Anda di halaman 1dari 51

A.

Judul
“ANALISIS PRINSIP NUBUWWAH TERHADAP PERILAKU
PEDAGANG DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER”
B. Latar belakang
Perkembangan ilmu ekonomi dewasa ini semakin marak dengan
penerapan sistem perekonomian yang berbeda pada setiap negara. Terkait
dengan persoalan ekonomi, maka belakangan ini telah berkembang pemikiran
ekonomi islam tentang bisnis. Ilmu bisnis sebenarnya sudah ada sejak pada
masa Rasulullah SAW. Apabila ditinjau dari sejarah maka akan mengenal
Rasulullah SAW sebagai pelaku bisnis yang sukses dan memiliki perilaku
bisnis yang baik di masa hidupnya.1 Kemajuan dalam bisnis terus melaju
dengan pesat dan mempunyai peran sentral secara keseluruhan. Masyarakat
semakin menyadari betapa pentingnya kegiatan bisnis bagi kemajuan dan
perkembangan bangsa. Tetapi masyarakat juga semakin peka dan tanggap akan
berbagai hal yang menjurus pada praktik bisnis yang tidak etis. Sikap peka dan
tanggap ini menunjukkan bahwa masyarakat mengharapkan suatu bentuk
kegiatan bisnis yang menciptakan kemajuan tanpa menyalahi etika atau norma
yang berlaku di dalam masyarakat.2
Di dalam era bisnis modern seperti saat ini, untuk menghadapi berbagai
persaingan bisnis serta untuk mewujudkan persaingan yang sehat dalam bisnis,
maka dikenal dengan etika bisnis. Etika bisnis merupakan seperangkat prinsip
dan norma dimana para pelaku bisnis harus berkomitmen dalam bertransaksi,
berperilaku, dan berelasi guna mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan
selamat.3 Orang Islam harus mengetahui bagaimana berbisnis dengan benar
agar terhindar dari praktik-praktik bisnis haram yang tidak diajarkan dalam Al-
Quran dan As-Sunnah. Oleh karena itu dengan mengacu pada hal-hal yang
terkait dengan etika bisnis maka diharapkan dapat mempengaruhi perilaku

1
Idri, Hadis Ekonomi (Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi), (Jakarta: Kencana, 2015), 327.
2
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), 26.
3
Idri, Hadis, 326.

1
pedagang dalam melakukan aktifitas bisnis.4 Konsep tentang etika bisnis Islam
berakar pada dua sumber hukum utama, hukum Islam yaitu Al-Qur’an dan As-
Sunnah, seperti dalam Al-Qur’an Allah SWT dengan tegas melarang seorang
hamba memakan sebagian harta yang lain dengan jalan batil.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah:188.
ْ‫اط ِل َوت ُ ْدلُواْ بِ َها ِإلَى ْال ُح َّك ِام ِلتَأ ْ ُكلُوا‬
ِ َ‫َوالَ تَأ ْ ُكلُواْ أ َ ْم َوالَ ُكم بَ ْينَ ُكم بِ ْالب‬
١٨٨- َ‫اإلثْ ِم َوأَنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمون‬ ِ َّ‫فَ ِريقا ً ِم ْن أ َ ْم َوا ِل الن‬
ِ ِ‫اس ب‬
Artinya: Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan
yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim,
dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu
dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.5
Ayat tersebut mengisyaratkan ada dua hal yang harus diketahui dalam
urusan perdagangan atau berbisnis. Pertama, perdagangan atau bisnis itu harus
dilakukan atas dasar saling rela antara kedua belah pihak. Kedua, tidak boleh
merugikan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Baiknya etika bisnis
diharapkan dapat memperbaiki perilaku pedagang. Dalam perilaku pedagang
ada beberapa perilaku yang sering terjadi di dalam perdagangan. Perilaku itu
antara lain dalam hal takaran, pemberian kualitas produk, keramahan,
penepatan janji, pelyanan, empati, persaingan bisnis, dan pencatatan setiap
transaksi jual beli.6
Saat ini kebanyakan orang hanya memahami bisnis hanya sekedar bisnis
yang tujuan utamanya hanya memperoleh keuntungan sebanyak banyaknya.
Hal ini sesuai dengan teori yang berlandaskan kapitalisme. Sistem ekonomi
kapitalisme merupakan suatu sistem ekonomi dimana memiliki ciri-ciri hak
milik pribadi atas seluruh alat-alat produksi, distribusi dan pemanfaatannya
untuk mencapai laba sebanyak-banyaknya.7 Pola pikir seperti itulah yang

4
Veithzal Rivai, dkk, Islamic Business and Economics Ethich, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2012), 27.
5
Kementrian Agama, Mushaf Aisyah, (Bandung: CV Jabal Roudhotul Jannah, 2010), 29.
6
Veithzal Rivai, dkk, Islamic, 27.
7
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), 28.

2
menyebabkan para oknum “pelaku bisnis” menghalalkan segala cara untuk
mencapai keuntungan, dari mulai memperoleh bahan baku, bahan yang akan
diproduksi, pemasaran dimana pelaku bisnis berupaya untuk sangat
meminimalisir biaya seminimal mungkin, dan penetapan harga. Jika sudah
dalam keadaan seperti ini maka para pelaku bisnis sudah tidak lagi
memperhatikan tanggung jawab sosial dan mengabaikan etika bisnis yang
sesuai dengan prinsip Islam.8
Etika bisnis Islam bertujuan untuk mengajarkan manusia menjalin
kerjasama, tolong menolong, dan menjauhkan diri dari sikap dengki dan
dendam serta hal-hal yang tidak sesuai dengan syariah.9 Etika bisnis dalam
Islam juga berfungsi sebagai pengatur terhadap aktivitas ekonomi, karena
secara filosofi etika mendasarkan diri pada nalar ilmu dan agama untuk
menilai. Maka dari itu, prinsip pengetahuan akan etika bisnis Islam mutlak
harus dimiliki oleh setiap individu yang melakukan kegiatan ekonomi baik itu
seorang pebisnis atau pedagang yang melakukan aktivitas ekonomi.
Rasulullah telah mengajarkan etika bisnis dalam Islam. Kaum muslim
yang bergerak dalam bidang perdagangan seharusnya mengetahui tentang
hukum jual beli. Rasulullah sendiri adalah seorang pedagang yang bereputasi
internasional yang mendasarkan bangunan bisnisnya pada nilai-nilai Illahi.
Dengan dasar itu Rasulullah membangun sistem ekonomi yang tercerahkan.
Sifat-sifat utama yang harus diteladani oleh pelaku bisnis dari nabi Muhammad
SAW ada empat yaitu,10 siddiq seorang pedagang wajib berlaku jujur dalam
melakukan usaha jual beli. Jujur dalam arti luas. Tidak berbohong, tidak
menipu, tidak mengada-ngada fakta, tidak bekhianat, serta tidak pernah ingkar
janji dan lain sebagainya. Amanah, nilai dasar amanah adalah terpercaya, bisa
memegang amanah, tidak mau menyeleweng, selalu mempertahankan prinsip
berdiri diatas kebenaran. Nilai bisnisnya adalah adanya kepercayaan,

8
Muhammad Saifullah, “Etika Bisnis Islami Dalam Praktik Bisnis Rasulullah”, Jurnal Penelitian
Sosial Keagamaan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Msyarakat (LP2M) IAIN
Walisongo, No. 1, Volume 9, Mei 2011, 128.
9
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani, 1997), 5.
10
Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islam, (Bandung: Alfabeta, 2003), 137.

3
bertanggung jawab, transparan, tepat waktu, dan memberikan yang tebaik.11
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pedagang harus jujur dengan barang
dagangannya. Tabligh, Nilai dasarnya adalah komunikatif, menjadi pelayan
bagi publik, bisa berkomunikasi secara efektif, memberikan contoh yang baik,
dan bisa mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain. Nilai bisnisnya
supel, penjual yang cerdas, bisa bekerja dengan tim, koordinasi ada kendali.
Jadi kesimpulan dalam pengertian ini penjual haruslah ramah pada pembeli dan
mampu mendeskripsikan dagangannya secara baik dan dapat dipercaya.
Fathonah, Nilai dasarnya adalah memiliki pengetahuan yang luas, cekatan,
terampil, memiliki strategi yang jitu. Nilai bisnisnya ialah memiliki visi misi,
cerdas, menguasai atau luas pengetahuannya mengenai barang dan jasa, selalu
belajar, mencari pengetahuan.12 Di dalam menjalankan aktivitas bisnis
khususnya pedagang pasar dalam melayani pembeli mereka harus menerapkan
hal tersebut. Pembeli atau konsumen sangat mendambakan adanya ketentraman
dan keseimbangan dalam menjalankan transaksi perdagangan khususnya di
pasar tradisional yang dilakukan dengan dasar kejujuran serta terhindar dari
penipuan dan kecurangan.
Sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Jember, secara geografis pasar
yang ada di Jember dibagi menjadi dua, yakni pasar yang dinaungi oleh
PEMKAB dan yang tidak dinaungi oleh PEMKAB. Yang dinaungi PEMKAB
ada 30 pasar, salah satunya adalah Pasar Tanjung.13 Pasar Tanjung merupakan
pasar tradisional terbesar di Jember yang menyediakan keperluan sehari-hari
seperti sayur-sayuran, daging, buah-buahan, dan bahan pokok lainnya. Pasar
Tanjung sendiri merupakan pasar induk di Jember dan sudah ada sejak tahun
1971. Pasar ini terletak di tengah-tengah jantung kota Jember yang mana
sebelah selatan jalan Trunojoyo, sebelah utara Jl. Untung Suropati, sebelah
timur jalan Dr. Wahidin, dan sebelah barat jalan Samanhudi. Letaknya yang
sangat strategis, yaitu di tengah-tengah kota, membuat pasar ini lebih dikenal
oleh masyarakat. Pasar Tanjung sangat ramai dikunjungi terutama pada hari-

11
Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2006), 54.
12
Ibid, 54.
13
Kepala dinas perdagangan, wawancara, Jember, 22 Oktober 2018

4
hari libur. Pasar ini buka selama 24 jam. Pasar Tanjung terdiri dari dua lantai.
Lantai 1 merupakan bangunan kios permanen yang digunakan khusus oleh para
pedagang macam-macam pakaian dan barang-barang elektronik, sedangkan
pada lantai 2 merupakan bangunan los yang digunakan khusus oleh pedagang
buah, sayur, dan peralatan dapur.
Saat ini jumlah pedagang di Pasar Tanjung 1580 pedagang, yang mana di
lantai atas jumlah kios ada 725, lantai bawah ada 530 kios, dan lesehan atas
bawah berjumlah 324 pedagang. Diantaranya adalah pedagang
sembako/pracangan, elektronik, konveksi, daging sapi dan ayam, sayur-
sayuran, buah-buahan, dll. Dalam penelitian ini peneliti terfokus pada
pedagang pracangan, daging sapi/ayam, sayur dan buah. Karena barang
tersebut sering dibutuhkan masyarakat, selain itu pedagang-pedagang tersebut
tidak lepas dari kegiatan menimbang untuk mengukur banyak sedikitnya
barang yang akan dijual ke pembeli. Begitupun alasan kenapa peneliti juga
berfokus pedagang sayur dan buah, yaitu untuk mengetahui apakah sayur dan
buah tersebut layak dijual atau sebaliknya, apakah ada kecacatan yang
disembunyikan oleh pedagang atau tidak.
Potensi yang dimiliki pasar Tanjung yaitu satu-satunya pasar tradisional
kelas VIP di Kabupaten Jember yang sangat potensi sekali melayani
kebutuhan, keperluan masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Dari tahun ke
tahun animo pedagang maupun konsumen semakin meningkat jumlahnya. Dari
1580 pedagang, ada 90 pedagang yang non muslim, sedangkan yang beragama
muslim sebanyak 1490.14 Namun juga tidak bisa dipungkiri dengan berbagai
watak dari pelaku bisnis, baik penjual maupun pembeli dapat memicu lahirnya
ketersinggungan dan ketidaksesuaian dalam kegiatan jual beli.
Dengan banyaknya pedagang yang mayoritas muslim, peneliti tertarik
untuk melakukan eksplorasi terhadap penerapan nilai-nilai ekonomi Islam,
khususnya prinsip nubuwwah pada pedagang pracangan, daging sapi dan ayam,
serta sayur dan buah dalam kegiatan jual belinya di pasar Tanjung. Sehingga
peneliti memberi judul penelitian ini “ANALISIS PRINSIP NUBUWWAH

14
Wawancara, 01 November 2018, 09.30

5
TERHADAP PERILAKU PEDAGANG DI PASAR TANJUNG
KABUPATEN JEMBER”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana analisis prinsip nubuwwah terhadap perilaku pedagang di pasar
Tanjung Kabupaten Jember secara parsial?
2. Bagaimana analisis prinsip nubuwwah terhadap perilaku pedagang di pasar
Tanjung Kabupaten Jember secara simultan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan diadakan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh prinsip nubuwwah terhadap perilaku pedagang
di pasar Tanjung Kabupaten Jember secara parsial.
2. Untuk mengetahui pengaruh prinsip nubuwwah terhadap perilaku pedagang
di pasar Tanjung Kabupaten Jember secara simultan.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Secara teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan perkembangan yang luas tentang cara menjalankan bisnis
sesuai dengan etika bisnis islam.
2. Secara praktis
a. Bagi IAIN Jember
Penelitian ini diharapkan dapat literatur tambahan referensi bagi
pembisnis dan pelaku pasar tentang analisis prinsip Nubuwwah
terhadap perilaku pedagang.

b. Bagi peneliti

6
Sebagai pengalaman berharga, menambah wawasan, menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang analisis nubuwwah terhadap
perilaku pedagang di Pasar Tanjung Kabupaten Jember.
c. Bagi pedagang
Sebagai informasi yang dapat membantu dalam menjalankan bisnis
pedagang pasar tradisional untuk menjalankan bisnis dengan beretika.
F. Ruang Lingkup Penelitian
1. Variabel Penelitian
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang
atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain
atau satu obyek dengan obyek yang lain. Dinamakan variabel karena ada
variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai
variabel. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada
sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi. Jadi dapat
dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.15 Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).16 Adapun yang menjadi variabel bebas
dalam judul penelitian ini adalah:
1) Jujur (X1)
2) Amanah (X2)
3) Tabligh (X3)
4) Fathonah (X4)

15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017), 38.
16
Ibid, 39.

7
b. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.17 Variabel bebas dalam
judul penelitian ini adalah perilaku pedagang (Y).
2. Indikator Penelitian
Indikator dapat diartikan sebagai petunjuk, gejala yang menunjukkan
keterkaitan suatu masalah. Untuk bisa menetapkan indikator-indikator dari
setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan wawasan yang luas dan
mendalam tentang variabel yang diteliti dan teori-teori yang
mendukungnya.18 Adapun indikator dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Indikator dari variabel X1 (Jujur) adalah:
1) Apa adanya
2) Benar
b. Indikator dari variabel X2 (Amanah) adalah:
1) Tanggung jawab
2) Kredibilitas
c. Indikator dari variabel X3 (Tabligh) adalah:
1) Keterbukaan
2) Model Pemasaran
d. Indikator dari variabel X4 (Fathonah) adalah:
1) Cerdas
2) Inovatif
e. Indikator dari variabel Y (Perilaku pedagang) adalah:
1) Berorientasi kepada tujuan akhirat
2) Menepati janji dan kontrak
3) Memenuhi takaran, ketepatan, kelugasan, dan kebenaran
4) Disiplin dan dinamis

17
Ibid, 39.
18
Ibid, 104.

8
5) Memuliakan prestasi/ produktivitas
6) Mendorong ukhuwah antar sesama pedagang
7) Menghormati hak milik individu
8) Mengikuti syarat dan rukun transaksi
9) Adil
10) Berwawasan sosial
11) Pembayaran upah layak dan tepak waktu
12) Menghindari proses yang diharamkan dalam Islam
G. Definisi Operasional
1. Prinsip Nubuwwah
Prinsip nubuwwah dalam ekonomi Islam merupakan landasan etika
dalam ekonomi mikro. Prinsip nubuwwah mengajarkan, bahwa fungsi
kehadiran seorang rasul/ nabi adalah untuk menjelaskan syariah Allah swt
kepada umat manusia. Prinsip nubuwwah juga mengajarkan, bahwa Rasul
merupakan personifikasi kehidupan yang baik dan benar. Untuk itu Allah
mengutus nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul terakhir yang bertugas
untuk memberikan bimbingan dan sekaligus sebagai teladan kehidupan,
sebagaimana firman Allah swt dalam Surah Al-Ahzab ayat 21:19

‫َّللاَ َو ْاليَ ْو َم‬ َ ‫َّللاِ أ ُ ْس َوة ٌ َح‬


َّ ‫سنَةٌ ِل َمن َكانَ َي ْر ُجو‬ ُ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َر‬
َّ ‫سو ِل‬
َّ ‫ْاْل ِخ َر َوذَ َك َر‬
٢١- ً ‫َّللاَ َكثِيرا‬
Artinya: Sungguh ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan
hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
Sifat-sifat utama yang harus diteladani oleh semua manusia (pelaku
bisnis, pemerintah dan segenap manusia) dari Nabi Muhammad saw,
setidaknya ada empat, yaitu siddiq, amanah, tabligh, dan fatanah.20
a. Siddiq

19
Kementrian Agama, Mushaf Aisyah, 420.
20
Veithzal Rivai, dkk, Islamic, 89-90.

9
Siddiq berarti jujur. Artinya apa yang keluar dari dirinya adalah
sesuatu yang sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya, tidak hanya
berbentuk perkataan, melainkan juga perbuatan. Siddiq memiliki makna
yang hampir sama dengan integritas. Prinsip kejujuran menjadi sikap
yang melekat pada diri Nabi. Karena itu kejujuran merupakan salah
satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam bisnis.21
b. Amanah
Amanah berarti terpercaya (kredibel). Kata amanah sepadan
dengan kata amana, memberikan rasa aman. Jadi orang menerima
amanah akan memberikan rasa aman dan ketentraman. Disamping
jujur, amanah sangat dianjurkan dalam aktivitas bisnis.22 Amanah juga
berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan
kewajiban. Amanah ditampilkan dalam bentuk keterbukaan
(transparansi), kejujuran, pelayanan yang optimal dan ihsan (berbuat
yang terbaik) dalam segala hal.
c. Tabligh
Tabligh berarti komunikatif-transparan. Dalam bidang bisnis,
kemampuan komunikasi Nabi Muhammad telah mengubah peta bisnis
di Madinah yang sebelumnya didominasi oleh kekuatan bisnis dari
kalangan Yahudi yang melekat dengan praktik bisnis ribawi, menjadi
praktik bisnis yang mengagungkan moralitas dan etika islam. Dalam
bisnis, prinsip tabligh berguna untuk mengkoordinasikan kekuatan-
kekuatan bisnis menjadi satu kekuatan, satu tujuan, dan satu cita-cita
dari satu komando yaitu leader.23
d. Fathanah
Fatanah berarti cerdas- cerdik. Untuk bisa menjadi pedagang yang
go to global market, tidak hanya cukup mengandalkan kecerdasan
tetapi perlu kecerdikan. Dalam bisnis, ajaran fathonah melahirkan
prinsip initiative (inisiatif) adalah prinsip yang melekat pada seorang

21
Erni Trisnawati Sule, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2016), 67.
22
Idri, Hadis Ekonomi, 331.
23
Erni Trisnawati Sule, Manajemen, 35.

10
manajer yang selalu memberi inisiatif kepada mitra kerjanya. Inisiatif
bisa berarti merencanakan, memikirkan, mendengarkan, berpendapat,
mengkoordinasikan, dan mengusulkan sesuatu yang sifatnya konstruktif
kepada pihak terkait.24
2. Perilaku pedagang
Pengertian perilaku pedagang tersusun dari dua kata, yaitu kata
perilaku dan pedagang. Perilaku adalah suatu sifat yang ada dalam diri
manusia. Perilaku juga dapat disebut sebagai tingkah laku seseorang
senantiasa didasarkan pada kondisi, yaitu tindakan mengenal atau
memikirkan seseorang terlibat langsung dalam situasi memecahkan
masalah.25 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku adalah
tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak
saja badan atau ucapan.26
Sedangkan pengertian pedagang secara etimologi adalah orang yang
berdagang atau bisa disebut juga saudagar. Pedagang ialah orang yang
melakukan perdagangan, memperjual belikan produk atau barang yang
tidak diproduksi sendiri untuk memperoleh keuntungan. Pedagang adalah
mereka yang melakukan perbuatan perniagaan sebagai pekerjaannya
sehari-hari.27
Perilaku pedagang adalah suatu tanggapan atau reaksi pedagang
terhadap rangsangan atau lingkungan yang ada di sekitar. Perilaku
pedagang juga merupakan sifat yang dimiliki oleh setiap orang pedagang,
untuk menangkap reaksi yang telah diberikan oleh lingkungan terhadap
keadaan yang telah terjadi sekarang.28
Judul yang dimaksud adalah analisis prinsip nubuwwah terhadap
perilaku pedagang di pasar Tanjung. Dalam hal ini dijelakan bahwa

24
Ibid, 35.
25
Muhammad Reza Ardianto, “Perilaku Sosial Pedagang Handphone/gadget di Pasar Tradisional
Klitikan Pakuncen Daerah Istimewa Yogyakarta”, (Jurnal: Pendidikan Luar Sekolah, 2017), 189.
26
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), 671.
27
Al Bara, “Analisis Perilaku Pedagang Terhadap Inflasi”, (Jurnal, Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung, 2017), 248.
28
Ibid, 248.

11
seorang pedagang dalam memasarkan produknya harus jujur, tidak
menyembunyikan ketika ada kecacatan pada barang, tidak boleh dilebih-
lebihkan atau memasarkan barang bagus padahal kenyataannya tidak
demikian. Seorang pedagang harus profesional dan bertanggung jawab,
sehingga ia dipercaya oleh masyarakat dan seluruh pelanggan. Dalam
memasarkan produk harus memiliki komunikasi yang handal. Pedagang
harus cerdas dan kaya wawasan agar bisnis yang dijalankan dapat efektif
dan efisien sehingga bisa memenangkan persaingan dan tidak menjadi
korban penipuan.
H. Kajian Kepustakaan
1. Penelitian terdahulu
Dari hasil penelusuran skripsi yang ada, ditemukan beberapa skripsi
yang bisa dijadikan kajian terdahulu adalah sebagai berikut:
a. Musayana (2017), mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi,
fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, dengan
judul penelitian “Pengaruh Etika Bisnis UD Sumber Jaya Terhadap
Kepuasan Konsumen di Pasar Mimbaan Kecamatan Panji Kabupaten
Situbondo”.29 Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif yang
mana data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh melalui
penyebaran Kuisioner sebanyak 68 responden dan menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari dinas pasar Mimbaan Situbondo untuk
mendapatkan data tentang sejarah dan data-data penjual pasar.
Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan metode
accidental sampling dan analisis data menggunakan regresi linier
sederhana. Adapun hasil pengujian hipotesis dapat dinyatakan etika
bisnis UD sumber jaya memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen di pasar Mimbaan kecamatan Panji kabupaten Situbondo.
Dari hasil pemaparan penelitian di atas, perbedaan pada penelitian
ini terletak pada fokus masalah yang mana pada penelitian terdahulu

29
Musayana, “Pengaruh Etika Bisnis UD Sumber Jaya Terhadap Kepuasan Konsumen di Pasar
Mimbaan Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo”, (Skripsi, Universitas Jember, 2017)

12
fokus masalahnya mengenai pengaruh etika bisnis sedangkan dalam
penelitian ini adalah analis prinsip Nubuwwah. Persamaan penelitian ini
adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif.
b. Kholqillah Emha A (2017), mahasiswa program studi Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam
Negeri Jember, dengan judul penelitian “Implementasi Prinsip
Nubuwwah Dalam Operasional Usaha Horas Dusun Sumberjo Desa
Glundengan Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember”.30 Dengan fokus
masalah 1) bagaimana proses operasional yang diterapkan usaha
HORAS? 2) bagaimana implementasi prinsip Nubuwwah dalam
operasional usaha HORAS?. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif, metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, metode
pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi.
Kesimpulannya menyatakan bahwa proses operasional usaha
HORAS dilakukan dengan cara pemilihan tenaga kerja yang jujur,
tekun, ulet dan tanggung jawab, menetapkan biaya tetap dan tidak tetap,
produksi dilakukan secara islami, strategi pemasaran menggunakan
marketing mix. Sedangkan implementasi Nubuwwah pertama prinsip
Sidiq diimplementasikan pada pemilihan tenaga kerja, penyampaian
kekurangan dan kelebihan produk kepada konsumen. Kedua, prinsip
amanah diimplementasikan pada pelayanannya yaitu bertanggungjawab
dan menepati janji. Ketiga, prinsip tabligh dimplementasikan pada
promosinya. Keempat, prinsip fathonah diimplementasikan pada
perencanaan dan penataan produk.
Dari hasil pemaparan di atas, perbedaannya terletak pada metode
penelitian, yang mana pada penelitian terdahulu menggunakan metode
penelitian kualitatif, sementara peneliti menggunakan metode
kuantitatif. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama fokus
masalahnya prinsip Nubuwwah.

30
Kholqillah Emha A, “Implementasi Prinsip Nubuwwah Dalam Operasional Usaha Horas Dusun
Sumberjo Desa Glundengan Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember”, (Skripsi, Institut Agama
Islam Negeri Jember, 2017)

13
c. Dyan Arrum Rahmadani (2017), mahasiswa program studi Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, dengan judul penelitian “Perilaku Pedagang di
Pasar Tradisional Petepamus Makassar Dalam Perspektif Etika Bisnis
Islam”.31 Dengan fokus masalah bagaimanakan perilaku pedagang
menurut perspektif etika bisnis islam di pasar tradisional Petepamus
Makassar?. Untuk metode penelitian menggunakan metode kualitatif,
metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, metode
pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi.
Adapun kesimpulannya menyatakan bahwa pedagang di pasar
tradisional Patepamus Makassar dalam kegiatan jual belinya
menggunakan etika bisnis Islam yang terdiri dari prinsip tauhid, prinsip
keseimbangan, prinsip kehendak bebas, dan prinsip ihsan. Dari hasil
pemaparan di atas, perbedaannya terletak pada metode penelitian, yang
mana pada penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian
kualitatif, sementara peneliti menggunakan metode kuantitatif.
Sedangkan persamaannya adalah sama-sama fokus masalahnya pada
perilaku pedagang.
d. Hefy Risada (2011), mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya
dengan judul penelitiam “Implementasi Sifat Tabligh pada Stockholder
dan Stakeholder Pasar Syariah az-Zaitun 1 di Surabaya”.32 Penelitian
ini memfokuskan pembahasan pada sifat tabligh. Kesimpulannya
menyatakan bahwa sebagian besar informan telah
mengimplementasikan sifat tabligh dengan baik pada operasional pasar
syariah az-Zaitun 1 di Surabaya sebagai saluran distribusi.
Implementasi sifat tabligh dilakukan dengan cara empati, proaktif,
bijaksana, melayani, informasi, komunikatif, dan tegas. Dari hasil
pemaparan di atas, perbedaan terletak pada metode penelitian, yang

31
Dyan Arrum Rahmadani, “Perilaku Pedagang di Pasar Tradisional Petepamus Makassar Dalam
Perspektif Etika Bisnis Islam”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017)
32
Hefy Risada, “Implementasi Sifat Tabligh pada Stockholder dan Stakeholder Pasar Syariah az-
Zaitun 1 di Surabaya”, (Skripsi, Universitas Airlangga Surabaya, 2011)

14
mana pada penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian
kualitatif, sementara peneliti menggunakan metode kuantitatif.
Sedangkan persamaannya adalah sama-sama membahas etika bisnis
islam yang meliputi siddiq, amanah, tabligh, fatanah.
e. Endah Dwi Agustin (2016), mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Etika Bisnis
Islam Terhadap Kepuasan Kepuasan Nasabah Dana Hidayatullah
Yogyakarta”.33 Dalam penelitian tersebut menggunakan menggunakan
metode penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan datanya
menggunakan kuisioner, wawancara, dokumentasi. Metode
pengambilan sampelnya menggunakan probability sampling dan simple
random sampling. Analisis datanya menggunakan analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil uji
simultan (uji f) menunjukkan nilai signifikansi 0,000<0,05 artinya etika
bisnis islam berpengaruh terhadap kepuasan nasabah BPRS dana
Hidayatullah Yogyakarta. Dari hasil pemaparan di atas, perbedaanya
terletak pada fokus masalah yang mana penelitian terdahulu fokus
masalahnya tentang etika bisnis islam yang meliputi kesatuan,
keseimbangan, tanggung jawab, kehendak bebas, sedangkan peneliti
fokus pada etika bisnis islam yang meliputi siddiq, amanah, tabligh,
fatanah. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan metode penelitian kuantitatif.
f. Siti Mina Kusnia (2015), mahasiswa UIN Walisongo Semarang dengan
judul penelitian “Perilaku Pedagang di Pasar Tradisional Ngaliyan
Semarang Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam”.34 Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif, metode analisis data
menggunakan analisis deskriptif, metode pengumpulan data dengan
observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitiannya menunjukkan

33
Endah Dwi Agustin, “Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Islam Terhadap Kepuasan Kepuasan
Nasabah Dana Hidayatullah Yogyakarta”, (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016)
34
Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang Dalam
Perspektif Etika Bisnis Islam”, (Skripsi: UIN Walisongo Semarang, 2015)

15
bahwa pasar tradisional Ngaliyan Semarang dalam melaksanakan etika
bisnis islam para pedagang tidak mengetahui etika bisnis Islam. Akan
tetapi dalam melaksanakan transaksi jual beli mereka menggunakan
aturan yang telah diatur oleh Agama Islam. Aturan agama Islam di
jelaskan dari segi prinsip - prinsip Islam yang ada, yaitu: kesatuan
(tauhid), keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, kebijakan
(ihsan).
Dari hasil pemaparan di atas, perbedaannya terletak pada metode
penelitian, yang mana pada penelitian terdahulu menggunakan metode
penelitian kualitatif, sementara peneliti menggunakan metode
kuantitatif. Sedangkan persamaannya sama-sama berfokus pada
perilaku pedagang.
g. Faisal Yusuf Saputra (2016), mahasiswa UIN Walisongo Semarang
dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Islam
Terhadap Keuntungan Usaha Pengusaha Laundry di Kecamatan
Tembalang”.35 Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang
mana data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh melalui
penyebaran Kuisioner sebanyak 55 responden. Sedangkan teknik
pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling
dan analisis data menggunakan regresi linier sederhana. Adapun hasil
pengujian hipotesis dapat dinyatakan etika bisnis islami berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keuntungan usaha pengusaha laundry di
kecamatan Tembalang.
Dari hasil pemaparan penelitian di atas, perbedaan pada penelitian
ini terletak pada fokus masalah yang mana pada penelitian terdahulu
fokus masalahnya mengenai pengaruh etika bisnis sedangkan dalam
penelitian ini adalah analis prinsip Nubuwwah. Persamaan penelitian ini
adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif.

35
Faisal Yusuf Saputra, “Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Islam Terhadap Keuntungan Usaha
Pengusaha Laundry di Kecamatan Tembalang”, (Skripsi: UIN Walisongo Semarang,2016)

16
h. M. Afifurochim (2013), mahasiswa UIN Walisongo Semarang dengan
judul penelitian “Korelasi Pemahaman Etika Islam dalam Perdagang
dengan Perilaku Dagang (Studi Kasus Terhadap Pedagang Pasar
Sayung Kabupaten Demak”.36 Hasil penelitian menunjukkan pedagang
Pasar Sayung Demak masih menjunjung nilai-nilai Islam dalam
berbisnis (muamalah), terutama dalam pengamalan pemahaman etika
Islam dengan perilaku pedagang. Hubungan yang sinergis atas kedua
faktor tercipta atas pemahaman etika Islam dikalangan masyarakat yang
berdagang di Pasar Sayung Demak telah mengakar dalam setiap
individu. Oleh karena itu, di dalam perilaku berdagangnyapun para
pedagang menunjukkan adanya keterkaitan hubungan sikap atau
perilaku sehari-hari.
Dari hasil pemaparan di atas, perbedaannya terletak pada metode
penelitian, yang mana pada penelitian terdahulu menggunakan metode
penelitian kualitatif, sementara peneliti menggunakan metode
kuantitatif. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama fokus
masalahnya pada perilaku pedagang.
i. Mochammad Yunnus (2015), mahasiswa UIN Walisongo Semarang
dengan judul penelitian “Pengaruh Etika Bisnis Islam dan Kualitas
Produk terhadap Loyalitas Konsumen studi sasus pada UKM Bandeng
Tandu Kendal”.37 Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan
hasil uji t variabel-variabel dalam penelitian ini berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas konsumen. Berdasarkan uji f menunjukkan
bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel dalam penelitian ini
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.
Berdasarkan hasil pemaparan di atas, perbedaanya terletak pada
fokus masalah yang mana penelitian terdahulu fokus masalahnya

36
M Afifurochim, “Korelasi Pemahaman Etika Islam dalam Perdagang dengan Perilaku Dagang
(Studi Kasus Terhadap Pedagang Pasar Sayung Kabupaten Demak”, (Skripsi: UIN Walisongo
Semarang, 2013)
37
Muhammad Yunnus, “Pengaruh Etika Bisnis Islam dan Kualitas Produk terhadap Loyalitas
Konsumen Studi Kasus pada UKM Bandeng Tandu Kendal”, (Skripsi: UIN Walisongo Semarang,
2015)

17
tentang etika bisnis islam yang meliputi kesatuan, keseimbangan,
tanggung jawab, kehendak bebas, sedangkan peneliti fokus pada etika
bisnis islam yang meliputi siddiq, amanah, tabligh, fatanah. Sedangkan
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan
metode penelitian kuantitatif.
j. Nurul Ashar (2013), mahasisa UIN Walisongo Semarang dengan judul
penelitian “Pengaruh Etika Bisnis Islami terhadap Tingkat Kuantitas
Penjualan Produk pada Perusahaan Air Minum PT. BUYA BAROKAH
Kudus”.38 Hasil penelitian menunjukkan bahwa etika bisnis islami
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kuantitas penjualan
produk pada PT. BUYA BAROKAH di Kudus. Hasil analisis regresi
memperoleh persamaan Y = a+bX (Y =13,166+0,486X) yang artinya
Tingkat Kuantitas Penjualan Produk dipengaruhi Etika Bisnis Islami.
Dari hasil pemaparan penelitian di atas, perbedaan pada penelitian ini
terletak pada fokus masalah yang mana pada penelitian terdahulu fokus
masalahnya mengenai pengaruh etika bisnis sedangkan dalam
penelitian ini adalah analis prinsip Nubuwwah. Persamaan penelitian ini
adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif
Tabel 1.1
Perbedaan dan Persamaan Dengan Penelitian Terdahulu

NO Nama peneliti Judul penelitian Perbedaan Persamaan

1 Musayana Pengaruh Etika Bisnis Fokus Metode


UD Sumber Jaya masalahnya penelitian
Terhadap Kepuasan adalah yang
Konsumen di Pasar mengenai digunakan
Mimbaan Kecamatan etika bisnis, yaitu metode
Panji Kabupaten sementara penelitian
Situbondo dalam kuantitaif.
penelitian ini
adalah pada
38
Nurul Ashar, “Pengaruh Etika Bisnis Islami terhadap Tingkat Kuantitas Penjualan Produk pada
Perusahaan Air Minum PT. BUYA BAROKAH Kudus”, (Skripsi: UIN Walisongo Semarang,
2013)

18
penerapan
prinsip
Nubuwwah
2 Kholqillah Implementasi Prinsip Metode Fokus
Emha A Nubuwwah Dalam penelitiannya masalahnya
Operasional Usaha menggunakan adalah
Horas Dusun Sumberjo metode mengenai
Desa Glundengan kualitatif, prinsip
Kecamatan Wuluhan sementara Nubuwwah
Kabupaten Jember dalam
penelitian ini
menggunakan
metode
kuantitatif
3 Dyan Arrum Perilaku Pedagang di Metode Fokus
Rahmadani Pasar Tradisional penelitiannya masalahnya
Petepamus Makassar menggunakan adalah
Dalam Perspektif Etika metode mengenai
Bisnis Islam kualitatif, perilaku
sementara pedagang
dalam
penelitian ini
menggunakan
metode
kuantitatif
4 Hefy Risada Implementasi Sifat Metode Fokud
Tabligh pada penelitiannya penelitiannya
Stockholder dan menggunakan adalah etika
Stakeholder Pasar metode bisnis islam
Syariah az-Zaitun 1 di kualitatif, yang meliputi
Surabaya sementara siddiq,
dalam amanah,
penelitian ini tabligh,
menggunakan fatanah.
metode
kuantitatif
5 Endah Dwi Pengaruh Penerapan Fokus Metode
Agustin Etika Bisnis Islam masalahnya penelitian
Terhadap Kepuasan adalah etika yang
Kepuasan Nasabah bisnis islam digunakan
Dana Hidayatullah yang meliputi yaitu metode
Yogyakarta kesatuan, penelitian
keseimbangan, kuantitaif.
kehendak
bebas,
tanggung

19
jawab.
Sementara
dalam
penelitian ini
fokus pada
prinsip
nubuwwah
yang meliputi
siddiq,
amanah,
tabligh,
fatanah.
6 Siti Mina Perilaku Pedagang di Metode Fokus
Kusnia Pasar Tradisional penelitiannya masalahnya
Ngaliyan Semarang menggunakan adalah
Dalam Perspektif Etika metode mengenai
Bisnis Islam kualitatif, perilaku
sementara pedagang
dalam
penelitian ini
menggunakan
metode
kuantitatif
7 Faisal Yusuf Pengaruh Penerapan Fokus Metode
Saputra Etika Bisnis Islam masalahnya penelitian
Terhadap Keuntungan adalah yang
Usaha Pengusaha mengenai digunakan
Laundry di Kecamatan etika bisnis, yaitu metode
Tembalang sementara penelitian
dalam kuantitaif.
penelitian ini
adalah pada
penerapan
prinsip
Nubuwwah
8 M. Korelasi Pemahaman Metode Fokus
Afifurochim Etika Islam dalam penelitiannya masalahnya
Perdagang dengan menggunakan adalah
Perilaku Dagang (Studi metode mengenai
Kasus Terhadap kualitatif, perilaku
Pedagang Pasar sementara pedagang
Sayung Kabupaten dalam
Demak penelitian ini
menggunakan
metode
kuantitatif

20
9 Mochammad Pengaruh Etika Bisnis
Fokus Metode
Yunnus Islam dan Kualitas masalahnya penelitian
Produk terhadap
adalah yang
Loyalitas Konsumen mengenai digunakan
studi sasus pada UKM
etika bisnis, yaitu metode
Bandeng Tandu Kendal
sementara penelitian
dalam kuantitaif.
penelitian ini
adalah pada
penerapan
prinsip
Nubuwwah
10 Nurul Ashar Pengaruh Etika Bisnis Fokus Metode
Islami terhadap masalahnya penelitian
Tingkat Kuantitas adalah yang
Penjualan Produk pada mengenai digunakan
Perusahaan Air Minum etika bisnis, yaitu metode
PT. BUYA sementara penelitian
BAROKAH Kudus dalam kuantitaif.
penelitian ini
adalah pada
penerapan
prinsip
Nubuwwah
Sumber: diolah dari penelitian terdahulu
2. Kajian teori
a. Nubuwwah
1) Pengertian prinsip nubuwwah
Nubuwwah merupakan sifat yang diberikan Allah kepada manusia
pilihan-Nya karena mereka memiliki keistimewaan dan kemampuan
khusus yang tidak dimiliki manusia lain berupa wahyu dan mukjizat
yang membuktikan kebenaran ajaran yang mereka bawa. Yang
berhak memberi dan menganugerahkan kenabian kepada seseorang
hanya Allah. Kenabian bukan martabat atau derajat yang diperoleh
melalui usaha atau warisan. Allah yang mempunyai hak prerogatif
untuk memilih umat-Nya menjadi Nabi dan Rasul.39
Kenabian merupakan salah satu nilai dasar ekonomi Islam karena
fungsi Nabi Muhammad SAW yang sentral dalam kesumberan ajaran

39
Idri, Hadis Ekonomi, 27.

21
Islam. dalam diri Nabi bersemayam sifat-sifat luhur yang layak
menjadi panutan setiap pribadi Muslim, termasuk dalam aktivitas
ekonomi. kesempurnaan pribadi Rasulullah terlihat sejak muda
sebelum diangkat menjadi Rasul, ia memperoleh penghormatan luar
biasa karena sikap dan kejujurannya, seperti tercermin dari
julukannya, al-amin (yang terpercaya).40
Nabi Muhammad mempunyai sifat-sifat kemanusiaan yang
sempurna seperti kejujuran, kesabaran, keberanian, kebijaksanaan,
dan berbagai perilaku terpuji lain. Nilai-nilai luhur dan kepribadian
sempurna itu diajarkan kepada umat Muslim agar mereka mengikuti
sifat-sifat terpuji tersebut. Nabi muhammad adalah seorang pedagang
yang dalam praktik ekonominya selalu memperhatikan hubungan
harmonis antara pedagang dengan konsumen. Hal ini terlihat pada
sikapnya yang tidak pernah bersitegang dengan pembeli. Semua
orang yang berhubungan dengannya selalu merasa senang, puas,
yakin, dan percaya akan kejujurannya. Tidak seorang pun melakukan
transaksi bisnis dengan Nabi khawatir tertipu atau dirugikan karena
Rasulullah menjunjung tinggi kejujuran dalam berbisnis.
Nilai-nilai dasar ekonomi dalam konsep nubuwwah terlihat pada
sifat-sifat wajib rasul yang empat. Pertama, siddiq (benar dan jujur),
yaitu apapun yang disampaikan Nabi adalah benar dan disampaikan
dengan jujur. Tidak mungkin ia berdusta dalam menyampaikan
wahyu, membikin-bikin atau menyelewengkan. Kebenaran dan
kejujuran Nabi mencakup jujur dalam niat, jujur dalam maksud, jujur
dalam perkataan, dan jujur dalam tindakan. Dalam bidang ekonomi,
sifat ini berkaitan dengan nilai-nilai dasar yang berupa integritas
kepribadian, keseimbangan emosional, nilai-nilai etis berupa jujur,
ikhlas, kemampuan mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
bisnis secara tepat. Kedua, amanah (dapat dipercaya) dengan nilai
dasar terpercaya dan nilai-nilai dalam berbisnis berupa adanya

40
Ibid, 27.

22
kepercayaan, tanggung jawab, transparan, dan tepat waktu. Ketiga,
fatanah (cerdas), memiliki pengetahuan laus, dan dalam bisnis
memiliki visi, kepemimpinan yang cerdas, sadar produk dan jasa
serta belajar berkelanjutan. Keempat, tabligh (menyampaikan ajaran
Islam), nilai dasar dalam bisnis adalah komunikatif, mampu menjual
secara cerdas, mampu mendeskripsikan tugas, mendelegasi
wewenang, bekerja dalam tim, berkoordinasi, melakukan kendali, dan
supervisi.41
a) Siddiq
Siddiq adalah sifat Nabi Muhammad SAW., artinya benar dan
jujur. Jika seorang pemimpin, ia senantiasa berperilaku benar dan
jujur dalam sepanjang kepemimpinannya.42 Benar dalam
mengambil keputusan-keputusan dalam perusahaan yang bersifat
strategis, menyangkut visi/misi, dalam menyusun objektif dan
sasaran serta efektif dan efisien dalam implementasi dan
operasionalnya di lapangan. Sebagai pemimpin perusahaan, ia
selalu jujur baik kepada pemegang saham, nasabah, pesaing,
maupun kepada karyawannya sendiri, sehingga bisnis ini benar-
benar dijalankan dengan prinsip-prinsip kebenaran dan kejujuran.
Jika ia seorang pemasar, sifat siddiq (benar dan jujur) haruslah
menjiwai seluruh perilakunya dalam melakukan pemasaran,
dalam berhubungan dengan pelanggan, dalam bertransaksi
dengan nasabah, dan dengan membuat perjanjian dengan mitra
bisnisnya. Ia sesantiasa mengedepankan kebenaran informasi
yang diberikan dan jujur dalam menjelaskan keunggulan-
keunggulan produk yang dimiliki. Sekiranya dalam produk yang
dipasarkan terdapat kelemahan atau cacat dalam produknya
kepada calon pembeli.

41
Ibid, 27.
42
Erni Trisnawati Sule, Manajemen Bisnis, 67.

23
Dalam dunia bisnis, kejujuran bisa juga ditampilkan dalam
bentuk kesungguhan dan ketepatan, baik ketepatan waktu, janji,
pelayanan, pelaporan, mengakui kelemahan dan kekurangan
(tidak ditutup-tutupi) yang kemudian diperbaiki secara terus
menerus, serta menjauhkan diri dari berbuat bohong dan menipu
(baik kepada diri sendiri, teman sejawat, perusahaan maupun
mitra kerja). Termasuk memberikan informasi yang penuh
kebohongan adalah iklan-iklan di media tulis dan elektronik.
Bisnis yang dipenuhi kebohongan dan komunikasi tidak akan
mendapat rahmat dan barokah dari Allah SWT.43 Seorang
pedagang atau entrepreneur harus berjiwa lurus, diantarannya
sebagai berikut:44
(1) Baik dan jujur kepada perusahaan/ pemegang saham
(Stokeholders)
Muhammad SAW sangat dipercaya oleh pamannya, Abu
Thalib untuk menjalankan bisnisnya. Kemudian, Abu Thalib
merekomendasikan Muhammad saw sebagai manajer
perdagangan kepada khadijah ra. Muhammad saw mampu
membuat khadijah ra terkagum-kagum dengan
kemampuannya. Demikianlah para pengusaha perlu baik dan
jujur kepada perusahaannya sendiri atau pemegang saham
atau untuk mendapatkan kepercayaan lebih.45
(2) Baik dan jujur kepada pelanggan (Stakeholders)
Pelanggan adalah raja dan tidak pernah ada sejarahnya
pelanggan mau diperdaya. Karena banyak praktik bisnis yang
memperdayakan orang, kini diperlukan lembaga
perlindungan konsumen. Ada pedagang yang menjual
barang-barang kadaluarsa, ada pedagang yang mencampur
zat-zat berbahaya dalam makanan yang dijualnya, ada

43
Muhammad Syafii Antonio, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan, 2006), 121-123.
44
Ibid, 71.
45
Ibid, 71-72.

24
pedagang yang menjual barang-barang palsu. Semua itu
adalah praktikjalan haram bagi para pengusaha yang cepat
atau lambatmenimbulkan kredibilat buruk di mata pelanggan.
Pengusaha yang hendak memenangkan hati pelanggan harus
bertindak lurus meskipun hanya untung sedikit.46
(3) Baik dan jujur kepada pesaing
Jangan menganggap pesaing sebagai musuh yang harus
dijatuhkan atau ditumpas. Praktik bisnis saling menyakiti
tidak akan membawa keberkahan. Muhammad saw selalu
membangun komunikasi yang lurus dengan sesama
pesaingnya di pasar-pasar jazirah Arab.
b) Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan
kredibel.47 Amanah bisa juga bermakna keinginan untuk
memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan. Diantara nilai-nilai
yang terkait dengan kejujuran dan melengkapinya adalah amanah.
Seorang pembisnis haruslah memiliki sifat amanah, karena Allah
menyebutkan sifat orang-orang mukmin yang beruntung adalah
yang dapat memelihara amanat yang diberikan kepadanya.
Konsekuensinya amanah adalah mengembalikan setiap hak
kepada pemiliknya, baik sedikit maupun ataupun banyak, tidak
mengambil lebih banyak daripada yang ia miliki, dan tidak
mengurangi hak orang lain, baik itu berupa hasil penjualan, fee,
jasa atau upah buruh. Amanah juga berarti memiliki tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajibann yang diberikan
kepadanya. Amanah dapat ditampilkan dalam keterbukaan,
kejujuran, dan pelayanan yang optimal kepada nasabah. Allah
SWT berfirman:

46
Ibid, 71-72.
47
Muslim Kelana, Muhammad is a Great Entrepreneur, (Bandung: Dinar Publishing, 2008), 64.

25
َ‫ت ِإلَى أ َ ْه ِل َها َو ِإذَا َح َك ْمتُم بَيْن‬ ِ ‫ِإ َّن َّللاَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم أَن تُؤدُّواْ األ َ َمانَا‬
ُ ‫اس أَن ت َ ْح ُك ُمواْ بِ ْالعَ ْد ِل إِ َّن َّللاَ نِ ِع َّما يَ ِع‬
َ‫ظ ُكم بِ ِه إِنَّاّللَ َكان‬ ِ َّ‫الن‬
٥٨- ً ‫صيرا‬
ِ ‫س ِميعا ً َب‬
َ
Artinya: Sungguh, Allah Menyuruhmu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan
hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan
adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang Memberi pengajaran
kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS
Al-Nisa’ [4]:58)48
Sifat amanah memainkan peranan yang fundamental dalam
ekonomi dan bisnis, karena tanpa kredibilitas dan tanggung jawab,
kehidupan ekonomi dan bisnis akan hancur. Dalam praktik
perdagangan yang islami, dikenal adanya istilah “perdagangan atas
dasar amanah”. Integritas seseorang akan terbentuk dari sejauh
mana orang tersebut dapat memelihara amanah yang diberikan
kepadanya. Pembisnis yang baik adalah yang mampu memelihara
integritasnya, dan integritas yang terpelihara akan menimbulkan
kepercayaan (trust) bagi konsumen maupun mitra kerjanya. Mitra
kerja dapat dibagi dua, yaitu:49
(1) Mitra kerja setara (sesama pengusaha), yaitu mitra kerja bisnis
sesama pengusaha, misalnya vendor, toko, ataupun agen
(2) Mitra kerja berjenjang (karyawan), yaitu mitra yang bekerja
sebagai karyawan atau pegawai di dalam perusahaan kita.
Di mata mitra bisnis ini, seorang entrepreneur akan kredibel
jika:
(1) Memenuhi janji membayar tagihan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan

48
Kementrian Agama RI, Mushaf Aisyah, 87.
49
Muslim Kelana, Muhammad is a Great, 70.

26
(2) Memenuhi janji membayar upah dan bonus karyawan seseuai
dengan ketetapan yang berlaku
(3) Melanggengkan kerja sama jangka panjang
(4) Memenuhi takaran ataupun ukuran sesuai dengan spesifikasi
yang disepakati
(5) Memenuhi ketentuan-ketentuan dalam surat atau akad
perjanjian (memorandum of understanding).
Dalam bahasa populer sekarang, amanah juga identik dengan
komitmen. Semua kesepakatan, akad, ataupun perjanjian bisnis
didasarkan pada komitmen bersama. Seseorang dianggap cedera
komitmennya kalau ia tidak melaksanakan hal-hal yang sudah
disepakati bersama.
c) Tabligh
Sifat tabligh artinya komunikatif dan argumentatif.50 Orang
yang memiliki sifat tabligh, akan menyampaikannya dengan benar
(berbobot) dan dengan tutur kata yang tepat. Jika merupakan
seorang pemimpin dalam dunia bisnis, ia haruslah menjadi seorang
yang mampu mengomunikasikan visi dan misinya dengan benar
kepada karyawan dan stakeholder lainnya.51
Jika seorang pemasar, ia harus mampu menyampaikan
keunggulan-keunggulan produknya dengan jujur dan tidak harus
berbohongdan menipu pelanggan. Dia harus menjadi seorang
komunikator yang baik yang berbicara dengan benar, bijaksana,
dan tepat sasaran terhadap mitra bisnisnya. Seorang pebisnis islami
selain harus memiliki gagasan-gagasan segar, juga harus mampu
mengomunikasikan gagasan-gagasan secara tepat dan mudah
dipahami oleh siapapun yang mendengarkan. Dalam bahasa Al-
Quran disebut dengan bi al-hikmah. Allah SWT berfirman:52

50
Ibid, 64.
51
Muhammad Syafii Antonio, Syariah Marketing, 132.
52
Kementrian Agama RI, Mushaf Aisyah, 281.

27
‫سنَ ِة َو َجاد ِْل ُهم‬
َ ‫ظ ِة ْال َح‬
َ ‫س ِبي ِل َر ِب َك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬ ُ ‫ا ْد‬
َ ‫ع ِإ ِلى‬
َ ‫س ُن إِ َّن َرب ََّك ُه َو أ َ ْعلَ ُم بِ َمن‬
َ ‫ض َّل َعن‬
‫سبِي ِل ِه َو ُه َو‬ َ ‫بِالَّتِي ِه‬
َ ‫ي أ َ ْح‬
١٢٥- َ‫ال ُم ْهتَدِين‬ ْ ‫أ َ ْع َل ُم ِب‬
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih
Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih
Mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (QS Al-Nahl 16:125)
Disini juga tersirat makna bahwa selain harus bi al-hikmah dan
penyampaian yang baik, seorang pemimpin juga harus mampu
berargumentasi, berdialog, dan berdiskusi dengan baik. Karena itu,
sifat tabligh merupakan salah satu key succes factors dalam
mengelola bisnis di masa depan. Kita harus memahami budaya
mitra bisnis kita. Jika dia orang Jawa Timur, pakailah gaya bahasa
Timuran, yang berkesan lebih bebas, akrab, tanpa harus menjaga
tata krama dan tutur kata yang lembut seperti ketika bertemu rekan
bisnis yang berasal dari Jawa Tengah, sekalipun mereka sama-sama
orang Jawa. Penyampaian yang benar yang telah disesuaikan
dengan lawan bicara kita, niscaya akan menambah daya saing
perusahaan.
Sulit menyatakan para entrepreneur sukses itu adalah
seseorang yang tidak harus komunikatif. Entrepreneur sejati mutlak
adalah orang yang komunikatif alias mampu berhubungan dengan
sesama manusia dengan sangat baik.53
Allah SWT berfirman:54

َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬


َ ً‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْوال‬
٧٠ ً ‫سدِيدا‬

53
Muslim Kelana, Muhammad is a Great , 73.
54
Kementrian Agama RI, Mushaf Aisyah, 427.

28
َّ ‫ص ِل ْح لَ ُك ْم َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َمن يُ ِط ْع‬
َ‫َّللا‬ ْ ُ‫ي‬
٧١ ً ‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْوزا ً َع ِظيما‬ ُ ‫َو َر‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu
kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah
akan Memperbaiki amal-amalmu dan Mengampuni dosa-dosamu.
Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia
menang dengan kemenangan yang agung. (QS al-Ahzab [33]:70-
71).
Menurut Jalaludin Rakhmat, Pichthall, seorang pakar
komunikasi menerjemahkan qaulan sadidan dengan dua makna
dari ayat diatas:55
(1) Speak words straight to the point. (Bicaralah langsung pada
pokok persoalan).
(2) Speak justly. (Bicaralah yang benar)
Seorang pedagang harus komunikatif, diantaranya sebagai
berikut:
(1) Keterbukaan
Syariah menaruh keutamaan besar bagi peran informasi
dalam pasar. Seseorang harus memberikan kesempatan luas
kepada klien untuk melihat dan memeriksa komoditas yang
akan dibelinya. Informasi yang tidak akurat atau menipu
adalah dilarang dan dinilai sebagai sebuah dosa. Nabi
Muhammad SAW pernah berkata: “Mendustai seorang
mustarsal (seorang peserta baru/ tak dikenal ke dalam pasar
adalah riba.
Semua pihak di dalam pasar harus memiliki cukup
informasi mengenai mutu, nilai produk, kekuatan membeli dari
klien dan permintaan atas produk. Barang dagangan yang
ditawarkan haruslah dapat diperiksa agar setiap pihak

55
Muslim Kelana, Muhammad SAW is a Great, 74.

29
mengetahui keuntungannya saat kontrak disetujui. Demi tujuan
keterbukaan maka transaksi harus dilaksanakan di dalam pasar
atau tempat dimana orang menyadari keadaan permintaan dan
pasokan, serta dalam posisi untuk bertukar/ berdagang sambil
memerhatikan seluruh informasi yang relevan.56
(2) Cara pemasaran
Dalam dunia bisnis, pemasaran merupakan strategi bisnis
yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan
perubahan nilai dari seorang inisiator kepada pelanggannya.
Menurut ajaran Islam, kegiatan pemasaran harus dilandasi
dengan nilai-nilai islami yang dijiwai oleh semangat ibadah
kepada Allah dan berusaha semaksimal mungkin untuk
57
kesejahteraan bersama. Strategi pemasaran syariah dapat
dirumuskan sebagai berikut:58
(a) Menerapkan standar bauran pemasaran (4P)
(b) Menetapkan segmentasi yang lebih beragam sehingga
mampu memberikan manfaat yang lebih luas kepada
masyarakat, target penjualan atau penguasan pasar yang
diukur berdasarkan kemampuan sumber daya yang
dimiliki, dan memposisikan produk sebagai leader dalam
hal kualitas serta kuantitas value
(c) Menjalin kemitraan yang baik dengan pemasok dan
pesaing dalam upaya menciptakan kondisi pasar yang
seimbang dan persaingan yang sehat
(d) Memandang market share sebagai sebuah medis untuk
menjalankan misi menjadikan dunia sebagai tempat
menjalankan aktivitas ekonomi dan bisnis yang sesuai
dengan potensi kehidupan manusia, yaitu manusia
seutuhnya dengan pikiran, hati, dan spiritualnya.

56
Ibid, 405.
57
Idri, Hadis Ekonomi, 281.
58
Aang Kunaifi, Manajemen Pemasaran Syariah, (Yogyakarta: Maghza Pustaka, 2016), 157-158.

30
(e) Melakukan komunikasi bisnis yang terintegrasi sebagai
sarana sosialisasi produk yang berkualitas kepada
masyarakat luas melalui collaborative marketing.
(f) Melakukan penetrasi pasar melalui pendekatan cultural
marketing sehingga dapat diterima oleh masyarakat.
(g) Menggunakan bahasa promosi yang elegan untuk
penciptaan citra yang jujur, terbuka, dan memberikan
kesempatan kepada masyarakat atau pelanggan melakukan
feedback dan menjadi media kontrol yang sehat.
d) Fathanah
Fathanah dapat dipandang sebagai intelektual, kecerdikan atau
kebijaksanaan.59 Pemimpin perusahaan yang fathanah artinya
pemimpin yang memahami, mengerti, dan menghayati secara
mendalam segala hal yang menjadi tugas dan kewajibannya.
Sifat fathanah dapat dipandang sebagai strategi hidup setiap
Muslim, karena untuk mencapai sang pencipta, seorang Muslim
harus mengoptimalkan segala potensi yang telah diberikan oleh-
Nya. Potensi paling berharga dan termahal yang hanya diberikan
pada manusia adalah akal (intelektualitas).60
Dalam bisnis, implikasi ekonomi sifat fathanah adalah bahwa
segala aktivitas dalam manajemen suatu perusahaan harus dengan
kecerdasan, dengan mengoptimalkan semua potensi akal yang ada
untuk mencapai tujuan. Memiliki sifat jujur, benar, dan
bertanggung jawab saja tidak cukup dalam mengelola bisnis secara
profesional. Para pelaku bisnis syariah juga harus memiliki sifat
fathanah, yaitu cerdas, cerdik, dan bijaksana, agar usahanya lebih
efektif dan efisien serta mampu menganalisis situasi persaingan dan
perubahan-perubahan di masa yang akan datang.61

59
Muhammad Syafii Antonio, Syariah Marketing, 128.
60
Veitzal Rifai, Islamic Marketing, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), 180.
61
Muhammad Syafii Antonio, Syariah Marketing, 128.

31
Sifat fathanah ini juga akan menumbuhkan kreativitas dan
kemampuan untuk melakukan berbagai macam inovasi yang
bermanfaat. Kreatif dan inovatif hanya mungkin dimiliki ketika
seorang selalu berusaha untuk menambah berbagai ilmu
pengetahuan dan informasi, baik yang berhubungan dengan
pekerjaannya maupun perusahaan secara umum. Kita juga harus
mempunyai kecerdasan memprediksi situasi persaingan global ke
depan dengan kemajuan teknologi komunikasi yang demikian
pesat, yang sudah tidak mengenal batas garis wilayah dan teritorial
suatu negara.
Berikut alasan kecerdasan sangat diperlukan pedagang
adalah:62
(1) Menghadapi kompetisi bisnis yang semakin rumit
Pedagang perlu cerdas menyikapi persaingan bisnis,
terutama guna waspada terhadap mereka yang menghalalkan
segala cara. Taktik dan strategi yang jitu harus digunakan
untuk menjadi pemain yang unggul. Dengan demikian,
persaingan bisnis tidak perlu diselesaikan dengan cara
menjatuhkan ataupun membalas keburukan orang lain.
(2) Menghadapi situasi krisis
Situasi krisis seperti kenaikan harga bahan pokok yang akan
akan memicu krisis ekonomi, patut disikapi dengan tenang dan
langkah-langkah cerdas seperti efisiensi. Banyak pengusaha
yang justru mendapat berkah dari krisis. Karena itu, pengusaha
cerdas akan selalu bersiaga terhadap krisis dengan membuat
terobosan-terobosan baru.
(3) Menghindari penipuan
Praktik penipuan saat ini semakin canggih dengan berbagai
cara. Banyak juga penipu-penipu berdasi yang tampil seorang
intelek. Pengusaha yang cerdas bisa mencium gelagat itikad

62
Muslim Kelana, Muhammad SAW is a Great, 67-68.

32
kurang baik dari seseorang yang bermaksud menipu.
Pengusaha cerdas juga bisa menghindari berbagai praktik
penipuan karena berpikir dulu sebelum bertindak.
(4) Mengaplikasikan teknologi tinggi
Seorang pengusaha yang cerdas sedikit mungkin
menghindarkan diri dari gagap teknologi. Paling tidak saat ini
bisa menguasai teknologi komputer seperti internet dan
teknologi komunikasi yang terus berkembang pesat. Teknologi
akan semakin memudahkan aktivitas bisnis sehingga bisa lebih
menghemat waktu, biaya, dan tenaga.
b. Perilaku Pedagang
1) Perilaku pedagang
Perilaku dipengaruhi oleh sikap. Sikap sendiri dibentuk oleh
sistem nilai dan pengetahuan yang dimiliki manusia. Maka kegiatan
apapun yang dilakukan manusia hampir selalu dilatarbelakangi oleh
pengetahuan pikiran dan kepercayaannya. Perilaku ekonomi yang
bersifat subyektif tidak hanya dapat dilihat pada perilaku konsumen,
tetapi juga perilaku pedagang. Sama halnya dengan perilaku
konsumen, perilaku pedagang tidak semata-mata dipengaruhi oleh
pengetahuannya yang bersifat rasional tetapi juga oleh sistem nilai
yang diyakini. Perilaku pedagang adalah suatu tanggapan atau
reaksi pedagang terhadap rangsangan atau lingkungan yang ada di
sekitar.63 Prinsip ekonomi Islam bertujuan untuk mengembangkan
kebajikan semua pihak sebagaimana yang dinyatakan oleh konsep
falah yang terdapat dalam Al-Qur’an. Prinsip ini menghubungkan
prinsip ekonomi dengan nilai moral secara langsung. Untuk
mencapai falah, aktifitas ekonomi harus mengandung dasar -dasar
moral.
Yusuf Qardawi, dalam bukunya norma dan etika ekonomi Islam
secara tegas telah memisahkan antara nilai-nilai dan perilaku dalam

63
Al Bara, Analisis Pengaruh Pedagang, 247.

33
64
perdagangan. Di antara norma-norma atau nilai-nilai syariah itu
adalah sebagai berikut:65
a) Berwawasan jangka panjang
Pedagang dalam berdagang tidak hanya berorientasi
keuntungan jangka pendek, namun juga harus berorientasi
jangka panjang yakni tujuan akhirat.
b) Menepati janji dan kontrak
Seorang produsen muslim tidak akan pernah mengkhianati
kontak kerja yang disepakati demi mencari keuntungan yang
lebih besar. 66
c) Memenuhi takaran, ketepatan, kelugasan, dan kebenaran
Dalam perdagangan, timbangan yang benar dan tepat harus
benar-benar diutamakan.67 Seorang pedagang muslim harus
jujur dalam menakar, hal ini akan berimbas pada peningkatan
kepercayaan pembeli kepada penjual.
d) Disiplin dan dinamis
Seorang pedagang harus disiplin dalam bekerja, sehingga ia
mampu memenuhi batas waktu dalam setiap kontrak kerjanya.
e) Memuliakan prestasi atau produktivitas
Semakin tinggi tingkat produktivitas, maka akan semakin
besar pula reward yang diterima individu tersebut.
f) Mendorong ukhuwah antar sesama pedagang
Persaingan yang terdapat dalam ekonomi Islam bukanlah
persaingan yang harus saling mematikan, namun persaingan
yang tetap menjunjung tinggi prinsip dan aturan syariat.
g) Menghormati hak milik individu

64
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), 173.
65
P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), 252.
66
M. Nur Rianto Al-Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi, (Jakarta: Kencana, 2010), 161-
162.
67
Veitzal rifai, Islamic Marketing, 191.

34
Tidak boleh seorang pedagang muslim mengambil hak milik
individu secara paksa.
h) Mengikuti syarat dan rukun transaksi
Pedagang dan pembeli harus saling ridha dan tidak ada unsur
keterpaksaan dari pihak manapun meskipun tidak diungkapkan.
i) Adil dalam bertransaksi
Tidak boleh ada eksploitasi dalam ekonomi Islam. kedua
belah pihak harus berada pada posisi yang seimbang. Perilaku
dari nilai ini diantaranya adalah tidak melakukan bai’ gharar
(jual beli yang mengandung ketidakjelasan), tidak bertransaksi
dengan lembaga riba, menyempurnakan timbangan dan takaran,
tidak melakukan penimbunan barang dengan tujuan
mempermainkan harga, bersegera dalam membayar hutang
kalau sudah tiba waktunya, melakukan pencatatan terhadap
semua transaksi usaha, dan membayar gaji karyawan tepat
waktu.68
j) Memiliki wawasan sosial
Setiap keuntungan yang diterima, harus ada dana yang
dialokasikan bagi keperluan sosial di jalan Allah. Tegasnya,
berbisnis bukan mencari untung material semata, tetapi didasari
kesadaran memberi kemudahan bagi orang lain.
k) Pembayaran upah tepat waktu dan layak
Tidak boleh mengeksploitasi hak-hak karyawan. Sebab dalam
Islam diharuskan membayar hak karyawan sebelum keringatnya
kering. Nabi Muhammad SAW bersabda, “berikanlah upah
kepada karyawan, sebelum ekring keringatnya.” Hadis ini
mengindikasikan bahwa pembayaran upah harus sesuai dengan
kerja yang dilakukan.69
l) Menghindari proses yang diharamkan dalam Islam

68
Ibid, 191.
69
Veitzal Rifai, Islamic Marketing, 191.

35
Komoditas yang diperjualbelikan adalah barang yang baik
dan halal. Allah swt memerintahkan hambanya Umat Islam agar
senantiasa mengkomsumsi, memproduksi dan mendistribusikan
serta bertransaksi barang barang dagangan yang halal lagi baik.
Seperti yang kita ketahuai bahwa segala sesuatu diciptakan oleh
Allah saw untuk digunakan dan melayani manusia, namun
bukan berarti kita bebas tanpa batas melanggar larangannya,
meskipun produksi barang yang diharamkan dalam Islam
mampu memberikan keuntungan yang lebih tinggi.70
I. Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian biasa disebut juga sebagai anggapan dasar atau postulat,
yaitu sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti.71
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai asumsi bahwa ada pengaruh prinsip
Nubuwwah terhadap perilaku pedagang di pasar Tanjung Kabupaten Jember.
Seluruh responden dapat mengisi angket sesuai dengan fakta yang ada dan
setiap informan dapat memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya. Berdasarkan pada uraian sebelumnya, peneliti merumuskan
kerangka penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1

Prinsip Nubuwwah

Siddiq (X1)
70
M. Nur Rianto Al-Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi, 162.
71
Babun Suharto,dkk, Pedoman Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2015), 39.

36
Perilaku pedagang
Amanah (X2) (Y)

Tabligh (X3) Keterangan:


: Simultan
Fathanah (X4) : Parsial

J. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai praduga yang perlu di uji
untuk mengetahui kebenarannya. Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul.72 Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh dari pengumpulan data. Hipotesis menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara dua variabel atau lebih yang harus diuji kebenarannya.73
Pengujian hipotesis akan menghasilkan kesimpulan untuk menolak atau
menerima hipotesis yang diajukan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
1. Hipotesis secara simultan
Para pedagang perlu memiliki sifat-sifat yang baik. Jujur dalam
memberikan informasi, pengetahuan yang baik tentang barang, mengetahui
kebutuhan konsumen, dan memiliki pribadi yang menarik merupakan sifat
yang disenangi oleh pembeli.74 Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha: Analisis prinsip siddiq, amanah, tabligh, fathanah secara simultan
berpengaruh terhadap perilaku pedagang di Pasar Tanjung kabupaten
Jember.

72
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), 31.
73
Ibid, 63.
74
Buchari Alma, Manajemen Bisnis, 240-241.

37
H0: Analisis prinsip siddiq, amanah, tabligh, fathanah secara simultan tidak
berpengaruh terhadap perilaku pedagang di Pasar Tanjung kabupaten
Jember.
2. Hipotesis secara parsial
a. Siddiq
Jujur dalam segala kegiatan bisnis, menimbang, emngukur,
membagi, berjanji, membayar utang, jujur dalam berhubungan dengan
orang lain, akan membuat ketenangan lahir dan batin. Ketenangan lahir
dan batin ini menjadi dambaan bagi setiap Muslim.75 Berdasarkan teori
tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha : Analisis prinsip siddiq secara parsial berpengaruh terhadap
perilaku pedagang di Pasar Tanjung kabupaten Jember.
H0 : Analisis prinsip siddiq secara parsial tidak berpengaruh terhadap
perilaku pedagang di Pasar Tanjung kabupaten Jember.
b. Amanah
Menurut Imam Al-Ghazali, para konsumen akan senang dengan
pedagang yang memberikan pelayanan baik dan memuaskan. Barang
dagangannya akan laku keras, dan ia memperoleh volume penjualan
tinggi, barang cepat habis, dan membeli lagi barang baru dan seterusnya
diperoleh keuntungan berlipat ganda.76 Berdasarkan teori tersebut,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha : Analisis prinsip amanah secara parsial berpengaruh terhadap
perilaku pedagang di Pasar Tanjung kabupaten Jember.
H0 : Analisis prinsip amanah secara parsial tidak berpengaruh
terhadap perilaku pedagang di Pasar Tanjung kabupaten Jember.
c. Tabligh
Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, penjual dan pembeli
keduanya bebas memilih selagi keduanya belum berpisah. Jika mereka
jujur dan jelas maka diberkahilah jual belinya. Tetapi jika mereka

75
Ibid, 109.
76
Ibid, 151.

38
menyembunyikan cacat dan dusta mereka terhapuslah keberkahan jual
beli itu.77 Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
Ha : Analisis prinsip tabligh secara parsial berpengaruh terhadap
perilaku pedagang di Pasar Tanjung kabupaten Jember.
H0 : Analisis prinsip tabligh secara parsial tidak berpengaruh terhadap
perilaku pedagang di Pasar Tanjung kabupaten Jember.
d. Fathanah
Para pedagang harus memiliki sifat fathanah, yaitu cerdas, cerdik,
dan bijaksana, agar usahanya lebih efektif dan efisien serta mampu
menganalisis situasi persaingan dan perubahan-perubahan di masa yang
akan datang.78 Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
Ha : Analisis prinsip fathanah secara parsial berpengaruh terhadap
perilaku pedagang di Pasar Tanjung kabupaten Jember.
H0 : Analisis prinsip fathanah secara parsial tidak berpengaruh
terhadap perilaku pedagang di Pasar Tanjung kabupaten Jember.
K. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah,
data, tujuan, dan kegunaan.79 Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan
jenis deskriptif. Menurut Sugiyono penelitian kuantitatif merupakan data
yang berbentuk angka dan analisis menggunakan statistik.80 Pada dasarnya
penelitian kuantitatif ini penulis lakukan dalam rangka pengujian hipotesis

77
Ibid, 156.
78
Muhammad Syafii Antonio, Syariah Marketing, 128.
79
Sugiyono, Metode Penelitian, 2.
80
Ibid, 7.

39
yang akan diperoleh signifikansi pengaruh antar variabel yang penulis
teliti. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang diperoleh melalui observasi atau pengamatan
langsung dari perusahaan, baik itu melalui observasi, kuesioner, dan
wawancara secara langsung.81 Data diperoleh dari kuesionar yang
diberikan kepada responden, yaitu pedagang yang ada di pasar Tanjung
Kabupaten Jember. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh
tidak langsung dari dokumen-dokumen dan buku literatur.82
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian menunjukkan dimana penelitian tersebut hendak
dilakukan. Wilayah penelitian biasanya berisi tentang lokasi (desa,
organisasi, peristiwa, teks, dan sebagainya). Peneliti melakukan penelitian
di Pasar Tanjung Kabupaten Jember yang berada di jantung kota
Kabupaten Jember, tepatnya di sebelah selatan jalan Trunojoyo, sebelah
utara Jl. Untung Suropati, sebelah timur jalan Dr. Wahidin, dan sebelah
barat jalan Samanhudi.
Alasan peneliti memilih Pasar Tanjung untuk tempat penelitian karena
Pasar Tanjung merupakan pasar tradisional terbesar di Jember yang
menyediakan secara lengkap keperluan sehari-hari. Pasar ini buka selama
24 jam. Jumlah pedagang di Pasar Tanjung 1580 pedagang. Dari 1580
pedagang, ada 90 pedagang yang non muslim, sedangkan yang beragama
muslim sebanyak 1490.83 Dengan banyaknya pedagang muslim peneliti
tertarik untuk melakukan eksplorasi terhadap penerapan nilai-nilai
ekonomi Islam. Tidak bisa dipungkiri meskipun pedagangnya mayoritas
muslim, di Pasar Tanjung masih ada praktik-praktik yang dilarang Islam
seperti halnya dalam segi takaran dan kejelasan ketika ada kecacatan pada
barang tersebut, sehingga lahirnya ketersinggungan dan ketidaksesuaian
dalam kegiatan jual beli.
3. Populasi dan Sampel
81
Ibid, 137.
82
Ibid, 137.
83
Wawancara, 01 November 2018, 09.30

40
a. Populasi
Populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif merupakan istilah
yang sangat lazim dipakai. Populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.84 Populasi dalam penelitian ini
adalah pedagang kios atas dan los atas bawah yang beragama Islam,
jadi secara umum jumlah populasi sebanyak 1490 pedagang.
Sedangkan kriteria yang akan peneliti lakukan yaitu pedagang sayur
dan buah, pedagang klontong, pedagang daging, pedagang yang
memiliki Surat Izin Menempati, dan beroperasional mulai jam 07.00
sampai jam 12.00 siang, serta pedagang yang lokasi berjualannya di
dalam pasar. Dengan demikian ditemukan populasi dari penelitian ini
sebanyak 220 pedagang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili).85 Adapun teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak
dijadikan sampel.86
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti, peneliti
menggunakan rumus slovin sebagai berikut:

84
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), 130.
85
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), 81.
86
Sugiyono, Metode, 130.

41
𝑁
n=
1+𝑁𝑒 2
dimana:
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : batas toleransi kesalahan
1 : konstanta
Populasi dalam penelitian ini telah diketahui sebanyak 220,
sehingga jumlah sampel dapat ditentukan melalui perhitungan sebagai
berikut:
220
n=
1+220(0,05)2
220
=
1+0,55
220
= = 141,93 dibulatkan menjadi 142
1,55

Dari hasil menggunakan rumus Slovin di atas, diperoleh jumlah


sampel sebesar 142 unit sampel. Dengan mempertimbangkan hal
tersebut, diputuskan jumlah sampel yang akan diambil dalam
penelitian ini sebesar 142 pedagang dengan kriteria, pedagang yang
beragama muslim, pedagang sayur dan buah, pedagang klontong,
pedagang ikan dan daging daging, pedagang yang memiliki Surat Izin
Menempati, dan beroperasional mulai jam 07.00 sampai jam 12.00
siang, serta pedagang yang lokasi berjualannya di dalam pasar.
4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
Menurut Sutrisno Hadi observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.87 Dengan metode ini, peneliti ingin melihat

87
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), 145.

42
kondisi riil yang terjadi di lapangan mengenai perilaku pedagang,
cara bertransaksi antara pedagang dan pembeli, kualitas produk yang
dijual, serta bagaimana cara melayani pembeli yang ada di Pasar
Tanjung Kabupaten Jember.
2) Interview (wawancara)
Metode wawancara digunakan untuk teknik pengumpulan data
apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/ kecil.88 Dalam hal ini peneliti melakukan
wawancara melalui tatap muka untuk mengetahui sejarah pasar,
potensi pasar, jenis dagangan, visi dan misi, denah pasar, struktur
organisasi yang ada di unit pasar Tanjung, operasional pasar, serta
jumlah pedagang yang ada di pasar Tanjung.
3) Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.89 Dalam penelitian ini
menggunakan skala pengukuran yaitu skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
atau pertanyaan.90
Data diolah dengan menggunakan Skala Likert dengan jawaban
atas pertanyaan yaitu skala nilai 1-5. Nilai yang di maksud adalah
skor atas jawaban responden, dimana nilai yang digunakan peneliti
adalah sebagai berikut:

88
Ibid, 137.
89
Ibid, 138.
90
Ibid, 93.

43
Tabel 3.1
Tabel Skor Penilaian Jawaban
No Jawaban Skor
1 Sangat setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-ragu (netral) 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dengan cara memberi


daftar pertanyaan kepada pedagang kios atas dan los atas bawah,
pedagang yang beragama muslim, pedagang sayur dan buah,
pedagang pracangan, pedagang daging, pedagang yang memiliki Surat
Izin Menempati, dan beroperasional mulai jam 07.00 sampai jam
12.00 siang, serta pedagang yang lokasi berjualannya di dalam pasar.
4) Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dalam
bentuk tulisan, misalnya berupa catatan-catatan, gambar-gambar,
arsip, agenda dan sebagainya. Data yang diperoleh dengan metode
dokumentasi adalah berupa data sekunder sebagai pelengkap dan
pendukung hasil penelitian. Data dokumen yang diperoleh dalam
penelitian ini berupa struktur organisasi dinas perdagangan kabupaten
Jember, data pegawai tetap dan tidak tetap di pasar Tanjung, visi dan
misi pasar Tanjung, Denah pasar, serta jumlah pedagang yanga da di
pasar Tanjung kabupaten Jember.
b. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
memproleh, mengolah, dan menginterprestasikan informasi yang
diperoleh dari pada responden yang dilakukan dengan menggunakan pola
ukur yang sama. Di dalam penelitian ini, instrument yang digunakan oleh
peneliti adalah merupakan kuesioner/angket yang berisi pertanyaan.91
5. Analisis Data
91
Sugiyono, Metode Penelitian, 219.

44
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan
dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Adapun alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik disini dapat dianggap sebagai anggapan, sehingga
dapat dikatakan bahwa untuk menguji hipotesis didasarkan pada
anggapan boleh atau dapat dilakukan pengujian atau tidak.92
1) Uji Mulikolinieritas
Menurut Ghozali uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Pedoman yang digunakan untuk
menentukan multikolinieritas antar variabel adalah dengan melihat
nilai korelasi antar variabel bebas. Jika koefisien korelasi antar
variabel bebas > 0,80 berarti terjadi multikolinieritas antar variabel
bebas. Sebaliknya jika Jika koefisien korelasi antar variabel bebas <=
0,80 maka tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas.93
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaa variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak
terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi
gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik, park glejser, rank
spearman dan barlett. Penelitian ini metode yang digunakan untuk
mendeteksi gejala heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot

92
Sugiyono, Agus Susanto, Cara Mudah Belajar SPSS & Lisrel, (Bandung: Alfabeta, 2015), 318.
93
Ibid, 322.

45
antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y-prediksi-Y sesungguhnya)
yang terletak di Studentized.94
a) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka
mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedasitas.
3) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk
normalitas antara lain: analisis grafik dan analisis statistik. Uji
normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis
grafik.95 Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram
dari residualnya:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
94
Muhammad Nisfiannor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2009), 9.
95
Hengky Latan, Analisis Multivariate: Teknik dan Aplikasi (Bandung: Alfabeta, 2013), 56.

46
Analisis regresi linier berganda adalah analisis statistik yang
digunakan untuk menguji hubungan pengaruh antara lebih dari satu
variabel bebas atau variabel estimator atau variabel independent
terhadap satu variabel terikat atau variabel dependen.96 Analisis regresi
linier berganda berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
siddiq, amanah, tabligh, fathanah terhadap perilaku pedagang di Pasar
Tanjung Kabupaten Jember. Model hubungan nilai pelanggan dengan
variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan
sebagai berikut:
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4+ ε
Keterangan :
Y : perilaku pedagang
α : konstanta
β1 : koefisien regresi dari siddiq
β2 : koefisien regresi dari amanah
β3 : koefisien regresi dari tabligh
β4 : koefisien regresi dari fathanah
X1 : siddiq
X2 : amanah
X3 : tabligh
X4 : fathanah
ε : error
c. Uji Hipotesis Penelitian
1) Uji parsial (Uji t)
Uji t yaitu uji statistik bagi koefisiensi regresi dengan hanya satu
koefisien regresi yang mempengaruhi Y (Variabel terikat). Dalam
penelitian ini uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh independen (X) secara parsial terhadap faktor dependen
(Y). Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian digunakan uji
t dengan rumus sebagai berikut:

96
Ibid, 54.

47
r√n − 2
𝑡=
√1 − r²
Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dengan
menggunakan kriteria pengujian sebagai berikut:
Kriteria pengujian:
Ho diterima jika t hitung < t tabel
Ha diterima jika t hitung > t tabel
H0 = Tidak ada pengaruh siddiq,amanah, tabligh, fathanah terhadap
perilaku pedagang di Pasar Tanjung Kabupaten Jember
Ha = Ada pengaruh siddiq,amanah, tabligh, fathanah terhadap
perilaku pedagang di Pasar Tanjung Kabupaten Jember
Membandingkan antara tingkat signifikansi dengan alpha yang
menggunakan kriteria pengujian sebagai berikut:
Kriteria pengujian:
H0 diterima jika sig > alpha (α)
Ha diterima jika sig < alpha (α)
a) Menentukan taraf nyata/level of significance 5% = (α = 0,05) dari
t hitung dan t tabel (diambil dari hasil tabel distribusi t) pada α =
5%.
b) Membuat kesimpulan
Kriteria uji T:
(1) Jika T hitung > T tabel dan nilai signifikansi < 0,05 maka Ha
diterima dan H0 ditolak, menyatakan bahwa variabel X secara
individual mempengaruhi variabel Y.
(2) Jika T hitung < T tabel dan nilai signifikansi > 0,05 maka Ha
ditolak dan H0 diterima, menyatakan bahwa variabel X secara
individual tidak mempengaruhi variabel Y.
2) Uji simultan (Uji f)
Uji ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh
variabel independen (X1 dan X2) secara bersama-sama atau simultan

48
terhadap variabel dependen (Y). Adapun hipotesis yang digunakan
adalah sebagai berikut:
H0 = variabel independen/ bebas (siddiq, amanah, tabligh, fathanah)
tidak berpengaruh positif secara simultan terhadap variabel
dependen yaitu perilaku pedagang.
H0 = variabel independen/ bebas (siddiq, amanah, tabligh, fathanah)
berpengaruh positif secara simultan terhadap variabel
dependen yaitu perilaku pedagang.
Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan menggunakan
angka probabilitas signifikansi, yaitu:
a) Jika probabilitas f > 0,05 maka H0diterima dan Ha ditolak
b) Jika probabilitas f < 0,05 maka H0 Ditolak dan Ha diterima
3) Koefisien determinasi (R2)
Menurut Ghazali koefisien determinasi (R2) pada dasarnya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
0-1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.97
d. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji validitas
Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diingin di ukur (valid measure if it
successfully measure the phenomenon).98 Validitas merujuk pada
sejauh mana definisi yang digunakan mengukur apa yang akan di
ukur. Hal ini juga menyangkut masalah indikator variable yang di
operasionalkan. Makna validitas dalam analisis isi bukanlah

97
Anindita, Analisis, 61.
98
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan
Aplikasi SPSS Versi 17, 161-162.

49
hubungan antara dua variable atau teori, melainkan validitas ini
berada di antara klasifikasi skema atau variable yang berasal dari
sebuah interpretasi yang menghubungkan isi dengan sebab-
sebabnya. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung
yang merupakan nilai dari corrected item total correlation, dari r-
tabel yang diperoleh melalui Df (Degree of Freedom).
2) Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama menggunakan alat pengukur
yang sama pula. Uji relibilitas alat ukur dapat dilakukan secara
eksternal maupun internal. Secara eksternal, pengujian dapat di
lakukan test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara
internal, relibilitas alat ukur dapat diuji dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik
tertentu.99 Realibilitas menunjuk pada sebuah konsistensi hasil jika
pengukuran (pengodingan) diulang dua kali atau lebih, baik oleh
orang yang sama maupun orang merupakan sebuah bentuk
kesepahaman atau persetujuan di antara pengode (coder) mengenai
proses pengategorian isi. Jika reliabilitas dalam penelitian survey di
gunakan untuk menguji angket atau kuesioner, maka dalam
reliabilitas analisis komponen yang di uji adalah pedoman pengodian
dan simbol yang di teliti karena inilah yang berposisi sebagai
instrument penelitian dalam analisis isi. Alat ukur yang akan
digunakan adalah cronbach alpha melalui program computer excel
Statistic Analysis dan SPSS. Realibilitas suatu konstruk variable
dikatakan baik jika memiliki nilai cronbachalpha > 0,6.
L. Sistematika Pembahasan

99
Ibid, 173.

50
Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi
yang dimulai dari bab pendahuluan hingga pada bab penutup.100 Adapun
sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini terbagi menjadi empat
bab, yaitu sebagai berikut:
Bab I :Pendahuluan. Bab ini membahas tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang
lingkup penelitian (variabel penelitian, indikator penelitian),
definisi operasional, asumsi penelitian, hipotesis, metode
penelitian (pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel,
teknik dan instrumen pengumpulan data, dan analisis data), dan
diakhiri sistematika pembahasan.
Bab II :Kajian kepustakaan. Bab ini membahas tentang kajian terdahulu
yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan dan kajian
teori yang diajadikan sebagai pijakan dalam melakukan
penelitian.
Bab III :Penyajian data dan analisis. Bab ini memuat gambaran objek
penelitian, penyajian data, analisis dan pengujian hipotesis dan
berisi pembahasan.
Bab IV :Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan
yang terkaitdengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Dilanjutkan dengan saran-saran yang bermanfaat bagi
perkembangan lembaga pendidikan.101

100
Babun Suharto,dkk, Pedoman Karya, 56.
101
Ibid., 57.

51

Anda mungkin juga menyukai