Anda di halaman 1dari 2

1.

Jauhi perdagangan barang atau kegiatan ilegal

Seorang pengusaha Muslim harus berjanji untuk menjauhi transaksi barang atau kegiatan ilegal.

Komitmen itu adalah penggenapan Firman Allah dalam Q.S.alA’raf (7) : 32, sebagaiberikut:
“Katakanlah (Muhammad), “siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
disediakan untuk hamba-hambanya dan rezeki yang baik-Baik? Katakanlah, “Semua itu utuk orang-
orang yang beriman dalam. Dalam kehidupan dunia, dan khusus (untuk mereka saja) pada hari
Kiamat.”

2. Jauhi penipu

Penipuan dalam bisnis berarti setiap transaksi yang melibatkan ketidakjelasan, penipuan, perjudian
dan tidak ada kesepakatan yang jelas. Semua transaksi yang menggiurkan namun tidak jelas, bisa
dikelompokan kedalam penipuan, sebaimana yng dikatakan Ibn Taimiyah: “Penipuan adalah
transaksi yang tidak jelas akibatnya.” Islam mengharamkan transaksi yang memiliki unsur penipuan.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslimdari Abu Hurairah, Rasulullah melarang model bisnis
penipuan mengandung unsur penipuan.”

3. Jual beli halal

Hukum dasar bisnis Islam diperbolehkan kecuali yang dilarang. Ini berarti bahwa semua aktivitas
komersial diperbolehkan kecuali aktivitas yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Mengenai hal ini,
Nabi SAW menyatakan dalm ha“Pernah suatu saat Nabi Muhammad saw ditanya, ”ya Rasulullah,
pekerjaan apakah yang terbaik? “Beliau menjawab,”pekerjaan yang terbaik ialah usahanya seorang
dengan tangannya sendiri dan semua jual beli dianggap baik.”

4. Adil

Allah SWT menganjurkan untuk mempraktekkan keadilan dalam bisnis dan aktivitas lainnya. Dalam
al-Qur’an, Ia berfirman mengenai perintah berbuat Adil, menyempurnakan takaran:

َ‫ُوااٌ ْل ِمی َزان‬


ْ ‫ْط َوالَتُجْ ِسر‬
ِ ‫ب بِا ٌ ْلقِس‬
َ ‫وااٌ ْل َو ْز‬
ْ ‫َوَأقِی ُم‬

”Dan tegakanlah neraca itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu”.

5. Integritas

Dalam bisnis, kejujuran diartikan sebagai kejujuran dalam semua proses bisnis yang dilakukan tanpa
kecurangan. Sikap ini dimaknai dalam Islam sebagai iman. Sementara sifat ghararatau penipuan dan
berbuat curang secara tegas dalam Al-Qur’an juga disebut sebagai kemunafikan. Sebagaimana dalam
Q.S An-Nisa:145, yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang munafik itu (ditempatkan) pada
tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu ........ tidak akan mendapat penolongpun bagi
mereka.”

6. Tepati janji Anda

Allah menganjurkan untuk menepati janji dalam jual beli dan aktivitas lainnya.

Disebabkan dalam al-Qur’an:

‫وابِا ٌ ْل ُعقُو ِد‬


ْ ُ‫یََأیُّھَااُلَّ ِذینَ َءا َمنُواَْأوْ َأوْ ف‬

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Abdullah bin Abdul Hamzah mengatakan,
“Aku telah membeli sesuatu dari Nabi sebelum ia menerima tugas kanabian. Karena masi ada urusan
dengannya, maka aku menjanjikan untuk mengantarkan padanya, tetapi aku lupa. Ketika teringat
tiga hari kemudian, kemudian aku pergi ke tempat tersebut dan menemukan nabi.”

7. Menulis pembayaran gratis

Allah SWT menganjurkan untuk menulis transaksi bisnis non tunai (jual-beli, hutang, sewa, dll) atau
menghadirkan dua orang saksi jika debitur adalah orang yang lemah atau lemah. Firman-Nya dalam
Q.S. Al-Baqarah (2) : 282-283. Allah dan Rasul membolehkan menggunakan barang tanggungan
(barang jaminan atau barang gadai), jika tidak memperoleh penulis. Terkait hal ini, nabi juga pernah
menggadaikan ba ju besinya kepada orang Yahudi. Dari Anas ra, bahwa dia pergi kepada Nabi Saw
membawa roti gandum dan keju yang banyak.”

8. Kesepakatan

Allah memerintahkan berurusan dengan preferensi atau kesepakatan antara keduanya. Dalam al-
Qur’an, Allah berfirman. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha penyayang
kepadamu.”

9. Meninggalkan toko ketika tiba waktunya shalat dan membayar zakat

Allah SWT menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Allah juga menghendaki agar semua
perbuatan manusia diarahkan pada tujuan diciptakannya, yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Bisnis.
Itu adalah salah satu dari kegiatan tersebut, sehingga lupa untuk beribadah kepada Allah saat
melakukannya tidak diperbolehkan. Tentang hal ini Allah berfirman: “Laki-laki yang tidak dilalaikan
oleh perniagaan dan tidak pula (oleh) jual beli dari mengingat Allah dan (atau) mendirikan shalat dan
(atau) membayar zakat. Mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi
goncang. (mereka mengerjakan itu) supaya Allah menambah karunianya kepada mereka. Dan Allah
memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakinya tanpa batas.”

Anda mungkin juga menyukai