Anda di halaman 1dari 10

Etika Bisnis dalam

Al-Qur’an dan Hadist


Fira Fara Firdaus (G74218082)
01
Etika Bisnis
Islam 02
Dewi Fatmasari (G94218162)

Nurul Ihsan (G94218212)


03
Prinsip yang mengatur hidup manusia Usaha yang terorganisir yang menghasilkan atau
menjual barang untuk mendapatkan keuntungan

Etika Bisnis dalam Al-Qur’an ‫الخلك\ أخالق‬ Business

Larangan berdagang Surat Al-Jumah


saat sholat jum’at ayat 10 Etika Bisnis

Etika Bisnis dalam Hadist


Pengertian
Prinsip Etika Bisnis Islam

Etika Bisnis dalam Al- Jujur


1. Unity (kesatuan)
2. Equilibrium (keadilan/ keseimbangan)
Qur’an dan Hadist
3. Kehendak Bebas (free Will)
4. Responsibility (pertanggung jawaban)
Amanah
5. Ihsan

Murah
Hati
Sumber Etika Bisnis Islam

Nilai illahiyat
Tidak melupakan
akhirat
Nilai insaniyat
Pengertian

1. Etika
Etika merupakan dasar baik dan buruk yang menjadi referensi pengambilan keputusan individu
sebelum melakukan serangkaian kegiatan. Etika berasal dari bahasa latin ‘etos’ yang berarti
‘kebiasaan’. Sedangkan pe‫ى‬gertian etika dalam Bahasa arab adalah ‘akhlak’ bentuk jamak dari
mufrodnya ‘khuluq’ artinya ‘budi pekerti’.
Menurut istilah, Etika merupakan suatu kebiasaan perilaku manusia dalam melakukan kegiatan yang
dapat memunculkan sifat baik atau buruk, dan saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain.

2. Bisnis
Bisnis berasal dari bahasa inggris yang berarti: perusahaan, urusan atau usaha. Menurut istilah, bisnis
adalah suatu kegiatan individu yang terorganisasi yang menghasilkan dan menjual barang dan jasa
guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara umum kegiatan ini
ada di dalam masyarakat, dan ada dalam industry.
Istilah bisnis dalam Al-Quran yaitu al-tijarah dan dalam bahasa arab tijaraha, berawal dari kata dasar t-
j-r, tajara, tajranwatijarata, yang bermakna berdagang atau berniaga
Etika Bisnis Menurut Al-Qur’an
Berdagang bukan hanya sekedar mencari untung saja namun bagaimana kita mampu menjalin komunikasi yang baik kepada
konsumen melalui etika-etika bisnis. Seperti yang telah difirrmankan oleh Allah dalam surat Al-jumuah ayat 10:
۱۰: ‫(الجمعة‬ ‫هللا َوا ُذ ُك ُرهللاَ َكثِ ْيرًا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح ُْو َن‬ ِ ْ‫صالَةُفَا ْنتَ ِشر ُْوا فِي ْاآلَر‬
ِ ‫ض َوا ْبتَ ُغ ْوا ِم ْن فَضْ ِل‬ ِ ُ‫فَا ِء َذا ق‬
َّ ‫ضيَ ِة ال‬
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsir ibnu Katsir juz 28 di halaman 10 penafsiran ayat di atas adalah setelah Allah melarang kaum
muslimin berdagang saat shalat jum’at ditunaikan, Allah mengizinkan kita untuk mencari karunia Allah yang berupa rizki yang
diberikan Allah (berdagang) lagi setelah shalat jum’at selesai ditunaikan.
Firman Allah selanjutnya dan berdzikirlah kamu kepada Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung “. Yakni ketika kalian
sedang melakukan jual beli , dan ada saat kalian mengambil dan memberi hendaklah selalu ingat pada Allah dan janganlah
kesibukan dunia melupakan kalian dari hal-hal yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Oleh karena itu di dalam hadits disebut
َ ‫ف َح َسنَ ٍة َو َم َحا َع ْنهُ أَ ْل‬
‫ف‬ ِ ‫ف أَ ْل‬
َ ‫ب لَهُ أَ ْل‬ َ ‫ك َولَهُ ْا‬
َ ِ‫ ُكت‬ ,‫لح ْم ُد َوهُ َو َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬ ُ ‫لَهُ ْال ُم ْل‬ ,ُ‫ْك لَه‬ ِ ‫ّم ْن َد َخ َل س ُْوقًا ِم َن ْاآلَ ْس َو‬
َ ‫الَإِلَهَ إِالَّهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬ :‫اق فقال‬
ِ ‫أَ ْل‬.
‫ف َسيِّئَ ٍة‬
Artinya: “ Barangsiapa masuk ke salah satu pasar, kemudian dia mengucapkan: “ Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali
Allah yang maha esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, kerajaan bagi-Nya, dan Dia maha Kuasa atas segala sesuatu, “ maka Allah akan
mencatat baginya sejuta kebaikan dan akan menghapuskan darinya sejuta keburukan.”
Etika Bisnis menurut Hadits
JUJUR AMANAH
Artinya: “Orang yang bertransaksi jual beli masing- Artinya: Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu
masing memilki hak khiyar (membatalkan atau ‘anhu bahwa Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa
melanjutkan transaksi) selama keduanya belum sallam bersabda, “Seorang pedagang muslim
berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka yang jujur dan amanah (terpercaya) akan
keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-
jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak orang shiddiq dan orang-orang yang mati
terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya syahid pada hari kiamat (nanti).”
akan hilang” (Muttafaqun Alaihi).

Etika Hadits
MURAH HATI Bisnis Rasul TIDAK MELUPAKAN AKHIRAT
“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah Artinya: “ Akan datang kepada umatku suatu masa
penghasilan para pedagang yang mana apabila dimana mereka mencintai lima perkara dan melupakan
berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak lima perkara pula.
khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila 1. Mereka mencintai dunia dan melupakan akhirat,
membeli tidak mencela, apabila menjual tidak 2. Meraka mencintai kehidupan dan melupakan
berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila kematian,
berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan 3. Mereka mencintai gedung-gedung dan melupakan
apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang kuburan.
sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di 4. Mereka mencintai harta mbenda dan melupakan
dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221). hisab di akhirat,
5. Mereka mencintai mahluk dan melupakan khaliqnya.
Hadits Lain
Diriwayatkan dari Umar bahwa Rasulullah Diriwayatkan dari Rifa’ah bin Rafi’, bahwa Nabi
Saw., bersabda : “Pedagang yang jujur, SAW., pernah ditanya: “Pekerjaan apakah yang
terpercaya dan muslim akan bersama para paling baik?” Beliau menjawab: “ Pekerjaan
Nabi, orang-orang yang jujur, dan para seseorang dengan tangannya dan setiap jual beli
syuhada pada hari kiamat” yang baik” (H.R Al-Bazzar dan Dianggap Shahih
menurut al-Hakim).

Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa
Rasulullah Saw., bersabda: “Dua orang Rasulullah SAW., bersabda:
yang melakukan jual beli, masing-masing “Janganlah sebagian diantara kamu
berhak menentukan pilihan satu sama lain membeli dagangan yang dibeli
sebelum mereka berpisah” (ditawar) oleh orang lain” (H.R
Muslim).
Prinsip Etika Bisnis
Kesatuan (Tauhid/Unity)
Sumber utama etika Islam adalah
kepercayaan total dan murni terhadap
kesatuan (keesaan) Tuhan
Keseimbangan (Keadilan/Equilibrium)
Terciptanya suatu situasi di mana tidak
ada satu pihak pun yang merasa
dirugikan, atau kondisi saling ridho (‘an
taradhin) Kehendak Bebas (Ikhtiyar/Free Will)
Manusia memiliki kebebasan untuk
mengambil semua tindakan yang diperlukan
Pertanggung Jawaban (Responsibility) untuk memperoleh kemashlahah-an
Manusia harus berani
mempertanggungjawabkan segala pilihannya
tidak saja di hadapan manusia bahkan paling Ihsan
penting adalah kelak di hadapan Tuhan Melaksanakan perbuatan baik yang dapat
memberikan kemanfaaatan kepada orang
lain, tanpa adanya kewajiban seakan-
akan dilihat Allah
Sumber Etika Bisnis Islam
Nilai Ilahiyat Nilai Insaniyat

Nilai yang bersumber dari ilahi adalah nilai yang dititahkan Kebalikan dari nilai etika yang bersumber dari agama adalah
Allah kepada Rasul-Nya, yang berbentuk takwa, iman, ihsan, nilai etika yang bersumber dari kreativitas dan konsesus
adil dan sebagainya yang diabadikan dalam wahyu Ilahi. pemikiran manusia demi kepentingan dan kebaikan manusia
Agama (religion) merupakan referensi utama nilai moral dan sendiri. Nilai ini bersifat dinamis yang dibatasi ruang dan
etika. Tuhan sebagai sumber utama ajaran agama telah waktu.
menetapkan kebenaran dan kesalahan. Tuhan adalah pemilik
otoritas penuh dalam menentukan nilai baik dan buruk (etika). Nilai-nilai yang merupakan hasil konsesus setiap anggota
masyarakat kemudian melembaga menjadi sebuah tradisi
Untuk mencapai sa’adah (kebahagiaan) ini manusia dan para yang dapat secara terus menerus diwariskan kepada generasi
pebisnis modern harus membangun etika bisnis yang sesudahnya. Namun demikian, sebagai nilai yang bersifat
bersumber dari AlQuran. Etika dan bisnis yang di ilhami oleh dinamis, tidak semua nilai yang telah melembaga menjadi
ajaran ketuhanan ini melarang para pebisnis untuk melakukan tradisi yang dianut pada masa kini dianggap relevan dengan
tindakan bisnis yang merugikan orang lain, sebab pada kondisi dan situasi kehidupan generasi sesudahnya.
hakikatnya tindakan tersebut berujung pada boomerang, di
mana konsekuensi dari tindakan tersebut tidak hanya Karena adanya perbedaan dimensi ruang dan waktu dalam
merugikan orang lain, tetapi juga membuat pebisnis menderita kehidupan, maka manusia memilki kebebasan untuk
akibat tidak adanya ketenangan setelah melakukan tindakan memeberikan pemaknaan (interprestasi) atas nilai-nilai lama
yang merugikan orang lain. Sebaliknya, dengan perilaku etika dan nilai-nilai baru agar relevan dengan tuntutan dan
bisnis yang sesuai dengan ajaran agama niscaya membuat kebutuhannya. Kebebasan interprestasi dimaksud tetap
pelakunya merasa tenang dan damai karena tidak dibayang- mengacu pada prinsip-prinsip tertentu.
bayangi oleh rasa salah terhadap orang lain.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai