Anda di halaman 1dari 5

3.

Nilai dasar dan prinsip-prinsip etika bisnis dalam islam:

 Kesatuan (tauhid/unity)
 Keseimbangan (equiliriry/adil)
 Kehendak bebas (free will)
 Tanggungjawab (responsibility)
 Kebenaran, kejujuran (Honesty)

Menurut Al-ghazali terdapat enam bentuk kebajikan, diantaranya:

a. Jika seseorang membutuhkan sesuatu, maka orang lain harus memberikannya dalam mengambil
keuntungan sesedikit mungkin. Jika sang pemberi melupakan keuntungannga merupakan
tindakan yang lebih baik baginya
b. Jika seseorang membeli sesuatu dari orang miskin, maka akan lebih baik baginya memberikan
sedikit uang dengan membayarnya lebih dari harga sebenarnya.
c. Dalam proses peminjaman sang pemberi harus memberikan waktu yang lebih banyak kepada si
peminjam agar bisa melunasi hutangnya.
d. Bagi si pembeli jika ingin mengembalikan barang pembeliannya maka hendaklah diperbolehkan
dengan syarat dan ketentuan yang jelas demi kepentingan kebajikan.
e. Merupakan tindakan yang baik bagi si peminjam untuk melunasi hutangnya sebelum jatuh
tempo dan tanpa harus diminta.
f. Ketika membeli suatu barang secara kredit, hendaknya penjual bermurah hati kepada si pembeli
dan tidak memaksa ketika pembeli belum mampu untuk membayar dalam waktu yang sudah
ditetapkan.

4. Karakteristik Bisnis

1. Bisnis terlibat dengan tujuan mendapatkan keuntungan.


2. Bisnis adalah untuk meningkatkan kekayaan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Bisnis menciptakan permintaan dan kebutuhan manusia.
4. Bisnis adalah memproduksi, membeli dan menjual produk dan jasa kepada konsumen.

Akhirnya dapat dikatakan bahwa, untuk memenuhi kebutuhan manusia dan untuk memperoleh
keuntungan, maka banyak produk dan jasa yang diciptakan. Produk yang dihasilkan didistribusikan
kepada konsumen sebagai bagian dari kegiatan pemasaran bisnis.

5. Tujuan bisnis

Beberapa tujuan bisnis, yakni sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan bisnis.


2. Untuk pengadaan barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
3. Utuk mencapai kesejahteraan pemilik faktor produksi dan masyarakat.
4. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
5. Untuk menunjukkan eksistensi suatu perusahaan dalam jangka panjang.
6. Untuk meningkatkan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat secara umum.
7. Untuk menunjukkan prestise dan prestasi.

Contoh penerapan etika bisnis dalam islam:

 Seorang penjual sayuran harus bisa membedakan mana sayuran yang masih segar dan sudah
layu sebab di dalam islam sangat menganjurkan mutu barang yang diperjual belikan. Sehingga
penjual tidak boleh mencampuri antara sayuran yang masih segar dan sudah layu sehingga
harganyapun berbeda.
 Penjual beras harus bisa membedakan jenis dan harga dari beras tersebut sehingga kesesuaian
antara pembeli dan barang tersebut jelas dalam menurut islam, begitu pula pedagang minyak
harus bisa membedakan jenis minyak dan harganya supaya pembeli bisa mengetahui jenis dan
harga tersebut.

6. Definisi Etika

Secara etimologi, Etika (ethics) yang berasal dari bahasa Yunani ethikos mempunyai beragam arti:
pertama, sebagai analisis konsep-konsep terhadap apa yang harus, mesti, tugas, aturan-aturan moral,
benar, salah, wajib, tanggung jawab dan lain-lain. Kedua, aplikasi ke dalam watak moralitas atau
tindakan-tindakan moral. Ketiga, aktualisasi kehidupan yang baik secara moral. Menurut Ahmad Amin
memberikan batasan bahwa etika atau akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti yang baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang
harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus diperbuat.
7. Definisi Bisnis

Kata bisnis dalam Al-Qur'an biasanya yang digunakan al-tijarah, al-bai'tadayantum, dan isytara. Tetapi
yang seringkali digunakan yaitu al-tijarah dan dalam bahasa arab tijaraha, berawal dari kata dasar t-j-r,
tajara, tajran wa tijarata, yang bermakna berdagang atau berniaga. At-tijaratun walmutjar yaitu
perdagangan, perniagaan (menurut kamus al- munawwir). Menurut ar-Raghib al-Asfahani dalam al-
mufradat fi gharib al-Qur'an, at-Tijarah bermakna pengelolaan harta benda untuk mencari keuntungan.
Menurut Ibnu Farabi, yang dikutip ar-Raghib, fulanun tajirun bi kadza, berarti seseorang yang mahir dan
cakap yang mengetahui arah dan tujuan yang diupayakan dalam usahanya.

8. Etika Bisnis Islam

Setelah mengetahui makna atau pengertian dari kata "Etika", "Bisnis", dan "Islami" maka dapat
digabungkan makna ketiganya adalah bahwa Etika Bisnis Islami merupakan suatu proses dan upaya
untuk mengetahui hal-hal yang benar dan salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar
berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan
perusahaan. Mempelajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep umum dan standar untuk
perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh tanggung jawab dan bermoral. Artinya, etika bisnis islami
merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral yang berkaitan dengan kegiatan bisnis suatu
perusahaan. Dalam membicarakan etika bisnis islami adaah menyangkut "Bussines Form" dan atau
"Business Person", yang mempunyai arti yang bervariasi. Berbisnis berarti suatu usaha yang
menguntungkan. Jadi etika bisnis islami adalah studi tentang seseorang atau organisasi melakukan
usaha atau kontak bisnis yang saling menguntungkan sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. Menurut
Vincent Barry dalam bukunya "moral issue in business", menyatakan bahwa Business ethics is the study
of what constitutes good and bad human conduct, including related action and values, in a business
context. (Etika bisnis adalah ilmu tentang baik buruknya terhadap suatu manusia, termasuk tindakan-
tindakan relasi dan nilai-nilai dalam kontak bisnis.

Etika Bisņis Islam dalam Al-quran dan Hadits Etika bisnis Islam tentunya bepedoman pada Al-Quran dan
Hadits yang didalamnya mencakup sekumpulan aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang jika dijalankan
akan menghasilakn kesuksesan besar bagi para pelaku bisnis, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: "Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al- Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri." (QS. An- Nahl: 89). Nabi Muhammad SAW memperinci ayat diatas dengan hadits sebagai
berikut: "Telah kuwariskan kepadamu dua hal, yang jika kamu tetap berpegang kepadanya, maka kamu
tidak akan tersesat selamanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku." (Bukhari Muslim) Untuk memperoleh
keberkahan dalam jual beli, Islam mengajarkan beberapa etika dalam melakukan bisnis, sebagai berikut:

1. Jujur dalam takaran dan timbangan, Allah berfirman Qs al- Muthafifin 1-2"Celakalah bagi orang
yang curang. Apabila mereka menimbang dari lain (untuk dirinya, dipenuhkan timbangannya).
namun, apabila mereka menimbang (untuk orang lain) dikuranginya". Menjual barang yang
halal. Dalam salah satu hadits nabi menyatakan bahwa Allah mengharamkan sesuatu barang,
maka haram pula harganya (diperjualbelikan).
2. Menjual barang yang baik mutunya. Dalam berbagal hadits Rasulullah melarang menjual buah-
buahan hingga jelas baiknya.
3. Jangan menyembunyikan cacat barang. Salah satu sumber hilangnya keberkahan jual beli, jika
seseorang menjual barang yang cacat yang disembunyikan cacatnya. Ibnu Umar menurut
riwayat Bukhari, memberitakan bahwa seorang lelaki menceritakan kepada Nabi bahwa la
tertipu dalam jual bell. Sabda Nabi; "Apabila engkau berjual beli, katakanlah : tidak ada tipuan".
4. Jangan main sumpah. Ada kebiasaan pedagang untuk meyakinkan pembelinya dengan jalan
main sumpah agar dagangannya laris. Dalam hal ini Rasulullah SAW memperingatkan: "sumpah
itu melariskan dagangan, tetapi menghapuskan keberkahan". (HR. Bukhari).
5. Longgar dan bermurah hati. Sabda Rasulullah: "Allah mengasihi orang yang bermurah hati waktu
menjual, waktu membeli dan waktu menagih hutang". (H.R. Bukhari). Kemudian dalam hadits
lain Abu Hurairah memberitakan bahwa Rasulullah bersabda: "ada seorang pedagang yang
mempiutangi orang banyak. Apabila dilihatnya orang yang ditagih itu dalam dalam kesem- pitan,
dia perintahkan kepada pembantu-pembantunya." Berilah kelonggaran kepadanya, mudah-
mudahan Allah memberikan kelapangan kepada kita", Maka Allah pun memberikan kelapangan
kepadanya " (H.R. Bukhari).
6. Jangan menyaingi kawan. Rasulullah telah bersabda: "janganlah kamu menjual dengan
menyaingi dagangan saudaranya".
7. Mencatat hutang piutang. Dalam dunia bisnis lazim terjadi pinjam- meminjam. Dalam hubungan
ini al- Qur'an mengajarkan pencatatan hutang piutang. Gunanya adalah untuk mengingatkan
salah satu pihak yang mungkin suatu waktu lupa atau khilaf: "hai orang-orang yang beriman,
kalau kalian berhutang-piutang dengan janji yang ditetapkan waktunya, hendaklah kalian
tuliskan. Dan seorang penulis di antara kalian, hendaklah menuliskannya dengan jujur.
Janganlah penulis itu enggan menuliskannya, sebagaimana telah diajarkan oleh Allah
kepadanya".
8. Larangan riba sebagaimana Allah telah berfirman: "Allah menghapuskan riba dan
menyempurnakan kebaikan shadaqah. Dan Allah tidak suka kepada orang yang tetap
membangkang dalam bergelimang dosa".
9. Anjuran berzakat, yakni menghitung dan mengeluarkan zakat barang dagangan setiap tahun
sebanyak 2,5% sebagai salah satu cara untuk membersihkan harta yang diperoleh dari hasil
usaha. Bisa melunasi hutang.

9. Contoh Praktek Etika Bisnis Islam

Contoh nyata praktek etika bisnis islam adalah sebagai berikut: Seorang penjual sayuran, dimana
penjual tersebut membedakan antara sayuran yang sudah tidak segar/lama dengan sayuran yang masih
baru. Hal ini terlihat jelas bahwa etika bisnis islam mengajarkan tentang mutu barang yang dijual
belikan. Sayuran yang sudah layu/lama dengan sayuran yang masih segar akan tentunya berbeda mutu
sehingga berbeda pula harganya. Makadari itu penjual tidak boleh mencampurkan sayuran yang sudah
layu dengan yang masih segar kemudian dijual sesuai dengan harga sayuran segar. Selain itu contohnya
adalah seorang pedagang beras. Dalam berjualan seorang pedagang harus membedakan beras sesuai
dengan jenis dan harganya. Beras dengan jenis yang berbeda tidak boleh dicampur jadi satu dan dijual
dengan harga yang sama. Begitu juga dengan penjual minyak goreng (minyak kelapa). Pedagang minyak
goreng selalu membedakan antara minyak goreng A dengan minyak goreng B dan biasanya harganya
juga berbeda sesuai dengan jenisnya. Mereka tidak mencampur minyak tersebut dan menjualnya
dengan harga satu jenis.

10. Nilai Dasar dan Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam

Etika bisnis Islam merupakan etika bisnis yang mengedepankan nilai-nilai al Qur'an. Oleh karena itu,
beberapa nilai dasar dalam etika bisnis Islam yang disarikan dari inti ajaran Islam itu sendiri adalah,
antara lain:

1. Kesatuan (Tauhid/Unity)
2. Keseimbangan (Equiliriry/Adil)
3. Kehendak Bebas (Free Will)
4. Tanggungjawab (Responsbility)
5. Kebenaran, Kejujuran (Honesty).

Menurut al Ghazali, terdapat enam bentuk kebajikan :

a) Jika seseorang membutuhkan sesuatu, maka orang lain harus memberikannya dengan
mengambil keuntungan sesedikit mungkin. Jika sang pemberi melupakan keuntungannya, maka
hal tersebut akan lebih baik baginya.
b) Jika seseorang membeli sesuatu dari orang miskin, akan lebih baik baginya untuk kehilangan
sedikit uang dengan membayarnya lebih dari harga sebenarnya.
c) Dalam mengabulkan hak pembayaran dan pinjaman, seseorang harus bertindak secara
bijaksana dengan member waktu yang lebih banyak kepada sang peminjam untuk membayara
hutangnya
d) Sudah sepantasnya bahwa mereka yang ingin mengembalikan barang-barang yang sudah dibeli
seharusnya diperbolehkan untuk melakukannya demi kebajikan
e) Merupakan tindakan yang baik bagi si peminjam untuk mengembalikan pinjamannya sebelum
jatuh tempo, dan tanpa harus diminta
f) Ketika menjual barang secara kredit, seseorang harus cukup bermurah hati, tidak memaksa
orang untuk membayar ketika orang belum mampu untuk membayar dalam waktu yang sudah
ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai