Anda di halaman 1dari 3

JENIS, FUNGSI DAN TUJUAN KONSTITUSI

Fungsi Konstitusi
1. Membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak bertindak sewenang-wenang agar hak-
hak bagi warga negara terlindungi dan tersalurkan dengan baik (konstitusionalisme).
2. Sebagai piagam kelahiran suatu negara (a birth certificate of new state).
3. Sebagai sumber hukum tertinggi atau hukum dasar sebuah negara.
4. Sebagai alat yang membatasi kekuasaan.
5. Sebagai identitas nasional dan lambang.
6. Pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga suatu negara.
7. Sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering atau social
reform).
8. Sarana pengendalian masyarakat (social control).
9. Fungsi simbolik pemersatu (symbol of unity).
10. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara (center of ceremony)
11. Fungsi simbolik rujukan identitas dan keagungan bangsa (identity of nation).

Tujuan Konstitusi
1. Membatasi kekuasaan penguasa agar bukan bertindak sewenang-wenang
maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak mengenai
berjalan dengan baik serta bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela dan dapat
merugikan rakyat banyak.
2. Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM
kelompok lain dan hak mendapatkan perlindungan hukum saat melaksanakan
haknya.
3. Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa hadirnya pedoman konstitusi
negara tidak akan berdiri dengan kokoh.

Jenis-jenis Konstitusi
Berikut ini terdapat beberapa jenis konstitusi, antara lain sebagai berikut:
Tertulis dan Tidak Tertulis
1. Konstitusi tertulis merupakan konstitusi dalam bentuk dokumen yang memiliki
“kesakralan khusus” dalam proses perumusannya. Konstitusi tertulis merupakan
juga suatu instrumen yang oleh penyusunnya disusun untuk segala kemungkinan
yang dirasa terjadi dalam pelaksanaannya.
2. Konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang lebih berkembang atas dasar adat-
istiadat daripada hukum tertulis. Konstitusi tidak tetulis dalam perumusannya tidak
membutuhkan proses yang panjang, misalnya dalam penentuan quorum, model
perubahan (amandemen atau pembaharuan), dan prosedur perubahannya
(referendum, konvensi, atau pembentukan lembaga khusus).

Fleksibel dan Kaku


1. Konstitusi yang dapat diubah atau diamandemen tanpa adanya prosedur khusus
dinyatakan sebagai konstitusi fleksibel.
2. Konstitusi yang mempersyaratkan prosedur khusus untuk perubahan atau
amandemennya adalah konstitusi kaku.

Derajat-Tinggi dan Tidak Derajat Tinggi


1. Konstitusi derajat tinggi ialah suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi
dalam negara. Jika dilihat dari segi bentuknya, konstitusi ini berada diatas peraturan
perundang-undangan yang lain. Demikian juga syarat-syarat mengubahnya sangat
berat.
2. Konstitusi tidak sederajat ialah suatu konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan
serta derajat seperti konstitusi derajat tinggi. Persyaratan yang perlukan untuk
mengubah konstitusi jenis ini sama dengan persyaratan yang diperlukan untuk
mengubah peraturan-peraturan yang lain setingkat undang-undang.

Serikat dan Kesatuan


1. Bila bentuk suatu negara itu serikat, maka akan didapatkan sistem pembagian
kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan pemerintah negara bagian.
Sistem pembagian kekuasaan ini diatur dalam konstitusi.
2. Dalam negara bentuk kesatuan pembagian kekuasaan tidak dijumpai, karena seluruh
kekuasaannya terpusat pada pemerintahan pusat sebagaimana diatur dalam
konstitusi.

Sistem pemerintahan Presidensial dan Sistem Pemerintahan Parlementer


Menurut C.F. Strong terdapat dua macam pemerintahan presidensial di negara-negara dunia
dewasa ini dengan ciri-ciri pokoknya sebagai berikut:
 Presiden tidak dipilih oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan tetapi dipilih
langsung oleh rakyat atau oleh dewan pemilih, seperti Amerika Serikat dan
Indonesia
 Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif
 Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat
memerintahkan diadakan pemilihan
 Konstitusi yang mengatur beberapa ciri diatas dapat diklasifikasikan kedalam
konstitusi sistem pemerintahan presidensial.
Ruang Lingkup Konstitusi
Dalam berbagai literatur hukum tata negara maupun ilmu politik ruang lingkup paham
konstitusi (konstitusionalisme) demokrasi meliputi:
 Kekuasaan tunduk pada hukum
 Jaminaan dan perlindungan HAM.
 Peradilan yang bebas dan mandiri.
 Akuntabilitas publik atau pertanggungjawaban kepada rakyat sebagai sendi utama
dari asas kedaulatan rakyat.

Catatan;
Mahasiswa wajib membaca dan berdiskusi di laman komentar. Hal-hal yang tidak
dimengerti silahkan dibaca di buku dan/atau google book.

= Semoga Sukses =

Anda mungkin juga menyukai