MAKALAH
Disusun Oleh :
KELAS E
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul“Etika Bisnis dalam Pasar Islami”. Pada kesempatan kali ini kami
mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Muhammad Khoirul Fikri, M.E.I
selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis Islam yang telah membimbing dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ahmad Yunadi, (2016), Pasar Islami Perspektif Santri, LITERASI (Jurnal Ilmu
Pendidikan), 2(1), hal.4.
2
Euis Amalia, (2013), Mekanisme Pasar dan Kebijakan Penetapan Harga Adil dalam
Perspektif Ekonomi Islam, Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 5(1), hal.3.
3
Ahmad Yunadi, (2016), Pasar Islami Perspektif Santri, LITERASI (Jurnal Ilmu
Pendidikan), 2(1), hal.5
4
Lukmanul Hakim, (2017), Distorsi Pasar dalam Pandangan Ekonomi
Islam, Ekomadania, 1(1), hal.15-16.
2
praktek jual-beli seperti bursa efek dan lain sebagainya, yang dapat dikatakan
sebagai tempat pertukaran barang seperti pertukaran barang lewat internet.
2.2 Prinsip Dasar Pasar Islami
Pentingnya pasar sebagai wadah aktifitas tempat jual beli tidak hanya
dilihat dari fungsinya secara fisik, namun aturan, norma dan yang terkait dengan
masalah pasar. Dengan fungsi di atas, pasar jadi rentan dengan sejumlah
kecurangan dan juga perbuatan ketidakadilan yang menzalimi pihak lain. Karena
peran penting pasar dan juga rentan dengan dengan hal-hal yang dzalim, maka
pasar tidak terlepas dengan sejumlah aturan syariat, yang antara lain terkait
dengan pembentukan harga dan terjadinya transaksi di pasar. Dalam istilah lain
dapat disebut sebagai mekanisme pasar menurut Islam dan intervensi pemerintah
dalam pengendalian harga. Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas
prinsip-prisnip sebagai berikut:
a. Ar-Ridhaa
Kata Ridho berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata rodiya yang berarti
senang, rela, atau suka. Ridho merupakan sifat yang terpuji yang harus
dimiliki oleh manusia. Dan disini yang dimaksud ridha adalah segala
bentuk transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar senang atau rela
antara masing-masing pihak.5 Dalam hal ini, segala transaksi yang
dilakukan haruslah atas dasar kerelaan antara masing-masing pihak (freedom
cuntract). Hal ini sesuai dengan Q.S. An-Nisa’ ayat 29:
3
Maksud Ayat ini Allah SWT melarang mengambil harta orang lain
dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan perniagaan yang
berlaku atas dasar kerelaan bersama. Sekalipun seseorang mempunyai
harta yang banyak dan banyak pula orang yang memerlukannya dari
golongan-golongan yang
b. Persaingan Sehat (Fair Competition)
Menurut (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia persaingan adalah suatu
persaingan yang dilakukan oleh seseorang atau sekolompok orang tertentu,
agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif. Persaingan yang
sehat yaitu persaingan yang tidak menjatuhkan orang lain ataupun
sengaja berbuat curang kepada orang lain. Di pasar pun wajib adanya
persaingan sehat dengan tujuan supaya mekanisme yang telah ditetapkan
di pasar tetap terjaga dan tidak akan terhambat sebab adanya ihtikar atau
monopoli (Kasmir, 2012).6 Mekanisme pasar akan terhambat bekerja jika
terjadi penimbunan (ikhtikar) atau monopoli. Monopoli dapat diartikan,
setiap barang yang penahannya akan membahayakan konsumen atau orang
banyak berhak menerima zakatnya, tetapi harta orang itu tidak boleh diambil
begitu saja tanpa seizin pemiliknya atau tanpa menurut prosedur yang sah.7
c. Kejujuran (honesty)
Menurut (Mustari, 2011) jujur adalah perilaku lurus hati, yang
menyatakan sebenar-benarnya tidak ada kebohongan atau berkata hal-hal
yang menyalahi apa yang terjadi (fakta). Kejujuran merupakan pilar yang
sangat penting dalam Islam, sebab kejujuran adalah nama lain dari
kebenaran itu sendiri. Islam melarang tegas melakukan kebohongan dan
penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan berdampak
langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam dagangan dan
masyarakat luas. Islam secara tegas melarang melakukan kecurangan dan
penipuan dalam bentuk apapun. Karena, nilai kebenaran ini akan
6
Dennis Ulfan Nanda & Khusnul Fikriyah, (2020), Perilaku Pedagang Pasar Bandar
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Dalam Prespektif Prinsip Dasar Pasar Islami, Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 6(3), hal. 591.
7
Abdul Ghafur, (2019), Mekanisme Pasar Perspektif Islam, Iqtishodiyah: Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islam, 5(1), hal.10.
4
berdampak langsung kepada para pihak-pihak yang melakukan aktivitas
muamalah dalam perdagangan dan masyarakat umum.8
d. Keterbukaan (transparency) dan Keadilan (justice)
Keterbukaan atau transparansi menurut kamus besar bahasa indonesia
berasal dari kata dasar terbuka dan transparan. Yaitu perwujudan sikap jujur,
rendah hati, adil, serta mau menerima pendapat dan kritik dari orang lain.
Sedangkan menurut (Alma, 2014) keadilan merupakan suatu keadaan
dimana kebenaran ideal secara moril mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut orang atau benda. Dua prinsip ini harus diterapkan dalam
kegiatan jual beli agar tidak merugikan orang lain. Pelaksanaan prinsip ini
adalah transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam
pegnungkapan kehendak dan keadaan yang sesungguhnya.9
2.3 Mekanisme Keadilan Pasar Islami
Mekanisme pasar dapat berjalan dengan baik dan memberikan mutual
goodwill bagi para pelakunya, maka nilai moralitas mutlak harus ditegakkan.
Secara khusus, nilai moralitas yang mendapat perhatian penting dalam pasar
adalah persaingan yang sehat, kejujuran, keterbukaan dan keadilan. Nilai
moralitas ini memiliki akar yang kuat dalam ajaran Islam, sebagaimana
dicantumkan dalam berbagai ayat Al-Quran.10
Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, negara, dan individu berada
dalam keseimbangan (iqtishad), tidak boleh ada sub-ordinat, sehingga salah
satunya menjadi dominan dari yang lain. Pasar dijamin kebebasannya dalam
sistem Islam. Pasar bebas menentukan cara-cara produksi, konsumsi, distribusi
dan harga selama tidak ada pelanggaran syariah. Tidak boleh ada gangguan
yang mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar. Namun dalam
kenyataannya sulit ditemukan pasar yang berjalan sendiri secara adil (fair).
Distorsi pasar tetap sering terjadi, sehingga dapat merugikan berbagai
pihak.
8
Dennis Ulfan Nanda & Khusnul Fikriyah, (2020), Perilaku Pedagang Pasar Bandar
Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Dalam Prespektif Prinsip Dasar Pasar Islami, Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 6(3), hal. 591.
9
Abdul Ghafur, (2019), Mekanisme Pasar Perspektif Islam, Iqtishodiyah: Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islam, 5(1), hal.11.
10
Sukamto, (2012), Memahami Mekanisme Pasar Dalam Ekonomi Islam, Jurnal Sosial
Humaniora (JSH), 5(1), hal.21.
5
disinilah pentingnya etika pelaku pasar dan peran pemerintah untuk
membangun mekanisme pasar yang sehat, kompetitif dan adil.11
Konsep makanisme pasar dalam Islam dapat dirujuk kepada hadis
Rasululllah saw sebagaimana disampaikan oleh Anas ra, sehubungan
dengan adanya kenaikan harga-harga barang di kota Madinah. Dalam hadis
tersebut diriwayatkan sebagai berikut :
Artinya:
“Harga-harga melambung pada zaman Rasulullah saw. Orang-orang ketika
itu mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah
hendaklah engkau menetukan harga”. Rasulullah saw.
berkata:”Sesungguhnya Allah-lah yang menetukan harga, yang menahan
dan melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa kelak
aku menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku
tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”
Jawaban Rasulullah atas kenaikan harga menunjukkan bahwa
seorang penguasa atau pemerintah tidak boleh melakukan intervensi terhadap
masalah harga, yang menentukan kenaikan atau penurunan harga adalah
Allah yaitu terkait dengan sunnatullah dari Allah misalnya musibah, paceklik,
panen raya serta keadaan ekonomi setiap individu atau masyarakat. Tingkat
harga sesuai sunnatullah sesuai dengan tingkat permintaan (demand) dan
penawaran (suplay). Sehingga dalam mekanisme pasar Islam semua pihak dapat
menikmati harga secara adil dan secara manusiawi atau fitrah tidak
terbantahkan setiap manusia.
Aktifitas di pasar identik dengan berdagang. Berdagang adalah aktifitas
yang paling umum dilakan di pasar. Konsep Islam memahami bahwa pasar dapat
berperan efektif dalam kehidupan ekonomi bila persaingan bebas dapat berlaku
secara efektif. Pasar tidak mengharapkan adanya intervensi dari pihak manapun.
Menurut Ibnu Taimiyah membatasi keabsahan pemerintah dalam menetapkan
kebijakan intervensi pada empat situasi dan kondisi sebagai berikut:
1. Kebutuhan masyarakat atau hajat orang banyak akan sebuah komoditas.
2. Terjadi kasus monopoli (penimbunan).
11
H. Iddris Prakkasi dan Kamaruddin, (2018), Analisis Harga Dan Mekanisme Pasar Dalam
Perspektif Islam, Jurnal Laa Maysir, 5, hal.114.
6
3. Terjadi pendistribusian pada satu penjual saja.
4. Para pedagang melakukan transaksi di antara mereka sendiri dengan
harga di bawah harga pasar.
Kegiatan berdagang di pasar telah lama di kenal oleh manusia. Kegiatan
ini di lakukan oleh setiap orang untuk keluar masuk pasar. Sehingga aktifitas
perdagangan di pasar dapat merupakan kebebasan berekonomi. Kebebasan
ekonomi yang berdasarkan pada ajaran Islam yang meliputi pertanggungjawaban
dan kebebasan. Atau kebebasan yang berkaitan erat dengan
pertanggungjawaban. Prinsip-prinsip pertanggung jawaban tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Setiap orang dihisap secara individu.
2. Tidak ada konsep dosa keturunan dan mempertanggungjawabkan
kesalahan orang lain.
3. Tidak ada perantaraan dalam hubungan langsung dengan Allah.
4. Setiap individu berhak untuk berpedoman langsung dengan sumber-
sumber hukum Islam (al-Qur’an dan Hadis)
5. Islam sudah sepurna dalam berbagai aspek kehidupan.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mekanisme pasar merupakan
sistem yang cukup efisien dalam memberlakukan harga yang adil dan bahkan
untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi dan mendorong kegiatan ekonomi.
Hal ini disebabkan karena mekanisme pasar memiliki beberapa kelebihan,
seperti pasar dapat membrikan informasi yang tepat, pasar dapat merangsang
pelaku usaha untuk melakukan kegiatan ekonomi, pasar mendorong penggunaan
faktor-faktor produksi serta pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada
masyarakat untuk melakuan kegiatan ekonomi.
Disamping kelebihan-kelebihan itu, mekanisme pasar juga memiliki
beberpa kelemahan, seperti adanya kebebasan yang tidak terbatas akan menindas
golongan-golongan tertentu, kegiatan ekonomi tidak stabil, munculnya kekuatan
monopoli, tidak mampu menyediakan beberapa jenis barang secara efisien serta
dampak eksternalitas yang merugikan.
Salah satu dari kelemahan mekanisme pasar, yaitu monopoli. Islam
dengan tegas melarang praktek monopoli dan semua cara kepalsuan untuk
7
mendongkrak harga demi memperbesar keuntunga. Pelarangan ini kerena pada
umumnya, monopoli menetapkan harga yang lebih tinggi dari hasil produksinya.
Dalam ekonomi Islam, praktek ekonomi apapun yang menjadi sebab
terjadinya konsentrasi kekayaan pada segelintir orang dilarang. Konsentrasi
kekayaan pada sebagian orang akan menyebabkan distribusi kekayaan
terhambat, sehingga terjadi ketimpangan dan ketidakmerataan. Begitu halnya
dengan praktik monopoli, praktik ini dilarang karena jelas merusak mekanisme
pasar.
Mekanisme pasar memiliki arti khusus dalam sistem ekonomi Islam.
Teori harga dalam Islam melarang setiap bentuk pemerasan, baik dari pihak
produsen maupun konsumen. Oleh karena itu, bentuk pemerasan dalam
mekanisme pasar dalam Islam merupakan bentuk perbuatan tercela, bukan saja
pada dimensi duniawi tapi juga bentuk uhkrawi.
Dalam ekonomi konvensional, persaingan sehat yang berbentuk struktur
pasar atau mekanisme pasar dimanifestasikan dengan pasar persaingan
sempurna. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna meliputi;
1. jumlah penjual dan pembeli banyak,
2. produk yang dijual homogen,
3. adanya kekebasan perusahaan untuk keluar masuk pasar,
4. harga ditentukan oleh pasar. Persyaratan pasar persaiangan sempurna
dalam sistem ekonomi konvensional terletak pada kebebasan pasar (free
market).
Namun demikian, model pasar persaiangan sempurna yang kemudian
diperbandingkan dengan model pasar monopoli terdapat kelemahan yang
mendasar. Menurut Hidayat Nataatmadja dikutip oleh Abdul Aziz, kelemahan-
kelemahan model persaiangan ini terletak pada:
1. Asumsi bahwa kurva biaya perusahaan monopolis sama dengan kurva
biaya seorang pengusaha guren yang menghasilkan komoditi yang sama,
adalah seperti mengangap semut dan gajah itu sama karena sama-sama
binatang, sehinga keduanya keduanya bisa diperbandingkan.
8
2. Dalam praktik tidak ada monopoli maupun ahli ekonomi yang
mengetahui pesris bagaimana bentuk kurva biaya marginal, apalagi
dengan terus-menerus muncul inovasi baru.
3. Kedudukan final pasar bersaingan sempurna sama sekali bukan keadaan
ideal, melainkan keadaan involusi yang dewasa.
Untuk itu maka, Islam memandang bahwa mekanisme pasar setidaknya
harus dapat:
1. Meyelesaikan masalah ekonomi produksi dan distribusi secara merata
sebagai tujuan mekanisme pasar.
2. Para konsumen berperilaku sesuai dengan ajaran Islam.
3. Campur tangan negara diperlukan sejauh bermanfaat bagi kepentingan
banyak dan melindungi kepentingan umum.12
BAB III
12
Abdul Ghafur, (2019), Mekanisme Pasar Perspektif Islam, Iqtishodiyah: Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam, 5(1), hal.15-17.
9
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pasar adalah salah satu penggerak roda perekonomian masyarakat. Para
ahli Fiqih menjelaskan jika definisi pasar adalah nama bagi tempat terjadinya
transaksi jual-beli. Di mana, pasar bukanlah suatu tempat tertentu untuk
mendapatkan komoditas, tapi tempat adanya praktek jual-beli seperti bursa efek
dan lain sebagainya, yang dapat dikatakan sebagai tempat pertukaran
barang seperti pertukaran barang lewat internet.
Peran penting pasar dan juga rentan dengan dengan hal-hal yang dzalim,
maka pasar tidak terlepas dengan sejumlah aturan syariat, yang antara lain
terkait dengan pembentukan harga dan terjadinya transaksi di pasar. Dalam
istilah lain dapat disebut sebagai mekanisme pasar menurut Islam dan intervensi
pemerintah dalam pengendalian harga. Konsep mekanisme pasar dalam Islam
dibangun atas prinsip-prisnip seperti Ar-Ridhaa, Persaingan sehat (fair
competition), Kejujuran (honesty), Keterbukaan (transparency) serta keadilan
(justice).
Sedangkan Islam memandang bahwa mekanisme pasar setidaknya harus
dapat: (1) meyelesaikan masalah ekonomi produksi dan distribusi secara merata
sebagai tujuan mekanisme pasar, (2) para konsumen berperilaku sesuai dengan
ajaran Islam, (3) campur tangan negara diperlukan sejauh bermanfaat bagi
kepentingan banyak dan melindungi kepentingan umum.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya pembahasan makalah kami dapat menjadi
masukan dan sumber inspirasi bagi semua orang dan semoga bermanfaat. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
salah dan lupa, oleh sebab itu kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami sangat harapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak terutama dari dosen yang bersangkutan, agar ke
depannya dapat membuat yang lebih baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11