Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Kondisi pendidikan islam objektif kontemporer

( di susun oleh memenuhi tugas mata kuliah sejarah pendidikan islam )


Tahun akademik 2023 / 2024

Dosen pembingbing
Ujang harisman M. Pd

Di susun oleh :
Sri wulandari
Lupita

Pendidikan agama islam darussalam sukabumi ( prodi tarbiyyah )


Tahun ajaran 2023 / 2024
Jln pasar ikan cibaraja Cisaat Selajambe sukabumi
BAB l
PENDAHULUAN
A latar belakang
Pendidikan Islam saat ini, dihadapkan pada berbagai perkembangan yang meniscayakan untuk
melakukan perubahan dan perbaikan sehingga mampu melakukan penyesuaian terhadap
perubahan tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi tantangan
bagi pendidikan Islam, terutama dalam menghadapi era globalisasi yang telah mampu
mengsistematiskan jarak dan waktu antar berbagai negara dalam pertukaran informasi dan
pengetahuan, khususnya dalam bidang pendidikan Islam.
Sebenarnya dalam pendidikan Islam itu sendiri sudah dijelaskan dalam al- Qur’an
dan hadits, namun masih sangat dibutuhkan pengembangannya dari berbagai aspek. Sadar atau
tidak berkembangnya pendidikan modern saat ini tidak lepas dari pendidikan Islam itu sendiri,
karena pendidikan Islam itu selalu membahas dan mengkaji tentang topik-topik terhangat
tentang pendidikan. Pendidikan Islam sebagai suatu disiplin ilmu telah diakui menjadi salah
satu bidang studi dan telah menarik minat kalangan pembelajaran untuk mengkajinya lebih
serius, tetapi sebagai sebuah bidang studi yang masih baru tampaknya disiplin ilmu ini belum
pesat perkembangannya dibandingkan dengan sejumlah bidang studi lainnya. Walaupun
begitu, potret pendidikan Islam sesungguhnya bisa dipaparkan dalam berbagai perspektif,
misalnya dari perspektif pembaharuan dan pendidikan Islam kontemporer khususnya di
Indonesia.
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana pendidikan Islam kontemporer?
2.Bagaimana kondisi objektif pendidikan Islam kontemporer?
C.Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui pengertian pendidikan Islam kontemporer.
2.Untuk mengetahui kondisi objektif pendidikan Islam kontemporer.
BAB II
PEMBAHASAN
A Pendidikan Islam Kontemporer
1.Pengertian Pendidikan Islam Kontemporer
Pendidikan Islam mempunyai sejarah yang panjang. Dalam arti luas, pendidikan Islam
berkembang seiring dengan munculnya Islam itu sendiri. Dalam kerangka masyarakat Arab,
dimana masyarakat Arab sebelum Islam pada dasarnya tidak mempunyai sistem pendidikan
formal. Oleh karena itu, Islam pertama kali berkembang dan kehadiran Islam lengkap dengan
upaya pendidikan dan sistemnya merupakan transformasi besar.
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-
nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah.
Menurut Mohammad Hamid an-Nasyir dan Kulah Abd Al-Qadir Darwis mendefinisikan
pendidikan Islam sebagai proses pengarahan. Perkembangan manusia (ri ‘ayah) pada sisi
jasmani, akal, bahasa, tingkah laku, kehidupan sosial dan keagamaan yang diharapkan pada
kebaikan menuju kesempurnaan.
Secara mendalam, Yusuf Qardlawi memberikan pemahaman yang terlihat secara nyata bahwa
pendidikan Islam sebagai “proses bimbingan dan arahan untuk menciptakan manusia
sempurna, rohani dan jasmaninya, etika dan keterampilannya, perasaan dan nalarnya sehingga
mereka siap menjalani kehidupan dengan baik dan sempurna kapanpun dan di manapun
berdasarkan ajaran-ajaran Islam”. Menurut pemahaman ini pendidikan
Islam memberikan pemahaman secara layak terhadap keberadaan manusia, Manusia dalam
pendidikan Islam dibimbing dan diperlakukan hingga menjadi preihadi yang utuh. Seperti
halnya manusia memiliki unsur jiwa. Dan raga dalam pendidikan Islam itu sendiri. La
mempunyai organ-organ kognitif semacam hati, intelek (akal) dan kemampuan-kemampuan
fisik.”
Pendidikan Islam Kontemporer adalah kegiatan yang dilaksanakan secara terencana dan
sistematis untuk mengembangkan potensi anak didik berdasarkan pada kaidah-kaidah agama
Islam pada masa sekarang.
1.Tujuan Pendidikan Islam Kontemporer
Tujuan Pendidikan Islam Kontemporer harus sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional
yang sesuai dengan UU Sisdiknas 2003 Pasal 1 ayat (2) yakni pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai- nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.”
2.Tantangan Pendidikan Islam Kontemporer
Sistem pendidikan Islam di Indonesia mengalami tantangan yang mendasar, untuk itu
diberlakukan upaya pembaharuan yang tanpa henti. Tantangan yang mendasar itu antara lain:
A Mampukah sistem pendidikan Islam Indonesia menjadi center of excellence bagi
perkembangan iptek yang tidak bebas nilai, yakni mengembangan iptek dengan sumber ajaran
al-Qur’an dan sunah.
B Mampukah sistem pendidikan Islam Indonesia menjadi pusat pembaharuan pemikiran Islam
yang benar-benar mampu merespon Tantangan zaman tanpa mengabaikan aspek dogmatis yang
wajib diikuti
C. Mampukah para pendidik Islam menumbuhkan pribadi-pribadi yang beriman dan bertakwa
yang sejati, lengkap dengan kemampuan keilmuan yang tiada batasnya?
B Kondisi Objektif Pendidikan Islam Kontemporer
1.Pesantren
Peserta didik di era milenial memiliki sikap ketergantungan terhadap media sosial,
sementara mereka belum dapat memilah dan memilih informasi yang di terimanya. Oleh karena
itu guru di era milenial perlu mempersiapkan diri dengan memperbaiki sikap dan
kompetensinya, sehingga menjadi figur yang menginspirasi peserta didiknya.
Rahmatan lil alamin merupakan ciri keagungan Islam, yang penjabaran secara kongkrit
diantaranya; orang lain ikut menikmatinya, merasakan faedahnya, terangkat martabatnya,
siapapun membutuhkannya dan semua orang terbantu olehnya. Adapun nilai-nilai rahmatan lil
alamin yang harus dimiliki guru agar mampu membimbing anak di era milenial, diantaranya,
humanis, kerjasama (networking), toleransi dan pluralisme, keseimbangan, keteladanan,
dialogis serta peningkatan kualitas sumber daya manusia, Baik secara normatif, filosofis dan
historis, pendidikan Islam siap menghadapi era milenial. Yakni siap dalam menyiapkan sumber
daya manusia yang dibutuhkan di era milenial, dan sekaligus dapat mengatasi berbagai
problema kehidupan yang timbul di era tersebut. Ada tiga aspek dalam modernisasi, inovasi,
dan pembaruan pesantren, yaitu metode, isi materi, dan manajemen. Sehingga seiring dengan
perkembangan zaman, maka terdapat beberapa hal yang mengalamai pembaharuan atau
perubahan dalam pesantren, yakni:
A Eformasi di Bidang Furu”
Hal-hal yang bersifat furu (cabang) telah mengalami perubahan guna menyesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat secara lebih luas. Perubahan ini bukanlah menganti keseluruhan
sistem pesantren, tetapi pembaruan terjadi pada hal-hal yang dianggap sebagai pelengkap,
bukan hal inti pondok pesantren. Perubahan ini misalnya terjadi pada kurikulum serta kegiatan
ekstrakurikuler pesantren. Penggunaan bahasa juga telah mengalami perubahan, yang awalnya
menggunakan bahasa daerah, kini telah berubah menggunakan bahasa Indonesia.
B. Kebijakan Pemerintah dan pendidikan
Pemerintah melalui Departemen Agama telah mengeluarkan. Kebijaksanaannya dalam
pendidikan, yaitu dengan SK Menag tentang penyelenggaraan pendidikan agama. Maka
berdirilah Madrasah Ibtidaiyah, Madrasa Tsanawiyah, Madrasah Aliyah serta Institut Agama
Islam Negen (IAIN) dengan tujuan mencetak ulama yang dapat menjawab tantangan zaman
dan memberi kesempatan kepada warga Indonesia yang mayoritas Muslim untuk mendalami
ilmu agama.
C. Pendidikan Islam Alternatif
Dewasa ini mulai berkembang pola pendidikan alternatif. Kekurangan-kekurangan
yang ada pada pondok pesantren mulai dibenahi sehingga kemudian bermunculan sekolah-
sekolah yang menganut sistem pesantren tetapi tidak menggunakan nama pesantren, seperti
munculnya SMP Plus atau SMA terpadu dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan sebagai strategi
pemasaran, karena tidak dapat dipungkiri masyarakat masih menganggap bahwa pesantren itu
bersifat kolot dan tertutup dari dunia modern, Hadiumya sistem pendidikan pada pondok
pesantren modern, merupakan keniscayaan dalam sistem pendidikan di Indonesia pada
umumnya. Sistem ini dianggap tepat bagi dunia pesantren (masa kini) untuk mempersiapkan
anak didiknya menjadi pribadi yang siap menghadapi tuntutan zaman. Sistem pendidikan
pondok pesantren
Modem, sebenarnya merupakan kelanjutan dari sistem pendidikan pondok pesantren
salafiyah, dimana kemunculannya bertujuan untuk beradaptasi dengan tuntutan zaman yang
ada. Sistem pendidikan pondok pesantren modern, berupaya memadukan sistem tradisional
dengan sistem modern, Begitu pula sistem pendidikan pondok pesantren modern, lebih terbuka
untuk mempelajari kitab kontemporer disamping kitab klasik. Salah satu ciri khas pondok
modem adalah bahasa yang digunakan oleh elemen pondok pesantren sebagai upaya menjawab
tantangan zaman yang dilaluinya. Mengenai sistem kepemimpinan, pada pondok pesantren
modern tidak hanya bertumpu pada kiai satu-satunya, akan tetapi bergesar dari karismatik ke
rasionalostik, dari otoriter paternalistik ke diplomatik partisipatif. Pada pondok pesantren
modern disamping menjadi lembaga pendidikan, disana juga menjadi lembaga sosial dimana
di pesantren modern, santri disiapkan untuk dapat secara cakap berdakwah di tengah-tengah.
Masyarakat Namun di sisi lain, adanya gagasan modernisasi pesantren yaitu dengan
memasukkan ilmu-ilmu umum ke dalam kurikulum pesantren telah menimbulkan
permasalahan. Kemudian muncul persoalan tentang bagaimana tepatnya secara epistimologi
menjelaskan ilmu-ilmu empiris dari kerangka epistimologi Islam. Kurikulum yang berorentasi
kekinian terus berlanjut dikhawatirkan pesantren tidak mampu lagi memenuhi fungsi pokoknya
yaitu menghasilkan manusia-manusia santri. Oleh karena itu pesantren harus mengkaji ulang
secara cermat dan hati-hati berbagai gagasan modernisasi tersebut dan pesantren harus lebih
mengorientasikan peningkatan kualitas para santrinya ke arah pengusaan ilmu-ilmu agama.
Meskipun ada kekhawatiran tersendiri dalam pergeseran dari pesantren tradisional menjadi
pesantren modern, namun aktualisasi modernisme lembaga pendidikan Islam khususnya
pondok pesantren menjadi keniscayaan yang perlu dipertimbangkan guna menjawab
Sebuah tantangan global. Kekhawatiran tersebut tentu berhubungan dengan identitas
pesantren yang bisa saja akan tergerus dengan nilai- nilai global yang begitu bebas. Namun
demikian, nilai modernitas yang dibarengi dengan kesiapan jati diri pesantren akan
memperkokoh identitas pensatren di kancah dunia. Tentu hal tersebut harus dibarengi dengan
kuatnya identitas pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mampu berkembang dalam
situasi apapun.”
1.Madrasah
Masyarakat di era sekarang (kontemporer) semakin menjadikan. Madrasah sebagai
lembaga pendidikan yang unik. Di saat ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, di
saat filsafat hidup manusia modern mengalami krisis moral dan keagamaan, dan di saat.
Perdagangan bebas dunia makin mendekati pintu gerbangnya, keberadaan madrasah tampak
makin dibutuhkan orang. Untuk mewujudkan harapan semua pihak, madrasah harus
melakukan perubahan di semua lini, baik mengenai peningkatan mutu pendidikan yang
mencakup kurikulum, materi, metode, sarana pendidikan, dan evaluasi. Peningkatan kualitas
SDM yang mencakup kepala sekolah, komite, guru, dan pihak-pihak yang terkait dengan
madrasah.”
Terlepas dari herbagai problem yang dihadapi, baik yang berasal dari dalam system seperti
masalah manajemen, kualitas input dan kondisi sarana prasarananya, maupun dari luar system
seperti persyaratan akreditasi yang kaku dan aturan-aturan lain menimbulkan kesan madrasah.
Sebagai “sapi perah”, madrasah yang memiliki karakteristik khas yang memiliki tumpuan
harapan bagin manusia modern untuk mengatasi
Keringnya hati dari nuansa keagamaan dan menghindarkan diri dari fenomena demoralisasi
dan dehumanisasi yang semakin merajalela seiring dengan kemajuan peradaban teknologi dan
materi. Sebagai jembatan antara model pendidikan pesantren dan model pendidikan sekolah,
madrasah menjadi sangat fleksibel diakomodasikan dalam Tuntutan pengembangan madrasah
akhir-akhir ini dirasa cukup tinggi. Pengembangan madrasah di pesantren yang pada umumnya
berlokasi di luar kota dirasa tidak cukup memenuhi tuntutan masyarakat. Oleh karena itu,
banyak madrasah yang berkembang di luar lingkungan pesantren, budaya agamanya, moral
dan etika agamanya tetap menjadi ciri khas sebuah lembaga pendidikan Islam tersebut. Etika
pergaulan, perilaku dan tampilan pakaian para siswanya menjadi daya tarik tersendiri, yang
menjanjikan kebahagiaan hidup dunia akhirat sebagaimana tujuan pendidikan Islam.
Sebenarnya, pendidikan di madrasah sendiri sudah mengalami perubahan besar-besaran.
Tetapi, karena perubahan masyarakat lebih. Cepat, maka dunia pendidikan bagaikan jalan
ditempat. Perbaikan. Kurikulum, peningkatan mutu guru dan pembinaannya, sebenarnya bisa
dibilang dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan pembangunan. Akan. Tetapi, usaha yang
baik itu kurang dibarengi dengan kesungguhan untuk memperbaiki perangkat pendukungnya
seperti guru, sarana prasarana, serta kebijakan administratif. Komponen-komponen yang
diperlukan tidak dapat berjalan bersamaan, sehingga terjadi kepincangan dan kegagalan dalam
perbaikan.”
2. Sekolah Islam Terpadu
Dalam menghadapi era global tentu kebutuhan akan ilmuan yang tak hanya pandai dalam
hal akademis tapi juga dalam akhlaq dan spiritualitasnya menjadi kebutuhan yang pokok.
Karena teknologi yang berkembang sedemikian pesatnya takkan mampu mengubah peradaban
manusia menjadi lebih baik tanpa individu-individu yang memiliki keterpaduan pengetahuan
sains dan Islam. Perannya sebagai lembaga sekolah formal yang diakui pemerintah dalam hal
mutu juga patut menjadi pelajaran bagi sekolah sekolah Islam pada umumnya, Sekolah Islam
Terpadu merupakan pendatang baru dalam kancah. Pendidikan di Indonesia sehingga mereka
memiliki pilihan yang fleksibel terhadap kurikulum yang diterapkan. Meskipun demikian, ada
pertimbangan-pertumbangan tertentu yang dipakai ketika memilih kurikulum yang akan
diterapkan. Pertimbangan tersebut sebagai contoh adalah pertimbangan pragmatis. Karena
berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maka mereka harus memilih
antara. Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kurikulum Kementerian
Agama. Pertimbangan ini dilakukan dalam rangka untuk memberikan nilai plus kepada para
pengguna lembaga pendidikan tersebut Dengan demikian, kurikulum yang diterapkan oleh
Sekolah Islam. Terpadu pada dasarnya adalah kurikulum yang diadopsi dari kurikulum
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan berbagai modifikasi di sana-sini. Jika
melihat struktur kurikulumnya, Sekolah Islam Terpadu merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan nasional. Sekolah Islam Terpadu menerima seluruhnya mata pelajaran dari
kurikulum nasional. Kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
yang kemudian dijadikan sebagai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 tahun
2006, terdapat 8 mata pelajaran untuk siswa Sekolah Dasar ditambah dengan muatan lokal dan
pengembangan
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan
nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya yaitu al-Qur’an dan as-
Sunnah. Tujuan Pendidikan Islam Kontemporer harus sesuai dengan tujuan pendidikan
Nasional yang sesuai dengan UU Sisdiknas 2003 Pasal 1 ayat (2) yakni pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berakar pada nilai- nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman
Sistem pendidikan pondok pesantren modern, sebenarnya merupakan kelanjutan dari
sistem pendidikan pondok pesantren salafiyah, dimana. Kemunculannya bertujuan untuk
beradaptasi dengan tuntutan zaman yang ada. Sistem pendidikan pondok pesantren modern,
berupaya memadukan sistem tradisional dengan sistem modern. Begitu pula sistem pendidikan
pondok pesantren modern, lebih terbuka untuk mempelajari kitab kontemporer disamping kitab
klasik. Masyarakat di era sekarang (kontemporer) semakin menjadikan. Madrasah sebagai
lembaga pendidikan yang unik. Untuk mewujudkan harapan. Semua pihak, madrasah harus
melakukan perubahan di semua lini, baik mengenai peningkatan mutu pendidikan yang
mencakup kurikulum, materi, metode, sarana pendidikan, dan evaluasi. Sekolah Islam Terpadu
ingin mengimplementasikan. Konsep integrasi ilmu dalam kurikulumnya. Sekolah Islam
Terpadu juga menekankan keterpaduan dalam metode pembelajaran sehingga dapat
mengoptilmalkan ranah kognitif, afektif, dan konatif. Sekolah Islam Terpadu juga memadukan
pendidikan aqliyah, ruhiyalı, dan jasadiyah. Dalam penyelenggaraannya memadukan
keterlibatan dan partisipasi aktif lingkungan belajar yaitu sekolah, rumah, dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khairil. “Pendidikan Islam Kontemporer: Antara Konsepsi dan Aplikasi.”
Tesis: UIN Raden Intan Lampung, 2018.
Muchsim, Bashori dan Abdul Wahid. Pendidikan Islam Kontemporer. Bandung:
PI Refika Aditama, 2009.
An Nasyir, Mohammad Hamid dan Kulah Abd al-Qadir Darwis. Ilmu Pendidikan Islam.
Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang. 2009.
Rahim, Abdan, “Peran Madrasah Sebagai Pendidikan Islam Masa Kini (Studi Tradisi dan
Perbahan),” Jurnal At-Ta’dib. 9, No.2 (2014) 15 November, 2019
http://ejoumal unida gontor ac id/index.php/tadib/article/download/312/285
Rasjid, Anwar, “Urgensi Madrasah di Era Kontemporer,” Jurnal Pendidikan. Agama Islam 1,
No.1 (2013) 17 November, 2019
http://jurnalpei uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/download/10/10.

S., Nilna Azizatus, Haidar Ali dan Nurhayati S., “Model Pondok Pesantren di Era Milenial,”
Belajea: Jurnal Pendidikan Islam 4, No.1 (2019) – 15 November, 2019
https://journal nodacurup.ac.id/index.php/belajea/article/download/585/569.
Suyatno, “Sekolah Islam Terpadu, Filsafat, Ideologi, dan Tren Baru Pendidikan
Islam di Indonesia, Jurnal Pendidikan Islam 2, No.2 (2013) 17. November, 2019
http://ejournal.uin- suka ac.id/tarbiyah/index.php/IPI/article/download/1151/1047
Wahid, Abd Hamid, Chusnul Muali, dan Arofah Aprilia Putri, “Rekonstruksi Pendidikan Islam
Kontemporer dalam Perspektif Transformasi Sosial,” Jurnal Pendidikan Islam 7. No.1 (2018)
14 November, 2019-
http://ojs.staituankutambusai.ac.id/index.php/hikmah/article/view/83.

Anda mungkin juga menyukai