Anda di halaman 1dari 22

1

PENENTUAN HARGA DAN BSNIS ISLAM


Afif Izam Taufik, Amin wahyudi
Pascasarjana Institute Agama Islam Agama Negeri Ponorogo
izamtaufik5@gmail.com, aminwahyudi@iainponorogo.ac.id

Kata kunci: Harga, Penentuan Harga, Bisnis Islam.

Abstract: This paper discusses the concept of pricing in the context of Islamic business and
how these principles influence business practices in Muslim societies. In Islamic business,
price determination is not only based on the principles of supply and demand, but must also
pay attention to aspects of justice, welfare and ethics. In addition, Islam prohibits the
practice of usury, gharar (uncertainty), and speculative actions that can cause losses to one
party. This paper also contains the basics of price determination in Islam and its history.
Through a literature study, this paper provides guidance for business people to determine
prices in a way that is in line with Islamic principles and improves community welfare.

Keywords: Price, Pricing Determination, Islamic Business.

Abstrak : Makalah ini membahas konsep penentuan harga dalam konteks bisnis Islam dan
bagaimana prinsip-prinsip tersebut mempengaruhi praktek bisnis dalam masyarakat
muslim. Dalam bisnis Islam, penentuan harga bukan hanya didasarkan pada prinsip
permintaan dan penawaran, tetapi juga harus memperhatikan aspek keadilan,
kesejahteraan, dan etika. Selain itu, Islam melarang praktek riba, gharar (ketidakpastian),
dan tindakan spekulatif yang dapat menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak. Makalah
ini juga memuat dasar-dasar penentuan harga dalam islam dan sejarahnya. Melalui studi
Pustaka, makalah ini memberikan panduan bagi para pelaku bisnis untuk menentukan
harga dengan cara yang selaras dengan prinsip-prinsip Islam dan meningkatkan
kesejahteraan Masyarakat.

Kata Kunci: Harga, Penentuan Harga, Bisnis Islam.

A. Pendahuluan
Agama Islam telah mengatur aktivitas kehidupan manusia sejak zaman
dahulu dan bersifat komprehensif.1 Islam mengatur semua aspek, baik dalam sosial,

1
Didin Hafidhuddin, Islam Aplikatif, Jakarta: Gema Insani, 2023.
2

ekonomi, dan politik maupun kehidupan yang bersifat spiritual dan religius.
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ke-Tuhanan. Sistem ekonomi
Islam yang bertujuan maslahah (kemaslahatan) bagi umat manusia merupakan
pelaksanaan ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek sehari-hari dalam
rangka mengorganisasi faktor produksi, distribusi serta pemanfaatan barang dan jasa
yang dihasilkan dengan tidak menyalahi Al-Qur’an dan Sunnah sebagai acuan
aturan perundangan dalam sistem perekonomian Islam. 2 Kalau seorang muslim
bekerja dalam bidang produksi atau pemasaran maka itu tidak lain karena ingin
memenuhi perintah Allah SWT. Dengan demikian, sistem ekonomi Islam mampu
memberikan kemaslahatan bagi seluruh masyarakat karena memandang masalah
ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis yang memberikan kebebasan serta hak
pemilikan kepada individu.3
Dalam Islam, ekonomi diatur bagaimana perilaku konsumen dan produsen
dalam menjalankan aktivitas ekonomi mereka. Pasar yang bersaing secara sempurna
adalah impian setiap orang, karena dengan begitu keadilan antara produsen dan
konsumen akan tercipta.4 Semua rumah tangga dan perusahaan yang berinteraksi di
pasar, seolah-olah dibimbing oleh suatu kekuatan atau tangan yang tidak nampak
(invisible hand), sehingga interaksi pasar dapat mengarah pada hasil yang
diinginkan.5 Teori ini akan berhasil ketika dalam sebuah pasar tersebut tidak adanya
kuasa pasar (market power/monopolistc) yaitu kemampuan satu pelaku (atau
sekelompok kecil pelaku) ekonomi untuk mempengaruhi harga-harga yang berlaku
di pasar. Hal ini menunjukkan pentingnya tercipta sebuah pasar persaingan yang
sempurna, dimana baik produsen maupun konsumen berlaku sebagai price taker.
Jauh sebelum itu, Islam telah memiliki prototipe bagaimana pasar yang ideal,

2
Lubis, Suhrawardi. Hukum Ekonomi Islam. Cet. 1. Jakarta: Sinar Grafika, 2000.
3
Muhammad Turmuni, “Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam.” Jurnal Islamadina, 2017,
Volume 18, No. 1, 37-56.
4
Ni’matul Fitria Mukaromah, Temmy Wijaya” Asar Persaingan Sempurna Dan Pasar Persaingan
Tidak Sempurna Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Kajian Ekonomi Dan Perbankan, Vol. 4, No. 2, 2020, 01-16.
5
Adam Smith, An Inquiry Into The Nature And Causes Of The Wealth Of Nations, Repulbic Ceko:
T. Dobson, 1789.
3

dimana tidak ada kezhaliman, tidak adanya penguasaan tiga oleh satu pelaku
ekonomi dan sebagainya.6
Islam adalah agama yang sempurna. Hal ini dibuktikan dengan pembahasan
didalamnya mengenai nilai-nilai, etika, dan pedoman hidup secara komperhensif. 7
Islam pula merupakan agama penyempurna agama-agama terdahulu dan mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia baik persoalan aqidah maupun muamalah. 8 Dalam
hal bisnis, konomi Islam memang memiliki keunggulan dari pada ekonomi
kapitalis. Etika yang diterapkan oleh Rosulullah adalah selalu ikhlas, membantu
meringankan beban orang lain, selain itu juga yang tak kalah pentingnya adalah
jujur, Amanah dan menghindari persaingan yang tidak sehat dalam berbisnis.
Persaingan usaha yang sehat akan menjamin keseimbangan antara hak-hak
produsen dan konsumen. Indikator dari persaingan sehat adalah tersedianya banyak
produsen, harga pasar yang ditentukan berdasarkan keseimbangan antara
permintaan dan penawaran, dan peluang yang sama dari setiap usaha, dalam bidang
industri dan perdagangan. Adanya persaingan usaha yang sehat, akan
menguntungkan semua pihak termasuk konsumen dan pengusaha kecil, dan
produsen sendiri, karena akan menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada
satu atau beberapa usaha tertentu. 9

B. Metodologi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
penelitian yang berumber dari studi Pustaka, hal tersebut dilakukan dengan cara
membaca dan mempelajari berbagai literatur. literatur disini tentunya yang memiliki
hubungan atau keterkaitan dengan permasalahan yang menjadi objek dalam

6
Ahmad Afan Zainidi. ”Pasar Persaingan Sempurna Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Ummul
Qura, 2014, Vol Iv, No. 2, 88-90.
7
Ni’matul Fitria Mukaromah, Temmy Wijaya” Asar Persaingan Sempurna Dan Pasar Persaingan
Tidak Sempurna Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Kajian Ekonomi Dan Perbankan, Vol. 4, No. 2, 2020, 01-16
8
Ain Rahmi, “Mekanisme Pasar Dalam Islam,” Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan, Vol.
4, No. 2, 2015, 177-192.
9
Abdul Latif,” Etika Persaingan Dalam Usaha Menurut Pandangan Islam,” Islamic Economic
Journal, 2017, Vol. 3, No. 3, 161-179
4

penelitian yang telah ditentukan.10 Adapun yag diteliti adalah teks-teks yang akan
memberikan gambaran pada konsep pasar dan persaingan dalam konteks syari’ah.
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. 11 Oleh karena itu, penelitian ini
memiliki tujuan membuat deskripsi mengenai pasar dan persaingan dalam konteks
syar’i.

C. Hasil dan pembahasan


1. Pasar
a. Pengertian pasar
Pasar adalah tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dan
melakukan transaksi barang atau jasa.12 Pasar merupakan sebuah mekanisme
pertukaran barang dan jasa yang alamiah dan telah berlangsung sejak awal
peradaban manusia. Dalam Islam pasar sangatlah penting dalam
perekonomian. Pasar telah terjadi pada masa Rasulullah dan Khulafaur
Rasyidin dan menjadi sunatullah yang telah di jalani selama berabad-abad 13
Untuk pengertian secara luas pasar adalah suatu kegiatan yang merupakan
hubungan antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa. 14
Pasar adalah hubungan keseluruhan dari permintaan dengan penawaran
terhadap barang atau jasa. Dari segi pembeli dan penjual maka pasar
dibedakan menjadi dua yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar
persaingan tidak sempurna.15 Fungsi pasar ialah sebagai mata rantai yang
mempertemukan penjual (yang mempunyai barang dan menginginkan uang)
dengan pembeli (yang mempunyai uang dan menginginkan barang).16
10
Herlina Kusuma Wardani Dan Muhammad Tho’in, “Pengelolaan Baitul Maal Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Negara,” Jurnal Akutansi Dan Pajak, Vol. 14, No. 01, (2013), 2.
11
Ibid.
12
Ni’matul Fitria Mukaromah, Temmy Wijaya” Asar Persaingan Sempurna Dan Pasar Persaingan
Tidak Sempurna Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Kajian Ekonomi Dan Perbankan, Vol. 4, No. 2, 2020, 01-16
13
Ahmad, And Vays, The Impulse Buying Behavior Of Consumes For The Fmcg Products In
Jodhpur. Australian Journal Of Basic And Applied Sciences Vo. 5, No.11, 2010, Hlm. 1704-1710.
14
Joko Untoro & Tim Guru Indonesia, Buku Pintar Pelajaran Ringkasan Materi Lengkap Dan
Kumpulan Rumus Lengkap, (Agromedia Pustaka), 43
15

16
T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro (Yogyakarta: Kanisius, 2003), 33
5

b. Pasar Pada Rasulullah SAW


Peranan penting pasar dalam perekonomian sudah terkonfmasi
sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaurasyidin. Rasulullah SAW
dahulu seorang pebisnis begitu pula dengan Khalifah penerus dan para
Sahabat. Di masa awal Islam berkembang di Makkah, hal yang
menjadi prioritas merupakan dakwah tentang Islam sehingga fokus
kepada perekonomian masih belum prioritas. Kondisi ini bertahan
sampai masyarakat Muslim pindah ke kota Madinah untuk hijrah dan
menetap di sana. Hingga hari-haru berikutnya Rasulullah SAW Memberi
contoh dengan berperan sebagai pengawas pasar atau disebut Almuhtasib. 17
Islam sangat menghargai adanya mekanisme pasar murni dalam
perniagaan. Oleh sebab itu Islam sangat menjunjung tinggi hak pihak-
pihak yang ada di pasar dengan menyebutkan harus adanya kerelaan dan
suka sama suka pada aktifitas ekonomi yang berlangsung. Nilai moralitas
yang seharusnya ada di pasar ialah sikap kejujuran, persaingan sehat,
keterbukaan, dan keadilan.18
Dalam persaingan pasar tekadang terdapat kondisi dimana ada
pihak yang tidak adil dalam kegiatan ekonomi. Hal ini menjadikan harga
yang muncul tidak mencerminkan competition market price. 19 Beberapa
hal tersebut ialah;
1) Manipulasi informasi demi meraih keuntungan lebih (Tadlis). Hal
ini termasuk praktik penipuan. Tadlis dapat terjadi dalam hal kualitas
barang, kuantitas ukuran atau takaran, atau harga,
2) Perbedaan pengetahuan diantara penjual dan pembeli. Memanfaatkan
ketidaktahuan konsumen pada barang yang dijual (ghaban faa hisy), dan

17
Sarwo Edi, Julfan Saputra, Asmaul Husna,” Mekanisme Pasar Dalam Konteks Islam,” Jurnal
Ekonomi Dan Manajemen Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2022,1-6
18
Yahanan,” Evolusi Pasar Menurut Pemikiran Imam Alghazali,” Jurnak Hukum Islam, Vol. Xiv
No. 1 2014.
19
Mckenzie, The Limit Of Economic Science. Kluwer.Kluwer: Nijhoft Publishing, (1983).
6

3) Melakukan kolusi antara penjual dan pembeli yang sebenarnya adalah


koleganya demi menipu harga pasar.Jumhur ulama juga sepakat
bahwa dalam keadaan darurat dapat menjadi alasan pemerintah
mengambil kebijakan intervensi harga, tetapi tetap berpijak kepada
keadilan.20
Secara umum kondisi darurat yang dimaksudkan ialah kondisi
dimana;21
1) Kenaikan harga yang sangat tinggi dan tidak wajar yang
menyebabkan daya beli masyarakat tidak tercapai,
2) Terkait barang yang menjadi bahan pokok masyarakat. Seperti bahan
pangan,dan
3) Adanya eksploitasi dan ketidakadilan diantara pelaku ekonomi.

c. Jenis-Jenis Pasar
Dalam dunia ekonomi dan bisnis, terdapat berbagai jenis pasar
berdasarkan berbagai kriteria. Berikut adalah beberapa jenis pasar yang
umum dikenal:22
a. Berdasarkan Lokasi
a. Pasar Lokal yaitu pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu
kota tempat produk itu dihasilkan, misalnya pasar desa atau pasar
kota.23
b. Pasar Regional yaitu Pasar yang menjangkau konsumen di beberapa
wilayah atau negara bagian.
c. Pasar Nasional yaitu pasar yang mencakup wilayah geografis tertentu
di mana perusahaan beroperasi.24

20
Frank, Micro Economics And Behavior. London: Routledge, 2003.
21
Sarwo Edi, Julfan Saputra, Asmaul Husna,” Mekanisme Pasar Dalam Konteks Islam,” Jurnal
Ekonomi Dan Manajemen Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2022,1-6
22
Herman Malano, Selamatkan Pasar Tradisional : Jakarta Gramedia Pustaka Utama, 2011.
23
Anung Pramudyo, “Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional Di Yogyakarta,” Jurnal Bisnis,
Manajemen Dan Akutansi, 2014, Vol. 2, No. 1.
24
Philip Kotler Dan Neil Amstrong, Principles Of Marketing, England: Pearson 2014.
7

d. Pasar Internasional yaitu Pasar yang mencakup beberapa negara.


b. Berdasarkan Waktu Transaksi
a. Pasar Harian yaitu Pasar yang hanya berlangsung dalam satu hari.
b. Pasar Mingguan yaitu Pasar yang berlangsung sekali seminggu.
c. Berdasarkan Volume Transaksi
a. Pasar Besar yaitu Pasar yang menangani volume transaksi dalam
jumlah besar.
b. Pasar Eceran yaitu Pasar yang menangani volume transaksi eceran.
d. Berdasarkan Bentuk Fisik Barang
a. Pasar Barang Konkret yaitu Pasar yang menangani barang-barang
yang memiliki bentuk fisik, misalnya pakaian, makanan, dll.25
b. Pasar Barang Abstrak yaitu Pasar yang menangani barang atau jasa
yang tidak berwujud, seperti jasa konsultasi, asuransi, dll.26
e. Berdasarkan Struktur Pasar
a. Pasar Persaingan Sempurna yaitu Pasar di mana banyak penjual dan
pembeli, dan tidak ada satu pihak pun yang dapat mempengaruhi
harga. Barang yang dijual bersifat homogen.27
b. Pasar Monopoli yaitu Pasar di mana hanya ada satu penjual dan
banyak pembeli. Tidak ada pengganti yang tepat untuk produk yang
dijual oleh monopolis.
c. Pasar Monopsoni yaitu Pasar di mana hanya ada satu pembeli dan
banyak penjual.28
d. Pasar Oligopoli yaitu Pasar yang dikuasai oleh beberapa perusahaan
besar.

25
Ibid.
26
Zeithaml, Bitner, & Gremler, "Services Marketing: Integrating Customer Focus Across The
Firm". New York : Mcgrow-Hill, 2006, 2012.
27
Ha R. Varian, Intermediate Microeconomics: A Modern Approach, New York: W.W. Norton &
Company, 2006.
28
Lucas R Ansom, “Monopsony In The Labor Market,” Journal Of Economic Literature, 2013
Vol. 35, No. 1, 86-112.
8

e. Pasar Persaingan Monopolistik yaitu Pasar di mana banyak produsen


menawarkan produk yang serupa tetapi tidak identik.
f. Berdasarkan Sifat Barang
a. Pasar Barang Konsumsi yaitu Pasar yang menangani barang-barang
konsumsi yang digunakan secara langsung oleh konsumen, misalnya
makanan, minuman, pakaian.29
b. Pasar Barang Produksi yaitu Pasar yang menangani barang-barang
yang digunakan untuk menghasilkan barang lain, seperti mesin, bahan
baku.
g. Berdasarkan Metode Transaksi:
a. Pasar Tradisional yaitu transaksi yang dilakukan secara langsung
antara pembeli dan penjual. Biasanya terjadi dalam pasar fisik di
mana pembeli dan penjual bertemu langsung.30
b. Pasar Modern yaitu Transaksi dapat dilakukan melalui perantara,
seperti supermarket, mall, atau toko online.31

2. Persaingan
Persaingan adalah kata dalam Bahasa Indonesia yang merujuk pada
kompetisi atau kontes antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan
tertentu.32 Dalam konteks bisnis, persaingan bisa merujuk pada usaha yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar, pangsa
pasar lebih luas, atau pengakuan merek yang lebih kuat dibandingkan dengan
pesaingnya.33 Persaingan di pasar bebas dianggap sebagai hal yang positif
karena dapat mendorong inovasi, menurunkan harga untuk konsumen, dan

29
Ibid.
30
Geertz James Clifford, “The Bazaar Economy: Information And Search In Peasant Marketing”
American Economic Association Journal , 2011, Vol. 68 No. 2
31
Goldman Sachs, “). "Transfer And Adoption Of Advanced Food Retailing Technologies In
Developing Countries". Economic Development And Cultural Change, 29(3), 539-580.
32
Asri Prasetyaningsih, “Membentuk Jiwa Kewirausahaan Pada Anak Usia Dini Melalui
Kegiatan Market Day,” Jurnal Program Studi Pgra, Volume 2 Nomor 2 Juli 2016
33
Siti Hofifah, “Analisis Persaingan Usaha Pedagang Musiman Di Ngebel Ponorogo Ditinjau
Dari Perspektif Etika Bisnis Islam,” Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 3nomor 2, Desember 2020
9

meningkatkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. Namun, persaingan


yang tidak sehat atau tidak adil, seperti monopoli atau praktek bisnis yang
merugikan pesaing, dapat merugikan pasar dan konsumen.34
Dalam kehidupan sehari-hari, persaingan bisa ditemui dalam berbagai
aspek, mulai dari olah raga, pendidikan, hingga dalam hubungan interpersonal. 35
Seperti halnya dalam bisnis, persaingan sehat dalam aspek-aspek kehidupan ini
dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan individu, sementara
persaingan yang tidak sehat dapat menyebabkan stres dan konflik. 36 Untuk
memastikan persaingan berjalan dengan sehat, baik dalam bisnis maupun
kehidupan sehari-hari, penting untuk memiliki peraturan dan etika yang jelas,
serta kesadaran akan pentingnya integritas dan sportivitas.37

3. Pasar Persaingan
Fungsi pasar ialah sebagai mata rantai yang mempertemukan penjual
yaitu yang mempunyai barang dan menginginkan uang dengan pembeli yaitu
yang mempunyai uang dan menginginkan barang. 38 Dalam ekonomi, persaingan
pasar bisa dikategorikan ke dalam beberapa jenis, tergantung pada jumlah
produsen dan konsumen, serta sejauh mana satu perusahaan dapat
mempengaruhi harga dan output. Pasar persaingan merupakan konsep dalam
ilmu ekonomi yang mengacu pada situasi di mana banyak produsen bersaing
satu sama lain dalam upaya untuk menawarkan produk atau jasa terbaik kepada
konsumen.39 Ada beberapa jenis pasar berdasarkan tingkat persaingannya,

34
Azhari Akmal Tarigan,” Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Dalam
Perspektifhukum Ekonomi Dan Hukum Islam,” Mercatoria Vol.9, No.1 2016.
35
Ira Lusiawati,” Pengembangan Otak Dan Optimalisasi Sumber Daya Manusia,” Jurnal Tedc
Vol. 11 No. 2, 2017.
36
Sigit Nugroho,” Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Dalam Upaya Peningkatan
Pembangunan Ekonomi Di Era Pasar Bebas Asean,” Jurnal Penelitian Hukumsupremasi Hukum, Vol. 24,
No.2, 2015
37
Galih Dwi Pradipta,” Sportifitas Dalam Keolahragaan Sebagai Bagian Pembentukan Generasi
Muda Dan Nasionalisme,” Jurnal Ilmiah Civis, Volume V, No 1, 2015.
38
ibid
39
George Mankiw, Principles Of Economics. Cengage Learning, Jakarta: Selemba Empat, 2006
10

namun yang sering dibahas adalah pasar persaingan sempurna dan pasar
persaingan tidak sempurna.40
a. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah merupakan sebuah struktur pasar
yang dapat menjamin terwujudnya aktifitas memproduksi barang atau jasa
yang optimal dan efisien. Sehingga baik penjual maupun pembeli memiliki
pengetahuan atau informasi tentang harga dan dapat menerima tingkat harga
yang terbentuk didalam pasar.41 Baik penjual maupun pembeli tidak boleh
berspekulasi tentang harga, jika penjual menjual produknya dengan harga
murah maka dia akan mengalami kerugian dan jika ia menjualnya terlalu
mahal maka pelanggan atau pembeli akan lari kepenjual lainnya disebabkan
karena ketidak mampuan pembeli terhadap harga produk tersebut. Dalam
konsep ekonomi Islam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar yaitu
kekuatan penawaran dan permintaan. Pertemuan permintaan dengan
penawaran haruslah terjadi secara rela sama rela, tidak ada pihak yang
merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada suatu tingkat. 42 Pengertian
lain pasar persaingan sempurna yaitu industri di mana terdapat banyak
penjual dan pembeli dan setiap penjual atau pembeli tidak dapat
memengaruhi keadaan di pasar.43
Pada pasar persaingan sempurna bentuk ini ciri-cirinya adalah sebagai
berikut :
1. Perusahaan Adalah Pengambil Harga.
Pengambil harga berarti tu perusahaan yan ada dalam pasar tidak dapat
menentukan atau mengubah harga pasar. Adapun tindakan perusahaan di

40
Mashur Malaka, “Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha,” Jurnal Al-‘Ad, 2014, Vol. 7 No.
2.
41
Ibid
42
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, Jakarta: Pt Rajagrafindo, 2007
43
Ni’matul Fitria Mukaromah, Temmy Wijaya” Asar Persaingan Sempurna Dan Pasar Persaingan
Tidak Sempurna Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Kajian Ekonomi Dan Perbankan, Vol. 4, No. 2, 2020, 01-16
11

dalam pasar, ia tidak akan meni,bulkan perubahan ke atas harga pasar


yang berlaku.44
2. Setiap Perusahaan Mudah Keluar Atau Masuk Pasar.
Sekiranya perusahaan mengalami kerugian dan ingin meningalkan
industri tersebut, ia dapat dengan mudah untuk keluar dari pasar.
Sebaliknya jika ada produsen yan ingin masuk ke dalam industri,
produsen tersebut dapat denan mudah untuk melakukan kegiatan yang
diinginkannya tersebut.45
3. Menghasilkan Barang Serupa.
Barang yang dihasilkan oleh produsen sangat sama atau serupa. Tidak ada
perbedaan yang nyata di antara baran yang dihasilkan suatu perusahaan
dengan baran hasil produksi perusahaan lain. Sebagai akibat dari sifat ini
yakni tidak ada gunanya kepada perusahaan-perusahaan untuk melakukan
persaingan yang berbentuk persaingan bukan harga, karena hal tersebut
tidak efektif untuk menaikkan penjualan mengingat para konsumen
sudah mengetahui bahwa barangbarang yang dijual dalam industri
tersebut antar produsen tidak ada bedanya sama sekali.46

4. Terdapat Banyak Perusahaan Di Pasar.


Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan
untuk mengubah harga. Sifat ini ada dua aspek, yang pertama yakni
jumlah perusahaan sangat banyak dan yang kedua yakni masingmasing
perusahaan relatif kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan jumlah
perusahaan di dalam pasar. Hal ini berakibat pada produksi setiap

44
Mashur Malaka, “Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha,” Jurnal Al-‘Ad, 2014, Vol. 7 No.
2.

45
Ni’matul Fitria Mukaromah, Temmy Wijaya” Asar Persaingan Sempurna Dan Pasar
Persaingan Tidak Sempurna Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Kajian Ekonomi Dan Perbankan, Vol. 4, No. 2,
2020, 01-16
46
Sergey K. Aityan, “Price-Value Potential For Near-Perfectly Competitive Markets,” American
Journal Of Economics And Business Administration, 2011 Vol. 3, No. 4 : 623-635
12

perusahaan adalah sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah


produksi dalam industri tersebut.47
5. Pembeli Mengetahui Pengetahuan Sempurna Tentang Pasar.
Dalam pasar persaingan sempurna dimisalkan jumlah pembeli sangat
banyak. Namun emikian dimisalkan pula bahwa masing-masing pembeli
memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan pasar. Hal
tersebut berakibat pada para produsen tidak dapat menjual barangnya
dengan harga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.48

b. Kelebihan Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna adalah suatu bentuk pasar di mana
terdapat banyak pembeli dan penjual, sehingga tidak ada pihak yang dapat
mempengaruhi harga. Pasar ini cenderung teoritis dan jarang ditemui dalam
praktik sehari-hari, tetapi tetap penting untuk dipelajari karena memberikan
dasar untuk memahami struktur pasar lainnya. Berikut adalah beberapa
kelebihan pasar persaingan sempurna:49
1. Harga Menjadi Indikator yang Efisien
Harga yang terbentuk di pasar persaingan sempurna adalah hasil dari
interaksi antara permintaan dan penawaran. Hal ini menjadikannya
sebagai indikator yang efisien untuk menentukan produksi dan konsumsi.
2. Alokasi Sumber Daya yang Efisien
Dalam pasar persaingan sempurna, sumber daya dialokasikan ke produksi
barang dan jasa yang paling diinginkan oleh konsumen. Dengan kata lain,
produksi barang dan jasa mencerminkan preferensi konsumen.
3. Tidak Ada Keuntungan Ekstra

47
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta: Pt Raja Grafindo
Persada, 2015), 231-233
48
Ibid.
49
Samuelson & Nordhau. Economics. New York: Mcgraw-Hill. 2009
13

Dalam jangka panjang, perusahaan hanya akan mendapatkan keuntungan


normal, sehingga tidak ada insentif bagi perusahaan untuk menaikkan
harga di atas biaya produksi.50
4. Adanya Inovasi dan Efisiensi
Karena banyaknya pesaing di pasar, perusahaan harus terus-menerus
meningkatkan efisiensi dan inovasi untuk tetap bertahan di pasar.
5. Konsumen Mendapat Manfaat
Konsumen mendapatkan barang atau jasa dengan harga yang kompetitif
dan kualitas yang diharapkan.
6. Tidak Ada Barikade untuk Masuk atau Keluar dari Pasar
Hal ini memungkinkan efisiensi dan adaptasi cepat terhadap perubahan
kondisi pasar.

Pasar persaingan sempurna adalah konsep teoritis dan dalam praktiknya


mungkin sulit untuk menemukan pasar yang memenuhi semua asumsi
persaingan sempurna. Meskipun demikian, konsep ini memberikan dasar untuk
memahami bagaimana pasar berfungsi dan bagaimana alokasi sumber daya
terjadi dalam ekonomi.

c. Kekurangan Pasar Persaingan Sempurna


Meskipun pasar persaingan sempurna memiliki beberapa kelebihan, ada
juga kekurangan yang ditemukan dalam model ini. Berikut adalah beberapa
kekurangan dari pasar persaingan sempurna:51
a. Kurangnya Inovasi dalam Jangka Panjang
Dalam pasar persaingan sempurna, perusahaan hanya mendapatkan
keuntungan normal dalam jangka panjang. Tanpa adanya keuntungan ekstra,
mungkin ada sedikit insentif bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam
penelitian dan pengembangan atau inovasi.

50
Mankiw, Principles Of Economics. Stamford, Ct: Cengage Learning. 2014
51
Samuelson & Nordhau. Economics. New York: Mcgraw-Hill. 2009
14

b. Produk Homogen: Produk-produk di pasar persaingan sempurna dianggap


identik. Hal ini bisa menyulitkan konsumen yang mencari variasi atau
spesifikasi produk tertentu.
c. Kenyataan vs. Teori
Pasar persaingan sempurna lebih merupakan konsep teoritis dan jarang
ditemui dalam kenyataan. Ini berarti banyak insiden dan kejadian di pasar
nyata tidak dapat dijelaskan oleh model persaingan sempurna.
d. Kurangnya Ekonomi Skala
Dalam pasar persaingan sempurna, perusahaan-perusahaan cenderung
berukuran kecil hingga menengah, dan mungkin sulit bagi mereka untuk
mencapai ekonomi skala yang bisa mengurangi biaya produksi per unit.52
e. Kurangnya Pemasaran
Dikarenakan produk dianggap homogen, tidak ada insentif bagi perusahaan
untuk beriklan atau membranding produk mereka. Ini bisa mengurangi
informasi yang tersedia untuk konsumen dan potensi diferensiasi produk.
f. Kemungkinan Alokasi Sumber Daya yang Kurang Tepat
Meskipun alokasi sumber daya dianggap efisien dalam persaingan sempurna,
ada situasi di mana intervensi atau regulasi mungkin diperlukan untuk
memastikan alokasi sumber daya yang optimal.

d. Pasar persaingan tidak sempurna


Pasar persaingan tidak sempurna adalah jenis pasar di mana asumsi
persaingan sempurna tidak terpenuhi sepenuhnya. Dalam pasar seperti ini,
ada sejumlah pelaku pasar yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
harga atau jumlah barang yang diproduksi.Ada beberapa jenis pasar
persaingan tidak sempurna:53
1. Pasar Monopoli

52
Ibid.
53
Pindyck, & Rubinfeld. Microeconomics. Prentice Hall. 2012
15

Pengertian monopoli berdasarkan UU anti monopoli adalah


penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau
penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok
pelaku usaha.54 Istilah monopoli itu berasal dari bahasa Yunani yakni
monos polein yang berarti menjual sendirian. Oleh sebab itu, para ahli
berpendapat bahwa monopoli terjadi bila output seluruh industri
diproduksi dan dijual oleh satu perusahaan saja. Sebagai penjual tunggal
maka ia memiliki kekuatan untuk mengatur harga (price maker). Contoh
dari perusahaanperusahaan monopoli di Indonesia di antaranya PLN,
PAM, TELKOM, dan PT KAI.55 Dalam islam pasar monopoli yaitu yang
hanya terdapat satu penjual atau kecilnya pesaing atau bahkan tidak
adanya pesaing bukanlah suatu hal yang dilarang.
Dalam islam yang dilarang adalah melakukan monopoli atau
(ihtikar). Ihtikar adalah mengambil keuntungan di atas keuntungan
normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang tinggi.
Ihtikar diharamkan dalam islam dengan alasan dapat menimbulkan
kemudharatan bagi manusia. Ihtikar tidak hanya akan merusak
mekanisme pasar, tetapi juga akan menghentikan keuntungan yang akan
diperoleh orang lain serta menghambat proses distribusi kekayaan di
antara manusia. Aktivitas ekonomi dapat dikatakan ihtikar apabila objek
penimbunan adalah barang-barang kebutuhan masyarakat, dan tujuan
penimbunan adalah untuk meraih keuntungan di atas kebutuhan normal.56

2. Pasar Oligopoli
54
Samuelson & Nordhau. Economics. New York: Mcgraw-Hill. 2009
55
Tri Kunawangsih Pracoyo Dan Antyo Pracoyo, Aspek Dasar Ekonomi Mikro, (Jakarta: Pt
Grasindo, 2006), 217.
56
Rokhman Subagiyo, “Struktur Pasar Dalam Islam” (Pasar Persaingan Sempurna Dan Tidak
Sempurna) (Repo.Iain Tulungagung.Ac.Id, 2016), 145.
16

Pasar dengan beberapa perusahaan besar yang mengendalikan


sebagian besar pasokan barang atau jasa. Perusahaan-perusahaan ini
sering kali mempengaruhi harga melalui keputusan produksi, iklan, dan
strategi lainnya. Contoh: industri otomotif. Diantara dua bentuk pasar
yang ekstrim tersebut terdapat bentuk antara yang mempunyai unsur
persaingan sempurna dan monopoli, atau yang biasa disebut bentuk
menengah. Bentuk tersebut salah satunya yaitu pasar oligopoli. Pasar
oligopoli memiliki beberapa ciri, diantaranya yaitu: 57
1. Terdapat sedikit penjual yang menjual produk substitusi (yang saling
merupakan pengganti antara produk yang satu dengan yang lainnya),
artinya yang mempunyai kurva permintaan dengan elastisitas silang
(cross elasticities of demand) yang tinggi.
2. Terdapat rintangan untuk memasuki industri oligopoli. Hal ini karena
perusahaan yang ada dalan pasar hanya sedikit.
3. Keputusan harga yang diambil oleh satu perusahaan harus
dipertimbangkan oleh perusahaan yang lain dalam industri.58

3. Pasar Persaingan Monopolistik


Di pasar ini, banyak perusahaan beroperasi dan setiap perusahaan
memiliki produk yang sedikit berbeda dari yang lain. Setiap perusahaan
memiliki sejumlah kekuatan monopoli karena produk mereka unik.
Contoh: industri restoran atau pakaian.59 Bentuk pasar persaingan
monopolistik ini adalah merupakan bentuk pasar menengah lainnya selain
oligopoli. Pasar persaingan monopolistik ini merupakan perpaduan antara
bentuk persaingan sempurna dengan monopoli. Beberapa ciri yang
dimiliki oleh bentuk ini antara lain:60

57
Ahmad Afan Zaini, “Pasar Persaingan Sempurna Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal
Ummul Qura Vol Iv, No. 2, Agustus 2014.
58
Samuelson & Nordhau. Economics. New York: Mcgraw-Hill. 2009
59
Pindyck, & Rubinfeld. Microeconomics. Prentice Hall. 2012
60
Ahmad Afan Zaini, “Pasar Persaingan Sempurna Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal
Ummul Qura Vol Iv, No. 2, Agustus 2014.
17

a. Perusahaan bebas masuk dan keluar dari pasar (free entry dan free
exit).
b. Barang yang dihasilkan mempunyai corak yang berbeda (product
differentiation).
c. Barang yang dihasilkan tidak homogen.
e. Pandangan Islam Mengenai Pasar Persaingan
Secara umum, pasar diartikan sebagai interaksi atau
pertemuanantara permintaan dan penawaran, sedangkan mekanisme pasar
merupakan proses penentuan harga berdasarkan kekuatan permintaan
(demand) dan penawaran (supply).61 Adapun pertemuan antara permintaan
dan penawaran tersebut akan membentuk harga keseimbangan (equilibrium
price). Mekanisme pasar yang Islami menurut Ibnu Taimiyah haruslah memiliki
kriteria-kriteria berikut:62
1. Orang-orang harus bebas untuk masuk dan keluar pasar. Memaksa penduduk
menjual barang tanpa ada kewajiban untuk menjualnya adalah tindakan yang
tidak adil dan ketidakadilan itu dilarang.
2. Tingkat informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan barang-
barang dagangan adalah perlu.
3. Unsurunsur monopolistik harus dilenyapkan dari pasar sehingga segala bentuk
kolusi antara kelompok para penjual dan pembeli tidak diperbolehkan.
4. Homogenitas dan standardisasi produk sangat dianjurkan ketika terjadi
pemalsuan produk, penipuan dan kecurangan-kecurangan dalam
mempresentasikan barang-barang tersebut.
5. Setiap penyimpangan dari kebebasan ekonomi yang jujur, seperti sumpah palsu,
penimbangan yang tidak tepat, dikecam oleh ajaran Islam.

Dari pendapat Ibnu Taimiyah di atas tentang mekanisme pasar dalam Islam,
kita dapat melihat mekanisme-mekanisme tersebut mengarah pada karakteristik

61
Rahardja Dan Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Cet. 4. Jakarta: Lpfeui.
1999.
62
Ni’matul Fitria Mukaromah, Temmy Wijaya” Asar Persaingan Sempurna Dan Pasar Persaingan
Tidak Sempurna Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Kajian Ekonomi Dan Perbankan, Vol. 4, No. 2, 2020, 01-16
18

pasar persaingan sempurna. Hal itu berarti bahwa pasar dalam Islam itulah yang
dalam teori konvensional disebut dengan pasar persaingan sempurna, dimana
asumsi-asumsi yang disebutkan oleh pakar ekonomi konvensional ada (ditemukan)
dalam pasar yang Islami.63
Salah satu contoh pasar persaingan sempurna dalam pasar Islam adalah yang
terjadi pada masa khalifah Umar bin Khattab RA. Pada saat itu Umar berjalan
dipasar kurma, ketika itu Umar mendapati salah seorang pedagang yang menjual
dibawah harga yang ada di pasar tersebut. Umar memberikan dua pilihan pada
penjual tersebut, yang pertama naikkan harga sampai sama dengan harga yang ada
di pasaran atau keluar dari pasar ini. menurut Ibnu Taimiyah bahwa penetapan
harga menjadi penting atau diperlukan untuk mencegah manusia (produsen)
menjual makanan dan barang lain hanya kepada kelompok tertentu dengan harga
ditetapkan sesuka hati. Ini merupakan kezaliman di muka bumi, demi tercapainya
kemaslahatan wajib diterapkan penetapan harga.64

Kesimpulan

Untuk pengertian secara luas pasar adalah suatu kegiatan yang merupakan
hubungan antara permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa. Pasar telah terjadi
pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin dan menjadi sunatullah yang telah di
jalani selama berabad-abad. Dalam kehidupan sehari-hari, persaingan bisa ditemui dalam
berbagai aspek, mulai dari olah raga, pendidikan, hingga dalam hubungan interpersonal.
Seperti halnya dalam bisnis, persaingan sehat dalam aspek-aspek kehidupan ini dapat
mendorong pertumbuhan dan perkembangan individu, sementara persaingan yang tidak
sehat dapat menyebabkan stres dan konflik. Untuk memastikan persaingan berjalan dengan
sehat, baik dalam bisnis maupun kehidupan sehari-hari, penting untuk memiliki peraturan
dan etika yang jelas, serta kesadaran akan pentingnya integritas dan sportivitas. Pasar
persaingan merupakan konsep dalam ilmu ekonomi yang mengacu pada situasi di mana
banyak produsen bersaing satu sama lain dalam upaya untuk menawarkan produk atau jasa
terbaik kepada konsumen. Ada beberapa jenis pasar berdasarkan tingkat persaingannya,
63
Ibid
64
Ahmad Afan Zainidi. ”Pasar Persaingan Sempurna Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Ummul
Qura Vol Iv, No. 2, (2014), 99-100.
19

namun yang sering dibahas adalah pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak
sempurna.

Dari pendapat Ibnu Taimiyah tentang mekanisme pasar dalam Islam, dapat disimpulkan bahwa
mekanisme-mekanisme pasar yang islami mengarah pada karakteristik pasar persaingan sempurna.
Hal itu berarti bahwa pasar dalam Islam itulah yang dalam teori konvensional disebut dengan pasar
persaingan sempurna, dimana asumsi-asumsi yang disebutkan oleh pakar ekonomi konvensional
ada (ditemukan) dalam pasar yang Islami. Islam menawarkan kerangka kerja untuk pasar dan
persaingan yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama dan keadilan sosial.

Daftar Pustaka
Buku
20

Hafidhuddin, Didin. Islam Aplikatif, Jakarta: Gema Insani, 2023.


Lubis, Suhrawardi. Hukum Ekonomi Islam. Cet. 1. Jakarta: Sinar Grafika, 2000.
Smith, Adam, An Inquiry Into The Nature And Causes Of The Wealth Of Nations, Repulbic
Ceko: T. Dobson, 1789.
Untoro, Joko & Tim Guru Indonesia, Buku Pintar Pelajaran Ringkasan Materi Lengkap
Dan Kumpulan Rumus Lengkap, (Agromedia Pustaka), 43
Gilarso T., Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro (Yogyakarta: Kanisius, 2003), 33
Herman Malano, Selamatkan Pasar Tradisional : Jakarta Gramedia Pustaka Utama, 2011.
Kothler, Philip Dan Amstrong, Neil, Principles Of Marketing, England: Pearson 2014.
Mankiw, George, Principles Of Economics. Cengage Learning, Jakarta: Selemba Empat,
2006
Karim, Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami, Jakarta: Pt Rajagrafindo, 2007
Sukirno, Sadono, Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta: Pt Raja Grafindo
Persada, 2015), 231-233
Samuelson & Nordhau. Economics. New York: Mcgraw-Hill. 2009
Pracoyo, Tri Kunawangsih Pracoyo Dan Antyo Pracoyo, Aspek Dasar Ekonomi Mikro,
(Jakarta: Pt Grasindo, 2006), 217.

Rahardja Dan Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar. Cet. 4. Jakarta:
Lpfeui. 1999
Jurnal Nasional

Edi, Sarwo , Julfan, Saputra, Husna, Asmaul ,” Mekanisme Pasar Dalam Konteks Islam,”
Jurnal Ekonomi Dan Manajemen Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2022,1-6
Latif, Abdul,” Etika Persaingan Dalam Usaha Menurut Pandangan Islam,” Islamic
Economic Journal, 2017, Vol. 3, No. 3, 161-179
Lusiawati, Ira,” Pengembangan Otak Dan Optimalisasi Sumber Daya Manusia,” Jurnal
Tedc Vol. 11 No. 2, 2017.
Malaka, Mashur Malaka, “Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha,” Jurnal Al-‘Ad,
2014, Vol. 7 No. 2.
21

Mukaromah, Ni’matul Fitria, Temmy Wijaya” Asar Persaingan Sempurna Dan Pasar
Persaingan Tidak Sempurna Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Kajian
Ekonomi Dan Perbankan, Vol. 4, No. 2, 2020, 01-16.
Pramudyo, Anung , “Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional Di Yogyakarta,” Jurnal Bisnis,
Manajemen Dan Akutansi, 2014, Vol. 2, No. 1.
Prasetyaningsih, Asri, “Membentuk Jiwa Kewirausahaan Pada Anak Usia Dini Melalui
Kegiatan Market Day,” Jurnal Program Studi Pgra, Volume 2 Nomor 2 Juli
2016
Rahmi ,Ain, “Mekanisme Pasar Dalam Islam,” Jurnal Ekonomi Bisnis Dan
Kewirausahaan, Vol. 4, No. 2, 2015, 177-192
Shofifah, Siti, “Analisis Persaingan Usaha Pedagang Musiman Di Ngebel Ponorogo
Ditinjau Dari Perspektif Etika Bisnis Islam,” Jurnal Rumpun Ekonomi
Syariah Volume 3nomor 2, Desember 2020
Subagyo, Rokhman, “Struktur Pasar Dalam Islam” (Pasar Persaingan Sempurna Dan
Tidak Sempurna) (Repo.Iain Tulungagung.Ac.Id, 2016), 145.
Taringan, Azhari Akmal, ” Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Dalam
Perspektifhukum Ekonomi Dan Hukum Islam,” Mercatoria Vol.9, No.1
2016.
Turmuni, Muhammad, “Produksi Dalam Perspektif Ekonomi Islam.” Jurnal Islamadina,
2017, Volume 18, No. 1,
Wardani, Herlina Dan Tho’in, Muhammad, “Pengelolaan Baitul Maal Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Negara,” Jurnal Akutansi Dan Pajak, Vol.
14, No. 01, (2013), 2.
Yahanan,” Evolusi Pasar Menurut Pemikiran Imam Alghazali,” Jurnak Hukum Islam, Vol.
Xiv No. 1 2014.
Zaini, A. A, “Pasar Persaingan Sempurna Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal
Ummul Qura Vol Iv, No. 2, Agustus 2014.
Zainidi , Ahmad Afan. ”Pasar Persaingan Sempurna Dalam Perspektif Islam.” Jurnal
Ummul Qura, 2014, Vol Iv, No. 2, 88-90.
22

Jurnal Internasional

Clifford, G. J. “The Bazaar Economy: Information And Search In Peasant Marketing”


American Economic Association Journal , 2011, Vol. 68 No. 2
Frank, Micro Economics And Behavior. London: Routledge, 2003.
Ha R. Varian, Intermediate Microeconomics: A Modern Approach, New York: W.W. Norton
& Company, 2006.
Lucas R Ansom, “Monopsony In The Labor Market,” Journal Of Economic Literature,
2013 Vol. 35, No. 1, 86-112.
Mankiw, Principles Of Economics. Stamford, Ct: Cengage Learning. 2014
Mckenzie, The Limit Of Economic Science. Kluwer.Kluwer: Nijhoft Publishing, (1983).
Pindyck, & Rubinfeld. Microeconomics. Prentice Hall. 2012
Pradipta, G. D,” Sportifitas Dalam Keolahragaan Sebagai Bagian Pembentukan Generasi
Muda Dan Nasionalisme,” Jurnal Ilmiah Civis, Volume V, No 1, 2015.
Ahmad, And Vays, The Impulse Buying Behavior Of Consumes For The Fmcg Products In Jodhpur.
Australian Journal Of Basic And Applied Sciences Vo. 5, No.11, 2010, Hlm. 1704-1710.

Sachs, Goldman, "Transfer And Adoption Of Advanced Food Retailing Technologies In


Developing Countries". Economic Development And Cultural Change,
29(3), 539-580.
Sergey K. Aityan, “Price-Value Potential For Near-Perfectly Competitive Markets,”
American Journal Of Economics And Business Administration, 2011 Vol.
3, No. 4 : 623-635
Sigit Nugroho,” Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Dalam Upaya
Peningkatan Pembangunan Ekonomi Di Era Pasar Bebas Asean,” Jurnal Penelitian
Hukumsupremasi Hukum, Vol. 24, No.2, 2015
Zeithaml, Bitner, & Gremler, "Services Marketing: Integrating Customer Focus Across The
Firm". New York : Mcgrow-Hill, 2006, 2012

Anda mungkin juga menyukai