Anda di halaman 1dari 9

Persandingan Aspek Efisiensi Pasar dan

Etika Islam

Disusun oleh :
1. Titik Nur Khasanah (4117209)
2. Rani Fitriani Helmi (4117213)
3. Dyah Muhayaroh (4117216)
Efisiensi Pasar Menurut Perspektif Syariah

Pasar yang sesuai tuntunan syariah idealnya adalah pasar


berbasis etika. Semua transaksinya sesuai norma yang bersumber
dari etika keuangan Islam, seperti adanya larangan atas riba,
gharar, qimar, maysir, ihtikar, najasy, dlarar, dan sejenisnya.
Pasar keuangan konvensional juga berusaha untuk memastikan
berlakunya berbagai norma etika, seperti kebebasan dari paksaan.
bebas dari kekeliruan, hak untuk memperoleh informasi yang
sama, hak memperoleh kekuatan pemrosesan informasi yang
sama, bebas dari tekanan emosional, hak berdagang pada harga
efisien, dan hak yang sama dalam tawar-menawar.
A. Bentuk-Bentuk Efisiensi Pasar

Bentuk efisiensi pasar dapat dijelaskan dari empat sudut pandang,


yaitu alokasi, harga, informasi, dan operasi.
1. Bentuk efisiensi pasar dari sudut pandang alokasi (allocational
efficiency), menyebutkan bahwa sejumlah dana yang ada akan
disalurkan pada sejumlah perusahaan atau proyek yang menarik dan
diinginkan. Dana tersebut akan lebih banyak mengalir pada
perusahaan atau proyek dengan profitabilitas yang tinggi dan risiko
yang rendah sehingga nilainya lebih tinggi. Demikian juga
sebaliknya. Hal tersebut dapat membuat saham yang diterbitkan
oleh perusahaan atau proyek tersebut berharga tinggi di pasar.
2. Bentuk efisiensi pasar dari sudut pandang harga (pricing efficiency),
merupakan prasyarat untuk efisiensi alokasi di atas, yang harga saham di pasar
seharusnya sama dengan masing-masing nilai fundamentalnya setiap saat.
Kesamaan antara harga pasar dengan nilai suatu saham tersebut hanya akan
tercapai apabila terdapat efisiensi informasi (informational efficiency).
3. Bentuk efisiensi informasi, menunjukkan bahwa tidak terdapat kelambanan (lag)
dalam penyebaran dan penerimaan informasi yang merata. Karena itu, efisiensi
informasi ini merupakan prasyarat untuk efisiensi harga. Prasyarat lainnya untuk
efisiensi harga adalah efisiensi operasi (operasional efficiency) yang berarti semua
transaksi di pasar seharusnya dilakukan dengan biaya minimal. Biaya transaksi
yang tinggi dapat mencegah terjadinya penyesuaian harga-harga berlangsung
secara cepat dan akurat.
Norma – Norma Etika Bertransaksi Dalam Lingkup Islam

Dalam sistem keuangan islam yang didalamnya terdiri atas pasar dan institusi seharusnya
norma – norma yang bersumber dari syariah tidak boleh dilanggar. Norma – norma dasar
dalam etika keuangan islam tersebut dikemukakan sebagai berikut :
1. Kebebasan untuk melakukan kontrak (akad).
Islam memberikan landaasan atas kebebasan untuk melakukan transaksi. Dalam al –
Qur’an dinyatakan (Q.S. 2.275). kaena itu tidak ada kontrak yang dianggap sah apabila
kontrak tersebut mengandung unsur paksaan pada salah satu pihak yang berkontrak.
2. Bebas dari riba.
Semua bentuk kontrak dan transaksi harus bebas dari riba. Riba secara sederhana dapat
diartikan sebagai “ tambahan” atau imbalan, return atau manfaat harus selalu disertai
kewajiban atau risiko.
3. Bebas dari gharar.
Semua bentuk kontrak dan transaksi harus bebas dari gharar (ketidakpastian yang
berlebihan ). Para intelektual islam telah mengidentifikasi kondisi dan situasi yang
berkaitan dengan ketidakpastian yang berlebihan dan menjelaskan penyebab kontrak
seperti ini dilarang.
4. Bebas dari Qimar ( perjudian) dan maysir (pendapatan tanpa
bekerja atau unearned income. Suatu kontrak dibawah kondisi
ketidakpastian yang berlebihan (gharar) adalah serupa dengan
perjudian (qimar).
5. Bebas dai kontrol harga dan manipulasi.
Islam memandang bahwa pasar bebas yang sehat adalah kondisi
yang harga – harganya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran tanpa adanya campur tangan, manipulasi, dan
kedzaliman.
6. Hak untuk bertransaksi pada harga yang wajar.
Dalam sejumlah perdagangan, pembentukan harga didasarkan
pada hasil penilaian masing-masing pelaku pasar, namun bisa saja
terjadi adanya perbedaan antara harga saat transaksi dilaksanakan
dengan harga yang wajar
7. Hak memperoleh informasi yang sama, layak, dan akurat.
Islam menekankan pentingnya peran besar informasi dalam setiap pasar.
Penyampaian informasi yang tidak akurat merupakan perbuatan yang
dilarang. Penyembunyian informasi yang sangat penting (ghish) juga
melanggar norma – norma dari etika islam.
8. Kebebasan dari dlarar (kerugian).
Hal ini merupakan kemungkinan pihak ketiga yang terkena dampak
kurang baik yang berasal dari kontrak antara dua pihak tertentu.
9. Kerjasama dan solidaritas.
Norma ini merupakan titik perhatian dalam etika islam. Salah satu yang
melandasinya terdapat pada ayat kedua dari surat al-maidah yang
menyatakan “ ... dan tolong – menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebijakan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.
Secara umum, jika kondisi atau praktik transaksi dipasar barang dan jasa
berdampak pada tidak tercapainya mekanisme pasar yang efisien dan optimal,
maka dapat dipastikan ada distorsi yang ikut berperan dalam pembentukan harga
tersebut. Berikut ini distorsi dalam bentuk rekayasa pasar yang berasal dari dua
sudut, yakni penawaran dan permintaan.

• Ihtikar
Sering di terjemahkan sebagai monopoli atau penimbunan.
• Talaqqi rukban
Dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki
informasi lebih lengkap dan membeli barang kepada produsen yang tidak memiliki
informasi yang cukup tentang harga dipasar dengan tujuan mendapatkan harga
yang lebih murah daripada harga pasar yang sesungguhnya.
• Transaksi bay’ najasy
Diharamkan karena si penjual menyuruh orang lain memuji barang dagangannya
atau menawar dengan harga yang tinggi agar orang lain tertarik untuk membeli.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai