Anda di halaman 1dari 13

“Sejarah Pendidikan Islam Modern”

3D PBI (Filsafat Pendidikan)


Dosen Pengampu: Ridholloh M.Pd
Kelompok 1

Nova Riani Nur Aini S Putri Septiarini M Adam Firdaus


11200140000095 1120014000099 11200140000123 11200140000112
Saat ini, kita telah menyaksikan perkembangan
zaman yang luar biasa. Perkembangan dan
perubahan terus menggelinding dan merambah ke
segala aspek kehidupan manusia, termasuk kepada
dunia pendidikan baik di dunia Timur (Islam)
maupun Barat (Kristen).
Sebagai sebuah ‘tamaddun’ (peradaban), Islam
pada masanya pernah mengalami masa
pertumbuhan dan perkembangan, masa kemajuan
dan kemunduran serta masa pembinaan kembali
dengan format serta kemasan baru.
Kita tentunya sama-sama sepakat bahwa
tammaddun Islam saat ini masuk pada periode
pembinaan kembali dengan mencoba mencari dan
menyetel konsep peradaban Islam seharusnya.
Kembali sejenak ke masa lampau, bahwa
perkembangan dan peradaban Islam dikembangkan
dalam spirit wahyu yang berkultur Arab, sebab
penggerak utama adalah bangsa Arab, kemudian
masuk unsur-unsur ‘ajam seperti Persia, Turki dan
Eropa (daerah Asia tengah seperti Balkan).
Sesuai dengan sunnatullah yang terus beredar,
umat Islam memasuki era yang disebut “the dark
age” (kemunduran/kegelapan) melanda hampir di
segala aspek kehidupan, termasuk dunia
pendidikan Islam.
Konteks pendidikan Islam hari ini, adalah
kelanjutan kondisi zaman Islam yang sedang
mundur dan sedang dibina kembali kemudian
berupaya mencocokkan dengan kondisi
terbaru sesuai perkembangan zaman yang
dibidani dunia Barat (Kristen). Lebih lanjut
perlu redesigned (format ulang) pedidikan
Islam tanpa meninggalkan Islam sebagai dasar
ideologis dan praksisnya. Namun, sampai saat
ini, nampaknya proses pencarian identitas
pendidikan Islam belum final, karena banyak
faktor yang mempengaruhinya.
Setidaknya ada lima faktor yang mempengaruhi corak dan
dinamika pendidikan Islam. Kelima faktor tersebut adalah;
Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
Kedua, perkembangan masyarakat, Ketiga, perkembangan
politik, Keempat, perkembangan ekonomi, Kelima,
perkembangan agama dan budaya masyarakat di mana
pendidikan tersebut dilaksanakan.
Berdasar faktor di atas, maka dinamika pendidikan Islam
akan terus berlangsung dari zaman ke zaman. Di masa
mendatang pendidikan Islam diharapkan lebih mampu
mengakomodasi kebutuhan dan tuntutan zaman, tentu
saja tidak terlepas dari usaha-usaha umat Islam hari ini.
Sesuai dengan adagium yang cukup populer di kalangan
ahli sejarah, bahwa sebuah bangsa yang besar adalah
mereka yang tidak melupakan sejarah masa lalu atau yang
menghormati jasa pahlawannya. Ibarat seorang yang
sedang di atas kendaraan, yang mengemudikan
kendaraan butuh kaca spion untuk melihat kondisi di
belakangnya, dengan mengetahui itu, dia lebih leluasa
mengendalikan kendaraan mencapai tujuannya.
Maka, sejarah pendidikan Islam mencoba untuk menggali
khazanah pendidikan Islam masa lalu, dengan
menguraikan berbagai dimensi yang mempengaruhi
perkembangan, kemajuan dan kemunduran pendidikan
Islam, baik konteks nilai-nilai, lembaga, tokoh dan
sebagainya.
Selain itu, kualitas manusia Muslim belum teroptimalkan
secara individual apalagi secara massal. Kualitas manusia
Muslim Indonesia masih berada di tingkat menengah ke
bawah. Memang ada satu atau dua orang yang menonjol,
hanya saja kemenonjolan tersebut tidak mampu menjadi
lokomotif bagi rangkaian gerbong manusia Muslim lainnya.
Apalagi bila berbicara tentang kekompakan dan loyalitas
terhadap agama, sesama, dan kaum fakir miskin. Sebagian
besar dari manusia Muslim yang ada masih berkutat untuk
memperkaya diri, kelompok, dan pengurus partainya
sendiri. Ini terbukti dengan banyaknya para koruptor yang
berkeliaran di Indoneisa. Masih sangat sedikit manusia
Muslim Indonesia yang berani secara praktis-bukan hanya
orasi belaka-memberikan bantuan dan pemberdayaan
secara tulus ikhlas kepada sesama umat Islam, khususnya
para kaum fakir miskin.
Pendidikan Islam Modern adalah sebuah sarana atau pun
furshoh untuk menyiapkan masyarakat muslim yang benar-
benar mengerti tentang Islam. Di sini para pendidik muslim
mempunyai satu kewajiban dan tanggung jawab untuk
menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada anak
didiknya, baik melalui pendidikan formal maupun non
formal. Pendidikan Islam berbeda dengan pendidikan yang
lain. Pendidikan Islam lebih mengedepankan nilai-nilai
keislaman dan tertuju pada terbentuknya manusia yang
ber-akhlakul karimah serta taat dan tunduk kepada Allah
semata. Sedangkan pendidikan selain Islam, tidak terlalu
memprioritaskan pada unsur-unsur dan nilai-nilai
keislaman, yang menjadi prioritas hanyalah pemenuhan
kebutuhan indrawi semata.
Paradoksal fenomena di atas, yakni jumlah
manusia Muslim Indonesia yang sangat
besar akan tetapi tidak memiliki kekuatan
ideologi, kekuatan politik, kekuatan
ekonomi, kekuatan budaya, dan kekuatan
gerakan adalah secara tidak langsung
merupakan dari hasil pola pendidikan Islam
modern selama ini.
Seiring perjalanan sejarah, pendidikan Islam dari tahun ke
tahun semakin mengalami perkembangan. Apalagi setelah
muncul dua organisasi besar Muhammadiyah dan
Nahdhatul Ulama (NU). Kedua organisasi ini bergerak
dalam bidang dakwah melalui pendidikan, ada yang
dengan sistem klasik dan ada yang modern.
Walaupun jalan yang ditempuh oleh kedua organisasi ini
dalam mengembangkan pendidikan Islam berbeda, akan
tetapi tetap tujuan utamanya sama, yaitu sama-sama ingin
menjadikan Islam tetap berkembang di Indonesia melalui
cara-cara yang menurut masing-masing biasa dilakukan.
Praktek pendidikan Islam selama ini masih memelihara
budaya lama yang tidak banyak melakukan pemikiran
kreatif, inovatif dan kritis terhadap isu-isu aktual, model
pembelajaran yang masih menekankan pada pendekatan
intelektualisme verbalistik dan mengenyampingkan
urgensi interactive education and communication antara
guru dan murid, orientasi pendidikan Islam lebih
menitikberatkan pada pembentukan insan sebagai abdun
(hamba) bukan pada fitrahnya sebagai khalifah di bumi.
Islam bukanlah agama sekuler yang memisahkan urusan
agama dan dunia. Oleh sebab itu marilah kita melakukan
rekonstruksi untuk menuju dan ikut serta menorehkan
tinta emas dalam percaturan sejarah nasional? Marilah
kita bersatu, baik dari kalangan Dayah yang belajar di
Dayah maupun dari kalangan akademisi yang di perguruan
tinggi dan Universitas.
Jadi, apa kesimpulannya?
Bahwa generasi era modern saat ini HARUS MAMPU
menjalankan atau bahkan menciptakan system Pendidikan
dengan tujuan utama untuk meraih Kembali kejayaan
islam sebagai system dan peradaban dengan melahirkan
pendidik yang mampu menjawab tantangan zaman.
Pendidikan Islam harus mampu merubah diri, bukan hanya
bersikap mengedepankan ilmu-ilmu agama (ulum al-din)
saja, tetapi pendidikan Islam juga harus mampu menjawab
tantangan zaman. Tujuan pendidikan Islam seyogyanya
tidak hanya bertujuan untuk kebahagiaan ukhrawi saja,
tetapi juga harus bertujuan untuk kebahagiaan duniawi.
Pendidikan Islam harus mampu memasukkan IPTEK
kedalam kurikulum pendidikannya, sehingga peserta didik
mampu menguasai IPTEK sebagai bekal mereka untuk
menaungi samudra kehidupan. Di sinilah kemudian
penting untuk memadukan sistem pendidikan Islam
tradisional dengan sistem pendidikan Islam modern. Kedua
jenis pendidikan Islam (tradisional dan modern) tetap
selalu dibutuhkan.
Thank you for your attention

Anda mungkin juga menyukai