Anda di halaman 1dari 14

MEMBANGUN SIKAP MENTAL KEWIRAUSAHAAN SYARIAH

SEBUAH ANALISIS TEORITIS


Dwi Rachmawati (402019323052)
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Darussalam
Gontor
dwirachma625@gmail.com

Abstrak

Kewirausahaan merupakan salah satu cara yang dilakukan seorang


muslim untuk memperoleh rezeki serta kebahagiaan maupun keberhasilan di
dunia di akhirat. Seseorang dipandang memiliki mental wirausaha apabila pada
dirinya melekat beberapa sifat seperti: Memiliki sifat kreatif, inovatif, berani
meneria resiko, percaya diri, visioner, keyakinan atas qada’ dan qadar, sabar,
tekun, teliti, bekerja keras, dan tidak berputus asa. Penelitian ini dilakukan agar
pengusaha atau pedagang dapat berwirausaha secara islami karena
Kewirausahaan islam merupakan suatu ibadah yang akan mendapatkan pahala
apabila dilaksanakan serta menumbuhkan kesadaran untuk berpegang teguh
pada prinsip keadilan. sangat penting bagi wirausahawan untuk melakukan
prediksi hingga dapat meminimalkan potensi kerugian yang akan dihadapi.
Kata Kunci: Mental; kewirausahaan; analisis; teoritis

A. Pendahuluan
Ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah angkatan kerja setiap
tahun jika dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja yang ada
merupakan salah satu permasalahan yang ada di Indonesia. Tentu saja kondisi
sepertiini akan mengakibatkan persaingan yang semakin ketat dalam upaya
mendapatkan pekerjaan. Sementara hidup ini tetap harus berjalan dan
penghasilan tetap harus dicari untuk menutup berbagai kebutuhan hidup yang
kian mahal. Dalam kondisi ini posisi pekerja, karyawan, dan pegawai sering
berada posisi yang lemah dan ditempatkan sebagai alat produksi sehingga
tidak memiliki daya tawar yang seimbang. 1

1
Haris Faulidi. Revitalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Membangun Jiwa
Kewirausahaan.At-Tharadhi Jurnal Studi Ekonomi. Volume 3, Nomor 1 hlm.75

1
Beberapa hal penting mengapa kita mempelajari kewirausahaan
syariah. Diantaranya adalah fakta bahwa ketersediaan lahan pekerjaan tidak
seimbang dengan jumlah tenaga produktif, Jumlah pengangguran
berpendidikanpun semakin bertambah setiap tahunnya. Masih banyak praktek
bisnis yang dilakukan belum sesuai dengan syariah islam, hingga terjadinya
pelanggaran etika, praktek kecurangan dan lain sebagainya yang merugikan
konsumen dan menghasilkan kemudharatan, jauh dari keberkahan.’

B. PEMBAHASAN

Definisi Kewirausahaan

Pada umumnya, masyarakat menganggap wirausaha sinonim atau


sama saja dengan pengusaha atau pedagang. Pengusaha yang hebat, yang
berhasil berarti wirausaha yang hebat, yang unggul dan tentunya berhasil.
Anggapan masyatrakat itu banyak benarnya namun untuk keperluan
pembinaan dan pengembangan yang sisteatis, operasional dan berjenjang ada
baiknya digunakan pengertian yang lebih tajam. Persamaan dan perbedaan
antara pengusaha (pedagang), wirausaha dan pekerja bebas perlu diketahui
agar sasaran perlakuan,pembinaan, dan pengembangan menjadi jelas.

Pengusaha (pedagang), pekerja bebas atau wirausaha kesemuanya


adalah orang-orang yang terlihat langsung dalam kegiatan usaha (bisnis).
Pekerja bebas adalah orang yang melakukan suatu usaha yang mandiri atau
tanpa majikan tetapi tidakberorientasi untuk memperoleh keuntungan, seperti
tukang cukur, dokter, akuntan, notaris, dan petani. Kegiatan mereka bukan
pedagang, atau pengusaha tetapi profesional atau malahansekedar orang
berusaha mencari nafkah. Pendapatan yang diperolehnya adalah honorarium,
bals jasa profesional, atau sekedar rezeki.

Konsep kewirausahaan pertama kali diperkenalkan oleh seorang


ekonom di prancis yang bernama Richard Cantillon sekitar tahun 1755. Kata
kewirausahaan (enterpreneurship) sendiri barasal dari kata entrependre dalam
bahasa Prancis yang berarti melakukan sesuatu. Cantillon menyatakan bahwa

2
seseorang entrepeneur adalah seseorang yang mampu membeli beberapa
faktor produksi pada harga tertentu , dengan tujuan untuk mengkombinasikan
mereka dalam bentuk tertentu.2

Kewirausahaan di Indonesia sendiri tercantum dalam keputusan


Menteri Koperasi dan pembinaan pengusaha kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995 sebagai sebuah semangat, sikap, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha yang bertujuan untuk menciptakan produk
atau teknologi terbaru demi pelayanan yang lebih baik, ataupun keuntungan
yang lebih besar3

Kewirausahaan Islami

Kewirausahaan menurut ajaran Islam memiliki anggapan bahwa


seorang individu adalah orang yang religius, dimana orang tersebut
mengaplikasikan atau atau mempraktekkan yang dipelajarinya dan
diketahuinya. Selain itu orang yang religius adalah orang yang ihsan dan
bersandar hanya pada yang maha kuasa, menjadikan tugasnya sebagai ibadah
dan selanjutnya menjadi pemimpin yang bertanggungjawab. Kewirausahaan
merupakan salah satu cara yang dilakukan seorang muslim untuk memperoleh
rezeki serta kebahagiaan maupun keberhasilan di dunia di akhirat. Agama
islam mengajarkan keseluruhan tata cara untuk berbagai aspek dalam
kehidupan, termasuk mengenai bisnis dan kewirausahaan. Agama Islam
memberikan pemahaman bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia
haruslah merupakan tindakan yang baik, sesuai syari’at Islam yang bersumber
dari Al-Qur’an serta al-Hadits.

Terdapat 8 prinsip kewirausahaan dalam Islam, yaitu pertama,


kewirausahaan merupakan bagian integral dari agama Islam dan di dalamnya
tidak ada pemisahan antara bisnis dan agama. Kedua, pengusaha Muslim
adalah “khalifah” serta bertanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan

2
Dwi Prasetyani. Kewirausahaan Islami.(Surakarta. CV. Djiwa Amarta Press.Cet .1
2020. )hal.6
3
Ibid. Hal.8

3
dan memandang bisnis sebagai bagian dari ibadah. Ketiga, motivasi untuk
meraih kesuksesan usaha di dalam Islam tidak hanya diukur dari hasil akhir,
tetapi memandang proses usaha sebagai bagian yang lebih penting. Keempat,
aktivitas bisnis adalah bagian dari ibadah atau “perbuatan baik”. Kelima, Islam
mendorong umatnya untuk menjalankan bisnis. Keenam, menjadikan Al-
Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman dalam menentukan prinsipprinsip
kewirausahaan. Ketujuh, prinsip kewirausahaan dalam Islam berada dalam
ranah sistem ekonomi Islam. Kedelapan, etika wirausaha yang dibentuk
merupakan perilaku teladan dari Nabi Muhammad SAW, yaitu sebagai
pengusaha Muslim atau Muslimah harus mencari berkah Alah SWT diatas
semua faktor lain, hal yang perlu diperhatikan bagi pengusaha muslim adalah
ketika menjalankan sebuah bisnis bukan semata-mata mencari keuntungan,
tetapi untuk memenuhi fardhu Kifayah 4

Wirausaha dalam Al-qur’an dan Hadits

Islam adalah agama yang paling sempurna, menuntun umat manusia


dalam berkehidupan, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk
bisnis. Bisnis adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Didalam Al Quran telah disampaikan berbagai hal dan aturan dalam
berwirausaha/berbisnis Sebagaimana dalam Al Qur’an, QS Hud:61, QS Al
Mulk:15 dan QS. Al Jummuah:10, manusia diperintahkan untuk
memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik serta
diperintahkan untuk berusaha mencari rezeki. Diperintahkan untuk bertebaran
dimuka bumi dan mencari rezeki dalam kehidupan ini. Ajaran Islam
mendorong kepada setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya, bukan
dengan menjadi peminta-minta. Contoh yang di tunjukkan Rasulullah SAW
adalah sebaik-baiknya contoh, mengajarkan kita untuk berjuang keras dan
berusaha dengan jujur, amanah dan profesional. Rasulullah SAW sudah
memulai bisnis sejak usia 12 tahun, dengan cara membeli barang di suatu

4
Ibid ,69-70

4
pasar, kemudian menjualnya kepada orang lain untuk mendapatkan
keuntungan.

Pada awalnya Rasulullah SAW berdagang adalah untuk membantu


pamannya, sampai akhirnya usaha Rasulullah SAW semakin berkembang
dengan melakukan kerjasama dan bermitra dengan sistem profit sharing
dengan Khadijah. Sebelum Rasulullah SAW berdagang, beliau adalah seorang
pengembala. Kepribadiannya dengan karakter Shiddiq, Amanah, Tabligh,
Fathonah dan Istiqomah, menjadikan Rasulullah sukses dalam berbagai
bidang dan profesi.

Selain Al Quran, sumber pokok ajaran Islam lainnya sebagai rujukan


umat Islam dalam memahami syariat adalah Hadist. Hadist adalah sesuatu
yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, pernyataan (taqrir), sifat dan sebagainya. Dalam Al- Quran, ada
pernyataan atau perintah yang jelas namun ada pula yang
general/global/mujmal dalam memahaminya. Dan untuk itulah apa yang
menjadi perkataan, perbuatan, pernyataan, sifat Rasulullah SAW menjadi
dasar dalam memahami ayat Al Quran tersebut. Rasulullah SAW adalah suri
tauladan bagi umat manusia. Rasulullah SAW hadir untuk menyempurnakan
akhlaq dan budi pekerti manusia. Hadist yang dinyatakan sahih telah melalui
proses pengujian kebenaran dan sanad yang jelas. Hadist adalah penjelasan
untuk melaksanakan apa yang diperintahkan dalam Al Quran. Dengan
mencontoh dan melaksanakan apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW
berarti mentaati perintah Allah SWT.5

Peluang dan Pengembangan Mental Kewirausahaan antara lain: 6

1. Bangsa ini memiliki kekuatan sumber daya alam (laut, hutan,


minyak , dan tambang) yang sesungguhnya melimpah dan

5
Liza Mumtazah. Latar Belakang Pentingnya MempelajariKewirausahaan Syariah.Modul
01.EKSA4207. Edisi 1
6
Subur. Islam dan Mental Kewirausahaan: Studi tentang konsep dan
pendidikannya.Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. Vol.12. No.3 Hal.4

5
membutuhkan tenaga-tenaga terampil untuk dapat mengolahnya
secara efektif dan produktif. Hanya saja, sumber daya manusia
yang ada kurang memadai untuk mengelola dan menikmatinya,
sementara masyarakat hanya menjadi penonton.
2. Bangsa ini memiliki jumlah penduduk yang sangat besar dan
merupakan pangsa pasar (konsumen) yang cukup prospektif. Akan
tetapi, ironi yang terjadi, etnik cina yang hanya 10 persen dari
jumlah penduduk negeri ini justru menguasai 70persen dari
perekonomian di Indonesia.
3. Bangsa ini masih terbelakang dan hanya sebagai konsumen,
sehingga memberikan peluang besar bagi mereka yang memiliki
kemauan kuat dan keras untuk maju. Apresiasi dan atensi
pemerintah pun sebenarnya cukup tinggi terhadap dunia usaha.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai kebijakan yang kondusif
terhadap pengembangan usaha kecil dan menengah.
4. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, dalam sejarah
dikenal sebagai bangsa yang tekun berdagang. Di sini wirausaha
memiliki akar budaya dan sejarah panjang yang cukup kuat, di
samping infra struktur yang mendukung dan peluang yang banyak.

Hambatan dalam Pengembangan Mental Wirausahawan

1. Belum banyak lembaga pendidikan yang secara konseptual


mengembangkan programprogram kewirausahaan, dan praktik
kewirausahaan belum banyak dilakukan, kalaupun ada itu
merupakan kegiatan yang bersifat spontan dan masih terbatas pada
lembaga tertentu yang jumlahnya relatif sedikit.
2. Iklim investasi belum kondusif, baik dalam perizinan, informasi
usaha, jaringan usaha, dan sebagainya, sehingga Wira Usaha Baru
(WUB) sulit membaca peluang yang muncul.
3. ltur masyarakat Indonesia, yang hidup lama berada di bawah
kekuasaan penjajah, telah menjadikan masyarakat ini selalu

6
dibayang-bayangi oleh serba ketidakmampuan (hopeless).
Penjajah Belanda yang bercokol selama 350 tahun telah
menjauhkan dan menciptakan image yang sedemikian menakutkan
tentang wirausaha sehingga membuat masyarakat menjadi penuh
ketergantungan (dependen), takut, tidak mampu, dan asing dari
aktivitas wirausaha ini.
4. Hambatan yang bersifat psikologis adalah suasana tidak secure
(tidak berani bergandengan dengan orang lain, takut kehilangan
kekuasaan, takut dibohongi, selalu memandang orang lain dari
sudut dirinya sendiri.

Urgensi Wirausaha

Kemiskinan merupakan masalah ekonomi serius yang dihadapi


masyarakat pada saat ini. Oleh karena itu gerakan untuk mengubah
keadaan dalam bentuk perbaikan dan pemerataan harus dilakukan dengan
berpegang pada prinsip keadilan. Hal ini tidak akan terjadi kalau tidak
adanya kesadaran untuk mengusahakannya, karena usaha mengubah nasib
merupakan tanggung jawab sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan diri,
keluarga dan bangsanya. Kewirausahaan Islam merupakan aspek
kehidupan yang dikelompokkan kedalam masalah muamalah. Masalah
yang erat kaitannya dengan hubungan yang bersifat horisontal yang mana
memiliki arti hubungan antar manusia yang akan dipertanggungjawabkan
kelak di akhirat. Kewirausahaan islam merupakan suatu ibadah yang akan
mendapatkan pahala apabila dilaksanakan.7

Konsep Berwirausaha syariah Nabi Muhammad SAW. Nabi


Muhammad SAW mengajarkan melakukan berwirausaha dan transaksi
dilakukan secara jujur, adil dan jangan membuat konsumen kecewa. Allah
berfirman dalam surah Ar-ra’d:11. “Bagi manusia ada malaikat-malaikat

7
Bahri.Kewirausahaan Islam: penerapan konsep berwirausaha dan bertransaksi syariah
dengan metode dimensi Vertikal (habluminallah) dan dimensi horizontal (habluminannas).Jurnal
Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol.1.NO.2. E-ISSN: 2621-5012 DOI:hlm.5

7
yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan dibelakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak
ada pelindung bagi mereka selain Dia. Bagi tiap-tiap manusia ada
beberapa malaikatyang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula
beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula
beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Dan yang
dikehendaki dalam ayat ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran
itu, disebut malaikat hafadzah. Tuhan tidak akan merubah keadaan
mereka, selama mereka tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka.”

Prinsip-Prinsip Wirausaha Syariah

Prinsip adalah suatu pernyataan, atau saran kebenaran pokok, yang


memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran atau tindakan, prinsip
wirausaha islam yang berlandaskan ketentuan Allah didalam Al-Qur’an
dan petunjuk Rasulullah tenteng perdagangan atau bisnis adalah suatu
kebenaran yang mutlak dan tetap.

Prinsip-prinsip wirausaha Rasulullah SAW antara lain :8

a. Kebebasan/sukarela

Adanya perdagangan dan transaksi yng legal hingga hak-hak


individu dan juga kelompok untuk memiliki dan memindahkan satu
kekayaan diakui secara bebas dan tanpa paksaan.

b. Keadilan/bermoral,jijur, dan adil.

Keadilan merupakan inti semuaajaran yang ada di dalam Al-


Qur’an. Al-Qur’an secara tegas menyatakan sendiri bahwa maksud

8
Farid. Kewirausahaan Syariah. (Depok: Kencana. 2017 ) cet.1 hal.15

8
diwahyukannya, adalah untuk membangun keadialan dan
persamaan. Beberapa fakta tentang keadilan seperti terdapat dalam
Al-Qur’n dan hanya islamlah yang mampu menghadirkan sebuah
sistem yang realistikdan keadilan sosial yang sempurna. Ajaran Al-
qur’an yang menyangkut keadilan dalam bisnis, bisa bersift perintah
dari Allah SWT, seperti Al-Qur’an mengharuskan semua kontrak
kerjasama dan janji harus dihormati dan semua kewajiban dipenuhi.

c. Akhlak yang baik/sopan dan bertingkah laku baik

Islam memang menghalalkan usaha perdagangan, bisnis,


dan/jual beli. Namun tentu saja untuk orang yang menjalankan usaha
perdagangan atau bisnis secara islam, dituntut untuk menggunakan tata
cara khusus yaitu dengan akhlak yang baik. Akhlak adalah suatu sifat
yang melekat pada jiwa seseorang yang melahirkan perbuatan-
perbuatan berdasarkan kemampuan dan pilihan baik atau buruk, terpuji
atau tercela. Baik buruk pekerjaan seseorang sangat ditentukan oleh
akhlak yang bersangkutan.

d. Bentuk-bentuk transaksi

Islam melindungi lima hal yang sangat penting, yaitu


diin(agama), jiwa, kehormatan, akal dan harta. Maka islam berupaya
membentuk norma-norma yang sesuai dengan ketetapan lima perkara
yang penting tersebut, sehingga keadaan manusia akan terus tertib,
membaik,kejelekan dan kerusakan akan hilang,yang ada hanyalah
kebaikan dan keserasian, agar manusia berjalan menjalankan aktivitas
sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat yang memang datang untuk
melindungi mereka. Menurut Islam, untuk mengadakan suatu
transaksi, diperlukan tiga hal berikut: Akad atau transaksi, Objek
transaksi, dan subjek transaksi.

Manfaat Berwirausaha

9
Manfaat berwirausaha antara lain:9

a. Dengan berwirausaha, dapat menambah nilai ibadah dan


ketakwaan kepada Allah SWT.
b. Dengan brwirausaha, dapat hidup secara mandiri.
c. Dengan berwirausaha,dapat membangun citra diri.
d. Dengan berwirausaha, akan menjadi kaya.
e. Dengan berwirausaha, dapat membuka lapangan kerja.
f. Dengan berwirausaha, dapat membina silaturahmi dan dakwah.
g. Dengan berwirausaha, dapat mengatur enggunaan waktu.
h. Dengan berwirausaha, dapat meningkatkan sifat Dermawan.

Etika Wirausaha Syariah

Dalam kondisi seperti apapun untuk menghindari penzaliman serta


menimbulkn keadilan dan kepuasan terhadap aktivtas perdagangan melalui
jual beli diperlukan suatu peraturan, norma yang mempunyai kekuatan
untuk memaksa serta menerima, menaati, dan melaksanakannya. Norma
yang dimaksud adalah etika bisnis. Etika islam adalah ilmu pengetahuan
yang mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk dengan fitrah
dan akal pikiran yang benar. Dengan demikian, jelaslah bahwa suatu
aktivitas yang dilakukan manusia merujuk pada suatu kebenaran dengan
menghindari keburukan.

Secara Umum, akhlak atau etika dalam perdagangan menampilkan


perilaku yang baik dan sopan, terutama terhadap pelayanan para
pelanggan, antara lain:10

a. Sikap dan perilaku Seorang pengusaha atau pedagang harus


mengikuti norma yang berlaku dalam suatu negara atau masyarakat.

9
Ibid, hal.49
10
Ibid, hal 65-66

10
b. Cara berpakaian seorang pengusaha atau pedagang juga harus sopan
sesuai denagan tempat dan waktu yang berlaku. Perhatikan firman
Allah SWT dalam Al-Qur’an: Hai anak adam sesungguhnya kami
telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan
pakaian indah untuk perhiasan dan pakailah pakaian takwa yang
paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.(QS.Al-a’raf
:26)
c. Cara berbicara seorang pengusaha atau pedagang juga
mencerminkan usahanya, sopan, penuh tata krama, tidak
menyingung atau mencela orang lain.

Mental Wirausaha Syariah

Firman Allah SWT,” Allah telah mengeluarkan kamu dari perut


ibumu dalam keadaan Tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihtan dan hati agar kamu bersyukur tidaklah
mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di
angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (Kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang beriman”(QS.an-nahl:78-79).

Manusia dibandingkan dengan seekor burung dalam mencari dan


berusaha memenuhi kebutuhannya, mempunyai potensi yang jauh lebih
hebat.Burung atau hewan apapun tidak diberikan Allah SWT potensi
kemampuan berpikir, dan kemampuan itu hanya khusus diberikan-Nya
kepada manusia untuk hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya didunia
serta dapat memenuhi pula pengabdiannya kepada Allah SWT. Begitupun
potensi yang sangat dahsyat diberikan Allah, namun manusia masih kalah
dengan seekor burung yang hanya berlandaskan naluri dan instingnya mau
dan mampu mengarungi terbang bebas diangkasa demi memenuhi
kebutuhan hidupnya.Dia hanya memiliki keyakinan bahwa Allah akan

11
menuntunnya terbang ke tempat sumber rezekinya yang telah ditetapkan
Allah,tanpa keyakinan itu,mustahil burung akan tahu akan tempat
dimanarezekinya pada hari itutelah menantinya,burung terbang hanya
menjemput rezekinya itu.11

Sebagian dari rezeki seseorang yang diberikan Allah itu,dianjurkan


pula untuk diberikan kepada pihak lain yang sesuai dengan petunjuk Allah
dan Rasulnya. Dalam konteks ini, bahwa islam membantu kehiduan
saudara-saudaranya yang miskin. Kaya atau memiliki harta yang banyak
hanya dapat diperoleh melalui aktivitas perdagangan. Oleh karenanya
islam memandang perdagangan adalah pekerjaan muliadan bernilai
ibadah.

Yang menjadi pertimbangan dan perhatian serius adalah


bagaimana membina dan meningkatkan atau menanamkan supaya orang
memiliki mental wirausaha. Seseorang dipandang memiliki mental
wirausaha apabila pada dirinya melekat beberapa sifat seperti: Memiliki
sifat kreatif, inovatif, berani meneria resiko, percaya diri, visioner,
keyakinan atas qada’ dan qadar, sabar, tekun, teliti, bekerja keras, dan
tidak berputus asa. Pengusaha yang sukses adalah pengusaha yang
memiliki mental dan jiwa seperti tersebut diatas, terutama sifat berani
mengambil resiko.

Tidak bisa dihindari bahwa dalam tindakan bisnis selalu saja


dibarengi dengan kemungkinan mengalami berbagai resiko. Berbisnis
berarti bersahabat dengan resiko. Supaya bisnis yang igeluti tidak bresiko
rugi dan bangkrut, lakukankalkulasi bisnis dan jalani semua tahap-tahap
bisnis yang disarankan oleh pakar bisnis. Sikap pengambilan resiko
seorang wirausaha adalah kombinasi antara hasil perhitungan dan tindakan
pelaksanaan usaha bisnis. Sangat penting bagi kita untuk melakukan

11
Ibid, hal 84

12
prediksi sehingga dapat meminimalkan potensi kerugian yang akan
dihadapi.

Motivasi Berprestasi

Motivasi kerja meupakan bagian penting dalam perilaku


wirausaha. Pencapaian tujuan usaha bisnis dengan efisien dan efektif
bergantung secara luas pada motivas kerja ang ada pada para pekeja dan
wirausaha sendiri. Fayaz Ahmad dalam makalah “Motivasi Kerja” dalam
setting organisasional mendefnisikan motivasi sebagai keinginan dalam
diriindividu yang memberi stimulan padanya untuk melakukan aksi.12

Islam menstimulisi manusia untuk melakukan tindakan produktif


demi pencapaian tujuan-tujuan halal. Islam tidak menyukai dan mencela
kelesuan, kelambanan, stagnasi. Konsep motivasi kerja dalam islam sangat
komprehensif dan berimbang, yang mencakup baik dimensi material
maupun spiritual. Islam menganggap kerja merupakan bagian dari ibadah
yang dilakukan dengan niat baik dan sesuai dengan motivasi lingkungan
yang memprihatinkan. Fakta dari observasi riset atas para pekerja Muslim
di Amerika Serikat, mereka yang bekerja pada organisasi-organisasi islam
cenderung lebih puas dengan kerja mereka meskipun mereka mungkin
menerima gaji lebih rendah dibandingkan dengan pekerjaan serupa di
organisasi sekuler.

Gaji lebih rendah diberi kompensasi oleh kondisi yang


memungkinkan pekerja melakukan kewajiban sehari-hari sebagai muslim
yang memberi kontribusi pada kepuasan muslim sejati yang kuat.
Wawancara yang dilakukan oleh tim observasi riset atas para pekerja
Amerika Serikat dilakukan disekolahdan pendidikan tnggi islam di AS
menyatakan bahwa sebagian besar pekerja puas dengan fakta dimana
mereka memiliki hak untuk melaksanakan kewajiban agamanya (Shlat,
puasa, dan perawatan keluarga) yang mendesak selama jam kerja.

12
Ibid, hal 107

13
Beberapa orang memiliki pekerjaan yang sangat mirip di organisasi
sekuler berpindah keja untuk institusi islam walaupun gaji sedikit lebih
rendah.

C. Kesimpulan
Islam adalah agama yang paling sempurna, menuntun umat
manusia dalam berkehidupan, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia
termasuk bisnis. Yang menjadi pertimbangan dan perhatian serius adalah
bagaimana membina, meningkatkan dan menanamkan supaya orang
memiliki mental wirausaha. Islam menstimulisi manusia untuk melakukan
tindakan produktif demi pencapaian tujuan-tujuan halal. Islam tidak
menyukai dan mencela kelesuan, kelambanan, stagnasi.

D. Daftar Pustaka

Haris Faulidi. Revitalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Membangun Jiwa


Kewirausahaan.At-Tharadhi Jurnal Studi Ekonomi. Volume 3, Nomor 1

Dwi Prasetyani. 2020. Kewirausahaan Islami.(Surakarta. CV. Djiwa Amarta


Press.Cet .1 )
Liza Mumtazah. Latar Belakang Pentingnya Mempelajari Kewirausahaan
Syariah. Modul 01.EKSA4207. Edisi 1
Subur. Islam dan Mental Kewirausahaan: Studi tentang konsep dan
pendidikannya.Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. Vol.12. No.3

Bahri.Kewirausahaan Islam: penerapan konsep berwirausaha dan bertransaksi


syariah dengan metode dimensi Vertikal (habluminallah) dan dimensi horizontal
(habluminannas).Jurnal Ekonomi Syariah dan Bisnis, Vol.1.NO.2. E-ISSN: 2621-5012
DOI.

Farid. 2017 .Kewirausahaan Syariah. (Depok: Kencana. ) cet.1

14

Anda mungkin juga menyukai