Anda di halaman 1dari 5

Pengertian konstitusi

Arti sempit : Konstitusi dalam arti sempit pengertiannya disamakan dengan UUD, yaitu menunjuk pada
pokok dokumen yang berisi aturan mengenai susunan organisasi negara beserta cara organisasinya.

Jika Anda menginginkan arti luasnya juga, ini dia: Konstitusi dalam arti luas mencakup segala ketentuan
yang berhubungan dengan keorgasnisasian negara baik yang terdapat dalam UUD, undang-undang
organik (pelaksanaan UUD), peraturan lainnya

bentuk bentuk konstitusi

1. KONSTITUSI TERTULIS

Adalah konstitusi yang diletakkan dalam suatu naskah tertentu. Ada beberapa keuntungan konstitusi,
yaitu :

- Organisasi Negara itu dapat terjamin, dalam arti tidak berubah sewaktu-waktu jadi tidak tunduk
kepada kehendak orang tertentu.

- Adanya pedoman tertentu untuk perkembangan lebih lanjud. Misalnya pada suautu pasal atau
bab, sehingga prkambangan biasa dikembalikan pada norma tertentu

2. KONSTITUSI TIDAK TERTULIS

Adalah konstitusi ya ng tidak diletakkan dalam suatu naska tertentu. Namun ada pula beberapa
kelemahan tidak adanya naskah (konstitusi tidak tertulis). Misalnya dalam menentukan siapa yang
berwenang menentukan bahwa kebiasaan yang baru dalam masyarakat yang merupakan hokum yang
baru. Karena tidak adanya naskah tertentu, bagaimana kita dapat mengetahui adanya keadaan yang
baru yang bertentangan dengan naskah itu. Di inggris hal ini dipecahkan dalam memberi wewenang
pada parlemen yang disebut omnipotence, yaitu wewenang tertinggi disegala hal pada parlemen.

B. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution)


1) Konstitusi fleksibel yaitu konstitusi yang mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:

a. Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah

b. Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah undang-undang

2) Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:

a. Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari undang-undang;

b. Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa

C. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not supreme
constitution)

Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara (tingkatan
peraturan perundang-undangan). Konstitusi tidak derajat tinggi adalah konstitusi yang tidak mempunyai
kedudukan seperti yang pertama.

D. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution)

Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi negara yang bersangkutan. Dalam suatu negara
serikat terdapat pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat) dengan negara-negara bagian.
Hal itu diatur di dalam konstitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu tidak diatur dalam konstitusi
negara kesatuan, karena pada dasarnya semua kekuasaan berada di tangan pemerintah pusat.

E. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executive and


Parliamentary Executive Constitution)
Dalam sistem pemerintahan presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain:

- Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki kedudukan sebagai
Kepala Pemerintahan

- Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih

- Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintahkan pemilihan
umum

Konstitusi dalam sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri (Sri Soemantri) :

- Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dibentuk berdasarkan kekuatan yang menguasai
parlemen

- Anggota kabinet sebagian atau seluruhnya dari anggota parlemen

- Presiden dengan saran atau nasihat Perdana menteri dapat membubarkan parlemen dan
memerintahkan diadakan pemilihan umum.

Konstitusi dengan ciri-ciri seperti itu oleh Wheare disebut “Konstitusi sistem pemerintahan
parlementer”. Menurut Sri Soemantri, UUD 1945 tidak termasuk ke dalam kedua konstitusi di atas. Hal
ini karena di dalam UUD 1945 terdapat ciri konstitusi pemerintahan presidensial, juga terdapat ciri
konstitusi pemerintahan parlementer. Pemerintahan Indonesia adalah sistem campuran.

tujuan konstitusi

Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah, menjamin hak-hak rakyat
yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Menurut Bagir Manan,
hakikatdari dari konstitusi merupakan perwujudan paham tentang konstitusi atau konstitunalisme, yaitu
pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara
maupun setiap penduduk di pihak lain.

Dalam paham konstitusi demokrasi dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi :

1. Anatomi kekuasaan (Kekuasaan politik) tunduk pada paham.

2. Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.

3. Peradilan yang bebas dan mandiri.

4. Pertanggung jawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik) sebagai sendi utama dari asas
kedaulatan rakyat.

sifat konstitusi

Sifat pokok konstitusi negara adalah flexible (luwes) dan rigid (kaku). Konstitusi dikatakan flexible, bila
pembuatan konstitusi menetapkan cara mengubahnya tidak berat, dengan mempertimbangkan
perkembangan masyarakat sehingga mudah mengikuti perkembangan zaman (contoh Inggris, dan
Selandia Baru). Konstitusi bersifat rigid bila pembuat konstitusi menetapkan cara perubahan carayang
sulit dengan maksud agar tidak mudah diubah hukum dasarnya (contoh : Amerika , Kanada, Jerman, dan
Indonesia)

Fungsi pokok konstitusi atau Undang Undang Dasar adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan
demikian diharapka hak-hak warga negara akan lebih di lindungi. Gagasan ini dinamakan konstitualisme.

Nilai konstitusi

Konstitusi adalah hukum tertinggi suatu Negara. Sebab tanpa konstitusi negara tidak mungkin terbentuk.
Dengan demikian konstitusi menempati posisi yang sangat vital dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
Negara. Dengan kata lain, konstitusi membuat suatu peraturan pokok mengenai sendi-sendi pertama
untuk menegakkan Negara.

pembentukan konstitusi

Cara pembentukan Konstitusi

1.Pemberian, raja memberikan kepada warganya suatu UUD, kemudian ia berjanji akan menggunakan
kekuasaanya itu berdasarkan asas-asas tertentu dan kekuasaan itu akan dijalankan oleh suatu badan
tertentu pula.
2.Secara sengaja, pembuatan suatu UUD dilakukan setelah Negara itu didirikan .

3.Dengan cara revolusi, pemerintah baru terbentuk sebagai hasil revolusi membuat suatu UUD yang
kemudian mendapat persetujuan rakyat, atau pemerintah tersebut dapat pula mengambil cara lain,
yaitu dengan mengadakan suatu musyawarah yang akan menetapkan UUD itu.

4. Dengan cara Evolusi, perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dapat menimbulkan suatu UUD
dan secara otomatis UUD yang lama tidak berlaku lagi.

Cara Mengubah Konstitusi

Oleh badan legislatif /perundangan biasa, dilakukan oleh badan legislatif , dengan syarat yang lebih
berat daripada jika badan legislatif ini membuat undang-undang biasa (bukan UUD)

Referendum , artinya melalui pemungutan suara oleh rakyat yang memiliki hak suara .

Oleh badan khusus , harus di adakan oleh suatu badan khusus bertugas untuk mengubah UUD.

Khusus di Negara Federasi, perubahan UUD baru dapat terjadi jika mayoritas Negara-negara bagian
menyetujuinya.

Sistematika uud sesudah dan sebelum amandemen

Sebelum sesudah

1.  Pembukaan 4 alinea                            1.   Pembukaan 4 alinea


  
    2.  Batang tubuh                                       2.   Batang tubuh
         -   16  bab                                                -    21  bab
         -   37  pasal                                              -    73  pasal
         -   49  ayat                                                -   170  ayat     
         -   4  pasal aturan peralihan                         -   3  pasal aturan peralihan
         -   2  ayat aturan tambahan                         -   2  pasal aturan tambahan

    3.  Penjelasan                                           3.   Tanpa penjelasan   

Anda mungkin juga menyukai