Anda di halaman 1dari 2

MACAM – MACAM KONSTITUSI

Menurut K.C. Wheare dilihat dari wujudnya Konstitusi digolongkan dalam :

1. Konstitusi tertulis dan Konstitusi tidak tetulis (written constitution and unwritten
constitution) .
Konstitusi tertulis adalah Undang-undang atau konstitusi yang ditetapkan dalam
dokumen resmi. Sedangkan , Konstitusi tidak tertulis adalah suatu naskah dan
dipengaruhi oleh tradisi dan adat istiadat. 
2. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar yang fleksibel dan
Undang-Undang Dasar yang rigid atau kaku.
a. Undang-undang fleksibel adalah konstitusi yang dapat diubah tanpa prosedur atau
prosedur khusus. Setiap konstitusi tertulis memuat pasal amandemen (perubahan).
Hal ini disebabkan karena suatu konstitusi, meskipun dimaksudkan untuk jangka
panjang, ia selalu tertinggal dari perkembangan sosial, dan terkadang juga
kemungkinan perkembangan tersebut terjadi, maka konstitusi harus diubah. 
b. Undang-undang Dasar yang rigid atau kaku
Undang-undang Dasar kaku atau rigid adalah konstitusi yang memerlukan prosedur
perubahan melalui prosedur khusus. Sesuatu Konstitusi pada hakekatnya adalah
hukum dasar yang menjadi dasar bagi peraturan perundang-undangan lainnya. Karena
standarnya lebih tinggi dan menjadi dasar bagi undang-undang lain juga, pembuat
undang-undang menetapkan cara perubahan yang tidak mudah, karena tujuannya agar
oranglain tidak mudah mengubah Undang-Undang Dasar. 

3. Konstitusi derajat tinggi dan Konstitusi tidak derajat tinggi


(supreme constitutions and not supreme constitutions).
Konstitusi derajat tinggi adalah Konstitusi yang mempunyai kedudukan
tertinggi dalam negara. Dalam hal ini Undang-Undang Dasar diletakkan paling atas
dalam tata urutan hukum tertulisnya. Undang-Undang Dasar yang mempunyai kedudukan
yang tertinggi disebut supreme constitutions. Sebaliknya Undang-Undang Dasar dapat
pula didudukkan dalam kedudukan yang sederajat dengan undang-undang biasa, hanya
saja dianggap mempunyai sifat yang istimewa, yang khusus, yang isinya bersifat
fundamental atau penting yang disebut dengan non supreme constitutions.

4. Konstitusi serikat dan Konstitusi kesatuan (federal constitutions


and unitary constitutions).

Klasifikasi ini didasarkan pada bentuk pemerintahan yang dipilih oleh negara tersebut.
Jika negara berbentuk serikat, maka akan mendapatkan sistem pembagian kekuasaan
antara pemerintah federal dan negara bagian. Pemisahan kekuasaan diatur dalam
konstitusi atau undang-undangnya. Pemisahan kekuasaan ini tidak terdapat pada negara
kesatuan karena semua kekuasaan terkonsentrasi pada pemerintah pusat, meskipun
dikenal juga dengan sistem desentralisasi. Ini juga diatur dalam konstitusi yang kesatuan. 

5. Konstitusi negara republik dan Konstitusi negara kerajaan


(republican and monarchical constitutions).
Klasifikasi ini didasarkan pada bentuk pemerintahan. Jika suatu negara mengikuti bentuk
pemerintahan republik, konstitusinya diklasifikasikan sebagai "konstitusi Republik". Dan
sebaliknya
Ketika suatu negara mengikuti satu bentuk pemerintahan, konstitusinya diklasifikasikan
sebagai "konstitusi monarki". 

Widyawati. (2016) “Negara Hukum, Konstitusi, Dan Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan” UNISSULA PRESS Semarang

Anda mungkin juga menyukai