Anda di halaman 1dari 16

Bisnis dan Pemasaran

Dalam Islam
Apa itu Bisnis?
 Griffin & Ebert: “Bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa
untuk dijual dengan maksud mendapatkan laba”.
 Boone & Kurtz: “Bisnis adalah aktivitas dan usaha untuk mencari keuntungan
dengan menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan bagi masyarakat”.
 Muslich: “Bisnis secara umum merupakan entitas ekonomi yang diselenggarakan
dengan tujuan bersifat ekonomi dan sosial, sedangkan secara khusus bisnis adalah
suatu lembaga atau sekumpulan orang yang memiliki kemampuan entrepreneurship
untuk bekerja sama dalam rangka memanfaatkan sumber daya dalam rangka
menghasilkan barang atau jasa yang bernilai untuk memenuhi kebutuhan pihak
lain”.
 Bertens: “Bisnis adalah kegiatan ekonomis, hal-hal yang terjadi dalam kegiatan ini
adalah tukar menukar, jual beli, memproduksi-memasarkan, bekerja-
mempekerjakan, serta interaksi manusiawi lainnya dengan tujuan memperoleh
keuntungan”.
 Bisnis ditinjau dari perspektif orientasi organisasi dalam mencari laba, maka bisnis
dibedakan menjadi dua yaitu organisasi profit oriented dan non profit oriented.
Bisnis dalam Terminologi Islam
• Bisnis merupakan kegiatan manusia yang bersifat universal.
• Allah SWT memberikan kebebasan kepada makhluknya untuk melaksanakan
kegiatan bisnis tersebut selama tidak ada dalil yang secara jelas melarangnya.
• Dalil tentang bisnis: QS Al-Jumu’ah:10-11 “ Apabila telah ditunaikan shalat,
maka bertebaranlah kamu dimuka bumi, dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah sebanyak2nya supaya kamu beruntung……”
• Dalam Islam ada beberapa guideline tentang bisnis;
1. Islam memberikan tuntunan bisnis yang jelas yaitu visi bisnis kedepan
yang tidak hanya semata-mata mencari keuntungan sesaat, melainkan
mencari keuntungan yang hakiki dan berakibat baik pula bagi sesudahnya.
2. Keuntungan bisnis tidak sekedar bersifat material saja tetapi juga bersifat
non material saja.
3. Bisnis bukan semata-mata berhubungan dengan manusia tetapi juga
berhubungan dengan Allah SWT.
Konsep Bisnis Islam
• Menurut Yusanto & Karebet, “Dalam Islam bisnis dapat dipahami sebagai
serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi
jumlah (kuantitas), kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya,
namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada
aturan halal dan haram)”.
• Islam memandang berusaha atau bekerja merupakan bagian dari ajaran Islam.
Seseorang bekerja memiliki niat tulus semata-mata untuk mencari rezeki yang
diridhai Allah SWT maka dinilai ibadah dan memiliki kemuliaan di mata Allah
SWT. Hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Thabrani: “….kalau ada
seseorang keluar dari rumahnya untuk bekerja guna membiayai anaknya yang masih
kecil, maka ia telah berusaha Fisabilillah. Jikalau ia bekerja untuk dirinya sendiri agar
tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itupun Fisabilillah. Tetapi apabila ia
bekerja untuk pamer atau untuk bermegah-megahan, maka itu Fisabili Syaithan”. (HR
Thabrani).
• Ciri utama dalam bisnis Islam adalah manusia sebagai pelaku usaha
berkedudukan sebagai pemegang amanah untuk mengelola sumber daya.
Orientasi Bisnis dalam Islam
1. Target Hasil (profit-materi dan benefit-non materi), artinya
bisnis tidak hanya untuk mencari profit setinggi-tingginya,
tetapi juga memberikan benefit non materi kepada internal
dan eksternal organisasi.
2. Target Pertumbuhan. Jika profit materi dan profit non materi
telah diraih, pengusaha harus menjaga pertumbuhan
perusahaan dengan selalu dalam koridor syariah.
3. Target Keberlangsungan. Target yang telah dicapai dengan
pertumbuhan setiap tahunnya harus dijaga
keberlangsungannya agar perusahaan dapat bertahan dalam
jangka waktu yang lama.
4. Target Keberkahan. Semua tujuan yang telah tercapai tidak
akan berarti apa-apa jika tidak ada keberkahan didalamnya.
Prinsip Bisnis Islam
1. Setiap perdagangan harus didasarkan pada prinsip saling rela, tidak saling menzalimi. QS Annisa:29
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yg batil,
kecuali dengan jalan perniagaan dengan suka sama suka diantara kamu”.
2. Menegakkan prinsip keadilan dalam hal takaran, timbangan, dan pembagian keuntungan. QS Al-
Muthaffifin:1-6 “Celakah bagi org2 yg curang, Yaitu org2 yg apabila menerima takaran dari org lain,
mereka minta dipenuhi, dan apabila menimbang utk org lain mereka mengurangi”.
3. Prinsip larangan riba. QS Albaqarah:275 “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
4. Memiliki jiwa kasih sayang, tolong menolong dan persaudaran. QS Almaidah:2 “ Tolong menolonglah
kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, janganlah kamu tolong menolong dlm berbuat dosa”
5. Tidak melakukan investasi pada bisnis yang diharamkan agama, usaha yang merusak mental dan
masyarakat.
6. Komoditas yang diperdagangkan memenuhi kaidah halal dan thayyib. HR Thabrani & Baihaqi
“Bekerja mencari yang halal itu suatu kewajiban sesudah kewajiban beribadah”.
7. Terhindar dari praktik spekulasi, gharar, tadlis dan maysir. QS Almaidah:90 “Hai org2 yg beriman,
sesungguhnya khamr, berjudi, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk
perbuatan setan”.
8. Perdagangan tidak boleh menjadikan manusia lalai dalam beribadah, termasuk zakat. QS Aljumu’ah:9-
10 “Hai orang2 yg beriman, apabila diseru untuk shalat Jum’at, maka segeralah kamu mengingat Allah
dan tinggalkanlah jual beli”.
9. Dalam perdagangan baik secara kredit maupun cash hendaknya selalu dicatat. QS Albaqarah:282 “Hai
org2 yg beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya dengan benar”.
Prinsip Bisnis Rasulullah SAW
1. Customer Oriented. Prinsip bisnis yang selalu
menjaga kepuasan pelanggan, dilakukan dengan
menerapkan kejujuran, keadilan serta amanah dalam
bisnis.
2. Transparansi. Prinsip kejujuran dan keterbukaan
dalam bisnis merupakan kunci keberhasilan.
3. Persaingan yang sehat. Islam melarang persaingan
bebas yang menghalalkan segala cara.
4. Fairness. Saling menjaga agar hak orang lain tidak
terganggu.
Pemasaran Dalam Islam
(1)
• Menurut Abuznaid, Islamic Marketing (IM) adalah “Keputusan yang bijaksana dalam
rangka memuaskan kebutuhan pelanggan melalui perilaku yang baik, menyuguhkan
produk atau jasa yang sehat (halal) dengan persetujuan kedua belah pihak (penjual dan
pembeli) guna mencapai kesejahteraan material dan spiritual dunia dan akhirat melalui
media iklan yang beretika”.
• Istilah penting dari definisi diatas;
1. Kebijaksanaan=>memahami Al-Qur’an (mengenal kebenaran dan
mengamalkannya).
2. Kebutuhan=>IM didasarkan pada dua kebutuhan dasar yaitu fisiologis (makan,
tempat tinggal, air dan pakaian) serta kebutuhan keamanan.
3. Pasar=>produk yang tidak halal atau tidak mematuhi prinsip syariah tidak di
izinkan dijual.
4. Kesepakatan bersama=>adil dan bebas dari intervensi pembeli dan penjual serta
tanpa paksaan.
5. Kesejahteraan=>kesejahteraan semua pihak.
6. Iklan beretika=>tidak ada tindakan yang menyesatkan, penipuan atau kecurangan
dalam iklan.
Pemasaran Dalam Islam
(2)
• Menurut Alom dan Haque, IM adalah “ Proses dan strategi dalam rangka memenuhi
kebutuhan melalui produk dan jasa yang halal dalam prinsip saling rela guna mencapai
kesejahteraan bagi kedua belah pihak yaitu pembeli dan penjual baik terpenuhinya
kesejahteraan secara material dan spiritual, dunia dan akhirat”.
• Istilah penting dalam definisi diatas:
1. Strategi menunjukkan kebijaksanaan; yaitu melalui praktik pemasaran yang sesuai
dengan nilai Islam diharapkan dapat mencapai tujuan jangka panjang di dunia dan
akhirat.
2. Kebutuhan; dalam Islam seseorang harus mengonsumsi sesuai dengan kebutuhannya
dan praktik pemasaran melalui kegiatan promosi tidak boleh mengandung unsur
penipuan atau kecurangan dan harus memberikan informasi secara jelas.
3. Halal; pentingnya mengonsumsi makanan yang baik dan halal. Tanggung jawab pemasar
adalah untuk memastikan bahwa produk tersebut adalah suci, diproses dengan cara yang
baik dan tidak merugikan konsumen dan masyarakat.
4. Saling setuju dan rela; semua transaksi harus didasarkan pada prinsip saling rela di
antara kedua belah pihak, berperilaku dengan baik disertai dengan musyawarah.
5. Kesejahteraan; IM harus memastikan kesejahteraan manusia atas dasar kerja sama dan
partisipasi antara produsen dan konsumen, penjual dan pembeli.
Prinsip Pemasaran dalam Islam
1. Prinsip Kesatuan (Tauhid). Apapun kegiatan yang dilakukan manusia harus
didasarkan pada nilai-nilai tauhid.
2. Prinsip Kebolehan (Ibahah). Memberikan kebebasan bagi pelaku pemasaran untuk
melakukan kegiatan bisnis apapun, kecuali jika terdapat dalil yang tegas melarang.
3. Prinsip Keadilan (Al-’Adl). Transaksi yang dilakukan untuk memenuhi rasa
keadilan harus transparan, jujur, wajar dan tidak berlebihan.
4. Prinsip Kehendak Bebas (Al-Hurriyah). Kehendak merupakan keinginan fitrah
manusia, kehendak dalam Islam adalah kehendak yang terbatas, terkendali dan
terikat oleh aturan yang ditentukan oleh Allah.
5. Prinsip Pertanggungjawaban. Semua perbuatan manusia akan dimintai
pertanggungjawaban di akhirat kelak, termasuk kegiatan bisnis.
6. Prinsip Kebajikan dan Kejujuran. Prinsip kebajikan mendorong pelaku bisnis untuk
bersikap terbuka dan ramah.
7. Prinsip Kerelaan (Ar-Ridha). Dalam bisnis ditekankan harus dilakukan dengan rela
sama rela tanpa adanya paksaan dan intimidasi.
8. Prinsip Kemanfaatan. Objek yang ditransaksikan tidak hanya berlabel halal tetapi
juga memberikan manfaat bagi konsumen.
Keunggulan Pemasaran Syariah
1. Nilai Pemasaran Syariah bersifat Fleksibel. Prinsip pemasaran Syariah memiliki
nilai yang dapat digunakan dan menginspirasi seluruh manusia, bukan dari Islam
saja.
2. Kejujuran merupakan nilai inti. Kejujuran merupakan prinsip yang diagungkan
dan dijunjung tinggi dalam praktik pemasaran Syariah.
3. Kekokohan nilai spiritual sebagai fondasi. Pemasaran Syariah mengutamakan IQ,
EQ, SQ. Apapun yang dilakukan di dunia harus dipertanggungjawabkan kelak di
akhirat.
4. Nilai Pemasaran Syariah dapat adaptif dan bertahan di berbagai kondisi.
5. Bersifat Universal dan lengkap. Pemasaran Syariah memiliki panduan yang
lengkap, mulai dari etika dalam produksi, distribusi, hingga konsumsi.
6. Konsisten pada tujuan ajaran agama. Niat beribadah kepada Allah SWT,
menghindari praktik yang dilarang dalam Islam, bersikap santun, halal,
mempergunakan cara yang baik.
7. Pemasaran Syariah memiliki dimensi multi keuntungan. Keuntungan yang
bersifat materi serta keuntungan yang bersifat non materi yaitu ridho Allah SWT,
pahala, keberkahan.
Marketing Rasulullah
• Honest • Segmenting
• Sincere • Targetting
• Professional • Positioning
• Good will relationship

Soul Mind
Share Share

Heart Market
Share Share
• Brand
• Process • Differentiation
• Service • Marketing Mix
• Selling
Penjelasan Marketing Rasulullah
1. Mind Share: Membangun kekuatan merk yang ditanamkan ke benak konsumen. Tujuannya menjadi
merk yang pertama diingat dan dicari konsumen.
 Segmentasi: Membagi konsumen ke dalam kelompok2 tertentu.
 Target Pasar: Proses pemilihan target konsumen, kemampuan daya beli.
 Positioning: Menciptakan produk yang unik yang memiliki keunggulan sehingga diingat konsumen.
2. Market Share: Besarnya persentase penjualan produk kita di pasaran dibandingkan total
penjualannya.
 Differensiasi: Pembeda atau bagaimana produk kita berbeda dengan produk perusahaan lain.
 Marketing Mix: Product, Price, Promotion, Place.
 Selling: Teknik membujuk konsumen atau meyakinkan konsumen terhadap produk.
3. Heart Share: Memberikan nilai tambah kepada konsumen dengan mengedepankan kepuasan.
 Brand: Memberikan identitas kepada produk.
 Process: Proses analisa peluang pasar, pengembangan strategi marketing.
 Service : Pelayanan.
4. Soul Share: Pelanggan loyal kepada produk kita.
 Honest: Jujur
 Sincere (murah hati): Sikap saling mengerti antara pengusaha dan pelanggan.
 Profesional: Profesional dalam bekerja (bekerja keras, kreatif, inovatif)
 Goodwill Relationship: Menjaga hubungan dengan sesama mahluk hidup, lingkungan.
Tantangan Pemasaran Modern
1. Teknologi. Pada fase ini dikuasai oleh tiga pilar utama, yaitu
mobile komunikasi, internet dan sosial media.
2. Globalisasi. Globalisasi menjadikan negara satu dengan negara
lain saling memiliki ketergantungan dan keterikatan.
3. Deregulasi. Adanya peraturan pemerintah yang akan
berdampak pada mekanisme pemasaran, terutama dalam
proses produksi, pola konsumsi.
4. Pertumbuhan Demografi Penduduk Muslim. Meningkatnya
pertumbuhan penduduk muslim dunia akan meningkatkan
pula permintaan akan produk halal, tempat wisata, fashion.
5. Isu-isu Global. Perilaku negara non muslim terhadap umat
muslim akan membawa dampak terhadap sikap kebencian
pada produk-produk mereka.
Soal Diskusi

1. Jelaskan penerapan Marketing Rasulullah SAW dalam


kehidupan sehari-hari.
2. Jelaskan tantangan konsep Marketing Syariah di
zaman sekarang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai