Abstrak
A. Pendahuluan
Ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah angkatan kerja setiap
tahun jika dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja yang ada
merupakan salah satu permasalahan yang ada di Indonesia. Tentu saja kondisi
sepertiini akan mengakibatkan persaingan yang semakin ketat dalam upaya
mendapatkan pekerjaan. Sementara hidup ini tetap harus berjalan dan
penghasilan tetap harus dicari untuk menutup berbagai kebutuhan hidup yang
kian mahal. Dalam kondisi ini posisi pekerja, karyawan, dan pegawai sering
berada posisi yang lemah dan ditempatkan sebagai alat produksi sehingga
tidak memiliki daya tawar yang seimbang. 1
1
Haris Faulidi. Revitalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Membangun Jiwa
Kewirausahaan.At-Tharadhi Jurnal Studi Ekonomi. Volume 3, Nomor 1 hlm.75
1
Beberapa hal penting mengapa kita mempelajari kewirausahaan
syariah. Diantaranya adalah fakta bahwa ketersediaan lahan pekerjaan tidak
seimbang dengan jumlah tenaga produktif, Jumlah pengangguran
berpendidikanpun semakin bertambah setiap tahunnya. Masih banyak praktek
bisnis yang dilakukan belum sesuai dengan syariah islam, hingga terjadinya
pelanggaran etika, praktek kecurangan dan lain sebagainya yang merugikan
konsumen dan menghasilkan kemudharatan, jauh dari keberkahan.’
B. PEMBAHASAN
Definisi Kewirausahaan
2
seseorang entrepeneur adalah seseorang yang mampu membeli beberapa
faktor produksi pada harga tertentu , dengan tujuan untuk mengkombinasikan
mereka dalam bentuk tertentu.2
Kewirausahaan Islami
2
Dwi Prasetyani. Kewirausahaan Islami.(Surakarta. CV. Djiwa Amarta Press.Cet .1
2020. )hal.6
3
Ibid. Hal.8
3
dan memandang bisnis sebagai bagian dari ibadah. Ketiga, motivasi untuk
meraih kesuksesan usaha di dalam Islam tidak hanya diukur dari hasil akhir,
tetapi memandang proses usaha sebagai bagian yang lebih penting. Keempat,
aktivitas bisnis adalah bagian dari ibadah atau “perbuatan baik”. Kelima, Islam
mendorong umatnya untuk menjalankan bisnis. Keenam, menjadikan Al-
Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman dalam menentukan prinsipprinsip
kewirausahaan. Ketujuh, prinsip kewirausahaan dalam Islam berada dalam
ranah sistem ekonomi Islam. Kedelapan, etika wirausaha yang dibentuk
merupakan perilaku teladan dari Nabi Muhammad SAW, yaitu sebagai
pengusaha Muslim atau Muslimah harus mencari berkah Alah SWT diatas
semua faktor lain, hal yang perlu diperhatikan bagi pengusaha muslim adalah
ketika menjalankan sebuah bisnis bukan semata-mata mencari keuntungan,
tetapi untuk memenuhi fardhu Kifayah 4
4
Ibid ,69-70
4
pasar, kemudian menjualnya kepada orang lain untuk mendapatkan
keuntungan.
5
Liza Mumtazah. Latar Belakang Pentingnya MempelajariKewirausahaan Syariah.Modul
01.EKSA4207. Edisi 1
6
Subur. Islam dan Mental Kewirausahaan: Studi tentang konsep dan
pendidikannya.Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. Vol.12. No.3 Hal.4
5
membutuhkan tenaga-tenaga terampil untuk dapat mengolahnya
secara efektif dan produktif. Hanya saja, sumber daya manusia
yang ada kurang memadai untuk mengelola dan menikmatinya,
sementara masyarakat hanya menjadi penonton.
2. Bangsa ini memiliki jumlah penduduk yang sangat besar dan
merupakan pangsa pasar (konsumen) yang cukup prospektif. Akan
tetapi, ironi yang terjadi, etnik cina yang hanya 10 persen dari
jumlah penduduk negeri ini justru menguasai 70persen dari
perekonomian di Indonesia.
3. Bangsa ini masih terbelakang dan hanya sebagai konsumen,
sehingga memberikan peluang besar bagi mereka yang memiliki
kemauan kuat dan keras untuk maju. Apresiasi dan atensi
pemerintah pun sebenarnya cukup tinggi terhadap dunia usaha.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai kebijakan yang kondusif
terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah.
4. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, dalam sejarah
dikenal sebagai bangsa yang tekun berdagang. Di sini wirausaha
memiliki akar budaya dan sejarah panjang yang cukup kuat, di
samping infra struktur yang mendukung dan peluang yang banyak.
6
dibayang-bayangi oleh serba ketidakmampuan (hopeless).
Penjajah Belanda yang bercokol selama 350 tahun telah
menjauhkan dan menciptakan image yang sedemikian menakutkan
tentang wirausaha sehingga membuat masyarakat menjadi penuh
ketergantungan (dependen), takut, tidak mampu, dan asing dari
aktivitas wirausaha ini.
4. Hambatan yang bersifat psikologis adalah suasana tidak secure
(tidak berani bergandengan dengan orang lain, takut kehilangan
kekuasaan, takut dibohongi, selalu memandang orang lain dari
sudut dirinya sendiri.
Urgensi Wirausaha
7
Bahri.Kewirausahaan Islam: penerapan konsep berwirausaha dan bertransaksi syariah
dengan metode dimensi Vertikal (habluminallah) dan dimensi horizontal (habluminannas).Jurnal
Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol.1.NO.2. E-ISSN: 2621-5012 DOI:hlm.5
7
yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan dibelakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak
ada pelindung bagi mereka selain Dia. Bagi tiap-tiap manusia ada
beberapa malaikatyang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula
beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula
beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Dan yang
dikehendaki dalam ayat ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran
itu, disebut malaikat hafadzah. Tuhan tidak akan merubah keadaan
mereka, selama mereka tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka.”
a. Kebebasan/sukarela
8
Farid. Kewirausahaan Syariah. (Depok: Kencana. 2017 ) cet.1 hal.15
8
diwahyukannya, adalah untuk membangun keadialan dan
persamaan. Beberapa fakta tentang keadilan seperti terdapat dalam
Al-Qur’n dan hanya islamlah yang mampu menghadirkan sebuah
sistem yang realistikdan keadilan sosial yang sempurna. Ajaran Al-
qur’an yang menyangkut keadilan dalam bisnis, bisa bersift perintah
dari Allah SWT, seperti Al-Qur’an mengharuskan semua kontrak
kerjasama dan janji harus dihormati dan semua kewajiban dipenuhi.
d. Bentuk-bentuk transaksi
Manfaat Berwirausaha
9
Manfaat berwirausaha antara lain:9
9
Ibid, hal.49
10
Ibid, hal 65-66
10
b. Cara berpakaian seorang pengusaha atau pedagang juga harus sopan
sesuai denagan tempat dan waktu yang berlaku. Perhatikan firman
Allah SWT dalam Al-Qur’an: Hai anak adam sesungguhnya kami
telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan
pakaian indah untuk perhiasan dan pakailah pakaian takwa yang
paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.(QS.Al-a’raf
:26)
c. Cara berbicara seorang pengusaha atau pedagang juga
mencerminkan usahanya, sopan, penuh tata krama, tidak
menyingung atau mencela orang lain.
11
menuntunnya terbang ke tempat sumber rezekinya yang telah ditetapkan
Allah,tanpa keyakinan itu,mustahil burung akan tahu akan tempat
dimanarezekinya pada hari itutelah menantinya,burung terbang hanya
menjemput rezekinya itu.11
11
Ibid, hal 84
12
prediksi sehingga dapat meminimalkan potensi kerugian yang akan
dihadapi.
Motivasi Berprestasi
12
Ibid, hal 107
13
Beberapa orang memiliki pekerjaan yang sangat mirip di organisasi
sekuler berpindah keja untuk institusi islam walaupun gaji sedikit lebih
rendah.
C. Kesimpulan
Islam adalah agama yang paling sempurna, menuntun umat
manusia dalam berkehidupan, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia
termasuk bisnis. Yang menjadi pertimbangan dan perhatian serius adalah
bagaimana membina, meningkatkan dan menanamkan supaya orang
memiliki mental wirausaha. Islam menstimulisi manusia untuk melakukan
tindakan produktif demi pencapaian tujuan-tujuan halal. Islam tidak
menyukai dan mencela kelesuan, kelambanan, stagnasi.
D. Daftar Pustaka
14