dalam perjalanan sejarah, konstitusi Indonesia telah


mengalami beberapa kali pergantian baik nama maupun
subtansi materi yang dikandungnya, yaitu :
1)   UUD 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945
sampai 27 Desember 1949.
2)   Konstitusi republic Indonesia serikat yang lazim dikenal
dengan sebutan konstitusi RIS (17 Desember 1949 – 17 Agustus
1950).
3)   UUD 1950 (17 Agustus 1950 – 05 Juli 1959).
4)   UUD 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali
konstitusi pertama Indonesia dengan masa berlakunya sejak
dekrit presiden 05 Juli 1959 – Sekarang.
• H.   Klasifikasi Konstitusi
Konstitusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
• a)   Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
1)    Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument atau
dokumen yang dapat dijumpai pada sejumlah hokum dasar
yang diadopsi atau dirancang oleh para penyusun konstitusi
dengan tujuan untuk memberikan ruang lingkup seluas
mungkin bagi proses undang-undang biasa untuk
mengembangkan konstitusi itu sendiri dalam aturan-aturang
yang sudah disiapkan.
2)    Konstitusi tidak tertulis dalam perumusannya tidak
membutuhkan proses yang panjang misalnya dalam
penentuan Qourum, Amandemen, Referendum dan konvensi.
• b)   Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Kaku
1)    Ciri-ciri konstitusi fleksibel yaitu
a.   Elastic
b.   Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama.
2)    Ciri-ciri konstitusi yang kaku
a.   Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan
peraturan undang-undang yang lain.
b.   Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan
persyaratan yang berat.
• c)   Konstitusi derajat tinggi dan komstitusi derajat tidak tinggi
1)    Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai
derajat kedudukan yang paling tinggi dalam Negara dan berada
diatas peraturan perundang-undang yang lain.
2)    Konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak
mempunyai kedudukan serta derajat.
• d)   Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
1)    Jika bentuk Negara itu serikat maka akan didapatkan
system pembagian kekuasaan antara pemerintah Negara serikat
dengan pemerintah Negara bagian.
2)    Dalam Negara kesatuan, pembagian kekuasaan tidak
dijumpai karena seluruh kekuasaannya terpusat pada pemerintah
pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi.
• e)   Konstitusi system pemerintahan presidensial dan konstitusi
system pemerintahan parlementer.
Konstitusi yang mengatur beberapa ciri-ciri system
pemerintrahan presidensial dapat diklasifikasikan kedalam
konstitusi system pemerintah presidensial begitu pula sebaliknya
 
• Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :


1.     Konstitusi dalam arti sempit, yaitu sebagai hukum dasar yang
tertulis atau undang-undang Dasar.
2.     Konstitusi dalan arti luas, yaitu sebagai hukum dasar yang
tertulis atau undang-undang Dasar dan hukum dasar yang tidak
tertulis / Konvensi
3.     Dalam praktiknya, konstitusi dustur terbagi menjadi dua bagian
yaitu tertulis (undang-undang) dasar dan yang tidak tertulis, atau
dikenal juga dengan konvensi.
4.     Konstitusi merupakan media bagi terciptanya kehidupan yang
demokratis bagi seluruh warga Negara.
5.     Konstitusi sebagaimana disebutkan merupakan aturan-aturan
dasar yang dibentuk dalam mengatur hubungan antar Negara dan
warga Negara.

Anda mungkin juga menyukai