Anda di halaman 1dari 6

A.

Adab Murid dalam Belajar dan dalam Pembelajaran


Di dalam kegiatan belajar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
seorang murid. Hal- hal tersebut terkait dengan cara, akhlak, dan keseriusan murid
dalam belajar. Ini semua perlu dilakukan sebagai hal yang menjembatani seorang
murid untuk mendapatkan ilmu yang berkah dan keridaan Allah SWT. Adab seorang
murid dalam belajar tersebut meliputi:

1. Bersikap Sabar, Tekun, dan Ulet Selama Belajar.

Kesabaran, ketekunan, dan keuletan seorang murid sangat dibutuhkan selama


ia mencari ilmu. Seorang murid harus sabar dalam menghadapi kesulitan selama
mencari ilmu. Seorang murid yang ingin mendapatkan ilmu yang berkah harus
bersikap sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan. Di dalam kita Ta’lim Muta’alim,
ada sebuah kutipan kalimat yang pernah di ucapkan Sayyidina Ali bin Abi Thalib,
“ketahuilah, kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan bekal enam perkara,
yaiu kecerdasan, semangat, bersabar, memiliki bekal, petunjuk dan bimbingan guru,
dan waktu yang lama.” Selain itu ketekunan dan keuletan juga sangat dibutuhkan.
Seperti kalimat yang terdapat di sebuah Mahfudzot yang berbunyi “Man Jadda wa
Jada” yang artinya adalah barang siapa yang bersungguh-sungguh (dalam mencapai
suatu hajat) maka ia akan mendapat (hajatnya tersebut). Segala sesuatu hanya bisa
dicapai dengan kesungguhan, begitu pula dengan ilmu. Maka dari itu kadar
kesungguhan kita dalan mencari ilmu akan menentukan keberhasilan kita dalam
belajar.

2. Menghormati Ilmu dan Sumber Ilmu

Adab yang kedua adalah menghormati ilmu dan sumber ilmu. Termasuk
dalam sumber ilmu adalah guru dan buku. Menghormati buku sebagai sumber ilmu
juga merupakan adab penting yang harus diperhatikan oleh seorang pelajar. Ada
beberapa adab untuk mengormati buku yang dijelaskan di dalam kitab Ta’lim
Mutaalim. Pertama, tidak memegang kitab (buku) kecuali dalam keadaan suci. Imam
Syamsul A’immah Al-Halwani berkata, “Aku memperoleh ilmu karena aku
menghormatinya. Aku tak pernah mengambil kitab kecuali dalam keadaan suci.”
Kitab yang dijelaskan dalam kitab Ta’lim Mutaalim sebenarnya lebih merujuk kepada
kitab-kitab yang digunakan untuk mengaji ilmu agama.
Namun, tidak ada salahnya kita menerapkan hal ini ketika kita juga
mempelajari buku-buku yang membahas ilmu umum. Jika kita dalam keadaan suci
insyaallah Allah akan memberikan kemudahan lebih dalam memahami ilmu yang kita
pelajari. Selain itu, ilmu umum juga tetaplah ilmu dan kita harus tetap
menghormatinya dan sumbernya. Kedua, tidak menaruh kitab/buku di kaki dan di
tempat kak (lantai). Ketiga, hendaknya tidak menaruh sesuatu di atas kitab/buku
kecuali buku lainnya. Keempat, hendaknya tidak menggunakan tinta merah ketika
menulis kitab/buku.

3. Menghormati Sesama Pelajar

Menghormati sesama pelajar juga merupakan adab yang harus diperhatikan


selama menuntut ilmu. Berprilaku baik, saling tolong menolong, dan tidak
meremehkan kemampuan satu sama lain merupakan adab menghormati teman sesame
pelajar. Dalam menuntut ilmu fastabiqul khairat merupakan hal yang sangat penting,
oleh karena itu hendaknya para pelajar tidak meremehkan pelajar yang lain. Selain itu,
termasuk menghormati sesama pelajar adalah sering bermusyawarah. Bermusyawarah
adalah hal yang sangat dianjurkan dalam islam ketika sedang mencari ilmu. Kitab
Imam Az-Zarnuji dalam kitabnya menjelaskan bahwa manusia ada tiga macam.
Pertama, orang yang benar sempurna, yaitu orang yang benar pendapatnya dan selalu
bermusyawarah. Kedua, orang yang setengah sempurna, yaitu orang yang benar
pendapatnya tetapi tidak mau bermusyawarah. Ketiga, orang yang tidak sempurna
sama sekali, yaitu orang yang pendapatnya salah dan tidak mau bermusyawarah.

B. Adab Murid terhadap Guru


Seperti yang kita tau bahwa dalam menuntut ilmu, guru adalah seorang yang
sangat mulia dan harus dimuliakan. Jadi, Seorang pelajar harus menghormati gurunya,
karena gurulah yang telah memberinya ilmu dan membimbingnya meninggalkan
kebodohan. Disebutkan pada kalimat pertama bab “Penghormatan terhadap Ilmu dan
Guru” dalam kita Ta’lim Mutaalim bahwa seorang pelajar tidak akan memperoleh ilmu
dan tidak akan mendapatk manfaatnya tanpa mau menghormati ilmu dan guru. Berikut
adalah beberapa adab murid terhadap guru yang dijelaskan dalam kitab Ta’lim Mutaalim.

1. Tidak berjalan di depannya, tidak duduk di tempatnya, dan tidak berbicara kepadanya
kecuali dengan izinnya.

Seperti yang kita ketahui, hal-hal pertama mengenai adab seorang murid terhadap
guru yang dicontohkan oleh Imam Az-Zarnuji tersebut pastinya sering sekali tidak
diketahui oleh pelajar zaman sekarang. Jangankan untuk tidak berbicara kepada
seorang guru tanpa seizinnya, pelajar zaman sekarang bahkan berani untuk
membicarakan kejelekan-kejelekan gurunya kepada orang lain. Hal itulah yang harus
menjadi perhatian kita semua sebagai seorang pelajar.

2. Hendaknya tidak banyak berbicara di hadapan guru, tidak bertanya ketika beliau
Lelah atau bosan, tidak mengetuk pintu rumahnya, dan menjaga waktu.
Seorang pelajar harus mencari kerelaan hati guru dan menjauhi hal-hal yang
menyebabkan kemurkaannya. Mematuhi perintahnya asalkan tidak bertentangan
dengan agama.

3. Menghormati dzuriyah dan kerabatnya

Termasuk menghormati guru adalah menghormati dzuriyah dan kerabatnya. Imam


Az-Zarnuji berkata “Guru kami Kyai Burahnuddin, pengarang kitab Al-Hidayah
bercerita bahwa salah seorang pembesar negeri Bukhara duduk dalam suatu majlis
pengajian. Di tengah-tengah pengaijian ia sering berdiri. Lalu oleh teman-temannya
ditanya mengapa berbuat demikian. Dia menjawab, sungguh putra guruku sedang
bermain di jalan. Oleh karena itu jika aku melihatnya aku berdiri untuk
menghormatinya.” Begitulah keta’dziman dan ketawuduan seorang ulama yang kita
pun wajib mencontohnhya.
C. Adab Guru dalam Pembelajaran
Selain seorang pelajar, seorang guru pun mempunyai adab yang sepatutnya untuk
dilakukan dan dimiliki seorang guru dalam menjalankan proses pembelajaran. Adab
tersebut adalah selalu menjaga harkat dan martabatnya. Seorang guru sepatutnya
selalu menjaga harkat dan martabatnya. Salah satunya yaitu dengan selalu menjaga
akhlakul karimahnya. Seorang guru tidak sepatutnya berbuat maksiat atau hal-hal
buruk yang tidak sepantasnya dilakukan oleh orang yang berilmu karena hal tersebut
dapat menjatuhkan harkat dan martabatnay. Seorang guru adalah teladan bagi murid
oleh karena itu seorang guru harus mencontohkan hal-hal baik kepada muridnya.

D. Adab Guru terhadap Murid

Adab guru kepada murid tak lain dan tak bukan adalah Membimbing,
menyayangi, memberikan nasihat, menyantuni dan sabar. Seperti yang dikatakan
imam abu hanifah tentang kiai hammad bin abi sulaiman “beliau adalah seorang guru
berakhlak mulia, penyantun dan penyabar. Aku bertahan mengaji kepadanya hingga
aku seperti sekarang ini.” Hal-hal tersebutlah yang menjadi kewajiban guru kepada
muridnya. Selain itu, guru juga harus sering memberikan arahan dan nasihat kepada
muridnya. Karena hal tersebut merupakan bentuk kepedulian seorang guru kepada
muridnya. Dalam kitab Ta’lim Mutaalim dijelaskan bahwa, “mencari ilmu adalah
perbuatan yang luhur dan perkara yang sulit, maka bermusyawarahlah atau meminta
nasihat kepada orang alim penting dan suatu keharusan.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian seseorang tercermin dari akhlak yang mulia, dia akan
mengantarkan seseorang kepada martabat yang tinggi. Akhir-akhir ini adab yang
mulia merupakan hal mahal yang sulit dicari. Minimnya pemahaman akan nilai-nilai
adab yang terkandung dalam al-qur’an dan hadits akan semakin memperparah kondisi
kepribadiaan seseorang.
Adab merupakan bagian Pendidikan yang sangat penting yang berkenaan
dengan aspek-aspek sikap dan nilai, baik individu maupun berhubungan dengan social
masyarakat. Adab yang baik akan memberikan pengaruh dalam kehidupan. Sehingga
ada pepatah yang mengatakan “adab lebih tinggi dari ilmu”.
Oleh karena itu, nilai yang terkandung dalam agama perlu diketahui,
dipahami, diyakini dan diamalkan oleh manusia Indonesia agar dapat menjadi dasar
kepribadian sehingga dapat menjadi manusia yang utuh Mengingat begitu pentingnya
adab dalam kehidupan, sampai hal terkecil pun mempunyai aturan tersendiri.
(Zainuddin Ali, 2011: 32-33). Dalam mewujudkan perubahan dan perkembangan
kearah yang lebih baik, maka perlu adanya penyesuaian dan realisasi dalam
pembelajaran dan kehidupan, sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat
menghasilkan kualitas yang baik. Penyesuaian tersebut dapat dilakukan dengan
kurikulum dan materi pembelajaran, proses pembelajaran dan pembinaan, serta
dengan kegiatan ekstra kurikuler.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Syarah Ta’lim Al-Muta’allim, Panduab Etika dan Metode dalam Menuntut Ilmu, oleh
Syaikh Az-Zarnuji

https://majalahnabawi.com

https://akurat.com
http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id

http://ppmal-kautsarmuhammadiyah.ponpes.id

Anda mungkin juga menyukai