Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Putri Septiarini Mufidah

KELAS : 2D

NIM : 11200140000123

Video 1 : Kuliah Umum - PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN KONSTITUSI NEGARA
INDONESIA

Ringkasan Video:

Pancasila dengan konstitusi sangat berkaitan bahwa hukum aturan kebijakan itu tentu kita
perlukan dalam kondisi masyarakat Indonesia yang sangat majemuk yang terdiri dari berbagai
kebhinekaan yang muncul begitu ya maka perlu adanya konstitusi atau hukum agar hidup kita lebih
aman lebih tertib dan lebih terarah.

Menurut profesor Elly, konstitusi itu adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan
tentang bagaimana pemerintahan di atur atau di jalankan. Pengertian lain dari pada konstitusi itu
adalah sebagai dasar penyelenggran negara, Jadi bagaimana negara itu dijalankan. Dalam arti yang
luas konstitusi itu merupakan peraturan yang berisi ketentuan bagaimana pemerintahan dijalankan
itu baik tertulis maupun tidak tertulis. Bagaimana peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis
yang menentukan bagaimana lembaga negara dibentuk dan dijalankan.

Masalah konstitusi itu ada yang tertulis ada yang tidak tertulis . Yang tidak tertulis itu yang kita
kenal adalah yang disebut dengan Konvensi peraturan kebiasaan ketatanegaraan yang tidak diatur
dalam undang-undang dasar tertulis tadi yang menjadi acuan bagaimana penyelenggaraan negara
itu. Konstitusi itu terdiri daripada undang-undang dasar yang tertulis. Sedangkan yang tidak tertulis
adalah Konvensi. Istilah konstitusi ada konstitusi yang kita ketahui tadi konstitusi itu adalah hukum
dasar, kemudian konstitusi juga kita sebut sebagai hukum tertinggi. kemudian istilah di Jerman
terus berpacu kemudian di Belanda itu adalah konstitusi India Amerika itu istilahnya adalah
fundamental Law, kemudian di Perancis adalah konstitusional, kemudian dengan dalam bahasa
Latin adalah konstitusional, dan dalam bahasa Inggris saja adalah constitution

konstitusi yang bersifat fleksibel ini dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Menurut
Paul Winston fleksibilitas sebuah undang-undang dasar itu ditentukan oleh mudah tidaknya
undang-undang dasar itu dirubah. Tentu mudah tidaknya undang-undang dasar berubah itu adalah
sesuai dengan konstitusinya, tidak bisa tiba-tiba berubah begitu saja.
Video 2: Kuliah Umum dan Penandatanganan MoU antara UNP dengan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia

Ringkasan Video:

Mahkamah Konstitusi berperan sebagai lembaga peradilan salah satu pemegang kekuasaan
kehakiman di Republik kita ini dan tentu Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga peradilan yang
tugas sehari-harinya atau corbisnisnya yaitu memeriksa dan mengadili dan memutus perkara
konstitusi. Namun demikian dalam perjalanannya juga tentu saja memikul tanggungjawab dalam
rangka meningkatkan kesadaran konstitusional kesadaran masyarakat warga negara terkait dengan
hak-hak konstitusi warga negara. Dalam konteks inilah tentu Mahkamah Konstitusi tidak hanya
melaksanakan tugas menyelesaikan sengketa perkara konstitusi tetapi juga Mahkamah Konstitusi
mengambil peran untuk mendorong meningkatkan sekaligus menjamin hak konstitusional warga
negara dan juga dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran warga negara dalam berkonstitusi.

Video 3: Kuliah Umum Sekjen Mahkamah Konstitusi RI dalam rangka Dies Natalis Ke 69 Fakultas
Hukum Unhas

Ringkasan Video:

Digantikannya sistem division of power (pembagian kekuasaan) dengan separation of power


(pemisahan kekuasaan) mengakibatkan perubahan mendasar terhadap format kelembagaan negara
pasca amandemen UUD 1945. Berdasarkan division of power yang dianut sebelumnya, lembaga
negara disusun secara vertikal bertingkat dengan MPR berada di puncak struktur sebagai lembaga
tertinggi negara. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 sebelum perubahan menyatakan bahwa kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Sebagai pelaku sepenuhnya
kedaulatan rakyat, MPR sering dikatakan sebagai rakyat itu sendiri atau penjelmaan rakyat. Di
bawah MPR, kekuasaan dibagi ke sejumlah lembaga negara, yakni presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Mahkamah
Agung (MA) yang kedudukannya sederajat dan masing-masing diberi status sebagai lembaga tinggi
negara.

Akibat utama dari anutan sistem separation of power, lembaga-lembaga negara tidak lagi
terkualifikasi ke dalam lembaga tertinggi dan tinggi negara. Lembaga-lembaga negara itu
memperoleh kekuasaan berdasarkan UUD dan di saat bersamaan dibatasi juga oleh UUD. Pasca
amandemen UUD 1945, kedaulatan rakyat tidak lagi diserahkan sepenuhnya kepada satu lembaga
melainkan oleh UUD. Dengan kata lain, kedaulatan sekarang tidak terpusat pada satu lembaga tetapi
disebar kepada lembaga-lembaga negara yang ada. Artinya sekarang, semua lembaga negara
berkedudukan dalam level yang sejajar atau sederajat.

Dalam konteks anutan sistem yang demikian, lembaga negara dibedakan berdasarkan fungsi dan
perannya sebagaimana diatur dalam UUD 1945. MK menjadi salah satu lembaga negara baru yang
oleh konstitusi diberikan kedudukan sejajar dengan lembaga-lembaga lainnya, tanpa
mempertimbangkan lagi adanya kualifikasi sebagai lembaga negara tertinggi atau tinggi.
Sehingga, sangat tidak beralasan mengatakan posisi dan kedudukan MK lebih tinggi dibanding
lembaga-lembaga negara lainnya, itu adalah pendapat yang keliru. Prinsip pemisahan kekuasaan
yang tegas antara cabang-cabang kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif dengan
mengedepankan adanya hubungan checks and balances antara satu sama lain.

Selanjutnya, UUD 1945 memberikan otoritas kepada MK untuk menjadi pengawal konstitusi.
Mengawal konstitusi berarti menegakkan konstitusi yang sama artinya dengan “menegakkan hukum
dan keadilan”. Sebab, UUD 1945 adalah hukum dasar yang melandasi sistem hukum yang berlaku di
Indonesia. Dalam hal ini MK memiliki kedudukan, kewenangan serta kewajiban konstitusional
menjaga atau menjamin terselenggaranya konstitusionalitas hukum.

Video 4: Kuliah Umum bersama Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. di Auditorium UNP

Ringkasan Video:

Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. , Demokrasi kita ini belum berkebudayaan
indonesia karena sebagian besar rules of the gifts masih nyontek dari luar. Sebagian besa political
institusion atau institusi politik kita transplantasi dari luar. Maka timbul masalah antara dunia
kognitif/pengetahuan kita tentang institusi demokrasi dengan kelakuan kita. Maka ada perbedaan
antara kesadaran kognitif dengan kesadaran perilaku. Lembaga-lembaga seperti mahkamah
konstitusi dll yang bertugas mengawal konstitusi justru terbawa perilaku turun temurun yang
menyimpang, sehingga tidak mencerminkan perilaku pengawal konstitusi yang seharusnya.
Demokrasi indonesia harus kita kawal dengan gerakan inelektual supaya bisa memberikan
bimbingan moral supaya kebebasan pasar politik dan pasar ekonomi terarah secara moral dan
intelektual dan juga berbudaya serta berkebudayaan

Anda mungkin juga menyukai