A. Al-Qur’an
Al-Qur’an dijadikan sebagai sumber hukum Islam yang utama daripada lainnya.
Sebagaimana firman Allah SWT yang tercantum dalam surat Al-Isra ayat 88, Allah SWT
berfirman:
Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
(dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun
mereka saling membantu satu sama lain."
Contoh Pengimplementasian:
Tetap menjunjung tinggi ibadah dalam melakukan kegiatan bisnis seperti melakukan
shalat 5 waktu tepat waktu, dan menjalankan puasa ketika sedang bekerja
Menjaga hubungan silaturahmi antar pebisnis dan tidak saling menjatuhkan
Tetap melakukan amalan berupa zakat atas bisnis yang dijalankan
B. As-Sunnah
As-Sunnah dijadikan sebagai sumber hukum Islam yang utama daripada lainnya.
Sebagaimana firman Allah SWT yang tercantum dalam Q.S Ali Imran ayat 32, Allah SWT
berfirman:
Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa
Allah tidak menyukai orang-orang kafir."
As-Sunnah sebagai sumber hukum yang kedua berfungsi sebagai penguat, sebagai
pemberi keterangan, sebagai pentakhshis keumuman, dan membuat hukum baru yang
ketentuannya tidak ada di dalam Al Quran. As-Sunnah dibagi menjadi 4 macam:
a) Sunnah Qauliyah ialah segala perkataan Rasulullah
Contoh Pengimplementasian:
Memilih berdagang sebagai salah satu kegiatan bisnis seperti yang tercantum dalam
hadist berikut ini
Rasulullah Muhammad bersabda,
“Hendaklah kamu berdagang, karena di dalamnya terdapat 90 persen pintu rezeki,”
hadis riwayat Imam Ahmad. Dari Mu'az bin Jabal.
Rasulullah berkata,
“Sesungguhnya, sebaik-baik usaha adalah usaha perdagangan,”
hadis riwayat Baihaqi (Agung, 2018).
b) Sunnah Fi‟liyah ialah semua perbuatan Rasulullah
Contoh Pengimplementasian:
Menerapkan etika bisnis yang diajarkan oleh Rasulullah dimana etika berbisnis
didasarkan pada syariat Islam
c) Sunnah Taqririyah ialah penetapan dan pengakuan dari Nabi terhadap pernyataan maupun
perbuatan orang lain.
Contoh Pengimplementasian:
Membuka usaha sate daging biawak. Dijelaskan dalam suatu riwayat,
Suatu hari Rasulullah SAW disuguhi makanan. Salah satu makanan tersebut adalah
daging dab dan beliau pun tidak memakannya.
Kemudian, Khalid bin Walid pun bertanya, "Apakah daging itu haram, ya
Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Tidak, tetapi binatang itu tidak terdapat di daerah kaumku.
Makanlah sesungguhnya dia halal." Maka Khalid berkata, "Segera aku memotongnya
dan memakannya, sedangkan Rasulullah SAW melihatku," (HR Bukhari dan Muslim).
d) Sunnah Hammiyah ialah sesuatu yang sudahdirencanakan untukdikerjakan tetapi tidak
sampai dikerjakan. (Harbani, 2022)
Contoh Pengimplementasian:
Melakukan puasa asyura ketika sedang bekerja (berdagang)
C. Ijma’
Ijma' adalah salah satu metode dalam menetapkan hukum atas segala permasalahan yang
tidak didapatkan di dalam Al-Quran dan Sunnah. Sumber hukum Islam ini melihat berbagai
masalah yang timbul di era globalisasi dan teknologi modern. Dalil tentang Ijma terdapat pada
Q.S. An-Nissa ayat 115:
“Siapa yang menentang Rasul (Nabi Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dalam kesesatannya dan akan Kami
masukkan ke dalam (neraka) Jahanam. Itu seburuk-buruk tempat kembali.” (Restu)
a) Ijma sharih
Ijma sharih atau lafzhi adalah kesepakatan para mujtahid baik melalui pendapat maupun
perbuatan terhadap hukum masalah tertentu.
b) Ijma sukuti
Ijma sukuti yaitu kesepakatan ulama melalui cara seorang mujtahid atau lebih mengemukakan
pendapatanya tentang hukum satu masalah dalam masa tertentu kemudian pendapat itu
tersebar luas serta diketahui orang banyak (Desa Banjur, 2021).
Contoh Pengimplementasian:
Apabila membuka bisnis makanan, tidak menggunakan minyak babi sebagai bahan
dikarenakan minyak babi disepakati haram oleh para ulama dan mujtahid
D. Qiyas
Qiyas adalah bentuk sistematis dan yang telah berkembang fari ra'yu yang memainkan
peran yang amat penting. Sebelumnya dalam kerangka teori hukum Islam Al- Syafi'i, qiyas
menduduki tempat terakhir karena ia memandang qiyas lebih lemah dari pada ijma. Dalil tentang
Qiyas terdapat pada Q.S. An-Nissa ayat 59:
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta
ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu,
kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah
dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan
di akhirat).”
Dalil tersebut juga dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan atau membuat qiyas.
Contoh Pengimplementasian:
Tidak membuka usaha atau bisnis yang berhubungan dengan narkotika yang
digolongkan sebagai khamar atau minuman yang memabukkan
Menghindari kegiatan bisnis sewa menyewa ketika adzan shalat jumat karena
makruh.
Daftar Putaka
Desa Banjur. (2021, 12 24). Retrieved 10 4, 2022, from Desa Banjur kabupaten Lombok Barat:
http://bajur.desa.id/berita/read/sumber-hukum-islam-apa-saja-5201082006
Harbani, R. (2022, 10 2). Contoh Sunnah Hammiyah dan Penjelasannya Lengkap. Retrieved 10 4, 2022,
from detikpedia: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6321901/contoh-sunnah-
hammiyah-dan-penjelasannya-lengkap
Sulistiani, S. L. (2018). PERBANDINGAN SUMBER HUKUM ISLAM. Jurnal Peradaban dan Hukum Islam.,
105-106.